Chapter 1.5 — Panggilan Telepon Panjang Antara Luna dan Nikoru
“Aku beneran
minta maaf ya buat tempo hari, Nikoru. Aku kecapean karena pindahan, jadi aku tidur lebih awal...!”
“Tidak
masalah sama sekali kok. Bagaimana rasanya kehidupan bersama? Bagus?”
“Iya!
Akhirnya aku punya tempat untuk berduaan dengan Ryuto, setiap hari benar-benar
bahagia.”
“Aku senang
mendengarnya... eh, saat ini kamu baik-baik saja? Kashima Ryuuto
tidak ada di dekatmu, ‘kan?”
“Tidak!
Hari ini Ryuuto bilang
ia mau makan malam dengan Ijichi-kun
dan akan pulang larut malam.”
“Ah...
mungkin Ren juga ikutan?”
“Eh?
Meski dibilang bersama, mereka
bilang mau makan di tempat kerjanya
Nishina-kun.”
“Begitu ya. ...Mereka bertiga masih saja akrab seperti biasanya, ya.”
“Iya.
Tapi kami juga begitu, tapi entah
kenapa itu membuatku senang.”
“......Luna.”
“Apa?”
“Tolong
jangan beritahu Kashima Ryuuto mengenai pembicaraan
yang akan aku sampaikan sekarang, ya?”
“Eh...
u-uh, baiklah.”
“......Akhir-akhir
ini, aku tidak tahu harus bagaimana dengan
Ren.”
“Eh...
apa maksudnya?”
“Entah
kenapa, aku merasa... ada jarak yang besar."
“Jarak?”
“Aku mungkin
sudah pernah bilang sebelumnya, tapi Ren itu
suka hal-hal yang sangat klise... seperti ingin berkencan di tempat dengan
pemandangan malam yang romantis, atau langsung ingin bermesra-mesraan.”
“Eh,
bukannya itu bagus~!”
“Tapi yah, aku merasa 'kita berdua tidak seperti itu, kan?'”
“......Begitu?”
“Iya.
Ini mengenai aku dan Ren, lho?”
“Hmm,
memang benar kalian berdua terlihat
seperti itu saat SMA."
“Benar, ‘kan?”
“Tapi,
setelah pacaran, apa tidak ada
perubahan sedikit pun?"
“Benarkah? Apa semua orang seperti itu?”
“Tidak,
aku hanya tahu tentang Ryuuto
setelah kami mulai berpacaran...”
“Memangnya
tidak baik ya menjalin hubungan seperti teman? Bukannya itu mungkin? Kadang-kadang aku
mendengar 'pacar adalah sahabat terbaik'.”
“Iya,
aku juga pernah mendengarnya...”
“Aku
berpikir kalau aku bisa menjadi seperti itu dengan Ren.”
“......Ternyata
tidak?”
“Tidak,
aku sih menginginkannya... Tapi Ren...”
“......Maaf
jika aku salah.”
“Apa?”
“Nishina-kun
tuh... mungkin ia ingin menjadi 'Sekiya-san'?”
“Eh?”
“Aku
tidak tahu banyak tentang Nishina-kun, tapi... Nikoru yang disukai Nishina-kun
adalah Nikoru yang selalu menyukai Sekiya-san,
kan?”
“......Benar.”
“Karena
sekaramg ia sudah
menjadi pacar Nikoru, maka mungkin ia berpikir kalau dirinya
bisa menjadi seperti Sekiya-san.”
“............”
“Nikoru?”
“......Begitu rupanya, ya. Jadi Ren
selama ini telah menjalani hubungan yang tidak diinginkan denganku.”
“Eh...?”
“Alasan
kenapa ia terus berteman denganku karena ia berpikir
'mungkin suatu saat dia akan memperlakukanku seperti dia memperlakukan
Senpai,' iya, ‘kan?”
“Eh?
Hmm... tapi, Nishina-kun yang berteman dengan Nikoru juga terlihat senang, kan?”
“Kalau
begitu, itu bagus."
“......Tapi,
Nikoru?”
“Hmm?”
“Kamu lah yang memutuskan untuk
berpacaran dengan Nishina-kun, ‘kan?”
“............”
“Kamu
memilih untuk menjadi pacar daripada tetap berteman dengan Nishina-kun, kan?”
“............”
“Kamu
juga berharap hubungan kalian berbeda dari saat berteman, ‘kan?”
“......Aku...”
“Hmm?”
“......Pada saat itu, cuma itu
satu-satunya cara supaya aku bisa merelakan Senpai.”
“Eh?”
“Aku
sudah ingin berhenti. Aku ingin mengakhiri waktu yang membuatku bingung karena
Senpai...”
“Nikoru....”
“Jika
aku hanya berpisah begitu saja dengan Senpai, setiap
malam aku akan menangis dan menyesal mengapa aku tidak
pergi ke Hokkaido, memantau SNS Senpai, menyelidiki
akun-akun wanita yang saling mengikuti dengannya,
memeriksa apakah ada tanda-tanda dengan
Senpai... dan aku tahu bahwa aku akan menjalani hari-hari yang menyakitkan.”
“............”
“Tapi,
karena ada Ren. Ren bilang kalau ia menyukaiku...
ia selalu berada di sampingku, dan aku merasa
ada orang lain di dunia ini yang mencintaiku lebih dari siapapun... aku bisa
menjauh dari Senpai. Aku tidak perlu melakukan hal memalukan.”
“......Syukurlah ada Nishina-kun di sampingmu.”
“Iya.
Aku sangat berterima kasih kepada Ren. ...Karena itulah, aku ingin membuatnya bahagia...
tapi.”
“Tapi?”
“Aku
tidak tahu bagaimana menghadapi Ren...”
“............”
“......Maafkan aku karena membicarakan hal ini. Padahal sekarang kamu sudah sangat Bahagia, Luna.”
“Tidak
apa-apa, jangan khawatir tentang itu. ...Aku juga pernah melalui masa-masa
sulit, dan setiap kali itu, aku selalu bercerita kepada Nikoru.”
“............”
“Tapi,
aku telah memahami sesuatu.”
“Apa?”
“Seberapa
pun banyaknya aku bercerita kepada Nikoru dan merasa lebih baik, masalah dengan
pacar hanya bisa diselesaikan dengan berbicara langsung dengan pasangan.”
“............”
“Jadi,
aku berharap Nikoru juga bisa berbicara baik-baik dengan
Nishina-kun.”
“......Benar.”
“Maaf,
aku tidak bisa mengatakan hal-hal yang membuatmu semangat...”
“Itu
tidak masalah, Luna.
Terima kasih.”
“Aku
khawatir karena akhir-akhir ini Nikoru terlihat tidak bersemangat... jadi aku berharap kamu cepat kembali menjadi Nikoru yang
biasanya.”
“......Benar.
Ini bukan diriku... aku dan Ren tidak seperti ini. Sebelum berpacaran, kami bisa berbicara
tentang apa saja.”
“Benar!”
“Terima
kasih, Luna. ...Aku akan mencoba
berbicara dengan Ren.”
Setelah
mengakhiri panggilan, Luna
meletakkan ponselnya di atas meja dan tersenyum lembut karena mengingat
suara sahabatnya yang penuh semangat.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya