Gimai Seikatsu Volume 13 Chapter 9 Bahasa Indonesia

Chapter 9 —10 Maret (Kamis) Asamura Yuuta

 

Ada pagi yang terasa istimewa begitu aku terbangun. Bukan karena aku memiliki kemampuan untuk merasakan hal yang aneh, atau karena hari itu benar-benar terjadi sesuatu yang luar biasa. 

Hatiku sendiri lah yang mengetahui bahwa pagi ini merupakan pagi istimewa. 

Ketidakmampuanku untuk tidur terasa seperti kebohongan, dan saat aku terbangun, hatiku terasa ringan dan segar. 

Setelah itu── saat aku membenamkan wajahku di dada Ayase-san dan mendengarkan detak jantungnya, entah bagaimana mataku terpejam tanpa kusadari

Kesadaranku meluncur menuju ambang tidur dan aku tertidur tanpa bermimpi. Ketika aku terbangun, tentu saja Ayase-san sudah tidak ada di kamarku, dan aku berpikir apakah itu semua hanya mimpi. 

Aku mencuci muka dan bersiap-siap. 

Seolah tidak terjadi apa-apa, aku menyapa Ayase-san dan menjalani pagi hari seperti biasa. 

Dan kemudian saat itu pun tiba. 

Pada waktu yang sama seperti kemarin. 

Smartphoneku tergeletak di atas meja makan. Aku dan Ayase-san duduk di depan smartphone. Namun, berbeda dari kemarin, kami duduk berdampingan, bukan saling berhadapan. 

Aku segera mengetuk tepat pada waktu pengumuman dan hasilnya langsung ditampilkan. 

Universitas Ichinose. 

Asamura Yuuta── Diterima

Pada saat yang sama, Ayase-san yang juga melihat layar berbisik dengan lembut, “Berhasil…! Kamu berhasil, selamat!” 

Kupikir aku akan berteriak kencang jika lulus, tetapi entah kenapa, aku hanya terdiam dan menatap layar yang menunjukkan hasil tersebut dengan penuh perhatian. Seolah-olah aku takut jika aku mengalihkan pandangan, hasilnya akan berubah saat aku melihatnya lagi. 

Tentu saja, hal semacam itu tidak akan terjadi. 

“Selamat karena sudah diterima, Yuuta-niisan.” 

“Ah…! Terima kasih, Saki.” 

Aku langsung mengambil smartphone-ku dan mengirimkan pemberitahuan kelulusan kepada ayahku melalui LINE. Karena kejadian kemarin, aku sudah memberi ahu Akiko-san bahwa aku akan mengirimkannya sore nanti. Apa pun hasilnya, aku tidak ingin mengganggu waktu tidur ibuku dua hari berturut-turut. 

Ayahku segera membalas dengan pesan “Selamat” seperti kemarin. 

Dan setelah sedikit jeda, mungkin karena hasil dari universitas negeri dan swasta sudah keluar, pesan dari teman-temanku mulai berdatangan satu per satu. Tidak hanya pemberitahuan hasil, tetapi juga pesan ucapan selamat dan penghiburan memenuhi layar. Di smartphoneku dan smartphone Ayase-san. 

Wah, Maru berhasil masuk Fakultas Sains Universitas Tokyo, ya. Hebat sekali.” 

Katanya Maaya juga lulus. Seriusan, mereka luar biasa, ya.” 

Sepertinya ketua kelas juga berhasil lulus. Sayangnya, Makihara-san tidak lulus. Ketika aku merasa heran kenapa aku tidak menemukan pemberitahuan dari Yoshida, tampaknya ia sudah menuju ke tempat Makihara-san.

Pesan yang aku kirimkan ke grup obrolan anggota tempat kerja segera mendapatkan balasan dari Yomiuri-senpai. Dari segi waktu, sepertinya Kozono-san masih dalam jam pelajaran, karena dia belum membaca pesanku. Mungkin reaksinya akan datang setelah jam sekolah. 

Begitu ya. Kalau di SMA, waktu sekarang masih ada jam pelajaran, ya…” 

Ayase-san berkata pelan. 

Baru sepuluh hari sejak kelulusan kami, tapi aku sudah melupakan tentang jadwal waktu itu. 

“Ah.” 

Ayase-san berseru kaget

“Ada apa?” 

“Hmm. Aku mendapat pesan dari Melissa dan Ruka-san. Mereka mengucapkan selamat padaku.” 

“Oh, jadi kamu sudah memberitahu mereka?” 

“Ya.” 

Teman baru Ayase-san yang dia temui secara kebetulan selama perjalanan sekolah tampaknya sudah terjalin dengan baik di dalam hatinya. 

Ikatan baru… ya. 

Begitu ya, mulai sekarang aku akan berkuliah di universitas Profesor Mori mulai musim semi ini. 

Kehidupan baru akan dimulai. Lingkungan kehidupanku yang selama ini berputar di sekitar Shibuya akan semakin meluas. Begitu juga dengan Ayase-san.  Ada banyak hal yang akan berubah. Baik kehidupanku dan Ayase-san yang sudah dewasa akan berpindah ke tahap baru dari sini. 

Sekolah baru, jalan menuju sekolah yang baru. Teman-teman baru… 

Ikatan baru. 

Namun, bukan hanya terpesona oleh hal-hal baru, ada juga hubungan yang ingin aku jaga dan teruskan. Seperti Maru untukku. Seperti Narasaka-san untuk Ayase-san. 

Aku juga berpikir tentang hal ini saat acara pesta perayaan di restoran keluarga, bahwa pertemuan Ayase-san dengan Narasaka-san adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting. Hal itu bisa terlihat jelas dari luar. 

Jadi──. 

“Aku sudah memikirkannya.” 

Kata-kata tersebut keluar begitu saja dari mulutku. 

“Hm?” Ayase-san menatapku. 

“Jadi, kupikir saat kita menjadi mahasiswa, kita mungkin akan mendapatkan banyak teman dan kenalan baru.” 

“Ya, itu memang benar. Tapi──” 

Kami memiliki pemikiran yang sama. 

“Maru dan Narasaka-san──” “Maaya dan Maru-kun──” 

──Terutama, aku ingin tetap berteman dengan mereka untuk waktu yang lama. 

“Melihat bagaimana mereka berdua merencanakan acara pesta perayaan itu. Aku berharap kita berempat bisa melakukan sesuatu bersama, jika memungkinkan.” 

“Ya. Aku juga memikirkan hal yang sama.”

Balasan Ayase-san membuatku semakin senang. 

Kami berempat dengan akrab. Ah, jika itu bisa terwujud, rasanya pasti akan sangat menyenangkan. 

“Jadi,” Ayase-san melanjutkan. 

“Maaya bertanya apa aku ingin pergi berlibur setelah lulus. Dan Asamura-kun juga harus ikut.” 

“Eh?” 

Liburan…? Itu berarti──. 

“Apa itu berarti kita bertiga, aku, Ayase-san, dan Narasaka-san?” 

“Eh, ah. Entahlah, aku pikir Maru-kun juga akan ikut.” 

“Jadi, maksudnya kita berempat, ya?” 

Ayase-san mengangguk. 

“Saat dia mengusulkan itu, aku jadi berpikir. Selama ini, aku merasa kita selalu bergantung pada Maaya dan Maru-kun.” 

“Ah, yahitu memang benar.” 

“Tapi, jika begitu, kita hanya akan terus bergantung pada mereka.” 

Setelah mendengar hal tersebut, aku mulai menangkap apa yang akan dikatakan Ayase-san selanjutnya. 

Aku mengerti. Jadi, maksud Ayase-san adalah──” 

“Ya. Kali ini aku tidak ingin bergantung dengan mereka. Jadi… bagaimana kalau kita merencanakan sendiri? Liburan setelah lulus.” 

Aku secara refleks mengangguk di tempat. 

Benar. Tidak baik terus-menerus hanya berdiri diam. 

Kehidupan baru akan dimulai pada bulan April

Bukan hanya sekedar ditarik, tetapi juga bisa menarik. 

Sebagai cara menunjukkan rasa terima kasih kami kepada sahabat-sahabat kami, kami ingin menunjukkan kepada mereka bukti perubahan kami di akhir masa SMA. 

Mari kita kibarkan bendera tinggi-tinggi.

Pegang obor dan berlayar melintasi lautan!

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama