Prolog
──Horikoshi-kun, apa kursi ini
kosong?
──Aku lupa bawa buku pelajaranku. Aku merasa sangat terbantu kalau kamu mengizinkanku melihat buku pelajaranmu... Boleh?
Sewaktu SMA dulu, ada seorang
gadis di kelasku yang kusukai. Gadis cantik yang dikenal semua orang di
sekolah. Jagoan tim lari, menduduki posisi atas dalam kasta sekolah.
Lebih manis daripada gadis SMA
mana pun yang kamu lihat di media sosial—dan meskipun kami sekelas, dia terasa seperti
tinggal di dunia yang sama sekali berbeda, jauh seperti seseorang yang hidup di
balik layar.
Seperti teman-temanku yang lain,
aku benar-benar terpikat padanya.
Tapi sewaktu dulu, aku termasuk
anak yang tidak gampang bergaul dengan orang lain, dan aku tidak punya nyali
untuk mendekatinya.
Mungkin karena kami sekelas dulu,
kami sempat berinteraksi, tapi tidak ada yang bisa disebut pertemanan. Aku
hanyalah pria madesu yang duduk di pojokan kelas, mengamatinya dari jauh,
merasa hanya bertukar beberapa patah kata dengannya bisa membuat hariku
menyenangkan.
Kalau dipikir-pikir lagi, aku
bahkan tidak bisa meyakini kalau itu perasaan cinta. Mungkin itu hanya perasaan
kagum yang biasa saja.
Setelah lulus SMA, kami
kehilangan kontak, dan kupikir kehidupan kami takkan pernah bersinggungan lagi.
Paling banter, kupikir aku akan mendengar kabarnya lewat reuni alumni atau
teman sekelas lama.
Jadi, ketika lulus, aku yakin kalau
aku takkan pernah berhubungan dengannya lagi.
──Aku tak pernah bisa
membayangkan apa yang menantiku.
Semuanya dimulai sepuluh tahun
setelah kelulusan, di musim panas.
Pada malam yang benar-benar biasa
itu.
