Ojou-sama no Yousu ga Vol 3 Bonus 2 Bahasa Indonesia

 

Bonus Cerita Pendek — Pada suatu hari, Secangkir Teh yang Diberkahi

 

――――Kebun Rumah Keluarga Tendou. 

Sambil ditemani cangkir teh dan kue-kue favorit yang sudah disiapkan untuk pesta teh, aku merasakan aura yang luar biasa di sekelilingku, mengawasi para kucing garong lainnya dengan tatapan tajam. 

“““…………………………””

Jika dalam adegan manga, mungkin akan ada efek suara gogogogogo... karena suasana di dalam kebun dipenuhi dengan tekanan yang mengintimidasi. Suasananya mirip seperti dua ahli yang saling mengamati langkah satu sama lain, hampir seperti mereka sudah siap untuk meraih senjata di pinggang. 

Fufufu... Selamat datang, para kucing garong kelas kakap. Selamat datang di pertemuan untuk memuja dan menghormati Tendou Hoshine. Seperti yang bisa kamu lihat, aku sudah menyiapkan gelas perayaan.

Sejujurnya, perkataanku tadi cuma gertakan. Tapi aku tidak bisa menunjukkan celah sedikit pun kepada para kucing garong ini. 

Ini adalah sikap yang terpuji.

Dengan cangkir teh yang memiliki suhu yang pas, aku meneguknya untuk menghilangkan dahaga. 

Miu juga, dengan sedikit senyuman di sudut bibirnya, dengan anggun meletakkan cangkir di atas piring. 

“Rupanya kamu sudah menyiapkan gelas untuk merayakan kemenanganku sendiri.

“Kamu boleh bersenang-senanglah khusus untuk hari ini. Yang namanya pemenang memiliki hati yang lapang dada. Mereka bisa mengabaikan omong kosong pecundang yang salah mengira dirinya sebagai pemenang.

Percikan api yang tak kasat mata mulai berhamburan di antara Miu dan aku

Otoha diam-diam menatap percikan-percikan yang tak terlihat, namun nyata di antara kami. Gadis ini selalu pendiam, tapi hari ini sedikit berbeda. Entah bagaimana, dia tampak lebih santai.

Oh, ada apa, Otoha? Kamu bahkan lebih pendiam dari biasanya. 

Bisa jadi Otoha-san yang sangat berbakat ini menyadari bahwa dirinya yang kalah kali ini.”

…………………… 

Otoha menyesap minumannya dengan santai selama sekitar lima detik. Setelah itu, dia kembali menghabiskan tujuh detik untuk meletakkan cangkir di piring mengikuti Miu. 

…Kalian berdua sangat imut ya. 

““Hah?””

Ketenangan Otoha. Ini mirip seperti, ya, mirip seperti orang dewasa yang sedang melihat anak-anak. 

Seorang mahasiswi menyebalkan yang mengalami cinta orang dewasa (haha) dan melihat gadis SMA dengan tatapan hangat seolah-olah berkata manis sekali!”. 

Rasanya nostalgia banget. Aku juga pernah mengalaminya. 

““Hah?””

Ayo silakan, lanjutkan? Karena itu akan membuatku tersenyum. 

““Hahhhhhh~~~~~~~~~~~~!?””

Dia merasa sudah menang! Kucing garong kelas kakap ini merasa kalau dirinya sudah menang! 

Tapi kalian berdua masih sangat naif sekali, Otoha! Dan Miu! 

Aku juga bisa melihat bahwa semua itu hanya gertakan! 

...............................Ini hanya gertakan saja, kan? Iya kan? Katakan iya. 

…Hmph, baiklah. Jika kamu bilang begitu, mari kita mulai―――― 

Pemenangnya adalah aku. Hari ini, di sini! Aku akan membuat mereka mengerti! 

――――Pertemuan Laporan Kencan!

 

Hal ini terjadi pada suatu hari, beberapa waktu setelah masalah keluarga Eito selesai

Dibutuhkan sanksi untuk para pelanggar perjanjian.

Perjanjian Antar Kucing Garong.

Perjanjian yang singkat dan rapuh itu hanya menjadi formalitas belaka kurang dari sehari setelah ditandatangani.

Ketika kami menyelidikinya, ternyata berantakan, karena kami bertiga melanggar perjanjian. 

Sanksi untuk pelanggaran perjanjian seharusnya ialah berperan sebagai asisten kucing garong lainnya. 

Namun, karena semua orang melanggar perjanjian (meskipun Miu mengklaim bahwa dia tidak melanggar, kita abaikan saja), janji untuk patuh sebagai asisten juga tidak bisa dipercaya. 

Oleh karena itu, kesepakatan yang kami dapatkan ialah Aku, Otoha, dan Miu masing-masing akan berkencan dengan Eito selama satu hari. Tentu saja, selama kencan tidak boleh campur tangan. Pengawasan juga dilarang. Kencan itu sendiri juga harus disetujui oleh Eito setelah masing-masing mengajukan permohonan. Singkatnya, ini mirip dengan apa yang kulakukan dengan Otoha sebelum liburan musim panas. Dan pertemuan hari ini merupakan melaporkan bagaimana kencan masing-masing berlangsung. 

Mengapa kita bertiga saling melaporkan? —Jujur saja, untuk mencari tahu. 

Seberapa jauh hubungan mereka dengan Eito sudah berkembang. 

Baiklah, pertama-tama, aku yang duluan. 

Tak kusangka, rupanya Miu lah yang mengambil langkah pertama. 

(Apa jangan-jangan... kencannya dengan Eito berjalan sangat baik!?) 

Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat berkeringat. 

Aku melakukan kencan rumahan dengan Eito-sama.

““――――Kencan di rumah…!?”” 

Ketegangan dan ketakutan. 

Kata kekalahan melintas di benakku. Otoha juga menunjukkan ekspresi terkejut. Padahal sebelumnya dia sangat percaya diri. Namun, aku bisa memahami perasaannya. 

Ada banyak pilihan. Dengan kekayaan dan sumber saya keluarga Shigenin, dia seharusnya bisa pergi ke luar negeri. 

Dari semua pilihan yang tersedia, Miu justru memilih untuk berkencan di rumah. 

Berani. Dia sangat berani…! 

Dan langkah tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa kulakukan. Karena dalam kasus aku, kencan di rumah tidak bisa dianggap sebagai kencan di rumah. Karena itu akan terasa seperti biasa! Eito sudah tinggal dan bekerja di rumahku! 

…Lalu?

Namun.... setelah berhasil menenangkan dirinya, Otoha dengan tenang bertanya kembali

Apa saja yang sudah kalian lakukan di rumah? 

Pertama-tama, aku mengajak Eito-sama mengelilingi kediamanku, lalu menyajikan kue teh yang dipesan khusus, dan kami mengobrol. Setelah itu, kami berjalan-jalan di taman... 

…Apa itu benar-benar kencan di rumah?

“Kamu bilang apaan?

Aku segera ikut menyela jawaban Otoha. 

“Kamu masih saja naif seperti biasanya ya, Miu. Apa yang kamu lakukan bukanlah kencan. 

Ti-Tidak, jelas-jelas itu kencan rumah yang luar biasa!

Tapi bukannya itu sama saja dengan mengundang teman ke rumahmu untuk bermain!

Ugh...! 

Sepertinya aku menyinggung perasaannya. Seperti yang kuduga, suasananya tidak terlalu menyenangkan!

Kegiatan semacam itu memang bisa menjadi kencan di rumah jika dilakukan oleh pasangan. Tapi saat ini, Eito dan Miu hanyalah teman. 

Bagimu itu mungkin kencan di rumah, tetapi bagi Eito itu tidak lebih dari sekadar pertemanan! Seranganmu tidak berhasil!

“Kuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!

Fyuh. Sepertinya bagian Miu berhasil bertahan. 

Selanjutnya... 

Otoha. Mari kita dengar. Soal kencanmu.

…Hmph. Hoshine. Kamu yakin takkan menyesalinya nanti?

Apa maksudmu?

…Hoshine dan Miu mungkin akan merasa cemburu.

Otoha tersenyum kecil seakan-akan sedang mengejek kami

Baiklah. Ayo, siapa takut!

Aku akan menerimanya! 

Kami melakukan kencan ala Diva. 

““Ke-Kencan ala Diva…!?””

Kejutan lain. Sebuah dampak baru langsung menghantam otakku.

Dia memiliki gelar khusus Diva! Dia memanfaatkan keunggulan itu tanpa ragu! Ini contoh sempurna untuk tidak mempedulikan keadaan!

Se-Secara spesifiknya, apa saja yang kamu lakukan?”

“...Aku pergi mengunjungi lokasi konser yang akan datang. Bersama dengan Eito. Hanya aku dan Eito di lokasi itu. Hanya ada kita berdua saja... dan aku berdiri di atas panggung, mempersembahkan lagu. Konser istimewa yang dikhususkan hanya untuk Eito...”

““…………!? ””

Tak disangka-sangka! Sempurna! Dia telah memanfaatkan gelar Divanya sebaik mungkin, situasi yang sempurna! Sebuah pertunjukan yang tidak memalukan dengan sebutan kencan ala Diva!

“...Setelah selesai bernyanyi, Eito bertepuk tangan dan memujiku. Dan... dirinya memberiku surat.”

“Surat? Jangan-jangan, dia menuliskannya? Pendapat tentang lagu...!”

“...Hahaha. Dari surat itu, bisa dilihat. Berbeda dengan Miu, Eito tidak melihatku dari sudut pandang teman. Isi yang penuh kasih sayang.”

Bukan dari sudut pandang teman... begitu!?

Apa jangan-jangan Eito memandangnya dari sudut pandang kekasih...?

“...Surat itu berisi komentar mengenai jalur lokasi, kekhawatiran tentang keamanan, komentar tentang pengaturan dan pertunjukan, serta peralatan. Sangat jelas bahwa Eito melihatku dari sudut pandang calon suami.”

Bukannya itu cuma sudut pandang dari manajer?”

“..........................!?”

“Kenapa kamu kelihatan terkejut begitu? Bagaimana pun juga, isi suratnya itu jelas-jelas bukan sudut pandang kekasih.”

Justru aku yang terkejut tanpa alasan. Hah... rasanya bikin jantungan saja.

“...Bagaimana denganmu, Hoshine?”

“Bener banget. Tendou Hoshine. Kamu sendiri, kencan seperti apa yang kamu lakukan?”

“Kencan seperti apa, ya... jika harus aku katakan, ‘bermacam-macam’.”

“...Aku dan Miu sudah berbicara baik-baik.”

Bukankah menurutmu rasanya sedikit kurang berkelas jika hanya satu orang yang mengelak?”

“Aku tidak sedang mengelak. Persis seperti yang kukatakan. Hahaha... mencoba menjatuhkan Eito hanya dengan satu jenis kencan, seperti kencan di rumah atau kencan penyanyi, meskipun istimewa, tetap saja itu cuma setingkat kucing garong!”

“………….”

“Jangan-jangan...!”

“Ya, benar sekali! Aku sudah melakukan berbagai macam kencan!”

““――――...!””

Otoha dan Miu ternganga. Mereka dibuat tercengang. Seolah ingin mengatakan, Oh, aku tidak pernah kepikiran begitu! Ahahaha! Naif, naif, mereka masih sangat naif! Memang waktu yang diberikan hanya satu hari! Tapi, tidak ada aturan yang melarang kita hanya melakukan satu jenis kencan! 

“Itu bukan sekadar berbagai jenis kencan! Ini adalah kencan yang berdasarkan berbagai pendekatan yang telah kurancang sebelumnya!” 

“Hal seperti itu! Pada akhirnya hanya pengulangan dari strategi yang gagal!” 

Jangan bikin aku ketawa! Diriku yang dulu lah yang gagal! Bukan diriku yang sekarang! Aku tumbuh dan berevolusi setiap hari! Lagipula, menggunakan strategi yang sama juga merupakan bagian dari perhitungan!” 

“...Eh? Jangan-jangan... menargetkan perbedaan...?” 

“Bagus sekali, Otoha... Tepat sekali! Justru karena sama, perbedaan antara aku yang dulu dan aku yang sekarang akan semakin terlihat! Jika kamu berpikir ini hanya pengulangan, kamu akan terbakar!” 

“Ugh...! Baiklah, ceritakan padaku!” 

“...Hoshine, kencan 'bermacam-macam' apa yang kamu lakukan?” 

Ah, rasanya menyenangkan! Melihat dua kucing garong kelas kakap ini merasa kesal rasanya sangat menyenangkan! 

Kami berbagi payung berdua! Menaiki kereta bersama! Bermain permainan papan! Pergi ke Wonder Festival Land!” 

“...Jadwal yang padat.” 

“Lalu, bagaimana?” 

“Tentu saja, aku dikalahkan di semua perjalanan!” 

“...Kamu dengan percaya diri mengumumkan kekalahan.” 

“Rasanya menyegarkan, ya.” 

“Aku tidak ingin mendengar itu dari kalian!” 

Habisnya... habisnya, mau bagaimana lagi ‘kan...! 

Jantungku selalu berdebar sangat kencan saat kami berbagi payung bersama, berdesakan di dalam kereta membuatku bergetar, aku hampir pingsan karena kata-kata manis saat bermain board game, dan di Wonder Festival Land, hatiku terpesona oleh Eito yang nakal...! Bukan aku yang menjatuhkan, tapi aku yang dijatuhkan! 

“Jadi, pada akhirnya kita...” 

“...seperti biasa, kita semua gagal.” 

“Sekali lagi, kita semua mengalami kekalahan total.” 

Pertemuan laporan ini sudah mulai menyerupai pesta untuk merayakan kerja keras kita. 

“...Jadi, baiklah, sambil merayakan kekalahan, bagaimana kalau kita bersulang?” 

“Untuk apa?” 

“...Untuk persahabatan kita?” 

““…………Baiklah, kalau begitu....”” 

Aku merasakan firasat yang kuat. Jika salah satu dari kami berhasil menjalani hubungan romantis dengan Eito suatu hari nanti

Ketika saat itu tiba, kami pasti akan bersulang seperti ini. 

Sebuah gelas untuk merayakan kebahagiaan teman.

 

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  | Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama