Ojou-sama no Yousu ga Vol 3 Bonus 1 Bahasa Indonesia

Chapter Ekstra Ojou, Menuju Mengisi Parit

 

Apa yang paling ingin diisi oleh Tendou Hoshine sekarang? 

Kucing garong yang mendekati Eito

Dirinya yang merasa tak berdaya setelah kepergian Eito

――――Tidak, semuanya salah. 

Satu-satunya hal yang paling ingin diisi Tendou Hoshine hanyalah satu

Parit luar. 

Parit luar Eito. 

Aku telah memutuskan untuk mengalahkan Eito. Aku akan menggunakan segala cara untuk merebut hatinya. 

Aku sudah memutuskan sebelumnya, tapi aku memperbarui sumpahku. Namun, untuk menyerang Eito yang seperti bos penyerbu dengan dinding besi yang sulit ditembus ini, aku perlu menggunakan semua cara yang ada. 

Demi menaklukkan hatinya, aku baru saja memfokuskan perhatian pada parit luar. 

Parit luar Eito. Artinya, keluarganya. Rumah asalnya

(Aku akan menunjukkan keberadaanku kepada keluarganya Eito!) 

Beginilah encananya. Aku dan Eito akan pergi berkunjung ke rumah keluarganya untuk menyapa mereka

Di sana, aku akan menunjukkan kepada keluarganya Eito seberapa akrab dan mesranya kami. 

Keluarga Eito pasti akan berkata, Hoshine-chan sangat imut!” “Dia pasti berpacaran dengan Eito! Mari kita rayakan hubungan mereka! Mari kita atur pertunakan mereka! Ayo kita pesan tempat pernikahan mereka! 

(Aku menyebutnya rencana untuk mengisi kekosongan dan menciptakan suasana seperti itu!)

Rencanaku sempurna. Tanpa adanya celah sedikit pun. 

Oleh karena itu, aku dan Eito menuju kediaman Yagiri, yang sekarang dikenal sebagai kediaman Asami

Karena mereka akan segera pindah ke luar negeri, hal ini juga untuk memberi kesempatan Eito menghabiskan waktu bersama keluarganya sebelum berangkat. 

“Ojou, apa kamu benar-benar yakin? 

Apa maksudmu?

Di hari liburmu yang berharga, kamu harus menemaniku dalam urusanku. 

Apa yang kamu katakan? Sebagai majikanmu, sudah sewajarnya untuk menyapa keluargamu. Atau kamu ingin mempermalukanku?

Tidak. Bukan begitu masalahnya, tapi…

Entah mengapa ada yang aneh dengan kondisi Eito. Meskipun hanya sedikit, dia tampak gelisah dan tidak tenang. 

Ada apa? Jarang sekali kamu terlihat sedikit resah.

…………Mungkin, aku merasa malu.

Eito berusaha menghindari tatapanku, seolah-olah sudah menyerah. 

Saat bersama keluarga, aku menjadi diriku yang berbeda. Melihat tingkah lakuku yang begitu di depan Ojourasanya sedikit memalukan. 

Hah? Apa-apaan dnegan keimutannya itu? Berhentilah! Aku bisa-bisa hampir pingsan sebelum sampai di rumahmu

Hmph. Itu mungkin baik-baik saja. Malahan jauh lebih baik. Tunjukkan semua sisi malumu.

Justru kebalikkannya, tunjukkanlah. Aku akan membayar berapa pun untuk itu. 

(Hehehe… Hari ini tidak ada dua kucing garong lainnya, jadi Eito yang malu-malu adalah milikku sepenuhnya.) 

Benar sekali. Hari ini, hanya aku dan Eito yang mengunjungi rumah orang tuanya untuk menyapa.

Lagipula, hari ini! Aku! Sebagai majikan Eito! Kunjungan ke rumah ini hanya formalitas! Mana mungkin aku mengundang dua kucing garong! Itu sama saja seperti melepaskan macan tutul atau harimau buas ke dalam rumah! Aku telah melindungi ketentraman kota dan ketenangan hatiku

(Dasar para kucing garong yang idiot! Nikmatilah teh dengan tenang tanpa tahu apa-apa!)

Dengan hati penuh kemenangan, aku menuju ke rumah Asami. 

Eito. Berikanlah tanganmu.

“? Baiklah.

Aku bersandar pada lengan Eito dan mengaitkan lengan kami. Dengan sedikit memaksakan diri, aku memeluknya dan tidak mau melepaskannya. 

Dari sudut pandang orang luar, kami hanya akan terlihat seperti sepasang kekasih yang berjalan sambil bergandengan tangan

(Bagaimana? Dengan tekad yang baru, aku jadi semakin kuat! Serangan yang lebih berapi-api! Selain itu, dadaku yang sedang dalam masa pertumbuhan sebenarnya sudah sedikit lebih besar! Bahkan Eito pasti akan terguncang sedikit!) 

“Ojou, apa kamu merasa tidak enak badan? Ini serius… mari kita kembali! 

Tapi itu tetap tidak berpengaruh sama sekali. Apa-apaan ini? Bukannya anak laki-laki itu seharusnya makhluk yang gampangan

Aku merasa baik-baik saja, jadi teruskan saja. Ayo. 

“Ba-Baiklah

Sambil tetap merangkul lengan Eito yang sulit ditembus, kami berjalan beberapa saat. 

Selamat datang, Nii-san. Tendou-san.

Ketika kami akhirnya tiba di kediaman keluarga Asahi, adik perempuan Eito, Hikari-san, menyambut kami. 

Oh. Maaf mengganggu, Hikari.

“Selamat siang, Hikari-san. Terima kasih telah meluangkan waktu hari ini.

Aku dan ibuku, serta ayah tiri, sangat menantikan pertemuan dengan Tendou-san.

Baiklah. Sepertinya kesan dari keluarganya bagus. Bersiaplah, Eito. Aku akan mengisi paritmu hingga tak ada celah yang tersisa!  

Eh? Tendou-san, kamu sedang merangkul lengan Nii-san…? 

Betul… betul sekali! Kali ini aku datang untuk mengisi parit luar! 

Sayang sekali bahwa rencana berpelukan seperti pasangan tidak berhasil pada Eito, tetapi target utamaku adalah adiknya! Kali ini aku datang untuk menarik perhatian keluarganya! 

(Bersiaplah, Eito! Meskipun kamu adalah bos raid yang sangat sulit ditaklukkan dan tidak peka! Dengan mengisi parit luar, aku akan meraih kemenangan!) 

Ayo, sadarilah, Hikari-san! 

Lihatlah kami, Eito dan aku! 

Lihatlah betapa aku sepenuhnya bersandar pada tubuh dan dadaku di lengan Eito! 

Pasti ada sesuatu yang ingin kamu katakan atau pikirkan! 

…Apa jangan-jangan, Nii-san dan Tendou-san.....” 

Eito dan aku… apa kami kelihatan seperti sepasang kekasih? Atau kami tampak seperti pasutri baru

…Apa kalian berdua sangat akrab?

Iya sihMemang iya kami sangat akrab, tapi bukan begitu! Bukan begitu yang kuinginkan

“Kedengarannya terlalu berlebihan untuk mengatakan kami sangat akrab, tapi kurasa begitu.

Ya... kurasa benar juga. Kita dekat. Lagipula. kami saling mempercayai satu sama lain. 

“Sudah kuduga! Aku sudah berpikir begitu! Teman perempuan akrabku sering menempel dan merangkulku sambil berkata, 'Rasanya seperti sedang kencan, ya?' dengan senang hati!

…Mungkin. Mungkin saja. 

(Hikari-san juga tampaknya cukup tiddak peka, ya?) 

Mungkin kedua kakak beradik ini memiliki sifat yang tidak peka. Sambil memikirkan hal itu, kami masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, ibu Eito dan ayah tirinya menyambut kami. 

“Namaku Tendo Hoshine. Aku selalu berterima kasih atas semua bantuan yang diberikan oleh Eito. 

Aku ibunya Eito. Terima kasih banyak ya, Tendou-san. Aku sangat menghargainya.

Ibu Eito menundukkan kepala dalam-dalam. Sekarang sepertinya kondisi mentalnya sudah cukup stabil, tetapi dari tubuhnya yang ramping, terlihat jelas perjuangan yang telah dilaluinya. 

“Bu. Tendou-san dan Nii-san sangat akrab, lho. 

Akrab?

Tendou-san sampai berpelukan seperti ini!" 

Tidak kusangka Hikari-san yang akan berpura-pura sebelum aku bergerak! 

Betapa hebatnya adik ini! 

Apa ini mungkin merupakan bantuannya demi mendukung masa depan kakak iparnya!? 

MVP hari ini sudah pasti Hikari-san! 

Oh, berpelukan… bukannya itu berarti… 

Itu berarti… apa, Ibunda Mertua

Kami terlihat seperti pasangan yang pantas untuk berjalan bersama seumur hidup, bukan? 

Memang, mereka kelihatan akrab, ya. 

Tidak… tidak salah sih, tapi tetap saja! Tidak, itu berbeda, bukan begitu maksudnya

Tolong pikirkan dengan baik-baik, Ibunda Mertua

Seorang wanita yang sudah cukup umur untuk menikah merangkul lengan seorang pria yang sudah cukup umur untuk menikah!! 

Ini jelas-jelas sentuhan tubuh yang super dinamis dan penuh ketertarikan! 

Pokoknya! Dari sudut mana pun, ini bukan tindakan seorang gadis yang tidak memiliki perasaan, kan, Ibunda Mertua!? 

(Bukan hanya Eito dan Hikari-san saja yang satu-satunya tidak peka, tak kusangka kalau Ibunda Mertua juga… jangan-jangan… sifat tidak peka Eito diwarisi dari ibunya!?)

Kalau dipikir-pikir, sepertinya ayah tirinya sudah lama menyukai Ibu Eito… seluruh keluarganya tidak peka!? Tidak mungkin…! 

“.................. (Aku mengalihkan pandanganku ke Ayah Mertua, yang tidak ada hubungan darah dengan ketiga anggota keluarga Yagiri.)”

“.................. (Ayah Mertua membalas tatapanku, seolah-olah merasakan sesuatu.)”

“.................. (Aku menatap matanya, bertanya-tanya apakah memang begitu.)"

“.................. (Benar begitu, Ayah Mertua balas mengangguk, tatapan matanya jelas menunjukkan kesedihan.)” 

Benar-benar di luar akal sehat

Rupanya, rumah keluarga Asami saat ini merupakan sarang para bos raid.

Selain itu, aku tak pernah menyangka kalau Ayah Mertua dan aku bisa saling memahami dengan baik tanpa perlu bicara sepatah kata pun. 

Tidak. Malahan orang ini sudah seperti Senpai bagiku. 

…Aku adalah ayah tiri Eito-kun dan Hikari. Izinkan aku mengucapkan terima kasih. Terima kasih telah melindungi Eito-kun. 

Sama-sama, aku juga bersyukur karena Eito selalu membantuku. …Oh, bolehkah aku memanggilmu Shishou?

Hmm… yah, jika Tendou-san tidak keberatan.

"Kalau begitu, aku akan memanggilmu begitu, Shishou.

Orang ini merupakan senior dan guru yang harus dihormati. Karena dirinya berhasil mengalahkan bos raid yang sulit ditaklukkan. 

Dirinya telah mencapai sesuatu yang belum kucapai. Ia layak mendapatkan pujian dari Tendou Hoshine. Jika aku yang membuat buku pelajaran, dia pasti akan menjadi orang hebat yang mengisi banyak halaman. 

“““…………???”””

Ketiga orang anak dan ibu yang tidak peka itu terlihat kebingungan. Aku tidak menyangka akan merasakan hubungan darah di tempat seperti ini. 

(Tapi, jangan terlalu kecewa, Tendou Hoshine. Ya, hari ini aku sudah menyapa keluarga Eito. Ini saja sudah menjadi keuntungan besar yang tidak dimiliki oleh kucing garong kelas kakap lainnya. Tidak diragukan lagi, aku telah sedikit mengisi parit luar…)

Meskipun kemajuan yang kuharapkan jauh dari kata ideal, tetap saja, aku telah melangkah maju!

 

――――Ding dong.

 

Seolah-olah kenyamananku untuk diriku sendiri sedang dicabik-cabik.

Suara elektronik interkom bergema di ruang tamu.

Gawat. Entah kenapa, aku punya firasat buruk tentang ini. 

Apa ada kiriman paket? 

Tidak, mungkin ituOtoha-san dan Miu-san? 

…………Hah??? 

Eh? Apa? Kenapa? Otoha? Dan Miu? Datang ke sini?

“Ojou, tanda tanyamu terlalu banyak.

Daripada itu, cepat jawab saja pertanyaanku.

Ketika aku memberitahu mereka berdua tentang hari ini, mereka juga katanya sangat ingin menyapa.

“Kamubilang apa tadi………………………… 

Maksudku, mereka berdua dalam posisi apa sih saat datang ke sini!?

Otoha-san… apa jangan-jangan yang Nii-san maksud itu Habataki Otoha yang terkenal itu? Eh!? Nii-san, apa benar kamu berteman dengan Otoha-san!? 

“Bukannya aku sudah pernah bilang?

“Habisnya, habisnya, Habataki Otoha-san yang terkenal itu lho!? Penyanyi legendaris dunia!? Mana mungkin aku bisa mempercayainya… aku sangat, sangat, sangat, sangaaat, penggemar beratnya…!

Eito-kun, Miu-san yang kamu maksud itu… putri dari keluarga konglomerat Shigenin? 

Apa Ayah mengenalnya? 

Baru-baru ini aku berkesempatan mengobrol dengannya di pesta kerja. Aku terkesan dengan kecerdasannya. Oh, iya, kurasa dia juga sempat membicarakan tentangmu… walaupun aku merasa tidak enakan dengan Tendo-san. 

Ah! Semua keuntungan yang aku kumpulkan hari ini hancur berantakan! 

“Aduh, aduh. Kalau begitu, kita harus segera mengundang mereka masuk. 

“Kurasa Anda tidak perlu terburu-buru, Ibunda Mertua! Sebisa mungkin, pelan-pelan saja, kalau bisa biarkan mereka menunggu sampai hari kiamat tiba, Ibunda Mertua! 

Permohonanku yang penuh harapan sia-sia, karena Ibunda Mertua mulai mengundang kucing garong kelas kakap itu masuk. 

Kalau dibiarkan terus, sepertinya tinggal menunggu waktu saja sampai dua makhluk buas iti datang menyerbu. 

Tidak, sepertinya mereka sudah tidak bisa dihentikan sekarang.

“Ugh... Ugh...!”

“Ojou? Apa ada yang salah?? 

Kalau sudah begini, ayo datanglah sebanyak mungkin tak peduli berapa pun jumlahnya, dasar kucing garong! Aku tidak akan kalah… aku pasti, pasti, pastiiiiiiiiiiiiiiiiiii tidak akan kalah sama sekaliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!



 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama