Shimotsuki-san Jilid 1 Prolog Bahasa Indonesia

Prolog — Komedi Romantis Sekolah Diam-Diam Dengan Karakter Sampingan Yang Hampir Menjadi Protagonis

 

Semisalnya saja dunia ini adalah sebuah cerita ...

Lalu siapa yang menjadi tokoh utamanya?

Sayangnya, jawabannya bukanlah aku—Nakayama Kotaro.

Tokoh utama cerita ini tanpa diragukan lagi adalah teman sekelasku, Ryuzaki Ryoma. Begitulah kehidupan sehari-harinya terasa seperti komedi romantis .

“Hei, hei, Ryoma-oniichan? Lain kali, ayo kita beli baju renang bareng yuk!”

Kehidupan sekolah Ryuzaki Ryoma dimulai—tentu saja—dengan gadis-gadis yang berbicara kepadanya.

“Ayolah, Azusa. Sekarang ‘kan masih baru bulan Mei. Bukannya masih terlalu dini untuk pergi berbelanja baju renang?”

“Ehh? Tapi aku benar-benar ingin Ryoma-oniichan segera melihatku mengenakan baju renang~”

Dengan senyum polos, gadis berambut hitam dengan kuncir dua, Nakayama Azusa, tersenyum lebar pada Ryuzaki. Meskipun dia adalah siswi kelas satu SMA, tubuh mungilnya membuatnya tampak seperti adik perempuannya yang sebenarnya.

Bukannya kamu ingin melihatku memakainya, Ryoma-oniichan?”

Saat ini, gadis yang sama itu sedang duduk di pangkuan Ryuzaki, mengusap-usap tubuhnya dengan penuh kasih sayang, Perilakunya yang terlalu kegatelan membuatku secara naluriah ingin mengalihkan pandangan.

Namun, rasanya seperti ada kekuatan tak terlihat yang menahan kepalaku untuk memalingkan wajahku.

Ak-Aku juga setuju! Memang, mungkin ini masih awal musim... tapi menurutku lebih baik mempersiapkan diri lebih awal.

Kali ini ada gadis lain yang menyela—seseorang yang sama sekali berbeda.

Dia adalah Hojo Yuzuki. Dia agak pendek, tapi tubuhnya yang montok membuatnya sangat populer di kalangan anak laki-laki di sekolah. Mungkin dia mencoba memenangkan hati Ryuzaki karena dia diam-diam memegang tangannya.

“Sebenarnya… ukuranku bertambah sedikit, jadi baju renang yang kubeli tahun lalu tidak muat lagi…”

“I-Itu jadi lebih besar lagi…!?”

Wajahnya berubah merah padam—mungkin karena malu.

Dadanya selalu menjadi sumber keminderannya, tetapi sekarang dia jelas-jelas menggunakannya sebagai senjata untuk menarik perhatian Ryuzaki.

“Ahh! Ryu-kun, kamu menatap Yuzu-chan dengan wajah mesum itu lagi~!”

Tiba-tiba, gadis ketiga memeluk Ryuzaki dari belakang, menempelkan dadanya tepat ke tubuhnya.

“Ayo kita beli baju renang, oke? Aku akan pakai baju renang apa pun yang kamu suka… khusus untukmu.”

“H-Hei! Kamu sengaja mendorongnya ke arahku…!”

“Nyahaha♪ Ryu-kun, wajahmu jadi merah begitu. Lucu banget~

Gadis yang menyeringai nakal itu adalah Asakura Kirari. Dengan rambut pirangnya yang mencolok dan gaya seragam yang terbuka, dia benar-benar memiliki aura gyaru.

Dulu sewaktu SMP, dia berambut hitam, berkacamata, dan pendiam, suka membaca buku... Gila ya, dia berubah drastis hanya dalam beberapa bulan. Gadis-gadis memang makhluk misterius.

Mungkin keinginannya yang kuat untuk menjadi seseorang yang istimewa bagi Ryuzaki yang membuatnya berubah seperti itu.

………… Haa.

Hanya melihat Ryuzaki dan yang lainnya membuatku mendesah tanpa menyadarinya.

Di dekat bagian belakang kelas, di dekat jendela yang terkena sinar matahari, interaksi mereka yang gemerlap terlihat seperti adegan yang diambil langsung dari komedi romantis yang dibintangi Ryuzaki Ryoma.

 

Lantas, bagaimana denganku?

 

Apa aku bisa menikmati kehidupan sehari-hari yang cerah dan menyenangkan seperti Ryuzaki?

Yah… Aku sudah tahu jawabannya, bahkan tanpa perlu berpikir.

Duduk sendirian di barisan belakang dekat jendela lorong, menopang dagu dengan tangan sambil memasang ekspresi bosan sambil memperhatikan mereka… Aku benar-benar berbeda dari dunia mereka.

Dulu, sebelum aku masuk SMA… Aku tidak pernah membayangkan semuanya akan berubah menjadi seperti ini.

Melihat ketiga gadis di sana, ada sesuatu yang mengganjal di dadaku. Karena mereka semua adalah gadis-gadis yang dulunya sangat dekat denganku.

Azusa mungkin adik tiriku, tapi… kami dulu bertingkah seperti saudara kandung yang normal, bukan?

Setelah bertemu Ryuzaki saat upacara penerimaan murid baru, Azusa dengan cepat mulai memanggilnya “Ryoma-oniichan” dan bersikap manja padanya, sementara itu dia hampir tidak berbicara denganku lagi.

Kirari dan aku… dulunya berteman baik, bukan?

Kami berdua sudah dekat sejak sekolah SMP karena sama-sama suka membaca. Namun sekarang dia sedang tergila-gila dengan Ryuzaki sehingga dia kehilangan minat pada buku.

Karena hilangnya minat kita bersama, hubunganku dengan Kirari pun hilang.

Yuzuki dan aku… adalah teman masa kecil yang selalu bersama, bukan?

Dia selalu berada di sampingku. Tapi sejak dia jatuh cinta pada Ryuzaki pada pandangan pertama, dia hampir tidak menanggapi saat aku mencoba berbicara padanya, seolah-olah dia melupakan keberadaanku.

…Bukannya aku ingin berpacaran dengan mereka atau semacamnya. Bukannya aku punya motif tersembunyi.

Namun, kenyataannya adalah kami memiliki semacam ikatan, dan hubungan kami terus berlanjut seiring berjalannya waktu. Jadi mungkin, meskipun tidak romantis, ada sedikit rasa sayang di antara kami. Aku tidak pernah benar-benar menganggap mereka sebagai orang asing.

Tapi… ternyata, cuma aku yang merasakan hal itu.

…Yah, itu bukan cerita yang langka.

Gadis-gadis yang dulunya dekat denganku jatuh cinta pada orang lain. Hal seperti itu sering terjadi. Itu hanya bagian dari kehidupan.

Jadi aku tidak perlu merasa tertekan. Tidak ada alasan untuk berkutat pada hal itu. Aku mengetahuinya dengan jelas.

Namun… dengan berpikir seperti ini, apa itu hanya kesombongan di pihakku?

Mungkin… mungkin saja, akulah yang berdiri di sana, bukan dirinya—ya, benar.

Itu sama sekali tidak realistis. Lagipula, bahkan jika aku berada di posisi Ryuzaki, memiliki harem yang penuh dengan gadis-gadis akan terlalu berat untuk ditangani.

Tetap saja… di masa lalu, selama semua percakapan yang aku lakukan dengan mereka, pasti ada titik baliknya.

Dan tergantung pada pilihan yang kubuat, mungkin—hanya mungkin—aku bisa berakhir di tempat Ryuzaki sekarang.

Namun itu cuma sekedar angan-angan belaka.

Aku bukan Ryuzaki. Aku takkan pernah menjadi tokoh utama sejak awal.

Ada kata yang jauh lebih tepat untuk seseorang sepertiku.

 

Aku hanyalah karakter sampingan.

 

Dalam cerita komedi romantis Ryuzaki Ryoma, keberadaanku tidak penting sama sekali.

Itulah Nakayama Kotaro.

“Jadi, kalau begitu… bagaimana kalau kita pergi ke mal minggu depan dan membeli baju renang?”

“““Horeee!”””

Sementara itu, Ryuzaki Ryoma terus menjalani kehidupan komedi romantis sekolahnya yang memukau. Dengan banyaknya gadis di sekitarnya, lebih tepat jika disebut sebagai “harem rom-com.”

“Hei, Shiho. Mau ikutan dengan kami?”

Dan harem Ryuzaki tidak terbatas hanya pada tiga gadis saja. Selalu ada satu orang lagi yang duduk di sisinya.

Namanya Shimotsuki Shiho.

Dengan rambutnya yang putih keperakan—yang cukup langka bahkan di Jepang—dan mata biru langit yang mencolok, dia lebih menonjol daripada siapa pun. Dia duduk di samping Ryuzaki, tertidur dengan tenang.

Menurut rumor, mereka telah bersama sejak mereka masih kecil.

Bisa dibilang, dia adalah teman masa kecil Ryuzaki .

…Apa?

“M-Maaf, apa aku membangunkanmu? Kami baru saja membicarakan tentang pergi berbelanja baju renang. Mau ikut dengan kami, Shiho?”

Shiho perlahan duduk, jelas-jelas tidak senang dengan hal itu. Sekilas, dia selalu terlihat pemarah atau acuh tak acuh, tetapi ternyata memang begitulah kepribadiannya. Aku tidak pernah melihatnya tersenyum sekali pun.

Dia jarang berbicara, ekspresinya hampir tidak berubah, dan suaranya selalu rendah dan datar.

Meskipun begitu, tak seorang pun yang tidak menyukainya.

Kurasa itulah yang dimaksud orang-orang ketika mereka mengatakan seseorang itu “istimewa.”

Rasanya takkan aneh jika ada seseorang yang mengatakan padaku bahwa dia adalah seorang putri yang muncul begitu saja dari buku cerita. Hal itu menunjukkan seberapa cemerlangnya dia.

Mungkin karena itulah Ryuzaki tampaknya memiliki perasaan khusus terhadapnya. Aku sering melihatnya berusaha keras untuk berbicara dengannya.

Dia adalah kandidat sempurna untuk mendapatkan kasih sayang sang tokoh utama—sang tokoh utama wanita.

Dunia ini berbeda. Hanya melihatnya saja sudah membuatku terharu. Aku merindukannya. Aku mengaguminya.

Dibandingkan dengan Ryuzaki dan yang lain, aku... yah, aku tak dapat menahan diri untuk tidak membandingkan diriku dengan mereka lagi dan menghela napas lagi.

“…Hm?”

Saat itulah aku mengira pandangan mataku bertemu dengan mata Shiho.

A-Apa-apaan tadi itu…?

Matanya yang jernih dan transparan itu menghadap ke arahku.

Tapi mana mungkin dia benar-benar menatapku. Mungkin ada sesuatu di lorong yang menarik perhatiannya dan dia hanya kebetulan melirik ke arah itu.

Aku meyakinkan diriku sendiri akan hal itu dan mengalihkan pandangan.

Aku menatap jam di atas papan tulis dan berdoa dalam hati agar waktu berjalan lebih cepat.

Dan begitulah hari-hariku selalu berlalu.

Inilah cerita semacam itu .

Sebuah komedi romantis harem klise, di mana karakter latar belakang yang hambar dan biasa-biasa saja menceritakan betapa menakjubkannya Ryuzaki Ryoma—tokoh utama harem ini.

 

Itulah yang dulu aku yakini.

Setidaknya… sampai suatu hari aku akhirnya berbicara dengan Shimotsuki-san.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama