Cahaya lembut musim semi menembus
tirai.
Tentunya ini adalah hari Minggu
di bulan April.
Caraku bangun tidur pagi ini
sangatlah buruk.
Aku tidak bisa bergerak ataupun
berguling sepanjang malam.
Gadis – gadis ini mengelilingiku
di atas kasur besar tempatku tidur.
Pertama, yang menempel erat
pada kaki kiri dan kananku masing – masing adalah dua murid SMP.
Salah satu dari mereka yang
menggunakan kakiku sebagai guling memiliki rambut hitam panjang yang terurai
berantakan di atas selimut putih seperti Tinta India. (Note: tinta sederhana yang biasanya digunakan untuk
menggambar komik)
Yang satunya sedang tertidur
terbalik, memalingkan wajahnya dariku dan mengusap wajahnya ke kakiku bagian
dalam. Meskipun dia memiliki lengan dan kaki yang panjang seperti model,
anehnya dia terlihat seperti binatang kecil saat tertidur.
Selanjutnya, seorang murid SMU
dengan rambut sedikit panjang menempel pada lengan kananku. Aku tidak mengerti
apa yang ia pikirkan, ia memegang lenganku terbalik seperti akan
melumpuhkannya. Pegangannya sangat erat, rasanya lenganku akan patah. Cedera
pasti tidak akan terhindarkan jika Aku menggerakkan lenganku sembarangan.
Di sisi lainnya, di sisi lengan
kiriku, terdapat seorang murid SMP dengan rambut pendek. Dia membalikkan
punggungnya ke hadapanku.
Entah mengapa, tanganku melewati
pundaknya dan tergeletak di atas dadanya.
Rasanya “lumayan” dan lembut.
Dadanya muat dengan pas di telapak tanganku. Dengan lemah lembut Aku menarik
tanganku dari dadanya.
Aku berani bersumpah bukan Aku
yang meletakkan tanganku disitu!
Dan diatas bantal diantara kakiku
adalah siswa kelas 6 SD, yang sedang tidur dengan pulas.
Tidak ada tempat untuk bergerak…
ayolah, aku ingin beristirahat.
Semua gadis ini adalah… adik
perempuanku.
Hanya salah satu dari mereka yang
dapat dipilih.
Dan yang dapat memilih bukan
siapa-siapa, melainkan diriku sendiri.