Chapter – 04
"Heeey, bangun-"
"Hhhmm?"
Pagi ini, aku terbangun karena mendengar suara
ibuku. Biasanya, aku akan mengatur jam alarm, tapi sepertinya aku lupa
melakukannya saat malam tadi. aku akhirnya menyia-nyiakan waktu ibuku
karena itu. Maafkan aku, bu.
"Aku akan berangkat
kerja sekarang. Pastikan kau pergi ke sekolah. "
Setelah mengatakan itu,
ibuku meninggalkan kamarku.
Aku melihat ibuku pergi
dengan mengatakan "Hati-hati di jalan", dan kemudian bangun dari
tempat tidur. Karena aku masih mengantuk, aku tidak bisa melihat dengan
benar.
Kira-kira satu menit
berlalu seperti ini sebelum aku melihat jam. Jarum jam menunjuk ke arah 8.
Jadi, sekarang jam 8 pagi ya...
aku tidur sekitar jam 3, jadi aku tidur sekitar 5 jam. Tidur selama ini,
Aku pikir aku tidak akan berakhir tidur di kelas. Mari bekerja keras untuk
hari ini ... tunggu, jam 8?
Aku menggerakkan mataku
untuk melihat jam dengan lebih teliti. Itu jelas sekali menunjukkan jam 8.
"..."
"Aaaahhh-! Aku
terlambat- "
Aku berteriak di pagi hari ini.
****
Biasanya, aku bisa santai
sambil bersepeda ke stasiun. Namun hari ini, aku akan pergi secepat
mungkin.
Aku meninggalkan rumah
sekitar jam 8:15. Kereta berangkat pada jam 8:30. Oleh karena itu,
aku hanya mempunyai waktu 15 menit untuk sampai ke stasiun.
Kau mungkin berpikir bahwa
bersepeda selama lima menit dengan cepat tidaklah terlalu sulit, tapi tidak
menjadi bagian dari klub olahraga, itu sangat sulit bagiku. Tapi saat ini,
aku harus bisa sampai ke stasiun tepat pada waktunya. Jika tidak, tidak
hanya terlambat untuk jam pelajaran pertama, aku juga akan terlambat pada jam kedua! Memotivasi
diriku untuk bekerja lebih keras, aku menginjak pedal dengan semua tenaga yang
kumiliki.
Tapi pada akhirnya……
"... Hah ~,
sialan."
Aku tidak berhasil tepat
waktu. Aku mungkin akan berhasil jika satu menit lebih cepat ...
Kereta berikutnya akan
datang pada jam 09.30. Dengan kata lain, aku harus menunggu satu jam di
stasiun ini tanpa melakukan apapun. Jika tahu hal ini akan terjadi,
seharusnya aku tinggal di rumah saja. Aku hampir akan melakukannya, jadi
mungkin sebaiknya aku tidak mencobanya.
Sambil menyesali tindakanku
dari sebelumnya, aku duduk di salah satu kursi di stasiun. Tentu saja,
tidak ada seorang pun di sini. Hanya ada angin lembut yang bertiup. Pada hari kerja, pada saat
seperti ini, mungkin hanya aku yang berada di stasiun. Aku merasa sedikit bersalah,
tapi pada saat bersamaan aku merasa lega.
Aku menunggu di stasiun
sekitar 30 menit. Aku benar-benar bosan. Untuk mendapat perubahan
pandangan, aku berdiri dari tempat duduk dan berjalan ke peron. Saat
berjalan keluar, aku membuka mataku dengan lebar.
"Ke-Kenapa ..."
Berdiri di sana adalah seorang
gadis yang dikatakan sebagai gadis tercantik di sekolahku,
Kii-san. Tunggu, apa yang dia lakukan disini? Jika dia berencana naik
kereta di jam 9:30 sama seperti aku sekarang, maka dia tidak akan sampai di
sana pada jam ketiga.
Mungkin, Kii-san juga
ketiduran? Meski begitu, terjebak di stasiun seperti ini sangatlah
aneh. Dia selalu sudah berada di kereta saat aku naik; Seharusnya dia
tidak pergi ke sekolah melalui stasiun ini.
... Sebenarnya, kenapa dia
ada disini?
Setelah memikirkan hal itu,
aku masih belum mengerti. Untuk saat ini, dia tidak menyadariku dari
tempatku sekarang. Mari kita lihat, apa yang harus kulakukan sekarang?
Sejujurnya, aku sangat takut
dengan apa yang terjadi pada Kii-san sebelumnya, jadi aku tidak ingin terlalu
dekat dengannya. Namun, Jika dia menyadariku, kemungkinan besar dia akan
duduk di sampingku. Lagi pula, itulah yang telah dia lakukan sampai sekarang. Aku
tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi dia selalu duduk di sebelahku.
Karena itu, sekarang, aku
harus memastikan bahwa dia tidak mengetahui bahwa aku ada di sini. Hari
ini, aku akan menghabiskan waktuku di kereta dengan nyaman dan sendirian.
Meski aku telah memutuskan
apa yang harus kulakukan, namun aku masih belum memutuskan bagaimana aku harus
melakukannya. Tata letak stasiun ini cukup standar, dua platform dan dua
kereta. Untuk naik kereta yang berangkat ke sekolah, aku harus naik ke
platform yang berlawanan. Saat ini, aku berencana menggunakan tangga untuk
sampai ke sisi lain,namun tangga bisa terlihat dari mana saja. Kau bisa
langsung tahu kapan seseorang menggunakan tangga. Itu sebabnya, jika aku
menuju kesana sekarang, Kii-san bisa
dengan mudah mengetahui bahwa aku ada di sini.
Karena itu, aku hanya bisa
menunggu di sini agar kereta datang lebih dulu. Begitu kereta tiba di
stasiun, dan dia sudah berada di dalam kereta, platform di sisi yang berlawanan
tidak dapat dilihat. Selama aku menaiki kerete pertama, berbeda dari yang biasanya,
Kii-san tidak akan memperhatikanku.
Dengan rencana yang kupikirkan secara hati-hati ini, tidak ada
yang salah. Memegang kepercayaan pada rencanaku, aku menunggu kereta
datang.
Kemudian, 30 menit
kemudian, tepat pukul 9.30, kereta pun tiba.
Aku selalu memikirkan ini,
tapi untuk dapat datang tepat pada waktunya seperti ini, sistem perkeretaan
Jepang memang sangat menakjubkan. Yah, sisihkan itu dulu, bagian
selanjutnya adalah bagian yang tersulit. Aku bergegas ke platform yang
berlawanan. Tidak ada tanda-tanda dari orang yang menunggu di
peron. Sepertinya dia sudah masuk. Bagus, seperti yang
kurencanakan. Yang perlu kulakukan sekarang adalah menemukan tempat duduk
di kereta.
Aku bergegas ke
kereta. Suara yang datang dari gemerincing kereta lebih kencang dari
biasanya, tapi masih banyak kursi yang kosong. Untuk sekarang, aku ingin
mengambil tempat duduk secepat mungkin, jadi aku duduk di kursi yang paling
dekat.
"Fiuh."
Kemudian, aku mendesah lega. Aku
berkeringat sedikit, tapi aku tidak keberatan tentang hal itu sekarang
juga. Sudah beberapa bulan sejak terakhir kali aku bisa berangkat melalui kereta
sendirian. Aku merasa lega dan tenang. Ah~, sangat menyegarkan.
"Oh, Hari ini kau
duduk di sini."
... Eh?
"Lain kali jangan
terlambat ya ... aku benar-benar khawatir tahu ... "
Tunggu dulu, mengapa?
Saat ini, pikiranku dalam
keadaan panik. Kii-san mendadak muncul di depanku dan dengan paksa duduk
di sampingku. Pikiranku berhenti bekerja. Wajah Kii-san memerah dan
sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu, tapi sejujurnya, aku tidak mendengar
apapun.
"Tidak, tunggu, bagaimana
kau menyadariku ...?"
"Aku bisa menemukanmu
dengan cepat ~. Selama itu adalah Yoshiki-kun, aku bisa menemukanmu di
manapun kau berada ~. "
"!!!"
Akhirnya, dia meraih
lenganku. Melihat dari sudut pandang orang lain, kami nampak seperti
sepasang kekasih. Tidak, sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Apa-apaan
situasi ini !? Pada akhirnya, hari ini juga aku masih belum bisa memahami
maksudnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa dia tidak
menginginkan hal seperti ini terjadi lagi, jadi aku akhirnya bertukar nomor
telepon dengan Kii-san.
Makasih buat chapternya
BalasHapusOh shit!! Penasaran dengan alasan kenapa Kii-san menyebut 'berpacaran' dengan Yoshiki bahkan 10tahun?!
BalasHapussedangkan Yoshiki aja gak tau kalo lagi 'berpacaran' dengan Kii-san?
Btw, thx for the chapter ^^
Nani kore
BalasHapusngeliat jarak komentar jauh jauh banget batas waktunya jdi ikut komen aja biar ikut keitung.
BalasHapusmakasih udh nge translate in