Most Popular Girl Next to Me Chapter 11 Bahasa Indonesia



Chapter – 11

 

 "Terima kasih atas kerja kerasnya."
Hari Sabtu sebelum makan siang, aku pergi menuju Mon Pet Kuwa. Hari ini, aku memiliki banyak jam untuk bekerja, giliranku dimulai pada jam 12 siang dan berakhir sampai toko tutup pada jam 09 malam.
"Ah, Yoshiki-kun terima kasih atas kerja kerasnya juga. Hari ini kau memiliki shift yang panjang tapi tetap lakukan yang terbaik. "
Tidak seperti biasanya, Si owner berada di kantor belakang. Hari ini juga, dia memiliki jenggot dagunya yang khas. Dia sibuk menggunakan laptopnya untuk sesuatu yang tidak aku pahami.
"Owner, Apakah bagian depan baik-baik saja tanpa anda?"
"Ah, tidak ada banyak pelanggan sekarang jadi pasti akan baik-baik saja."
Jika seorang pelanggan datang sekarang juga, apa yang akan dia lakukan nanti? Kemungkinan sekarang tidak ada yang menjaga bagian depan, bukan? Meskipun aku memikirkan hal seperti itu, Si owner memiliki beberapa bagian yang salah di dalam kepalanya jadi tidak ada gunanya untuk menceritakan hal ini padanya.
Aku sekali lagi melirik sekilas pada Si owner saat aku mengubah seragamku dan pergi ke bagian depan. Seperti yang Si owner katakan, seperti biasa, Tidak ada satu kursi pun yang terisi.
Biasanya paling tidak sudah ada beberapa kursi yang terisi. Aku penasaran apakah sedang ada event yang terjadi di dekat sini.
Sembari memikirkan hal-hal tersebut, aku mengatur meja. Namun, karena  tidak ada pelanggan yang akan datang segera, aku akan bebas untuk sementara waktu.
Aku sudah memikirkan hal ini sepanjang waktu, namun apakah tempat ini benar-benar dikelola dengan baik? Tentu saja, melakukan pekerjaan part-time dengan mudah adalah hal yang bagus, tetapi aku tidak bisa tidak khawatir. Kemudian, Si owner, yang telah menyelesaikan pekerjaannya di bagian belakang, keluar dengan wajah ceria.
"Akhirnya, selesai juga~. Melakukan pekerjaan di laptop ternyata cukup sulit juga."
"Ah, terima kasih atas kerja kerasnya. Aku sudah lama ingin menanyakannya, tapi apa yang sedang anda lakukan di laptop tadi? "
"Berbagai macam……..... seperti penjualan, dan sejenisnya."
Saat dia menjawab, dia tampak sangat lelah sehingga aku tidak bisa bertanya lebih jauh.
Kukira Penjualan disini cukup rendah ... Mencoba mengubah topik pembicaraan, aku berbicara kepadanya dengan nada yang lebih bersemangat.
"Omong-omong, apa shift kali ini hanya ada aku sendiri?"
"Tidak, Echizen-chan akan datang jam 3 nanti."
Benarkah? Aku dengan Echizen lagi. Aku tidak membencinya, namun karena aku dan dia saling tidak membuka percakapan, rasanya waktu berjalan sangat lama. Sejujurnya, bukan seperti disini ada banyak pelanggan, kurasa satu pekerja part-time lebih dari cukup.
"Pastikan kau mengakrabkan diri dengannya selama istirahat!"
Dengan berkata begitu, pria tua ini, yang berusia lebih dari 30 tahun dan berjanggut putih, mengedipkan matanya padaku. Terkadang, Si owner bertingkah  aneh seperti ini. Entah kenapa, dia terus berusaha menjebakku dengan Echizen. Karena itu, suasananya menjadi sedikit canggung. Sejujurnya, ini sedikit menyebalkan, tapi aku tidak bisa mengatakannya kepada orang yang mempekerjakanku. Bahkan jika itu pada saat yang sama dengan Echizen, jika Si owner menyuruhku untuk beristirahat pada saat itu, aku harus patuh beristirahat.
Ah ~ tiba-tiba aku merasakan beban yang berat.
Pada saat itu kami memang beristirahat bersama, tapi saat itu suasananya sangat berat. Saat keadaannya seperti itu,  rasanya seperti bukan istirahat, Itu tidak membiarkan hatiku beristirahat sama sekali. Waktu pun berjalan saat aku memikirkan hal ini  di dalam pikiranku. 

"Terima kasih atas kerja kerasnya."
Ini sudah mencapai jam 3 sore dan Echizen pun masuk. Dia terlihat dalam mood yang buruk. Begitu ya, dia sangat membencinya ketika dia bersamaku.
"Kerja bagus."
Setelah menjawab sapaan Echizen, aku bergerak ke area tempat duduk pelanggan dan mulai mengatur meja. Hampir tidak ada yang bisa dilakukan, namun Echizen masih berusaha mengatur semuanya dengan benar.
Aku sudah berusaha meluangkan waktu. Hanya sedikit yang harus dilakukan, namun orang yang melakukannya terlalu banyak. Aku penasaran apakah aku harus menerima gaji dari pekerjaan semacam ini.
Echizen tengah berada di bagian belakang, mengatur persediaan makanan. Sejujurnya, hal tersebut tidak perlu dilakukan juga. Dia mungkin hanya mencoba melewatkan waktu dengan caranya sendiri.
Setelah sekitar 30 menit mengatur semuanya, tidak ada hal yang bisa kukerjakan lagi. Echizen juga berakhir sama sepertiku, dia tidak mempunyai sesuatu untuk dikerjakan lagi, jadi kami berdua berdiri di posisi biasa kami. Dan seperti biasa, kami berdiri sekitar 5 meter terpisah satu sama lain.
Jadi, keheningan yang canggung dimulai kembali.
Ah, waktu, tolong bergerak lebih cepat lagi!.
*****
"Kalian berdua bisa beristirahat sekarang."
Pada akhirnya, masih belum ada pelanggan yang datang dan saat jam 6 sore, Echizen dan aku disuruh untuk beristirahat. Echizen mencoba berbicara dengan Si owner dan berkata, "Tidak perlu bagi kami berdua untuk.....", tapi dia tidak mendengarnya dan memaksa kami untuk beristirahat.
"..."
"..."
Sekarang, kami terjebak di dalam suasana yang lebih canggung lagi. Mengapa Si owner selalu membawa situasi seperti ini?
Kami saling berhadapan satu sama lain, dengan suasana yang tegang. Kenapa selalu berakhir seperti ini? Sembari memikirkan solusi untuk mencairkan suasana yang tegang ini, tiba-tiba aku mendengar suara musik yang tidak asing lagi.
Itu adalah latar musik dari game Human Beast War, game yang sering aku mainkan. Suara itu berasal dari smartphone Echizen. Echizen memiliki sifat yang selalu lurus sampai-sampai dia memiki gambaran orang yang suka membaca buku, bukan bermain game. Setidaknya itulah kesan yang kudapat darinya.
Namun, Echizen yang seperti itu sekarang sedang memainkan game smartphone, dan kebetulan game itu adalah game yang aku mainkan juga. Aku berpaling ke Echizen dengan wajah terkejut, Echizen juga menatapku, wajahnya nampak sedikit tersipu.
Dia segera mengatur ponselnya ke dalam silent mode dan suara latar musiknya menghilang, tapi aku benar-benar mendengarnya sesaat. Aku tidak bisa mengatakan apapun tentang hal itu. Aku berhenti memikirkannya dan mulai berbicara.
"Game itu, Echizen juga memainkannya? Aku memainkannya juga. "
Saat ditanya, wajah Echizen tampak terkejut, lalu membalas dengan nada yang sedikit memprotes.
"... Memang."
"Seperti yang kuduga! Itu game yang sangat menarik, bukan! "
Setelah mendengar bahwa dia juga memainkan Human Beast Wars, aku merasa sangat senang sampai aku melimpahinya perasaan senangku. Biasanya, Echizen pasti sudah menjauh dariku sekarang, tapi hari ini, dia sedikit lebih lembut pada diriku.
"…Menarik."
Seperti biasa, responnya tidak terlalu ramah, tapi aku merasa suaranya agak lebih lembut daripada yang biasanya.
"Echizen, berapa levelmu sekarang? Omong-omong aku sekarang sekitar level 50. "
"Saat ini Level 35. Lagipula, Aku bukan tipe orang yang sering membunuh monster."
Ada berbagai macam cara dalam bermain Human Beast War, namun umumnya terbagi menjadi dua tipe. Tipe yang pertama adalah tipe di mana kau menangani kerusakan dan membunuh binatang, sedangkan tipe yang kedua lebih merupakan tipe pendukung, yang mana tidak menyerang secara langsung namun memberikan item pendukung dan menyembuhkan selama pertempuran.
Jadi, karena membunuh monster kebanyakan dilakukan oleh  damage dealer, tipe pemain seperti ini biasanya mendapat lebih banyak poin pengalaman.
Aku juga adalah salah satu dari tipe pemain damage dealer itu.
Karena dia menghindari membunuh secara langsung, Echizen pasti merupakan tipe pendukung.
"Begitu. Apa kau sedang berparty? "
"Ya."
"Eh, benarkah? Aku juga sama. Berparty dengan orang lain itu sangat menyenangkan! "
"Ya, saat berparty, kita bisa mengalahkan musuh yang lebih kuat."
"Yeah, yeah, aku mengerti itu! Setiap orang saling membantu satu sama  lain. "
"Itu benar. Itu juga bagian yang bagus. "
Percakapan kami terus berlanjut seperti itu.
Rasanya kita bisa berbicara dengan baik. Ini adalah pertama kalinya kami bisa berbicara seperti rekan kerja part-time bersama.
"Itu benar, ayo kita berteman. Pada saat kita bebas, seperti sekarang, kita bisa mencari quest bersama-sama? "
"Aku sendiri baik-baik saja."
"...Be-Begitu ya. Maafkan aku."
Sepertinya aku terlalu berlebihan.
Aku langsung ditolak.
Mengapa dia menjawabnya dengan kasar?
Sebelumnya, dia tampak sangat senang membicarakan hal itu. Namun entah mengapa, suasananya mendadak berubah menjadi aneh lagi.
Aku masih ingin berbicara dengan Echizen lagi, tapi dia sangat berkonsentrasi di layar smartphone-nya, jadi tidak mungkin bagiku untuk bisa berbicara dengannya lebih jauh lagi. Yah, mau gimana lagi, kurasa aku akan membuka Human Beast War dan memainkannya juga.
Saat aku baru saja memasuki game, aku melihat bahwa Ryouma, yang berasal dari party yang sama, sedang online juga. Sepertinya kita masuk pada waktu yang hampir bersamaan. Kebetulan sekali, jadi ayo kita lakukan quest bersama-sama.
Setelah itu, aku melakukan quest bersama Ryouma-san sampai waktu istirahatku berakhir. Selama waktu itu, Aku tidak bisa berbicara dengan Echizen, tapi karena kami berdua bermain game yang sama, waktu berlalu dengan lebih mudah dari biasanya.
Dengan memainkan game yang sama sampai game tersebut berakhir selama waktu istirahat, aku merasakan jarak antara Echizen dan aku sedikit mengecil.



close

5 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama