Kamis,
18 April - Pakaian. Bantuan. Kekuatan Gadis Meningkat.
Setelah dia membuka pintu, Yuuki membuka mata lebar-lebar karena terkejut. Sama seperti terakhir kali, dia mengenakan celana dan kemeja.
"Kalau begitu, tolong segelas air."
Aku meminum air es dan beristirahat di sofa ruang tamu.
"Maaf atas keterlambatannya, Yuuki."
"Apa yang terjadi?"
Aku memandang ke arah gantungan baju Yuuki, di sana .... tidak ada gakuran, tapi sebuah seragam sekolah baru untuk perempuan.
"Jika kau sudah menyiapkan seragam itu, kenapa kau tidak memakainya?"
"A-Aku memakainya kok! Ta-Tapi aku terlalu takut untuk pergi ke luar. Membuat celana dalamku terkena udara luar rasanya aneh!"
Yuuki memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangan dan menggeliatkan tubuhnya ke kiri dan kanan. Itu adalah sikap kekanak-kanakan yang aneh.
"Apa kau bermaksud untuk menyangkal semua orang yang memakai rok?"
"Bu-Bukan itu ... merasakan udara yang mengalir di antara pahaku, rasanya aneh saja!"
"Kau tidak perlu berpikir tentang hal itu ... kau hanya perlu memakai dan membiasakannya."
"Ye-Yeah. Kurasa. Namun ... Aku tak tahu mengapa, tapi rasanya tidak begitu baik."
Dia menjatuhkan bahunya dengan murung.
"Masalahnya, kau sendiri terlalu malu untuk mengekspos celana dalammu di udara terbuka, ‘kan? Jika itu yang terjadi ada juga alternatif lain di mana kau tidak perlu memakainya."
"Pergi keluar tanpa celana dalam saat mengenakan rok adalah terlalu berlebihan Nii-san!"
Payudara yang diikat perban jauh lebih buruk daripada menggunakan celana dalam. Lagipula, jangan langsung menerimanya begitu saja hanya karena kakakmu bilang begitu.
"Tidak, tidak, tidak. Kekuatan gadis tidak hanya terbatas pada mengenakan rok, tidak memakai rok pun tak masalah ... bahkan itulah yang ingin aku katakan tapi ..."
Yuuki mulai tersipu.
"Terlalu memalukan! A-Aku salah paham! Membuat pantatku telanjang di bawah rok ... bukannya itu lebih super cabul!"
"Tenanglah. Bukan itu maksudku. Omong-omong, kau membeli celana dalam melalui internet, ‘kan?"
"Aku juga membeli bra. Nii-san, apa kau ingin memeriksanya?"
Dia mulai menaikkan bajunya.
"BERHENTI! Jika kau menunjukkan itu, kekuatan gadismu akan menurun!"
"Ke-Kenapa?"
"Kenapa kau bilang... kau merasa malu karena celana dalammu terkena udara, dan kau berpikir tak masalah untuk menunjukkan bra milikmu kepadaku?"
Dia melihat ke bawah dan mengangguk.
"Itu karena Nii-san adalah Nii-san. Bahkan jika aku dilihat oleh Nii-san ... i-itu tidak memalukan. Daripada itu, aku ingin Nii-san melihat dan memberitahuku apa aku sudah memakainya dengan benar."
"Cukup dengan penilaian dirimu."
"A-aku juga mengganti sampo dan melakukan perawatan!"
"Aku sudah menyadari itu saat kita berpapasan satu sama lain sebelumnya, aku pikir kekuatan gadismu sedikit meningkat."
Yuuki berlutut di tempat.
"Untuk berpikir ada metode seperti itu... kekuatan gadis Nii-san begitu tinggi sampai bisa menghancurkan hatiku."
"Kuatkanlah dirimu, itu hanya luka yang dangkal."
Aku mengulurkan tanganku padanya, Yuuki menyambut tanganku dan langsung berdiri.
"Master!"
"Jangan buat aku menjadi mentormu tanpa izin. Itu karena kau sudah melakukan yang terbaik."
"Apakah kekuatan gadisku benar-benar meningkat?"
"Yuuki, kekuatan gadis …... hanya karena itu meningkat, itu bukanlah alasan untuk merasa lega. Saat kau mulai merasa lega, itu akan mulai menurun lagi. Kau perlu berusaha untuk meningkatkan kekuatan gadismu terus menerus. Bukankah itu inti dari kekuatan gadis? Jika tujuanmu hanyalah meningkatkan kekuatan gadis, aku merasa itu bukan lagi namanya kekuatan gadis."
Dia membuka matanya lebar sekali lagi.
"Jadi kekuatan gadis, adalah sebuah aspirasi yang tak berujung, bukankah begitu, Nii-san?."
"Ya itu benar."
Matanya yang terbuka lebar mulai terlihat sedih saat ia kehilangan kepercayaan.
"Mungkin ini mustahil bagiku. Aku tidak memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi seorang gadis."
"Kau tadi pergi mengambilkan air untukku, bukan?'
"Itu karena Nii-san terlihat sangat haus ..."
"Aku pikir itu juga bisa di sebut kekuatan gadis. Tidak, kupikir kita terlalu terjebak dengan kata 'kekuatan gadis'. Yuuki sama seperti makna namamu, bahwa kebaikanmu akan menjadi harapan untuk seseorang." (TN : Nama Yuuki dalam kanji 優希 kanji pertama bisa dibaca sebagai kebaikan, dan yang kedua sebagai harapan.)
"Jadi namaku memiliki arti seperti itu. Aku sama sekali tidak mengetahuinya."
Yuuki terus melihatku dengan hormat, matanya berkilauan. Ini akan mengganggu jika dia terlalu melebihkanku, ini adalah saat yang kritis di mana aku perlu menaikkan rasa percaya dirinya.
"Mungkin ini hanya imajinasi egois milikku, tapi aku merasa kau sudah berada di jalur yang benar dan itu akan berjalan baik."
"Menyadari makna tersembunyi dan perasaan di balik namaku. Aku cemburu dengan kekuasaan gadis yang mengalir keluar dari Nii-san. kekuatan gadis murni ... sungguh, Nii-san memiliki kekuatan gadis sejati."
Dia mengangguk berulang kali untuk meyakinkan itu. Tolong jangan membuat seorang gadis keluar dariku.
"Ngomong-ngomong, Saudari Yuuki ... um, Tomomi sudah menjadi Onee-chanmu, tapi apa kau juga tidak bisa berurusan dengan gadis bahkan jika itu saudarimu?"
"Ya. Mereka semua penuh dengan pesona gadis, hatiku mulai berdebar ketika aku melihat mereka."
"Meskipun kau takut gadis, hatimu berdebar saat kau melihat mereka ..."
"A-Aku tidak memiliki kekebalan."
"Dalam rangka untuk mendapatkan kekebalan, kau perlu berinteraksi dengan banyak gadis."
Itu sesuatu yang tidak bisa aku lakukan sendiri.
"Sekarang. Bagaimana kalau kau mengenakan gaun yang lucu?"
Saat aku melihat ke arah seragam perempuan, wajah Yuuki mulai memerah.
"Pergi keluar dengan seragam itu adalah hal yang mustahil Nii-san!"
"Apa kau punya pakaian feminin yang lain?"
Jika aku tidak salah, dia pernah bilang bahwa ia membeli beberapa pakaian dari Cicada-san (Selene).
"Memang….ada."
"Bagus. Pakai itu dan ayo kita pergi."
"A-Ampuni aku dari pergi keluar!"
Yuuki menutup matanya erat dan membungkuk kepadaku, memohon. Sepertinya misi mengenakan pakaian gadis dan pergi ke luar pada saat yang sama merupakan rintangan yang terlalu tinggi.
"Oke. Aku tidak memaksamu untuk pergi keluar lagi. Sebagai gantinya, bagaimana kalau kau tunjukkan dirimu dalam pakaian ini? Aku ingin melihatmu dalam pakaian feminin."
Merasa terkejut, ia membuka matanya, wajahnya merah padam dan mengangguk.
"Yup. Aku akan mengambil pakaian. Aku pikir itu masih terlalu awal tapi ... waktunya sudah tiba, ’kan."
Dia menuju ke kamar tidurnya, dan setelah kurang dari sepuluh detik, dia kembali sambil memegang sebuah kotak besar.
Yuuki meletakkannya di atas meja dan membukanya. Di dalam kotak itu, ada gaun hijau cantik yang terlipat rapi.
Melihat itu dalam keadaan ini, sepertinya dia belum pernah mengeluarkannya sekali pun dari kotak.
Dia memiliki ekspresi yang pemalu dan sangat girly di wajahnya saat ini.
"Saat aku berpikir aku akan memakai ini, aku merasa sangat malu."
"Walaupun kau ingin aku memeriksa pakaian dalammu?"
"It-Itu ... itu tidak memalukan untuk diperiksa, tetapi jika rok milikku itu tersingkap dan celana dalamku terlihat, i-itu akan memalukan."
Aku tidak mengerti dasar atau kriteria baginya untuk merasa malu.
Dia menggelayutkan kepalanya dan mulai menggosok lututnya satu sama lain.
"Um, aku punya permintaan pada Nii-san ..."
Penampilannya saat ia menggeliat berusaha mengatakan sesuatu tampak agak imut.
"A-Aku ingin Nii-san membantuku memakainya."
"Kau tidak bisa memakainya sendiri?"
"Ya. Gaun ini memiliki ritsleting yang benar-benar tinggi di bagian belakangnya."
"Kalau cuma menarik ritsleting ke atas maka tak masalah."
"Oke, aku akan pergi ke kamar tidur dan memakainya sebanyak yang aku bisa. Aku akan memanggil Nii-san saat aku sudah siap."
"Tentu. Semoga beruntung."
Aku tetap duduk di sofa, dan melambaikan tangan pada Yuuki yang menuju ke kamarnya.
Sampai dia siap, ayo menonton TV. Dan saat aku ingin melakukan itu, ada sesuatu terjatuh dengan suara keras *gedebuk* .
"U-UWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! Nii-san! Tolong aku!"
Sebuah teriakan datang dari kamar tidur.
"Apa yang terjadi?!"
Apa dia menemukan kecoa? pikirku, lalu saat aku membuka pintu dan di dalam kamar ada…... Yuuki yang setengah telanjang. Dia terduduk di lantai. pahanya yang berdempet, terjebak satu sama lain. Daripada melepas pakaian, rasanya seperti dia sedang asal memakainya. Dan juga, tidak ada tanda-tanda adanya kecoa.
"A-Apa-apaan dengan keadaan setengah telanjangmu itu, atau lebih tepatnya setengah berpakaian itu ?!"
Dadanya yang indah terbentuk bisa terlihat jelas, belahan dadanya hanya dapat digambarkan sebagai pemandangan yang menakjubkan. Dia hanya nyaris mengenakan celana dalam saja, meski mereka berwarna hitam, mereka memiliki desain seksi dengan renda merah muda.
"Dengar Nii-san. Di dalam kotak pakaian ... ada garter belt. Bahkan celana dalam dengan desain yang cocok ... renda merah muda dengan warna hitam, tidak peduli bagaimana aku melihatnya, mereka tidak cocok denganku. Aku akan baik-baik saja bahkan jika Cicada-san tidak melakukan koordinasi penuh seperti ini!"
Yuuki mengeluh sambil memegang stoking di tangan kanannya. Sekarang bukan waktunya untuk terpesona oleh pusarnya yang sehat dan kakinya yang ramping. Aku langsung membelakanginya dan mengkonfirmasi dengannya.
"Jadi, kau terjatuh saat mencoba memakainya?"
"Y-ya ... hatiku mulai berdebar kencang saat aku mencoba untuk memakai stoking ..."
Sabtu lalu, dia membantu Mika yang tiba-tiba jatuh, refleksnya sudah begitu bagus, tapi …... mengapa dia bisa terjatuh.
"Nii-san ... beritahu aku caranya memakai garter belt dan stoking."
Yuuki bergumam dengan gemetar, suaranya terdengar takut. Lakukanlah sendiri! Itulah yang ingin aku katakan, tapi aku sudah berjanji untuk membantu memakainya.
"Oke. Pertama, tenanglah dulu. Garter belt adalah celana dalam seksi untuk pengguna tingkat lanjut, tidak perlu ragu. Lagipula, lawanmu hanyalah kain belaka."
"Ni-Nii-san benar. Maaf karena menjerit berlebihan."
Jika dia menjadi gadis yang kikuk, girl power-nya akan cukup tinggi, tapi dia bukan gadis semacam itu. Dia mati-matian berjuang untuk mengatasi dirinya sendiri. Aku bekerja sama dengannya. Sebagai kakaknya, dengan cara yang lebih ke persaudaraan.
"Apa kau bisa berdiri?"
Aku memejamkan mata dan mengulurkan tangan padanya. Yuuki memegang tanganku dan berdiri. Meski, aku hanya bisa menebak apa yang dia lakukan.
"Terima kasih Nii-san. Jadi, apa yang harus kulakukan selanjutnya?"
"Duduk di sisi tempat tidur untuk sementara waktu."
Dengan begitu dia tidak akan panik saat tengah mengenakan stoking.
"Ah! Nii-san tak perlu menutup mata. Aku tidak terlalu menarik dan lucu untuk merayu Nii-san, karena aku tidak memiliki kekuatan gadis. Dan juga, Nii-san menganggapku sebagai adiknya jadi ini tidak memalukan, bukan?"
"Kau sendiri bilang begitu tapi ... kau memiliki potensi yang sangat tinggi untuk kekuasaan gadis."
"Nii-san, kau tidak harus berbohong untuk meningkatkan kepercayaan diriku."
"Aku tidak berbohong. Juga, Kau melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang kau inginkan. Kupikir orang yang ambisius sangatlah menarik. Itu sebabnya, Yuuki adalah seorang gadis yang sangat lucu dan cantik."
Tidak ada jawaban yang datang. Aku tak tahu ekspresi apa yang dia miliki karena aku menutup mataku, aku mungkin mengatakan sesuatu yang sangat memalukan juga.
"A-aku akan duduk."
Aku merasa lega mendengar jawabannya. Tapi, aku penasaran jika pembicaraan memalukanku pergi menghilang.
“Lalu, Apa kau bisa melakukan sisanya sendiri?"
"Ya. Tapi ... Aku ingin Nii-san untuk memakaikannya padaku. Ambil keperawanan stokingku."
Terakhir kali dia bilang keperjakaan, tapi hari ini dia mengatakan keperawanan. Itu pertumbuhan yang baik.
"O-Oke. Tapi aku akan tetap menutup mataku. Serahkan padaku stoking itu."
Tanganku langsung melakukan kontak dengan kain tipis. Lingkaran yang sebelah sini mungkin tempat di mana kaki masuk. Apa, itu sederhana sekali. Tenanglah, diriku. Ini sesuatu yang mirip dengan menempatkan celana pada anak-anak.
"Oke, angkat kaki kananmu."
Yuuki meraih tanganku dan mengarahkan ke kakinya. Aku merasakan kulit halusnya dengan tangan dan jari-jariku. Te-Tempat mana sih yang aku sentuh? Karena mataku tertutup, perasaan di tanganku lebih terasa. Juga, ini entah mengapa terasa ... mesum!
"Apa itu Nii-san?"
"Bu-Bukan apa-apa. Umm ... di sini?"
Aku menggerakkan tanganku ke pergelangan kaki Yuuki ... atau lebih tepatnya aku berniat ke tempat situ. Saat aku merasakan kulitnya melalui kain, jari-jariku mulai gemetar.
"Salah Nii-san! Bukan di sana!"
"Ma-Maaf."
"Hee. Nii-san begitu canggung. Wahhahha."
Dia tertawa riang. Tidak tidak Tidak. Ini bukan bahan tertawa, tahu. Apa aku menyentuh beberapa tempat yang terlarang?
"Cepat dan kenakan itu, Nii-san."
Jauh berbeda dari ketawanya tadi, Yuuki bergumam dengan suara manja.
Dengan mata yang masih tertutup, aku membantunya memakai stoking sesuai dengan instruksinya. Daripada bersikeras membuatku memakaikan ini pada dirinya, ini pasti akan lebih cepat jika dia melakukannya sendiri!
Sebagai sentuhan akhir, aku menarik ritsleting di bagian belakang gaunnya.
"Oke, aku akan membuka mataku."
Karena aku melakukan seluruh misi ini dengan mata tertutup, rasanya seperti butuh beberapa saat. Dari awal sampai akhir, aku memakaikannya di bawah arahan Yuuki.
"Nii-san ... bagaimana penampilanku?"
Di depanku, ada seorang dewi yang telah turun. Baik Yuuki dan gaun itu saling menyayangi satu sama lain. Gaun tersebut meningkatkan pesonanya, kupikir penampilannya sangat meningkat hanya dengan mengenakannya. Saat aku melihat kakinya yang dibalut stoking panjang dari rok, hatiku mulai berdetak lebih cepat.
Aku ... memakaikan itu pada dirinya. Aku mulai merasa aneh dan lebih aneh.
"Ap-Apa ini terlihat bagus?"
Yuuki melihat ke wajahku dengan cemas.
"Ini terlihat sempurna! Oh itu benar, bagaimana kalau kita pergi ke kamar saudari yang lain sekarang?"
Aku terlalu takut berkonsentrasi pada Yuuki. Bahkan jika dia adalah (calon) adikku ... jika aku melihat senyumnya, aku mungkin akan tersingkir oleh kekuatan gadis miliknya.
"Ta-Tapi itu sangat memalukan!"
Dia tersipu dan mulai mengguncangkan tangannya yang melambai di udara. Berkat gesture kekanak-kanakannya itu, sepertinya aura girl power yang dia pancarkan tadi mulai sedikit mereda.
"Astaga, kupikir itu jauh lebih baik daripada menunjukkan dirimu dihadapan orang asing."
Jika kita melakukan kunjungan kejutan ... ini harus di tempat Selene. Dia menjalani hari-harinya dengan temponya sendiri, dan itu tidak banyak berubah. Tapi jika dia melihat Yuuki mengenakan pakaian yang ia buat, dia mungkin akan merasa terkesan.
Tomomi juga pasti terkejut. Tidak, mungkin dia mendadak senang tentang itu. Ayo kita bermain game, kita bertiga! Ini pertandingan! Aku merasa itulah yang akan dia katakan.
Kalau ke tempat Sayuri, rasanya akan sedikit merepotkan. Jika aku tiba-tiba membawa Yuuki ke tempatnya ... Aku tak tahu apa yang akan terjadi.
Bagaimana kalau ke tempat Mika? Mungkin dia akan senang. Meskipun kita akan muncul secara mendadak, dia pasti akan menyambut kita.
Bisa ada kemungkinan juga kalau kita mungkin mengunjungi tempat Murasaki-san, yang menakutkan.
"Ji-jika kita pergi, lalu pergi ke kamar siapa?"
"Hmm ... bukannya Mika juga tak masalah, ‘kan?"
"Jadi Nii-san memikirkan itu ya?"
"Eh, apa maksudmu?"
"M-Mika-chan daripada disebut gadis, dia adalah anak kecil, atau lebih tepatnya dia terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Berkat itu, aku tidak merasa feminitas apapun darinya."
"Omong-omong, ketika kita berkumpul pekan lalu, kau tidak begitu gugup saat disekitarnya, dan kau membantunya ketika dia hampir jatuh juga."
Yuuki mengurus Mika saat itu. Karena aku sibuk meladeni calon adik yang lainnya saat itu, itu sangat membantuku.
"Aku akan bergaul dengan Mika-chan mulai sekarang, dan dia perlahan-lahan akan tumbuh lebih girly, bukan? Aku akan mencocokkan pertumbuhannya dan lambat laun akan terbiasa dengan gadis. Setelah lima tahun ... Aku akan menikahi Mika-chan, dan pasti akan membuatnya bahagia."
Dia mendengus keras dan mengangkat tinjunya ke langit.
"Hey hey ..."
"I-Itu hanya lelucon, Nii-san."
Tapi dimataku, kau terlihat serius.
Yuuki berbalik ke arahku dan menatap langsung ke mataku. Itu adalah ekspresi yang paling serius miliknya yang pernah aku lihat.
"Tapi ... aku senang memiliki Nii-san."
Saat aku memiringkan kepalaku karena bingung, dia tertawa senang dengan pipinya yang memerah. Itu adalah senyum indah yang akan memikat siapapun.
"Untuk terus membantuku seperti ini, Nii-san adalah orang yang benar-benar baik. Aku sangat senang bahwa aku memiliki saudara sepertimu."
"Oh ayolah, kalau kau bilang secara langsung begitu, aku merasa sangat malu."
"Tidak mungkin. Kau seseorang yang kukagumi. Terima kasih, Nii-san. Aku tidak bisa terus bergantung padamu sepanjang waktu, ‘kan?"
"Jangan berkata begitu. Kau bisa lebih mengandalkan aku, oke?"
"Daripada aku, ada orang lain yang lebih membutuhkan Nii-san, ada saudari yang lebih kecil di luar sana. Aku ini seorang Onee-chan."
"Yuuki ... Kau ..."
Ekspresinya terlihat sedikit dewasa.
"Tapi, karena ini sudah terlambat dan malam sudah tiba ayo kita sudahi untuk hari ini. Sebagai gantinya, aku akan melakukan yang terbaik untuk pergi keluar dengan rok di waktu berikutnya."
"Apa itu….tak apa-apa?"
"Yup. Nii-san tidak perlu khawatir tentang diriku. Aku akan menggunakan keberanian yang Nii-san berikan padaku dan menunjukkan padamu bahwa aku bisa menjadi seorang gadis. Tidak perlu khawatir tentang diriku."
"Mendengarmu mengatakan begitu, sungguh sangat membantu."
"Ahaha! Oh itu benar, Nii-san, bukankah sekarang waktunya makan malam?"
Yuuki mengubah pakaiannya menjadi celana dan kemeja dari sebelumnya dan memulai menyiapkan makan malam di dapur.
Aku hanya bisa memilih satu orang. Meskipun Yuuki mengatakan tidak perlu khawatir, itu sebabnya mengapa aku mulai khawatir tentang dirinya.
Namun. Seperti yang Yuuki katakan. Mika adalah orang nomor satu yang tidak bisa aku abaikan. Meski aku seharusnya tidak menempatkan mereka dalam urutan seperti itu, tapi ada hal itu tak bisa dihindari. Karena aku mengkhawatirkan tentang mereka semua, aku ingin mengikat diriku dengan mereka. Aku ingin bersama mereka semua. Tapi, apa itu hal yang sama dengan Taishido Jinya pikirkan?
Mariko memintaku untuk menemaninya ke toko ponsel setelah
sepulang sekolah, jadi aku pergi bersamanya.
Karena apa yang kulakukan kemarin hanyalah perbaikan awal, aku
setuju bahwa hal itu harus diperiksa dengan benar.
Setelah meninggalkan smartphone di toko depan stasiun, kami menghabiskan
waktu dengan keliling ke toko-toko terdekat.
Di toko pakaian merek terkenal, Mariko mengambil baju model one-piece, tapi setelah mencoba dibahunya
dan memeriksa harga, ia dengan lembut meletakkannya kembali.
Setelah mendesah, dari mulutnya, aku mendengar nama
selebriti internet. Cicada-san ... si Selene. Baru-baru ini, sepertinya
Cicada-san menaikkan harga untuk pakaiannya. Namun, itu hanya biaya materialnya
saja dan jujur, itu masih bukan harga yang wajar untuk mereka.
Pada saat waktu pemeriksaan yang seharusnya berakhir, kami
kembali ke toko ponsel. Mariko mengambil smartphone dan catatan yang mengatakan
bahwa tidak ada kelainan di smartphone-nya. Setelah berpisah dengannya di depan
stasiun, aku lalu berjalan cepat.
****
Aku pulang satu jam lebih lama dan langsung pergi ke kamar
Yuuki.
"Maaf! aku terlambat!"
"Nii-san, kau berkeringat banyak. Ingin minum sesuatu?"
Setelah dia membuka pintu, Yuuki membuka mata lebar-lebar karena terkejut. Sama seperti terakhir kali, dia mengenakan celana dan kemeja.
"Kalau begitu, tolong segelas air."
Aku meminum air es dan beristirahat di sofa ruang tamu.
"Maaf atas keterlambatannya, Yuuki."
"Apa yang terjadi?"
Aku memandang ke arah gantungan baju Yuuki, di sana .... tidak ada gakuran, tapi sebuah seragam sekolah baru untuk perempuan.
"Jika kau sudah menyiapkan seragam itu, kenapa kau tidak memakainya?"
"A-Aku memakainya kok! Ta-Tapi aku terlalu takut untuk pergi ke luar. Membuat celana dalamku terkena udara luar rasanya aneh!"
Yuuki memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangan dan menggeliatkan tubuhnya ke kiri dan kanan. Itu adalah sikap kekanak-kanakan yang aneh.
"Apa kau bermaksud untuk menyangkal semua orang yang memakai rok?"
"Bu-Bukan itu ... merasakan udara yang mengalir di antara pahaku, rasanya aneh saja!"
"Kau tidak perlu berpikir tentang hal itu ... kau hanya perlu memakai dan membiasakannya."
"Ye-Yeah. Kurasa. Namun ... Aku tak tahu mengapa, tapi rasanya tidak begitu baik."
Dia menjatuhkan bahunya dengan murung.
"Masalahnya, kau sendiri terlalu malu untuk mengekspos celana dalammu di udara terbuka, ‘kan? Jika itu yang terjadi ada juga alternatif lain di mana kau tidak perlu memakainya."
"Pergi keluar tanpa celana dalam saat mengenakan rok adalah terlalu berlebihan Nii-san!"
Payudara yang diikat perban jauh lebih buruk daripada menggunakan celana dalam. Lagipula, jangan langsung menerimanya begitu saja hanya karena kakakmu bilang begitu.
"Tidak, tidak, tidak. Kekuatan gadis tidak hanya terbatas pada mengenakan rok, tidak memakai rok pun tak masalah ... bahkan itulah yang ingin aku katakan tapi ..."
Yuuki mulai tersipu.
"Terlalu memalukan! A-Aku salah paham! Membuat pantatku telanjang di bawah rok ... bukannya itu lebih super cabul!"
"Tenanglah. Bukan itu maksudku. Omong-omong, kau membeli celana dalam melalui internet, ‘kan?"
"Aku juga membeli bra. Nii-san, apa kau ingin memeriksanya?"
Dia mulai menaikkan bajunya.
"BERHENTI! Jika kau menunjukkan itu, kekuatan gadismu akan menurun!"
"Ke-Kenapa?"
"Kenapa kau bilang... kau merasa malu karena celana dalammu terkena udara, dan kau berpikir tak masalah untuk menunjukkan bra milikmu kepadaku?"
Dia melihat ke bawah dan mengangguk.
"Itu karena Nii-san adalah Nii-san. Bahkan jika aku dilihat oleh Nii-san ... i-itu tidak memalukan. Daripada itu, aku ingin Nii-san melihat dan memberitahuku apa aku sudah memakainya dengan benar."
"Cukup dengan penilaian dirimu."
"A-aku juga mengganti sampo dan melakukan perawatan!"
"Aku sudah menyadari itu saat kita berpapasan satu sama lain sebelumnya, aku pikir kekuatan gadismu sedikit meningkat."
Yuuki berlutut di tempat.
"Untuk berpikir ada metode seperti itu... kekuatan gadis Nii-san begitu tinggi sampai bisa menghancurkan hatiku."
"Kuatkanlah dirimu, itu hanya luka yang dangkal."
Aku mengulurkan tanganku padanya, Yuuki menyambut tanganku dan langsung berdiri.
"Master!"
"Jangan buat aku menjadi mentormu tanpa izin. Itu karena kau sudah melakukan yang terbaik."
"Apakah kekuatan gadisku benar-benar meningkat?"
"Yuuki, kekuatan gadis …... hanya karena itu meningkat, itu bukanlah alasan untuk merasa lega. Saat kau mulai merasa lega, itu akan mulai menurun lagi. Kau perlu berusaha untuk meningkatkan kekuatan gadismu terus menerus. Bukankah itu inti dari kekuatan gadis? Jika tujuanmu hanyalah meningkatkan kekuatan gadis, aku merasa itu bukan lagi namanya kekuatan gadis."
Dia membuka matanya lebar sekali lagi.
"Jadi kekuatan gadis, adalah sebuah aspirasi yang tak berujung, bukankah begitu, Nii-san?."
"Ya itu benar."
Matanya yang terbuka lebar mulai terlihat sedih saat ia kehilangan kepercayaan.
"Mungkin ini mustahil bagiku. Aku tidak memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi seorang gadis."
"Kau tadi pergi mengambilkan air untukku, bukan?'
"Itu karena Nii-san terlihat sangat haus ..."
"Aku pikir itu juga bisa di sebut kekuatan gadis. Tidak, kupikir kita terlalu terjebak dengan kata 'kekuatan gadis'. Yuuki sama seperti makna namamu, bahwa kebaikanmu akan menjadi harapan untuk seseorang." (TN : Nama Yuuki dalam kanji 優希 kanji pertama bisa dibaca sebagai kebaikan, dan yang kedua sebagai harapan.)
"Jadi namaku memiliki arti seperti itu. Aku sama sekali tidak mengetahuinya."
Yuuki terus melihatku dengan hormat, matanya berkilauan. Ini akan mengganggu jika dia terlalu melebihkanku, ini adalah saat yang kritis di mana aku perlu menaikkan rasa percaya dirinya.
"Mungkin ini hanya imajinasi egois milikku, tapi aku merasa kau sudah berada di jalur yang benar dan itu akan berjalan baik."
"Menyadari makna tersembunyi dan perasaan di balik namaku. Aku cemburu dengan kekuasaan gadis yang mengalir keluar dari Nii-san. kekuatan gadis murni ... sungguh, Nii-san memiliki kekuatan gadis sejati."
Dia mengangguk berulang kali untuk meyakinkan itu. Tolong jangan membuat seorang gadis keluar dariku.
"Ngomong-ngomong, Saudari Yuuki ... um, Tomomi sudah menjadi Onee-chanmu, tapi apa kau juga tidak bisa berurusan dengan gadis bahkan jika itu saudarimu?"
"Ya. Mereka semua penuh dengan pesona gadis, hatiku mulai berdebar ketika aku melihat mereka."
"Meskipun kau takut gadis, hatimu berdebar saat kau melihat mereka ..."
"A-Aku tidak memiliki kekebalan."
"Dalam rangka untuk mendapatkan kekebalan, kau perlu berinteraksi dengan banyak gadis."
Itu sesuatu yang tidak bisa aku lakukan sendiri.
"Sekarang. Bagaimana kalau kau mengenakan gaun yang lucu?"
Saat aku melihat ke arah seragam perempuan, wajah Yuuki mulai memerah.
"Pergi keluar dengan seragam itu adalah hal yang mustahil Nii-san!"
"Apa kau punya pakaian feminin yang lain?"
Jika aku tidak salah, dia pernah bilang bahwa ia membeli beberapa pakaian dari Cicada-san (Selene).
"Memang….ada."
"Bagus. Pakai itu dan ayo kita pergi."
"A-Ampuni aku dari pergi keluar!"
Yuuki menutup matanya erat dan membungkuk kepadaku, memohon. Sepertinya misi mengenakan pakaian gadis dan pergi ke luar pada saat yang sama merupakan rintangan yang terlalu tinggi.
"Oke. Aku tidak memaksamu untuk pergi keluar lagi. Sebagai gantinya, bagaimana kalau kau tunjukkan dirimu dalam pakaian ini? Aku ingin melihatmu dalam pakaian feminin."
Merasa terkejut, ia membuka matanya, wajahnya merah padam dan mengangguk.
"Yup. Aku akan mengambil pakaian. Aku pikir itu masih terlalu awal tapi ... waktunya sudah tiba, ’kan."
Dia menuju ke kamar tidurnya, dan setelah kurang dari sepuluh detik, dia kembali sambil memegang sebuah kotak besar.
Yuuki meletakkannya di atas meja dan membukanya. Di dalam kotak itu, ada gaun hijau cantik yang terlipat rapi.
Melihat itu dalam keadaan ini, sepertinya dia belum pernah mengeluarkannya sekali pun dari kotak.
Dia memiliki ekspresi yang pemalu dan sangat girly di wajahnya saat ini.
"Saat aku berpikir aku akan memakai ini, aku merasa sangat malu."
"Walaupun kau ingin aku memeriksa pakaian dalammu?"
"It-Itu ... itu tidak memalukan untuk diperiksa, tetapi jika rok milikku itu tersingkap dan celana dalamku terlihat, i-itu akan memalukan."
Aku tidak mengerti dasar atau kriteria baginya untuk merasa malu.
Dia menggelayutkan kepalanya dan mulai menggosok lututnya satu sama lain.
"Um, aku punya permintaan pada Nii-san ..."
Penampilannya saat ia menggeliat berusaha mengatakan sesuatu tampak agak imut.
"A-Aku ingin Nii-san membantuku memakainya."
"Kau tidak bisa memakainya sendiri?"
"Ya. Gaun ini memiliki ritsleting yang benar-benar tinggi di bagian belakangnya."
"Kalau cuma menarik ritsleting ke atas maka tak masalah."
"Oke, aku akan pergi ke kamar tidur dan memakainya sebanyak yang aku bisa. Aku akan memanggil Nii-san saat aku sudah siap."
"Tentu. Semoga beruntung."
Aku tetap duduk di sofa, dan melambaikan tangan pada Yuuki yang menuju ke kamarnya.
Sampai dia siap, ayo menonton TV. Dan saat aku ingin melakukan itu, ada sesuatu terjatuh dengan suara keras *gedebuk* .
"U-UWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! Nii-san! Tolong aku!"
Sebuah teriakan datang dari kamar tidur.
"Apa yang terjadi?!"
Apa dia menemukan kecoa? pikirku, lalu saat aku membuka pintu dan di dalam kamar ada…... Yuuki yang setengah telanjang. Dia terduduk di lantai. pahanya yang berdempet, terjebak satu sama lain. Daripada melepas pakaian, rasanya seperti dia sedang asal memakainya. Dan juga, tidak ada tanda-tanda adanya kecoa.
"A-Apa-apaan dengan keadaan setengah telanjangmu itu, atau lebih tepatnya setengah berpakaian itu ?!"
Dadanya yang indah terbentuk bisa terlihat jelas, belahan dadanya hanya dapat digambarkan sebagai pemandangan yang menakjubkan. Dia hanya nyaris mengenakan celana dalam saja, meski mereka berwarna hitam, mereka memiliki desain seksi dengan renda merah muda.
"Dengar Nii-san. Di dalam kotak pakaian ... ada garter belt. Bahkan celana dalam dengan desain yang cocok ... renda merah muda dengan warna hitam, tidak peduli bagaimana aku melihatnya, mereka tidak cocok denganku. Aku akan baik-baik saja bahkan jika Cicada-san tidak melakukan koordinasi penuh seperti ini!"
Yuuki mengeluh sambil memegang stoking di tangan kanannya. Sekarang bukan waktunya untuk terpesona oleh pusarnya yang sehat dan kakinya yang ramping. Aku langsung membelakanginya dan mengkonfirmasi dengannya.
"Jadi, kau terjatuh saat mencoba memakainya?"
"Y-ya ... hatiku mulai berdebar kencang saat aku mencoba untuk memakai stoking ..."
Sabtu lalu, dia membantu Mika yang tiba-tiba jatuh, refleksnya sudah begitu bagus, tapi …... mengapa dia bisa terjatuh.
"Nii-san ... beritahu aku caranya memakai garter belt dan stoking."
Yuuki bergumam dengan gemetar, suaranya terdengar takut. Lakukanlah sendiri! Itulah yang ingin aku katakan, tapi aku sudah berjanji untuk membantu memakainya.
"Oke. Pertama, tenanglah dulu. Garter belt adalah celana dalam seksi untuk pengguna tingkat lanjut, tidak perlu ragu. Lagipula, lawanmu hanyalah kain belaka."
"Ni-Nii-san benar. Maaf karena menjerit berlebihan."
Jika dia menjadi gadis yang kikuk, girl power-nya akan cukup tinggi, tapi dia bukan gadis semacam itu. Dia mati-matian berjuang untuk mengatasi dirinya sendiri. Aku bekerja sama dengannya. Sebagai kakaknya, dengan cara yang lebih ke persaudaraan.
"Apa kau bisa berdiri?"
Aku memejamkan mata dan mengulurkan tangan padanya. Yuuki memegang tanganku dan berdiri. Meski, aku hanya bisa menebak apa yang dia lakukan.
"Terima kasih Nii-san. Jadi, apa yang harus kulakukan selanjutnya?"
"Duduk di sisi tempat tidur untuk sementara waktu."
Dengan begitu dia tidak akan panik saat tengah mengenakan stoking.
"Ah! Nii-san tak perlu menutup mata. Aku tidak terlalu menarik dan lucu untuk merayu Nii-san, karena aku tidak memiliki kekuatan gadis. Dan juga, Nii-san menganggapku sebagai adiknya jadi ini tidak memalukan, bukan?"
"Kau sendiri bilang begitu tapi ... kau memiliki potensi yang sangat tinggi untuk kekuasaan gadis."
"Nii-san, kau tidak harus berbohong untuk meningkatkan kepercayaan diriku."
"Aku tidak berbohong. Juga, Kau melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang kau inginkan. Kupikir orang yang ambisius sangatlah menarik. Itu sebabnya, Yuuki adalah seorang gadis yang sangat lucu dan cantik."
Tidak ada jawaban yang datang. Aku tak tahu ekspresi apa yang dia miliki karena aku menutup mataku, aku mungkin mengatakan sesuatu yang sangat memalukan juga.
"A-aku akan duduk."
Aku merasa lega mendengar jawabannya. Tapi, aku penasaran jika pembicaraan memalukanku pergi menghilang.
“Lalu, Apa kau bisa melakukan sisanya sendiri?"
"Ya. Tapi ... Aku ingin Nii-san untuk memakaikannya padaku. Ambil keperawanan stokingku."
Terakhir kali dia bilang keperjakaan, tapi hari ini dia mengatakan keperawanan. Itu pertumbuhan yang baik.
"O-Oke. Tapi aku akan tetap menutup mataku. Serahkan padaku stoking itu."
Tanganku langsung melakukan kontak dengan kain tipis. Lingkaran yang sebelah sini mungkin tempat di mana kaki masuk. Apa, itu sederhana sekali. Tenanglah, diriku. Ini sesuatu yang mirip dengan menempatkan celana pada anak-anak.
"Oke, angkat kaki kananmu."
"Sudah kuangkat, kakiku sebelah sini."
Yuuki meraih tanganku dan mengarahkan ke kakinya. Aku merasakan kulit halusnya dengan tangan dan jari-jariku. Te-Tempat mana sih yang aku sentuh? Karena mataku tertutup, perasaan di tanganku lebih terasa. Juga, ini entah mengapa terasa ... mesum!
"Apa itu Nii-san?"
"Bu-Bukan apa-apa. Umm ... di sini?"
Aku menggerakkan tanganku ke pergelangan kaki Yuuki ... atau lebih tepatnya aku berniat ke tempat situ. Saat aku merasakan kulitnya melalui kain, jari-jariku mulai gemetar.
"Salah Nii-san! Bukan di sana!"
"Ma-Maaf."
"Hee. Nii-san begitu canggung. Wahhahha."
Dia tertawa riang. Tidak tidak Tidak. Ini bukan bahan tertawa, tahu. Apa aku menyentuh beberapa tempat yang terlarang?
"Cepat dan kenakan itu, Nii-san."
Jauh berbeda dari ketawanya tadi, Yuuki bergumam dengan suara manja.
Dengan mata yang masih tertutup, aku membantunya memakai stoking sesuai dengan instruksinya. Daripada bersikeras membuatku memakaikan ini pada dirinya, ini pasti akan lebih cepat jika dia melakukannya sendiri!
Sebagai sentuhan akhir, aku menarik ritsleting di bagian belakang gaunnya.
"Oke, aku akan membuka mataku."
Karena aku melakukan seluruh misi ini dengan mata tertutup, rasanya seperti butuh beberapa saat. Dari awal sampai akhir, aku memakaikannya di bawah arahan Yuuki.
"Nii-san ... bagaimana penampilanku?"
Di depanku, ada seorang dewi yang telah turun. Baik Yuuki dan gaun itu saling menyayangi satu sama lain. Gaun tersebut meningkatkan pesonanya, kupikir penampilannya sangat meningkat hanya dengan mengenakannya. Saat aku melihat kakinya yang dibalut stoking panjang dari rok, hatiku mulai berdetak lebih cepat.
Aku ... memakaikan itu pada dirinya. Aku mulai merasa aneh dan lebih aneh.
"Ap-Apa ini terlihat bagus?"
Yuuki melihat ke wajahku dengan cemas.
"Ini terlihat sempurna! Oh itu benar, bagaimana kalau kita pergi ke kamar saudari yang lain sekarang?"
Aku terlalu takut berkonsentrasi pada Yuuki. Bahkan jika dia adalah (calon) adikku ... jika aku melihat senyumnya, aku mungkin akan tersingkir oleh kekuatan gadis miliknya.
"Ta-Tapi itu sangat memalukan!"
Dia tersipu dan mulai mengguncangkan tangannya yang melambai di udara. Berkat gesture kekanak-kanakannya itu, sepertinya aura girl power yang dia pancarkan tadi mulai sedikit mereda.
"Astaga, kupikir itu jauh lebih baik daripada menunjukkan dirimu dihadapan orang asing."
Jika kita melakukan kunjungan kejutan ... ini harus di tempat Selene. Dia menjalani hari-harinya dengan temponya sendiri, dan itu tidak banyak berubah. Tapi jika dia melihat Yuuki mengenakan pakaian yang ia buat, dia mungkin akan merasa terkesan.
Tomomi juga pasti terkejut. Tidak, mungkin dia mendadak senang tentang itu. Ayo kita bermain game, kita bertiga! Ini pertandingan! Aku merasa itulah yang akan dia katakan.
Kalau ke tempat Sayuri, rasanya akan sedikit merepotkan. Jika aku tiba-tiba membawa Yuuki ke tempatnya ... Aku tak tahu apa yang akan terjadi.
Bagaimana kalau ke tempat Mika? Mungkin dia akan senang. Meskipun kita akan muncul secara mendadak, dia pasti akan menyambut kita.
Bisa ada kemungkinan juga kalau kita mungkin mengunjungi tempat Murasaki-san, yang menakutkan.
"Ji-jika kita pergi, lalu pergi ke kamar siapa?"
"Hmm ... bukannya Mika juga tak masalah, ‘kan?"
"Jadi Nii-san memikirkan itu ya?"
"Eh, apa maksudmu?"
"M-Mika-chan daripada disebut gadis, dia adalah anak kecil, atau lebih tepatnya dia terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Berkat itu, aku tidak merasa feminitas apapun darinya."
"Omong-omong, ketika kita berkumpul pekan lalu, kau tidak begitu gugup saat disekitarnya, dan kau membantunya ketika dia hampir jatuh juga."
Yuuki mengurus Mika saat itu. Karena aku sibuk meladeni calon adik yang lainnya saat itu, itu sangat membantuku.
"Aku akan bergaul dengan Mika-chan mulai sekarang, dan dia perlahan-lahan akan tumbuh lebih girly, bukan? Aku akan mencocokkan pertumbuhannya dan lambat laun akan terbiasa dengan gadis. Setelah lima tahun ... Aku akan menikahi Mika-chan, dan pasti akan membuatnya bahagia."
Dia mendengus keras dan mengangkat tinjunya ke langit.
"Hey hey ..."
"I-Itu hanya lelucon, Nii-san."
Tapi dimataku, kau terlihat serius.
Yuuki berbalik ke arahku dan menatap langsung ke mataku. Itu adalah ekspresi yang paling serius miliknya yang pernah aku lihat.
"Tapi ... aku senang memiliki Nii-san."
Saat aku memiringkan kepalaku karena bingung, dia tertawa senang dengan pipinya yang memerah. Itu adalah senyum indah yang akan memikat siapapun.
"Untuk terus membantuku seperti ini, Nii-san adalah orang yang benar-benar baik. Aku sangat senang bahwa aku memiliki saudara sepertimu."
"Oh ayolah, kalau kau bilang secara langsung begitu, aku merasa sangat malu."
"Tidak mungkin. Kau seseorang yang kukagumi. Terima kasih, Nii-san. Aku tidak bisa terus bergantung padamu sepanjang waktu, ‘kan?"
"Jangan berkata begitu. Kau bisa lebih mengandalkan aku, oke?"
"Daripada aku, ada orang lain yang lebih membutuhkan Nii-san, ada saudari yang lebih kecil di luar sana. Aku ini seorang Onee-chan."
"Yuuki ... Kau ..."
Ekspresinya terlihat sedikit dewasa.
"Tapi, karena ini sudah terlambat dan malam sudah tiba ayo kita sudahi untuk hari ini. Sebagai gantinya, aku akan melakukan yang terbaik untuk pergi keluar dengan rok di waktu berikutnya."
"Apa itu….tak apa-apa?"
"Yup. Nii-san tidak perlu khawatir tentang diriku. Aku akan menggunakan keberanian yang Nii-san berikan padaku dan menunjukkan padamu bahwa aku bisa menjadi seorang gadis. Tidak perlu khawatir tentang diriku."
"Mendengarmu mengatakan begitu, sungguh sangat membantu."
"Ahaha! Oh itu benar, Nii-san, bukankah sekarang waktunya makan malam?"
Yuuki mengubah pakaiannya menjadi celana dan kemeja dari sebelumnya dan memulai menyiapkan makan malam di dapur.
Aku hanya bisa memilih satu orang. Meskipun Yuuki mengatakan tidak perlu khawatir, itu sebabnya mengapa aku mulai khawatir tentang dirinya.
Namun. Seperti yang Yuuki katakan. Mika adalah orang nomor satu yang tidak bisa aku abaikan. Meski aku seharusnya tidak menempatkan mereka dalam urutan seperti itu, tapi ada hal itu tak bisa dihindari. Karena aku mengkhawatirkan tentang mereka semua, aku ingin mengikat diriku dengan mereka. Aku ingin bersama mereka semua. Tapi, apa itu hal yang sama dengan Taishido Jinya pikirkan?