The Result when I Time Leaped Chapter 17 Bahasa Indonesia



Hiiragi-chan si Penguntit

Minggu malam.
Setelah menghabiskan waktu bersantai di tempat Hiiragi-chan selama akhir pekan, aku kembali pulang ke rumah. Dia seharusnya sibuk membuat soal tes untuk minggu depan, jadi sepertinya dia tidak bisa berkencan di minggu ini. Aku memahami itu. Atau itulah yang aku pikirkan, tapi Hiiragi-chan akhirnya memohon dengan mata berkaca-kaca.
Ketika aku berkata kepadanya, “Ini hanya satu atau dua hari di akhir pekan dimana kita tidak bisa saling bertemu. Bukannya kau terlalu membesar-besarkan masalah ini? ”
“Saat kamu melihatku di sekolah, itu Hiiragi-sensei. Kamu hanya bisa melihatku sebagai Hiiragi Haruka di akhir pekan ... ”
Dia mengatakan itu sambil menunjukkan wajah sedihnya. Karena Hiiragi-chan memiliki karakter yang tidak memiliki bagian depan atau belakang, apakah dia guruku atau pacarku, rasanya sama saja. Tak ada bedanya bagiku. Namun, tampaknya orang yang dipertanyakan tidak percaya hal yang sama.
"Nii-san ...? Mau pergi kemana? ”
Saat aku mengenang tentang akhir pekan yang menyenangkan tadi, Sana diam-diam mengintip di pintu
"Kemana? Aku hanya pergi berjalan-jalan dengan teman ...? ”
"Maksudmu ... maksudmu dengan pa-pacarmu ...?"
"Itu salah. Kau mungkin tidak tahu karena tidak punya teman, tapi rasanya sangat menyenangkan bisa berpergian bersama teman-teman di malam hari. ”
"Sana juga berpergian di malam hari jadi tidak masalah."
"Kau mungkin hanya bermain game online, ‘kan?"
"Mengapa kamu tahu itu?"
Kau sendiri yang bilang kalau kau memiliki banyak teman online.
"Lalu, apa ada sesuatu yang kau butuhkan?"
"Aku tidak memiliki apapun secara khusus ..."
Dia merasa gelisah sambil memainkan jari di kedua tangannya seolah ingin mengatakan sesuatu. Jika kau tidak memiliki sesuatu, kau takkan repot-repot  masuk ke kamarku. Ketika aku menunggunya untuk mengatakan sesuatu, Sana masuk dan duduk di sofaku yang sudah usang.
“Sebenarnya, minggu ini, Ada tempat yang ingin aku kunjungi bersamamu. Tapi, Nii-san keluar dan tidak pernah kembali. ”
Sana terlihat bersedih. Ketika dia ingin bertanya, dia biasanya selalu seperti ini.
"Hmm coba kupikir dulu ... apa kau ingin aku memilih celana dalammu?"
“Sa-salah! Aku takkan memintamu untuk itu! ”
Bofu bofu, Sana memukul bantal beberapa kali dengan kesal.
"Berhenti, berhenti, aku mengerti. Itu hanya lelucon. Jangan terlalu marah begitu. ”
“Makanya jangan membuat lelucon aneh! Pergi berbelanja ke toko game dan manga, serta berbagai barang lainnya! Minggu depan! Karena minggu ini tidak jadi. ”
"Bukannya kau biasa pergi sendiri?"
“Kalau begitu, jika aku ketahuan, Sana akan dikenal sebagai otaku yang kesepian.”
Aku pikir itu sudah ketahuan dari dulu??
"Jika Nii-san ada di sana, aku bisa membuat alasan."
"Alasan kalau kau menemani kakakmu saat Ia membeli sesuatu?"
"Yup."
Yup, dengkulmu. Apa yang ingin kau coba lakukan dengan menggunakanku?
"Kenapa kau tidak pergi saja dengan Ii-san?"
"Kalau itu sedikit ...... mengundang seseorang untuk jalan-jalan ..."
Berjalan-jalan dengan seseorang yang ingin kau dekati dan cemas tentang hal itu. Itu juga sesuatu yang bisa aku pahami.
Apa yang akan terjadi jika kau sendirian dan percakapan berubah menjadi keheningan yang canggung? Bagaimana jika kau akhirnya menginjak ranjau darat yang tidak kau ketahui? Jika seperti itu, tidak ada yang bisa membantumu.
"Apa karena kalian baru kenal, dan kau berpikir kalau kau harus sedikit lebih berhati-hati ...?"
"A-akhirnya kamu mengerti juga."
“Kalau begitu, Ayo kita semua pergi bersama. Undang Ii-san juga. ”
Jika sudah seperti ini, Sana tidak mengeluh lagi.
Secara pribadi, keberadaanku tak banyak berguna, tapi dengan kami bertiga, akan lebih mudah untuk memeriahkan suasana.
"Kana-chan lagi ... Sana ingin sendirian bersama ..."
Sana membalas dengan nada datar. Kemudian, dia akhirnya memukul kedua tangannya.
“Ah, benar juga. Ka-Kana-chan bilang kalau dia punya beberapa rencana minggu depan. ”
"Alasan mendadak seperti itu, apa itu benar ...?"
"Itu benar!"
Yah, aku sendiri cukup tertarik untuk menelusuri game dan manga, jadi aku tidak punya alasan khusus untuk menolaknya. Hiiragi-chan akan sibuk akhir pekan itu juga.
"Baiklah. Lalu, Sabtu depan, oke? ”
“Kamu mungkin tidak punya rencana juga, ‘kan? Sana mengerti itu. "
Sana menatapku dengan wajah puas.
Senyum manis yang belum pernah aku lihat baru-baru ini.
Sudut Pandang Hiiragi Haruka
“Seiji-kun, bagaimana kamu akan menghabiskan hari Sabtumu?”
"Ah, aku akan pergi dengan Sana ke toko game dan membeli beberapa manga juga."
"Aku mengerti, bersenang-senanglah ♪"
Atau begitulah yang aku bilang, tetapi seperti yang diduga, aku masih penasaran ...
Tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, Sana-chan pasti tidak menganggap dirinya sebagai adik Seiji-kun saat dia berinteraksi dengannya. Aku akhirnya melihat adegan itu. Namun bahkan sebelum itu, aku sudah merasa kalau cara dia bersikap terhadap Seiji-kun tidak terlihat seperti saudara kandung. (TN: liat di chapter 14)
“Hubungan antar saudara kandung jauh lebih absurd daripada hubungan siswa dan guru, Sana-chan.”
Jam di ruang staf baru saja mencapai angka 11.
Jumlah guru yang datang untuk bekerja pada hari Sabtu sangatlah mengejutkan. Ada beberapa guru yang datang di pagi hari untuk membantu kegiatan klub sebagai penasihat klub, dan setelah selesai di sore hari, mereka memulai pekerjaan mereka sebagai guru. Ada juga guru yang datang untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa mereka selesaikan selama hari kerja.
Aku sendiri adalah bagian dari yang kedua.
Jika saja aku menyelesaikan pekerjaanku lebih awal, aku pasti akan bersenang-senang dengan Seiji-kun ... meski begitu, aku tidak bisa menahan rasa penasaranku tentang  apa yang sedang Ia lakukan sekarang. Aku datang jam 8 pagi tapi aku belum membuat kemajuan sama sekali. Walau aku sudah berniat untuk menghabiskan hari ini untuk menyelesaikannya sehingga aku bisa bersenang-senang dengan Seiji-kun besok…
"Muun ... aku tidak bisa membuat kemajuan ..."
Meski aku mulai berkencan dengan Seiji-kun, aku masih pergi ke pesta minum pada hari Jumat, tapi aku tidak mabuk karena posisiku. Tentu saja, aku berhenti pergi ke pesta setelah itu juga.
Lagi pula, jika aku mabuk, aku pasti akan mulai berbicara tentang bagaimana aku punya pacar. Jika aku sudah keceplosan bilang begitu, pasti akan ada orang-orang yang ingin tahu tentang siapa itu, berapa usia mereka, dan pekerjaan apa yang mereka lakukan. Seiji-kun sudah memperingatiku tentang hal ini, dan aku  juga memahaminya.
Ia bilang, jika aku berbohong berulang kali, pasti akan ada kontradiksi yang muncul. Namun, tidak perlu bagi kita untuk membuat kebohongan besar dengan mengatakan bahwa aku tidak memiliki pacar, sebaliknya, asal jangan mengatakan kebenaran sepenuhnya. Sungguh, Seiji-kun memang jenius.
Saat aku memikirkan lebih banyak tentang dirinya, semakin besar keinginan untuk melihat dirinya ...
...
Aku hanya perlu membawa pulang pekerjaanku dan mengerjakannya di sana.
Patan, aku menutup laptopku, mengumpulkan barang-barangku dan masuk ke mobil. Meskipun aku ingin bertemu dengannya, dia seharusnya bersama Sana-chan hari ini, ‘kan ...? Jika itu game dan manga, maka tempatnya ...
“Itu pasti di kota. Hanya itu tempatnya. ”
Toko yang mengkhususkan pada game, manga, dan anime semuanya berada di area itu. Mengemudikan mobilku ke arah sana, aku memarkirnya di tempat parkir di area tersebut, dan melangkah keluar. Di sana, aku kebetulan melihat Seiji-kun kesayanganku.
"Untung. Aku menemukannya."
... Aku ingin memanggilnya. Namun, karena aku sudah bilang kalau aku akan bekerja, aku mungkin tidak seharusnya berada di sini, bukan? Ia mungkin akan  membuat wajah yang agak menakutkan. Karena Seiji-kun mempunya sifat yang cukup serius, aku dibuat pusing karena sifatnya itu, Ia mungkin akan mengatakan sesuatu seperti "Lakukan pekerjaanmu dengan benar," dan marah padaku.
Seiji-kun cenderung terasa seperti senior yang tangguh di tempat kerja, orang yang ketat dalam memastikan orang lain melakukan pekerjaan mereka. Meski Ia seorang siswa SMA. Berkat keberadaan Seiji-kun, aku bisa bekerja keras dalam pekerjaanku. Saat aku mencoba mencari alasan untuk Seiji-kun dalam pikiranku, Sana-chan datang dengan crepe di tangannya.
"Mengapa kau membeli makanan mewah seperti itu?"
“Nii-san, kamu tadi menatapnya ‘kan? Kamu ingin memakannya juga, bukan? ”
"Yah, emang sih."
Sana-chan dengan mulus meraih lengan Seiji-kun dan mulai berjalan bersamanya.
Aaaauuuuuuuu.
Aku juga ingin melakukan sesuatu seperti itu dengan Seiji-kun!!! Karena kami cukup was-was siapa yang akan melihat kami berdua jika berkencan di depan umum, Seiji-kun benar-benar melarangnya jadi aku tidak bisa melakukan hal seperti itu ...
Lebih penting lagi, mengapa dia memegang lengannya seperti itu !? Kalian berdua saudara kandung, ‘kan !? Memegang lengannya seperti itu dan makan crepe bersama saat berjalan. Itu bukanlah sesuatu yang saudara kandung lakukan! Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, itu terlihat seperti pasangan !!
Aaaauuuuu.
Aku sangat cembuurruuuuuuuu. Jika aku seorang maid, aku akan menggigit ujung celemekku. Mou, aku marah. Seiji-kun, hanya karena aku tidak ada, kamu seharusnya tidak begitu dekat dengan Sana-chan.
"Aku melihat ... Aku selalu melihatmu ..."
Pashari, aku mengirim pesan dengan gambar mereka. Aku memutuskan untuk mengawasi saudara kandung ini dari bayang-bayang.
"-!?!?"
Ah, sepertinya Seiji-kun sudah melihat pesannya. Ia dengan cepat menengokkan kepalanya dan melihat ke kiri dan kanan. Sepertinya Ia mencari Haruka-san yang dicintainya
“Nii-san? Apa ada yang salah?"
“Bu-bukan apa-apa. Hari ini ... bukannya dia bilang sedang sibuk ...? Kurasa dia akhirnya pulang cepat dan sekarang menguntitku. ”
Ugi… Aku ketahuan. Yah, aku kira, itu tidak bisa dihindari. Karena aku mengirimnya foto, tidak mungkin Ia tidak tahu.
“Kamu terlihat sangat tampan dengan pakaian kasualmu ♪. Sensei benar-benar berpikir itu cocok untukmu  
Aku mengirim pesan lain. Jika aku memujinya, aku mungkin bisa mengalihkan pembicaraan. Seiji-kun memeriksa ponselnya sebentar, dan balasannya datang dengan cepat setelah itu.
"Tolong lakukan pekerjaanmu."
Dingin! Balasanmu sangat dingin Seiju-kunnnn!
"Kita takkan bisa pergi kencan minggu depan kalau begini terus, ‘kan?"
Itu pasti akan sangat buruuuuuukkkk!
Saat Ia terus melihat sekeliling, Seiji-kun dengan cepat menyelesaikan crepe dan masuk ke dalam toko. Tetap saja, aku masih penasaran ... Aku akan terus maju dan terus mengawasi mereka berdua. ♪






close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama