The Result when I Time Leaped Chapter 36 Bahasa Indonesia




Akhir pekan tertentu di Beranda

Dia bekerja sangat keras.
Itulah yang tercerminkan pada mata Hiiragi-chan.
Meski kami pergi berkencan, namun kami berdua tidak bisa menghabiskan banyak waktu di luar, dan pada akhirnya, menghabiskan waktu akhir pekan di tempat Hiiragi-chan.
Terlebih lagi, kami menonton film DVD. Hari ini juga, Hiiragi-chan menyewa film aksi yang belakangan ini populer, dan kami berencana menontonnya bersama, tapi kelopak matanya terlihat sangat berat ...
Setiap kali dia berkedip, jumlah waktu matanya tertutup terus meningkat. Hiiragi-chan adalah tipe orang yang tidur di mana saja. Begitu dia tertidur, dia langsung tidur nyenyak.
"Haruka-san, kau ngantuk, ya?"
“Ti-tidak kok, aku tidak mengantuk sama sekali. Aku masih bisa begadang selama 50 jam atau lebih. ”
Dia sangat mudah dipahami. Sangat kelihatan sekali kalau  dia sedang berbohong ...
"Kau lelah karena bekerja, ‘kan? Kenapa tidak tidur dulu sebentar ? ”
"Aku tidak mau ... ini adalah waktu yang sudah lama kutunggu-tunggu dengan Seiji-kin."
"Tuh ‘kan, cara bicaramu mulai melantur."
Sepertinya dia menghabiskan waktu dengan sesuatu yang abu-abu*. Yah, mungkin lidahnya sedikit kepleset atau semacamnya.
Dia kemudian menggelengkan kepalanya dengan segenap kekuatannya dan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga agar matanya tetap terbuka.
"Aku sangat menantikan waktu bersenang-senang dengan Seiji-kin akhir pekan ini ...!"
"Ya, tentu saja kau akan menantikannya ... Aku kira kau bisa melakukan perjalanan dengan uang pajak**."
“... Hah !? Aku tidak tidur, sama sekali tidak! ”
"Kau keras kepala sekali. Tapi sebaliknya, dengan reaksi semacam itu, cepat atau lambat kau pasti akan tertidur. "
Aku menjeda pemutaran DVD.
"Ada apa?" Tanya Hiiragi-chan.
“Aku sedikit lelah. Apa kau tak keberatan kalau aku tidur siang sebentar? "
"Jika itu masalahnya, maka tentu saja tidak apa-apa. Ya, ayo ke sini. ” dengan melebarkan kedua tangannya, HIiragi-chan memberiku izin untuk mendekat. Setiap kali Hiiragi-chan menunjukkan sifat keibuannya, aku selalu ingin dimanja olehnya ...
Tidak, tidak. Sekarang bukan waktunya untuk itu.
Sebenarnya, aku sama sekali tidak mengantuk. Bila aku tidur sekarang, maka Hiiragi-chan, yang sudah tidak memiliki kegiatan lagi, akan ikut tertidur. Atau setidaknya, itulah rencananya.
Jika aku tidak melakukan ini, dia akan terus berkata "Tidak, aku tidak mengantuk." Terlepas dari fakta bahwa dia lelah dari pekerjaan, dan memaksa dirinya untuk tetap bangun.
"Hari ini, ngga usah ..."
"Hmm? Tumben sekali? "
"Aku bisa duduk di sofa dan tidur."
"Tapi jika kamu melakukan itu, tubuhmu akan menjadi sakit, ‘kan?" usai mengambil selimut yang ada didekatnya, Hiiragi-chan lalu membentangkannya di atas pangkuannya. "Ayo, sini, sini." Pok, pok, ucapnya sembari menepuk pahanya.
Ji-Jika aku menyerah sekarang, maka Hiiragi-chan tidak bisa tidur ...! Itulah yang aku pikirkan, tapi tingkat memanjakan yang diberikannya terlalu tinggi, dan aku tidak bisa menolaknya ...!
"Tapi, jika aku melakukan itu, nanti kamu takkan bisa bergerak, ‘kan?"
"Mufufu ... tidak masalah selama aku bisa melihat wajah tidur Seiji-kin."
Kapan dia akan mulai memanggilku Seiji-kun lagi, pikirku.
"Haruka-san, jika kau lelah, kau tidak perlu memaksakan diri untuk menonton DVD ..."
"Tapi aku tidak memaksakan diri, kok?"
Pada akhirnya, aku tidak menang melawan godaan Hiiragi-chan, dan meminjam pangkuannya. Karena aku tertidur di pangkuannya, dia mulai menciumku dan aku sulit untuk menghindarinya. Puk, puk puk puk. Dia membelaiku seolah-olah aku ini adalah kucing peliharaan. Rasanya sangat nyaman sampai tanpa aku sadari, aku sudah tertidur.
Saat aku bangun, gerakan Hiiragi-chan juga berhenti, matanya tertutup dan menunduk ke bawah. Rencana ini setengah gagal, dan setengah sukses.
Suu suu, suara napas dari tidur lelapnya bisa terdengar. Supaya tidak membangunkannya, aku hati-hati bangun dari pangkuannya, dan perlahan-lahan membaringkannya.
"Terima kasih atas kerja kerasmu, Sensei."
Dari area sekitar pinggulnya, celana dalamnya bisa sedikit terlihat.
"!!?"
Aku langsung menggunakan selimut untuk menutupinya. Entah dia tidak sengaja atau  memang disengaja melakukannya... terkadang hal yang seperti ini terjadi, dan sedikit mengganggu ...
Fakta bahwa dia sangat menantikan waktu untuk bisa bersamaku, sejujurnya hal itu ​​membuatku bahagia. Namun, bahkan jika dia ingin bersenang-senang, bila dia lelah maka dia harus beristirahat. Terkadang, boleh saja memiliki hari seperti ini.
Melihat ke sekeliling ruangan, tampaknya dibersihkan dengan cukup baik, jadi tidak ada yang bisa aku lakukan lagi. Sekarang sekitar jam 5 sore, dan langit luar sudah mulai berwarna oranye.
“Ah, benar juga. Cuciannya…"
Jika sudah kering aku harus membawanya masuk dan jika perlu, aku juga bisa melipatnya. Oleh karena itu, aku menuju ke beranda. Lalu di sana, ada berbagai baju yang dijemur, baik yang sering aku lihat di sekolah, atau yang dia kenakan di luar kantor. Semuanya terlihat sudah kering, jadi aku membawa apa yang aku bisa, tapi kemudian, menghentikan tanganku pada jemuran yang tersisa.
Dan yang tersisa adalah celana dalamnya.
"..."
A-apa tidak apa-apa bagiku untuk membawa ini ...?  Terus lagian, apa benar-benar tidak apa-apa bagiku untuk melihat ini ??
Aku sedikit meneguk air liur.
"Bi-Bi-Bi-Bi-Biasanya, bagian atas dan bawah itu satu set, ‘kan ...?"
Di jemuran tersebut, ada celana dalam yang sudah pernah aku lihat, dan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Ada juga pakaian dalam yang pinggirannya memakai tali dan …... Hi-Hiiragi-chan, ternyata kau memakai celana dalam yang erotis seperti ini ...
... Aku menelan ludahku sekali lagi. Ini gawat. Mataku mulai kehilangan fokus. Mungkin karena semua warnanya, penglihatanku menjadi bergetar. Itu benar, perasaan ini, sama seperti saat aku baru pertama kali memasuki area 18+ di toko rental video ...! Rangsangan kuat dari informasi yang ditarik melalui penglihatanku ...
Celana dalam yang sedang dikenakan, jauh lebih erotis daripada yang cuma dilihat. Namun, dalam keadaan kering di tempat terbuka, perasaan hidup tampaknya bercampur, seperti ...
Aku tidak bisa menahan diriku untuk menatap benda “itu”.
Ini ... Aku harus membawanya, dan melipatnya ... !? Celana dalam sih tidak terlalu bermasalah. Aku entah bagaimana bisa melipatnya dengan benar. Namun, sebagai seorang pria, benda ini adalah eksistensi yang sama sekali tidak diketahui — bra, bagaimana caraku untuk melipatnya !?
Jika aku melipat semua cucian lainnya, tapi tidak melipat bra, rasanya sedikit aneh.
"Hmmm? Seiji-kun, kamu tidak melipat bra ... Ah, mungkinkah kamu merasa malu? Tentu saja, bagi seorang pria,rasanya cukup memalukan untuk melipat bra. Kamu imut sekali, Seiji-kun. ”
Bayangan Hiiragi-chan yang menyeringai sembari menggodaku seperti itu terlintas di benakku. Hal yang sama akan terjadi jika aku tidak membawa masuk semua celana dalamnya.
"Kamu tidak membawa masuk celana dalam ... Ah. Begitu ya, begitu ya. rasanya memalukan, bukan? Biarpun itu punya pacarmu, kamu masih merasa malu ... Kamu manis sekali, Seiji-kun. ”
Dia pasti akan menyeringai sambil bilang begitu ... Tapi, kalau mengembalikan jemuran yang sudah kubawa masuk rasanya akan melelahkan juga.
"Ugh ... Apa yang harus aku lakukan ...?"
"Kamu cukup antusias ya, Seiji-kun."
Mendengar ada suara dari belakangku, aku tersentak kaget.
"Uwaaah!?"
“Menatap sangat tajam pada celana dalamku ... Aku yakin kamu sedang memikirkan sesuatu yang mesum, ‘kan?” Hiiragi-chan memelukku dari belakang dan mulai bermain dengan pipiku.
Saat aku melirik sejenak, dia menyeringai seperti yang kubayangkan.
"Aku tidak memikirkan hal yang seperti itu!"
Yah, meski aku bilang begitu, rasanya tidak terlalu meyakinkan.
“Kamu sudah mencapai di “usia” itu, ‘kan? Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Sensei tidak keberatan sama sekali ♪ ”
“Kau salah paham. Aku hanya berpikir untuk mengambilnya, dan jika aku membawanya, bagaimana aku akan melipatnya …... dan lagian, sejak kapan kau mulai melihatnya? "
"Sejak kamu berjalan ke beranda."
“Bukannya itu dari awal! Kenapa kau tidak memanggilku !? ”
"Maksudku, aku penasaran apa yang sedang kamu lakukan. Dan aku ingin tahu apakah kamu menginginkan celana dalamku atau semacamnya ... "
"... A-aku tidak menginginkannya."
Hmmmm? Sembari menyeringai, Hiiragi-chan melirik wajahku, “Kedengarannya kamu tidak terlalu menolaknya? Kurasa kamu tidak benar-benar ingin menyangkalnya? ”
"Aku tidak menginginkannya."
Hiiragi-chan berbicara lembut tepat di samping telingaku, "Jika kamu mau, aku bisa memberikannya padamu "
"... Su-Sudah kubilang aku tidak membutuhkannya!"
"Barusan, kamu ragu-ragu, ‘kan? Apa kamu menginginkannya? "Dia menyolek pipiku dengan jarinya, seraya mengatakan kalau wajahku terlihat merah padam, sambil menatap lagi di wajahku," Jika kamu hanya ingin melihat sekilas celana dalamku, mana yang kamu ingin aku pakai? ”
"Yang satu ini."
“Seperti yang kuduga,  celana dalam ini! Lalu, kamu menginginkan yang ini, ya! "
“I-itu tidak benar! Aku tidak begitu suka bermain-main dengan cara cabul seperti itu. ”
"Bukannya tadi kamu langsung menjawabnya? Pertanyaan celana dalam mana yang terbaik. Meski kamu menanggapinya seperti itu, kok rasanya tidak terlalu meyakinkan, ya? "
"Ha-Haruka-san, mesummmmmm."
Uwaaan, aku berjuang untuk turun dari beranda, tapi Hiiragi-chan sekali tidak melepaskan tangannya.
"Ahahaha, Seiji-kun, kamu sangat imut ~"
Hari itu, aku terus digoda olehnya. Dan sebagai oleh-oleh, aku diberi celena dalam saat aku hendak pulang ke rumah.
"Aku tidak membutuhkannya," kataku, dan langsung melemparkannya kembali.
"Mou, Seiji-kun, kamu mudah sekali malu~" Hiiragi-chan menyiutkan bibirnya .
Dengan cara yang aneh, Hiiragi-chan terkadang bisa menjadi wanita yang benar-benar tidak punya malu, dan kadang-kadang, dia akan menjadi seorang wanita yang tidak bisa aku tangani.




Catatan TL:
*)  Lelucon di sini terletak pada cara dia memanggilnya Seiji-kin ... kata-kata yang digunakan untuk itu adalah 政治 , yang berarti dana politik. Jadi, mimin percaya kalau ini merujuk pada uang yang terlihat abu-abu.
**) sama kayak di atas.


close

5 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama