The Result when I Time Leaped Chapter 41 Bahasa Indonesia







Dewi Di Tepi Kolam Renang

Bulan Juni pun berlalu, dan pelajaran olahraga yang tadinya difokuskan di lapangan, sekarang beralih ke pelajaran renang. Pelajaran renang di sekolah kami, baik anak cewek maupun cowok dicampur, jadi, ya mau tidak mau banyak anak cowok yang merasa kurang nyaman.
Yahoo! Cewek-cewek dengan baju renang! Atau sesuatu seperti itu tidak terjadi di dalam kelas kami. Saat anak-anak cewek tiba di tepi kolam renang, hanya ada sekelompok tatapan dingin yang menoleh ke belakang.
Kecuali satu orang.
"Oi, Fujimoto, jangan terus-terusan menatap mereka. Setelah ini, anak-anak cewek akan memanggilmu menjijikkan, tahu? ”
Fujimoto menepak tangan yang kutaruh di bahunya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi, aku akan mengatakan ini, Sekarang, pada saat ini, aku merasa benar-benar hidup. Cuma itu saja. "
"Kenapa kau bertingkah sok keren begitu?"
"Diamlah, dasar cowok berkolor."
"Bukannya kau juga sama? Aku mengerti bagaimana perasaanmu, tapi bisakah kau melakukan sesuatu terhadap mata merahmu itu? ”
"Ini karena air kolam renang."
"Meski kau belum nyebur sama sekali?"
Namun, aku masih penasaran dengan anak cewek dengan pakaian renang mereka.
Bukan berarti aku berniat selingkuh, tapi aku tidak bisa menahan mataku untuk tidak melihatnya.
Tidak ... Cewek SMA, memang yang terbaik ...
Karena, jiwaku bukan lagi siswa SMA yang polos, mau tidak mau aku melihat mereka dengan tatapan cabul. Kemudian, para gadis, yang sedang mendengarkan penjelasan guru pengganti dan melakukan pemanasan ringan, mendadak ribut.
“Ah, Sensei!”
“Eh? Anda Ikutan juga?”
“Apa Sensei juga ikut bergabung? "
Dari arah ruang ganti, Hiiragi-chan berjalan ke tepi kolam renang.
"Aku tidak ikut gabung. Sensei tidak tahu bagaimana caranya berenang.Cuma liat-liat aja. "
Tehehehehehe, Hiiragi-chan yang tertawa sedang memegang kamera ditangannya.
Lagi-lagi!
Itu bukanlah sikap seseorang yang hanya berniat untuk liat-liat!
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa, kalian semua cukup imut! Untuk jaga-jaga, aku bisa menempatkan sensor di wajah jadi kalian bisa merasa lega.”
Itu malah lebih mencurigakan!
“Lakukan yang terbaik, oke!”
Hiiragi-chan tersenyum pada anak-anak cowok — atau lebih tepatnya, dia melambai padaku.
Kegelisahan semua orang akhirnya memuncak.
"Jika Hiiragi-chan bilang begitu ... Maka kita harus menunjukkan sisi serius kita."
"Dia datang untuk mengambil fotoku, ‘kan ...?"
"Aku hanya bisa menggunakannya sekali dalam setahun, tapi aku akan mengerahkan semua kemampuanku."
Saat mencoba untuk bertindak secara alami, semua orang menyipitkan mata mereka, dan mencoba memamerkan otot mereka dengan mata serius saat melihat kehadiran HIiragi-chan. Tetap saja, maafkan diriku yang berdosa ini kawan, teriakan Hiiragi-chan mungkin untuk diriku.
"Sensei, kakimu sangat mulus!" "Sangat cantik!" "dan juga putih sekali"
Mendengar anak-anak cewek memuji Hiiragi-chan, semua perhatian anak-anak cowok beralih padanya.
"Ti-Tidak juga kok ..."
Hiiragi-chan tersenyum kaku.
Karena dia berada di tepi kolam renang, nampaknya dia tidak mengenakan stoking normal dan hanya bertelanjang kaki.
Roknya sepanjang lutut. Namun, dia menggulungnya ke atas dan mengikatnya di ujung.
Hal itu mengungkapkan bagian kakinya yang biasanya tidak terlihat, dengan pahanya yang putih mulus terpampang.
"Apa itu ... apa itu penjelmaan dari kewanitaan?" (Siswa sableng A)
"Dia pasti seorang peri danau." (Siswa sableng B)
"Bukan, dia pasti seorang Spirit yang mengendalikan air." (Siswa sableng C)
"Apa cuma aku yang bisa melihat lingkaran cahaya di sekelilingnya?" (Siswa sableng D)
"Itu bahkan lebih erotis daripada baju renang ..." (yang ini pasti Fujimoto si cabul :v)
Pakaian yang biasanya kau lihat, berubah menjadi versi di tepi kolam renang, membuat Hiiragi-chan bahkan lebih menarik dari biasanya.
Hiiragi-chan yang ada di tepi kolam renang masih terlihat lucu.
Ya ampun, terima kasih, terima kasih. Cewek itu, adalah pacarku.
Ah, tapi tetap saja, aku tidak bisa mengatakannya keras-keras, orang-orang mulai berargumen tentang Hiiragi-chan.
Aku mencoba menghentikan semua orang
"Orang itu adalah Dewi (Megami) di tepi kolam."
"" "" Aaaaah ~ "" ""
Anak-anak cowok, dengan suara bulat setuju dengan pendapatku, lalu bertepuk tangan saat mereka menundukkan kepala ke arahnya.
Oi, kalian lagi ngapain? Cepat hentikan, berhentilah berdoa padanya!
Namun, seperti biasa, Hiiragi-chan selalu populer di kalangan anak cowok maupun cewek. Setelah menyelesaikan pemanasan, semua orang memasuki kolam. Aku tidak hebat dalam sepak bola, tapi aku cukup mahir berenang, jadi aku harus bisa unjuk gigi dkali ini. Bahkan aku sendiri ingin menunjukkan sisi kerenku kepada orang yang aku sukai. Ini dimulai dengan berenang gaya dada 25 meter.
“Ia cepat sekali! Gerakannya sangat mulus seperti seekor penguin! ”
Hiiragi-chan menyuarakan pujiannya dengan cara yang sangat aneh. Di sisi lain, Fujimoto, yang sedang menunggu gilirannya di tepi kolam berteriak.
"Sanadaa, Oi…Sanadaa!"
"Ada apa? Fuji — mo — to ... ”
Bila dilihat lebih dekat padanya, Fujimoto bersandar sangat jauh ke depan.
"Hari ini, aku mungkin akan mati."
"Secara sosial?"
Yah ... saat para gadis berlarian di tepi kolam renang, “itu” benar-benar bergoyang ...
"Tinggalkan benihmu, begitulah suara yang terus terngiang di dalam kepalaku ...!"
"Itu cuma instingmu saja."
Kalau begitu, bagaimana dengan diriku? Aku sudah pernah mandi bareng dengan Hiiragi-chan. Bahkan pernah menginap di rumahnya. Kami juga pernah tidur berdua di ranjang yang sama. Bukan berarti penampilan beberapa gadis kecil dengan pakaian renang akan memengaruhiku, bukan? Hal-hal yang bergerak cenderung akan menarik perhatianmu, itu adalah insting yang tidak bisa dihindari sebagai hewan. Jika mereka berlari di sekitar kolam renang, “hal itu” akan bergoyang ke mana-mana, mau tak mau aku jadi fokus pada “itu” ... Kolam renang, memang sangat menakjubkan ....
Tiba-tiba, bulu kudukku berdiri dan merasakan tatapan seseorang pada diriku, aku melihat Hiiragi-chan menatapku dengan ekspresi kosong. Padahal barusan dia sibuk berteriak  “Kya ~! Ayo! Sedikit lagi! Sangat cepat! ”, Dengan ketegangannya mencapai maksimum.
... tapi sekarang, ekspresi wajahnya sekarang benar-benar tak ada emosi.
Tunggu, Hiiragi-chan, ini bukan seperti yang kau pikirkan.
Matanya tampak seolah-olah sedang melihat sejenis binatang yang tidak terkontrol ...
Ketika aku mencoba menarik Fujimoto kembali, Ia mengangguk penuh pengertian.
"Kau juga sama…"
"Jangan seenaknya samakan aku dengan kau."
Hiiragi-chan mulai berjalan ke sini layaknya hantu, berjaan dengan langkah kaki yang lambat.
Dan kemudian, kakinya terpeleset.
"Funya!?"
Dengan jeritan yang lucu, dia pun terjatuh ke dalam kolam.
Dia tadi bilang kalau dia tidak bisa berenang ... tapi kolam ini cukup dangkal di mana kakimu bisa menapak dasar kolamnya, jadi kurasa mungkin tidak apa-apa.
Basha basha ...
"Habu, obu -"
Basha Basha Basha Basha Basha Basha Basha Basha Basha.
"Oh, Tolong, habu"
Di-Dia tenggelllllllaaaaaaaaammmmm !?
"To— Tol — Tolong — Am — Ambil ini—"
Hiiragi-chan dengan putus asa melemparkan sesuatu ke arahku, yang akhirnya kutangkap.
Ternyata, Itu kameranya.
Memangnya seberapa pentingnya ini untukmu, sih!?
Aku melemparkan kamera ke arah Fujimoto, dan dengan cepat melompat ke kolam bahkan lebih cepat dari Komada, guru olahraga kamii. Aku berenang dengan segenap kekuatanku, menangkap Hiiragi-chan yang tenggelam, dan membaringkannya di tepi kolam renang.
“Sensei! Sensei, apa anda baik-baik saja !? ”
Hiiragi-chan masih memejamkan mata.
Lebih penting lagi, pakaian dalamnya bisa terlihat karena bajunya yang basah ... sampai-sampai aku sulit harus melihat ke arah mana ...
Payudaranya yang bulat ... terlalu erotis.
"Dari mulut ke mulut ... cepatlah ... aku akan mati ..."
Hmmm? Itu suara siapa ...?
Aku mencari sumber suara itu.
Matanya sedikit terbuka?
"Dari mulut ke mulut, ayo cepat ..."
Aku mendengarnya lagi.
Aku melirik ke belakang.
Dia pasti menyipit padaku!
Bukannya dia baik-baik saja dan masih sadar!
"Mulut ke mulut ...... Ciuman ..."
Permintaannya mendadak langsung menjadi aneh!?
"Hiiragi-senseeeeei!"
Komada berlari di tepi kolam renang sambil berteriak keras.
Ini tidak boleh terjadi. Aku tidak bisa membiarkan laki-laki lain melihat Hiiragi-chan yang tengah basah dan pakaian dalamnya keliatan!
Ini terlalu erotis!
Cukup menakutkan!
Semua orang akan membungkuk dan tidak dapat keluar dari kolam!
"Sepertinya Hiiragi-sensei tidak apa-apa, jadi aku akan membawanya ke rumah sakit!"
Aku dengan panik membawa guru yang basah, dan erotis ini dengan gaya gendongan putri dan meninggalkan area kolam renang sambil berlari.
Haaah, entah bagaimana aku bisa menghindari Hiiragi-chan terekspose kepada semua orang dalam keadaan seperti itu.
"Yare-yare, lain kali anda harus lebih berhati-hati lagi, Sensei."
"..."
Matanya masih tertutup ....
Memeriksa untuk memastikan kalau tidak ada orang di sekelilingku, aku mencium pipinya.
Seketika, matanya terbuka.
"Maaf sudah membuatmu khawatir. Namun, Seiji-kun, kamu melihat anak-anak cewek dengan pakaian renang dengan mata mesum, ‘kan? ”
Kata Hiiragi-chan sambil cemberut.
“Tidak, itu ... yah, jika Sensei datang mengenakan pakaian renang, aku mungkin akan selalu melihatmu,”
"Benarkah? Kalau begitu, lain kali, aku akan mengamati dengan pakaian renang ... yah tapi aku cuma punya pakaian renang sekolah ... "
Itu ... mungkin berhasil.
"Namun, aku pikir itu sedikit mengecewakan karena orang lain akan melihat juga."
"Ah, apa kamu ingin memonopolinya sendiri?"
"Aku tidak bisa menyangkal itu ..."
Mufufufufufu, Hiiragi-chan tertawa senang.
"Kalau begitu, aku akan membeli baju renang ... jadi, ayo pergi ke pantai selama musim panas."
"Ya."
Aku sudah sering ke pantai dengan Sana, tapi selain dia, ini akan menjadi pertama kalinya bagiku untuk pergi bersama orang lain, apalagi dengan pacarku.
Kurasa aku bisa membuat salah satu dari rencana musim panasku lebih awal sekarang.
"Dan juga. Terima kasih karena sudah menjadi yang pertama menyelamatkanku. Tadi itu sangat keren. "
Dengan mengangkat tubuhnya sedikit, dia menciuman pipiku.
"Aku senang tidak ada kecelakaan yang terjadi... apa mau aku turunkan?"
"Hhmm, apa aku boleh tetap seperti ini sedikit lebih lama lagi?"
Ujarnya sambil terlihat bahagia, putriku memeluk diriku lebih erat dan menempel lebih dekat kepadaku.
Dengan posisi seperti itu, aku lalu membawa Hiiragi-chan ke ruang UKS.







close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama