Tsuki no Sango Chapter 02 Bahasa Indonesia





Ini adalah kisah dari waktu lampau.
Di padang rumput bernama Sea of ​​Shadows, ada sebuah batu yang berbentuk mirip seperti seorang gadis kecil.
Rambut coklat muda yang indah.
Mata tak berdosa dan bibir berwarna pink cerah.
Tangan dan kaki yang ramping, layaknya manusia.
Kulit cerah, seperti jeruk nipis tanpa kerutan sedikitpun.
Kulit yang mulus dan cerah seperti batu kapur yang digosok.
Itu adalah patung seorang gadis, yang dicintai oleh ribuan orang, diciptakan untuk menyesuaikan dengan citra kecantikan manusia.
Apa bentuknya mirip seperti aslinya?
Atau apakah itu mengambil bentuk itu sesudahnya?
Sejauh menyangkut dunia ini, Legend of Pygmalion hanyalah sebuah kisah dari negeri eksotis yang jauh.
Namun, hanya ada satu yang pasti. Gadis ini adalah seorang putri sejak lahir, dan dibangkitkan oleh keinginan banyak orang.
Seluruh dunia adalah padang rumput yang luas, tapi di sekelilingnya ada danau setinggi pergelangan kaki, dengan bunga-bunga yang mekar sejauh mata memandang. Tentu saja semua itu palsu, hanya gambar yang diukir dari batu kapur.
Air di langit, langit di air.
Mereka memintanya untuk membungkus dunia dingin ini dengan es hangat.
Dia tidak yakin siapa yang meminta hal tersebut. Sudah ada banyak orang ketika dia lahir, tapi setelah tidur siang sejenak, semua orang telah lenyap.
Dia sekarang sendirian, dan dia melewati waktu sembari memikirkan teori tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi.
Salah satu teori yang terpikirkan adalah semua orang telah meninggal karena sistem tidak berfungsi.
Tapi selama dia masih hidup, itu tidak mungkin terjadi.
Dia terus memberikan segala kebutuhan, jadi mustahil ada malapetaka yang memusnahkan semua orang.
Teori selanjutnya adalah bahwa semua orang sedang tertidur.
Mungkin ada alasan tertentu bahwa mereka memutuskan kalau tetap terjaga terlalu merepotkan dan semua menutup mata mereka bersama.
Dia menyebarkan indranya ke permukaan dunia tetapi tidak dapat menemukan keberadaan manusia satu pun.
Umat manusia benar-benar lenyap sepenuhnya dari tanah ini.
Ketika dia perlahan-lahan memikirkan kemungkinann satu demi satu, dia mengingat hukum yang berlaku di tanah ini.
Menurut aturan, penduduk dilarang mencintai penduduk lainnya.
Siapa pun yang melanggar aturan ini akan dihukum pengasingan ke Bumi.
Mungkin saat itu, semua orang telah dihancurkan oleh hukum ini, dan telah jatuh ke sisi lain.
Ya, pasti itu yang terjadi, dia mengangguk pada dirinya sendiri. Atau lebih tepatnya, karena dia tidak bisa menggerakkan lehernya sama sekali saat itu, dia mengangguk dengan perasaannya.
Teori ini tampaknya menjadi yang paling memungkinkan sejauh ini.
Tapi, dia setia pada tugasnya, dan terus melakukan tugas yang diminta darinya.
Pertama, dia memotong energi nuklir surplus ke kota-kota. Fasilitas hiburan jelas tidak diperlukan lagi. Dia mengalihkan semua energi ekstra untuk mengendalikan lingkungan. Dalam setengah abad, Sea of ​​Shadows telah berubah menjadi kota yang penuh dengan pepohonan dan langit.
Konon, pohon-pohon itu adalah batu kapur, dan langit hanyalah lembar es penutup palsu, tapi itu pasti memenuhi apa yang diperintahkan kepadanya.
Mudah untuk memenuhi apa yang diinginkan manusia, selama manusia sendiri tidak ditugaskan untuk melakukannya.
Dia menciptakan tujuh lautan di Bulan, dan setengah abad lainnya berlalu.
Dia pikir manusia akan kembali setelah dia memenuhi keinginan mereka, tapi tidak ada jejak satupun yang tersisa.
Sendirian di dunia tanpa suara. Terkadang, dia mendekati kebenaran, bahwa  bukan manusia yang diasingkan, melainkan dia sendiri yang ditempatkan di planet ini untuk bepergian sendirian. Tetapi karena itu hanya teori, dia tidak pernah memikirkannya lebih jauh.
Dia memandangi pantulan planet biru, yang biasanya tidak akan terlihat dari sini.
Apakah semua orang benar-benar bepergian ke sana?
Dia telah membangun hutan yang indah.
Fakta bahwa tidak ada satu orang pun yang melihatnya sekarang benar-benar membuatnya tampak sia-sia.
Bagaimanapun, dia tidak memiliki keterikatan dengan hutan.
Lalu suatu hari…..
Dia terbangun karena sensasi langkah kaki di pasir.
Dia kemudian teringat perasaan sesuatu yang menabrak tubuhnya beberapa saat yang lalu.
Setelah sepenuhnya sadar, dia terkejut melihat sesuatu berjalan di jalan yang dibatasi pepohonan.
“Sesuatu” tersebut memiliki tubuh pendek dan gempal, dan berjalan dengan cara dengan rentang gerakan terbatas.
Ia memiliki kulit monoton yang sama halusnya dengan dirinya sendiri, bahkan mungkin lebih halus.
Rasanya hampir seperti ketel kaleng, bentuk kehidupan yang akan dianggap sebagai lelucon jika dibandingkan dengan rasa estetika dunia ini.
Jantungnya berdetak kencang penuh kegembiraan pada pengalaman yang tidak dikenal saat dia mengamatinya dengan takjub.
Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya selama bertahun-tahun ada alien dari luar angkasa yang datang mengunjungi planet ini!
“Tunggu, itu tidak benar. Kenapa ada alien di permukaan Bulan? ”
Dia, tentu saja, telah keliru.

uuuu
Apa yang sebenarnya telah tiba adalah sesosok yang mirip manusia. Secara teknis, itu datang dari luar angkasa, tetapi sama seperti penduduk sebelumnya, dia tidak dapat berbicara dengannya. Karena dia tidak punya tenggorokan.
Tapi sama seperti di masa lalu, dia mampu menganalisis perkataannya.
Namun, informasi yang mampu dia kumpulkan sangat sepele.
Ia datang ke planet ini sendirian, melawan keinginan rekan-rekannya.
Tidak ada arti khusus untuk kedatangannya.
Tidak ada alasan untuk pergi dalam perjalanan satu arah tanpa memperoleh apa-apa.
“Aku mengerti, sekarang. Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan untuk hidup, tapi mereka tidak pernah dapat mengatasi kekurangan emosional. Kurasa itu tidak terlalu mengejutkan bahwa peradaban yang lebih maju dari permukaan akhirnya hancur dengan sendirinya. ”
Maka Ia mulai tinggal di sini, menggunakan mesin dari kota.
Setiap 12 jam sosok itu akan datang mengunjungi lokasinya dan bergumam sendiri sambil mengisi tangki dengan hidrogen.
“Meski memiliki bentuk manusia, mungkin ini terlalu arogan untuk memaksakan budaya manusia kepadamu juga."
Saat sosok itu mengatakan ini, sosok itu berusaha melepaskan gaunnya, tapi dia menghentikannya dengan sekuat tenaga. Meskipun sulit dipercaya, ini adalah pertama kalinya dia bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas.
“Tolong maafkan atas tindakanku kemarin. Kau memukulku begitu keras sampai aku pikir aku akan terbang ke Mars. Jika ini di permukaan, kau sudah berada di balik jeruji. Sepertinya aku perlu mengajarimu tentang beberapa poin penting dari manusia.”
Sosok itu mengatakan ini dengan suara yang sedikit tajam, meskipun terang-terangan menerima bantuannya.
Namun, dia menemukan suara segar dari sosok itu, dan anehnya dia merasakan kedekatan dengannya.
Kau tentu saja dapat berdebat bahwa siapa pun merasa puas dalam situasi seperti itu, tetapi aku tidak akan memikirkan hal itu.
Sosok itu adalah dunia baru baginya.
Mengapa orang yang begitu luar biasa seperti dirinya datang ke dunia kematian ini?
Mungkin kedengarannya sulit dipercaya, dia secara empatik mengkhawatirkannya.
Dari sekian banyak teori, teori yang dia anggap paling kredibel adalah bahwa sosok itu merupakan salah satu dari manusia.
Bahwa Ia telah dijatuhkan ke dunia ini sebagai hukuman karena mencintai yang lain.
Atau mungkin dengan cara yang sama, dia telah jatuh cinta dengan seseorang dari dunia ini, dan telah naik kembali sejauh ini setelah diturunkan. Namun sayangnya, semua orang yang tinggal di sini telah lenyap.
Ia datang ke sini untuk cinta, tetapi tidak dapat kembali ke dunianya.
Ini sangat membuatnya sedih, jadi dia bekerja lebih keras untuk mencoba memberikan kehidupan yang lebih baik bagi sosok itu.
Namun….
“Kau tidak boleh membuang-buang waktu. Kami tidak memiliki batasan tentang cara kami menggunakan sumber daya, tapi jika kami kehabisan, apa yang akan kau lakukan? Jika kau mengering, kau akan membawaku ke kuburan bersama dirimu. ”
Usahanya selalu sia-sia.
Pada titik ini dia sudah mempelajari kata-kata manusia, dan bahkan telah membangun pita suara untuk diajak berbicara, tetapi sosok itu takkan pernah mendengarkannya.
Sebaliknya, semakin dia berbicara kepadanya seperti manusia, semakin tidak senang sosok tersebut memandang dirinya.
Dia menyiapkan banyak hal untuk sosok itu.
Dia bekerja lebih keras dari apa yang pernah dia lakukan.
Dia sudah berupaya untuk memutar akar kehidupan, hukum alam.
Aku mungkin tidak perlu menjelaskan mengapa.
Itu karena, dia telah jatuh cinta padanya.
Dia orang yang luar biasa.
Dia mendefinisikan hidup untuk batu seperti diriku.
Kata-kata itu masih terukir di karang sampai hari ini.
Namun Ia tidak pernah mengucapkan terima kasih, tapi hanya terus mengkonsumsi.
Apa aku menjadi lebih manusiawi?
Dia menari di bawah langit saat dia bertanya.
Ini adalah hari pertama bahwa dia mampu mengangkat kakinya dari tanah.
"Jika aku harus membandingkannya, aku akan mengatakan kalau tubuhmu lebih dekat dengan karang."
Kalau dipikir-pikir kembali, itu adalah pertama kalinya sosok itu memujinya.
Tapi nenek, kurasa dia sedang tidak memujimu. Kupikir dia sedang menyindirmu.
Namun, kata-kata itu membuatnya sangat bahagia.
Dan selama dua belas jam berikutnya, dia tidak merasakan apa-apa selain bangga dengan tubuh silikalnya.
Waktu mereka bersama terus berjalam selama hampir setengah tahun.
Waktu akhir selalu datang tiba-tiba.
Ketika Ia selesai memperbaiki kapalnya, sosok itu membawanya di atas kapal.
Dia menjadi lemah dan tidak dapat bergerak, jadi naik ke kapal dan mengurus yang lain dilakukan oleh sosok manusia itu.
Meski begitu, kecemasannya atas meninggalkan Sea of ​​Shadows terhalang oleh kegembiraan untuk bisa bersamanya.
Dia memejamkan mata dalam kebahagiaan saat dia duduk di kandang ketat yang hanya dibuat untuk satu orang. "Aku bosan dengan manusia dan naik ke Bulan, meninggalkan segalanya." Suaranya datang dari luar kapal.
Itu bergema di seluruh padang rumput, di mana sampai sekarang tidak ada seorang pun.
"Jadi rasanya agak konyol bagiku untuk mencintai manusia."
Tubuhnya tidak bisa bergerak.
Walaupun bisa, pintu kapal tidak mau terbuka.
Dia sudah melepas diri dari planet, jadi planet ini tidak akan bergerak untuknya.
Langit es yang menutupi planet hancur seperti mimpi.
“Aku tak berpikir bahwa perasaan yang kau miliki untukku adalah cinta. Kau masih belum memahami manusia. ” Saat dia mendekatkan dirinya ke jendela, dia ingat hukum yang dia lupakan.
Siapa pun yang jatuh cinta dengan seseorang dari dunia lain akan dipisahkan selamanya sebagai hukuman.
“Jika kau hanya ingin memuaskan keinginan biologismu, maka ada banyak pelamar di permukaan. Kau hanya harus tinggal di sana. "
Ah, Ia berniat tetap tinggal, dia meratapi apa yang terjadi.
Tapi pada saat yang sama, dia juga mengerti bahwa itu adalah pilihan terbaik untuknya.
“Namun. Tidak peduli apapun yang terjadi, Kau bukanlah hal yang baik untuk planet itu. Ini akan menjadi kedua kalinya aku membunuh manusia di permukaan.”
Untuk dirinya di masa lalu, itu hanya percikan cahaya kecil.
Tapi untuknya dirinya yang sekarang, kapal itu berangkat dari permukaan bulan, lalu memuntahkan panas dan api yang mengerikan.
Dataran perak…
Dunia yang dulunya adalah dirinya perlahan-lahan melayang jauh.
Di matanya, sekarang dia hampir menjadi manusia, dan sekarang berubah menjadi planet kecil yang jauh.
Dataran yang berkilau sendirian di laut yang gelap.
Tapi meski dia berlayar melintasi langit biru, dia tidak punya waktu untuk menangis. Karena sosok pria itu begitu kejam, Ia tidak membuat persiapan yang cukup untuk keselamatannya. Kapal tersebut hanya memiliki cukup bahan bakar untuk memasuki atmosfer bumi, dan tidak memiliki cara untuk mengatasi dampak pendaratan di planet dengan kekuatan gravitasi yang enam kali lipat lebih kuat dari bulan.
Kapal itu meledak di udara, dan seperti pukulan dari candaan jelek, dia terjatuh ke laut biru.
Begitulah pulau ini dimulai.
Dia berhasil bertahan, tapi dampak tubrukan dari pendaratan itu menghancurkan ingatannya.
Pada saat itulah pulau itu menumbuhkan terumbu karang baru.
Dia tinggal di sini, melahirkan seorang anak, dan menjalani hidupnya.
Tapi setiap bulan.,,,
Ketika malam bulan purnama tiba, dia akan melihat ke langit, dan tersenyum bahagia.
wwww
Begitulah karya sastra pertamaku berakhir.
“Aku merasa kalau cerita ini tercampur dengan pendapat pribadimu di sana-sini. Aku bisa tahu ada bias dalam penggambaran karakter di beberapa tempat. ” 
Editor kecil menyuarakan komentarnya yang pedas.
Hari berikutnya adalah bulan purnama. Si pengantar kecil telah mengajariku cara menulis selama satu bulan penuh.
Ia tidak selalu memahami ucapanku dengan sempurna, jadi kadang-kadang ada miskomunikasi, tapi hari-hari yang kami lalui terasa menyenangkan. Pada awalnya, aku terkejut oleh penampilannya, tetapi setelah beberapa hari, itu menjadi pemandangan biasa bagiku. Aku masih belum bisa melihat ke dalam setelan timah kecil tersebut karena kaca penutupnya yang memantulkan cahaya, tetapi aku bisa mengetahu kalau Ia itu sungguh-sungguh, penuh semangat, dan yang terpenting, orang yang jujur. Seolah-olah Ia adalah bentuk kehidupan yang tidak mengerti konsep berbohong atau tipu daya.
“Aku sudah selesai membacanya. Apa kau ingin mendengar pendapatku? ”
Aku mengangguk gugup sebagai jawaban atas pertanyaannnya yang sopan. Meski aku hanya menulis ulang kisah kuno dalam huruf modern, aku masih merasa sedikit malu.
"Tolong kritik dan sarannya yang lembut."
“Ini sedikit berbeda dari cerita yang aku tahu, tapi itu sangat menyenangkan. Wanita ini berparas cantik, ‘kan? ”
"Seharusnya begitu. Tapi aku pikir dia sedikit terlalu naif. Bagian mana dari dirinya yang kamu sukai? ”
“Dia tidak ragu dengan apa yang dia lakukan. Dia pasti orang yang sangat jujur. Alasan mengapa dia tidak bisa melihat semua hal lain di sekitarnya adalah karena dia hanya percaya pada satu hal. ”
“Kelihatannya kamu sedikit memihaknya, padahal seharusnya kamu tak bisa terlalu memahaminya dari apa yang aku tulis.”
“Oh, tapi aku bisa. Aku berani mengatakan kalau dia tidak memiliki penyesalan sedikitpun. Yang aku baca hanyalah kisah kebahagiaannya dari awal sampai akhir. ”
Aku tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar opininya.
Itu bukan pemikiranku saat sudah menulisnya. Aku bahkan sedikit melenceng dari cerita untuk menyuarakan keberatanku sendiri dalam kisah leluhurku ini.
Dari sudut pandangku, ini adalah kisah yang kejam. Sejak mendengarnya dari kecil, aku selalu memiliki pertanyaan tentang kisah nenekku. Dia telah dibuang dan ditinggalkan setelah berusaha begitu keras, jadi bagaimana dia bisa sangat bahagia? Bila cinta berarti dapat menerima pengkhianatan, maka aku tak bisa membayangkan bahwa diriku bisa merasakannya.
"Aku sebenarnya berniat menulis ini sebagai kisah tragedi."
“Perspektifnya adalah perspektifmu. Itu adalah bentuk kehidupanmu. Kau mewarisi kenangan ibumu sebagai milikmu sendiri. Dan itulah mengapa, tidak peduli seberapa bersikerasnya kau tidak setuju, Kau tidak dapat menyimpang dari akar sebenarnya dari kisah ini. Tak peduli apa yang Kau pikirkan, emosi aslitelah  terukir ke dalam gen dirimu. ”
"... Aku tidak benar-benar mengerti, tapi bisakah aku menganggap itu berarti kamu setuju?"
Aku tidak bisa menyembunyikan sedikit ketidaksenangan dalam suaraku.
Pria timah kecil itu mengangguk.
“Ini bukan seperti yang aku harapkan, tapi tak diduga berubah menjadi lebih baik. Aku sangat menyukainya. ”
"Mengharapkan? Apa yang kamu harapkan? "
“Kisah tentang terumbu karang. Di negaraku, terumbu karang pulau ini bersinar dengan cara misterius. Aku penasaran apa mungkin kau tahu mengapa terumbu karang ini bersinar. ”
Produk paling berharga dari pulau ini.
Terumbu karang yang bersinar saat bulan purnama.
Pohon-pohon itu, yang berbentuk seperti karang, menghasilkan oksigen dan nitrogen dalam jumlah besar secara rutin. Mereka bilang bahwa hal itu memungkinkan sejarah umat manusia untuk terus berjalan sedikit lebih lama, walau tidak ada artinya. Secara pribadi, aku tidak berpikir ada arti khusus untuk itu.
“Aku yakin masyarakat di sini memperlakukannya sebagai kejadian biasa. Aku membayangkan bahwa iluminasi adalah semacam fungsi ekologis. Aku percaya kebetulan seperti itu terjadi begitu saja. ”
Dengan itu, Ia masuk ke dalam kapalnya, atau lebih tepatnya, ia mengubur dirinya sendiri di dalamnya. Tidak lama kemudian, Ia mengeluarkan benda yang dibungkus seukuran dirinya.
“Aku bertanya-tanya kemana aku harus mengantarkan ini, tapi setelah dilakukan penyelidikan, tampaknya kau adalah penerimanya. Ini adalah pertukaran, tetapi juga bagian dari pekerjaanku. Mohon diterima."
Di dalam pembungkus itu ada satu cangkang laut. Warnanya seputih nebula galaksi.
Aku secara naluri menempatkan cangkang tersebut ke samping telingaku.
Tss, tss.
Cangkang laut ini berbentuk seperti spiral. Suara ombak bisa terdengar dari pusaran organ.
Tss, tss.
CQCQ, apa kau bisa mendengarku?
Mengikuti suara ombak adalah rekaman yang sunyi.
Ah, ini perekam.
Ini adalah rekaman suara dari kisah seseorang di suatu tempat yang jauh.
“Aku tidak mengerti apa maksudnya. Aku akan mempercayakan benda itu padamu selama satu hari, dan jika kau menyukainya, harap simpan untuk pertukaran buku ini. Kalau begitu, sampai jumpa besok. ”
Pria kecil itu mencengkeram helm dan mengarahkan kapalnya ke langit.
Aku segera memanggilnya. Percepatan dan mobilitas kapalnya benar-benar halus. Dia pastu sudah lama pergi jika aku memalingkan muka untuk sesaat. Itu membuatku kesal karena aku tidak pernah bisa menangkapnya.
"Ada apa?" Jawabnya sambil berbalik.
“Kamu tidak memberiku nilai. Berapa banyak poin yang aku dapatkan? ”
“Oh, ayolah. Memberikan poin ke buku? Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu. "
Dia sepertinya menyembunyikan rasa malunya saat dia menjawab, dan kemudian menghilang ke langit barat.
Itu adalah pertama kalinya aku mendengar suara emosional yang mirip manusia darinya.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama