The Result when I TIme Leaped Chapter 72




Kunjungan Rumah Selama Liburan Musim Panas - Bagian 1

“Saat liburan musim panas …..”
Hiiragi-chan berbicara sambil mencuci piring di dapur. Setelah mengecilkan volume suara di TV, aku memfokuskan telingaku padanya.
“Aku ingin melakukan kunjungan rumah. Gimana menurutmu?”
“Apa? Kunjungan rumah? … Haruka-san, kau ‘kan bukan wali kelasku. ”
“Emang sih, tapi ...”
Dia mematikan keran air, membuka ikatan celemeknya dan berjalan ke arahku. Untuk beberapa alasan, jenis gerakan ini sepertinya benar-benar beresonansi denganku belakangan ini.
Hiiragi-chan tidak duduk di seberang, tapi malah duduk di sebelahku.
“Sebagai pembimbing klub, aku ingin lebih memahami situasi rumah Seiji-kun, atau sesuatu seperti itu?”
“Kalau sudah ke sana, lalu apa?”
“Uuuu ...”
Sambil mengerang sedikit, Hiiragi-chan membentuk satu garis dengan bibirnya.
“... Kau cuma ingin main di tempatku, ‘kan?”
“ Bi-Bisa iya atau tidak?”
Fuu fuu, dia memalingkan muka dan pura-pura bersiul.
Bukannya aku tidak mengerti minatnya pada kamarku. Kalau dipikir-pikir lagi, aku memang belum pernah mengundang Hiiragi-chan.
“Saat kamu demam dulu, aku pernah ke sana sekali.”
“Saat aku demam? Di kamarku? Kau datang setelah sepulang sekolah? ”
“Ah. Ummm ... ya, itu benar. Setelah pulang sekolah. Namun, sepertinya kau sedang tidur, jadi aku langsung pergi lagi.”
Kenapa dia tidak mengatakan itu sambil menatap mataku? Apa dia menyembunyikan sesuatu?
Yah, terserahlah.
“Meski kau datang ke sana, dirumahku masih ada Sana dan orangtuaku, apa yang akan kau lakukan nanti? Kau cuma bisa ke sana sebagai Pembimbing klub, loh.”
“Jika itu yang terjadi, maka aku, Hiiragi Haruka, akan melakukan yang terbaik dalam menyapa Okaa-sama dan Otou-sama Seiji-kun! Tentu saja, sebagai pembimbing klub.”
Dia mungkin terinspirasi aksiku saat mengumumkan hubungan kita kepada Papa Hiiragi. Namun, keluargaku hanyalah keluarga normal dan biasa. Jika dia mengumumkan hubungan kami seperti yang aku lakukan terakhir kali, maka kedua orang tuaku dan Sana akan menatapku dengan tatapan dingin. Karena itu akan menjadi situasi yang rumit, aku lebih suka dia tidak melakukan salamnya.
“Kalau begitu ... Gimana kalau mampir hari ini? Kebetulan, di rumah lagi enggak ada orang.”
“Aku mau!”
Dan begitulah. Hiiragi-chan main ke tempatku.
Kedua orangtuaku pergi kerja semua. Tou-san biasanya pulang agak malam, dan hari ini juga hari di mana Kaa-san pulang malam. Sana pergi main dengan Kanata hari ini, dan dia mungkin juga pulang malam.
Saat aku membawanya ke kamarku, Hiiragi-chan melihat-lihat sekeliling ruangan.
“Manga dimasukkan ke dalam kotak berwarna, ada juga beberapa game ... Meja belajarmu juga tertata rapi ...”
“Ini ngga seberapa. Sebagian cukup acak, kok. Silahkan duduk di tempat tidur atau sofa. Aku akan pergi membuat teh.”
“Ah, jangan repot-repot.”                             
Meski dia bilang begitu, dia selalu membuatkan untukku. Jadi hari ini, giliranku untuk membuatkannya teh.
Setelah membuat teh barley di dapur, aku kembali ke kamarku.
“Terima kasih sudah menunggu…?”
Hiiragi-chan berlinangan air mata saat dia berbalik melihatku.
"Eh. Apa!? Apa ada yang salah!?"
“Iniiiiiiiiiiiiiii! Apa iniiiiiiiiiiiiii !? ”
Hiiragi-chan menunjuk majalah yang sedang dipegangnya.
Ugeh !? Kupikir aku sudah menyembunyikannya sejauh mungkin ke belakang laci mejaku! Ini gawat…
“Ma-Majalah mesum ini ...!"
Bukannya sudah kubilang kalau kamu boleh punya hal yang begituan setelah berusia 20 tahun !? Dia pasti akan mengatakan itu. 
Atau mungkin, ini yang kamu sukai...? Sembari menatapku dengan ekspresi benci.
Aku buru-buru meraih majalah itu.
“Aaah. Ini, aaah. Benar, tentu saja. Ini punya Fujimoto! Tuh anak lupa membawanya dan ketinggalan di sini!”
Layaknya penampilan pegulat pro, aku melempar malajah mesum itu ke tong sampah.
“Yah, kalau memang seperti itu, maka tidak apa-apa ...”
Fuu. Aku berhasil mengelabuinya.
“Jika itu milik Seiji-kun, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan.”
Terima kasih atas perhatianmu, maaf …... Aku diam-diam meminta maaf untuk semua yang ada di dalam tempat sampah.
“Hahaha….Mana mungkin itu punyaku.”
“Iya, ‘kan? Maksudku, Seiji-kun takkan pernah menyukai gadis SMA! ”
... Tidak, tunggu, bukankah itu baik-baik saja?
“Jika itu tentang Onee-san yang tinggal di sebelah, atau tentang seorang guru, maka itu aman."
Jadi, ini masalah genre!?
“Genre adik perempuan sepenuhnya dilarang!”
“Kau cukup berpengetahuan tentang genre !?”
Ini buruk ... Masih ada dua tempat lain ... dengan kartu tersembunyi ...
Memang itu adalah keputusan yang tepat untuk membagi risiko demi menghadapi skenario terburuk ketika Sana atau Kaa-san menemukannya. Dikemas ke bagian belakang kotak berwarna yang disamari manga lain, "manga berbeda". Juga, di dalam paket permainan ada "disk yang berbeda" di dalamnya.
Kedunya tidak bergenre tentang Onee-san atau guru !!
Jika semuanya ditemukan, tamat sudah riwayatku ...
Lalu, kenapa kamu tidak sekalian saja berpacaran dengan gadis SMA? Ada kemungkinan besar dia akan menatapku dengan tatapan sinis seperti itu!
Padahal kupikir kita bisa bersenang-senang di kamarku dan bermesra-mesraan! Tak kusangka malah ada ranjau darat ...!
“Seiji-kun, kamu sedikit berkeringat, apa kamu baik-baik saja?”
“Eh, aah, ya. Aku baik-baik saja…”
Aku duduk di sebelah Hiiragi-chan, dan memeluk pinggulnya untuk menghentikannya agar tidak bergerak.
“Astaga, Seiji-kun ...
Hiiragi-chan melekat padaku layaknya kucing manja. Ya. Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi kurasa tidak apa-apa.
“Ah. Manga itu. Kau pernah bilang kalau ceritanya menarik, kan !? ”
Hiiragi-chan menunjuk ke salah satu kotak berwarna.
Kuuuu! Di belakang yang itu ada——!
“Apa aku boleh membaca volume pertamanya?”
“Kamu tidak boleh! Jelas tidak bioleh! Lagipula, ceritanya tidak menarik sama sekali! Maaf!”
Jika dia mengeluarkan satu volume saja, dia pasti akan menyadari di balik manga itu ...!
“Eh? Tetapi ketika aku melihatnya di toko buku kemarin, sesuatu yang terjual lebih dari 20 juta kopi ditulis di obi. ” [TN: Obi yang dimaksud adalah pita kertas yang biasanya melilit di sampul buku di Jepang. Ini sering digunakan sebagai cara untuk mengiklankan seri atau karya lain oleh penulis.] 
“I-itu sih….mungkin kau salah baca?”
“Hmmm ... Tapi ... aku agak tertarik dengan apa yang dibaca Seiji-kun ...”
Maafkan aku! Aku tidak membaca manga yang ditampilkan di depan, tapi membaca manga yang ada di balik dengan penuh semangat! Kalau dihitung-hitung, aku mungkin sudah membacanya setidaknya 3 kali!
Karena aku tidak bisa memperlihatkannya dengan baik, aku mati-matian mencoba mengalihkan rasa penasarannya.
“Entah bagaimana matamu tampak sedikit merah, apa kamu baik-baik saja?”
“Ak-Aku baik-baik saja, kok ...”
Aku menarik volume dari rak yang terpisah, dan entah bagaimana bisa menundukkan rasa ingin tahu Hiiragi-chan. Tentu saja, aku mengambilnya dari rak di mana tidak ada apapun di belakangnya.
“Seiji-kun, apa kamu tidak bosan?”
“Eng-Enggak kok?”
“Kalau begitu, gimana kalau baca bareng”
Hiiragi-chan memberiku bagian kanan dari manga. Jika aku menolak untuk membaca manga pada saat ini, itu akan menimbulkan masalah. Karena itu, aku menuruti permintaannya.
“Seiji-kun, kamu membaca sangat cepat.”
“Karena, Aku sudah tahu jalan ceritanya.”
Mou, dasar ih…..”
Membaca satu volume sambil bermesraan memakan waktu sekitar 20 menit.
Kami membacanya dengan cepat.
Sekarang apa yang harus kita lakukan?
“Biasanya, game apa yang kamu mainkan?”
“Ti-Tidak, ini sebenarnya punya Sana, bukan punyaku. Sampai sekarang, aku belum pernah bermain game sekali pun. ”
“Benarkah? Kalau begitu, sekarang adalah kesempatan bagus. Ayo bermain bersama ♪ ”
Dengan segala cara, Hiiragi-chan mendekati rak tempat permainan itu berada.
Saat mataku terpaku pada pantat bohai yang menghadap ke arahku, dan paha mulusnya yang mencuat dari roknya, “Mana yang seru, ya ...?” Dia mengambil permainan dan melihat bagian belakang bungkus.
Ah. Itu——!
“Tu-tunggu, yang itu—“
Aku segera mengambilnya. Dari semua permainan yang ada, kenapa dia harus memilih yang benar ... fiuh, hampir saja.
“Apa itu seru? Lalu, dimana mesinnya? Aku akan menghidupkan saklar.”
Fiuh, ketika aku mengelus dadaku dengan lega. aku membuka bungkus itu dan memeriksa isinya. Hmmm…? Isinya sama dengan gambar yang ada di bungkusnya? Lalu, di mana "cakram lain" !? Aku membuat kesalahan dengan sampulnya!
Di mana, di mana, di mana itu ... !?
Aku berulang kali menarik game, membukanya, menutupnya, dan kemudian mengembalikannya. Namun, mereka semua berada di tempat yang benar.
Di tempat yang benar? Seharusnya tidak begitu ...?
Uuuuuuuuuuuuuuuuuuun, itu adalah suara mesin konsol gim yang dinyalakan.
Shuuin, shuuin, shuuiiiiiiiiiiiiiiin-
Semua gim yang disimpan enggak ada yang salah, namun konsol gim tersebut masih membaca sesuatu. Jadi ada di dalam situuuuuuuuuuuu!
Sudah diatur untuk melanjutkan di tempat itu berhenti, jadi jika itu yang terjadi——!
Gambar seorang gadis SMA yang cantik dengan ekspresi mesum muncul——!
Bergerak kebih cepat dari seorang ninja, aku mencabut semua colokan.
"Hmmm…? TVnya tidak mau nyala? "
Dengan ekspresi bingung, Hiiragi-chan memiringkan kepalanya.
Aku tidak tahu yang mana, jadi benar bagi aku untuk menarik mereka semua.
Fiuh, saat aku menyeka keringat dengan punggung tanganku, Hiiragi-chan mulai menjelajah di belakang konsol.
“Apa kabelnya sudah dicabut ...? Ah, ada permainan di belakangnya ... "
Karena penasaran, dia mengambilnya dan membaca judul game dengan keras.
Masa-masa sekolah  Gadis SMA usia 17 Tahun' ..."
“……”
Sekelompok gadis imut berseragam menatap kembali pada senyum Hiiragi-chan.
““…….””
Kupikir aku kehilangan itu, jadi selama ini ada di sanaaaaaaaaaaa!
"Seiji-kun, apa ini?"
Nada bicaranya jadi siniiiiiiiiiiiis.
“I-I-I-I-I-I-I-I-Ini semacam dokumenter. Ah, benar juga, seperti film dokumenter N K  ...
“Dokumenter…?"
Hiiragi-chan memutar pergelangan tangannya dan melihat bagian belakang paket.
Aaah— mampus dah ... Gambar seorang gadis SMA yang menunjukkan ekspresi ahegao ditunjukkan di beberapa bagian.
Hiiragi-chan bergetar penuh amarah. Dia meremas kasingnya sampai pecah.
“Seiji-kun no bakaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
Kasing itu terbang ke arahku dengan kecepatan rendah.
Gan, pukulan langsung ke wajahku.
“Aduh!?”
Emangnya dia Matsuzaka!  [TN : Daisuke Matsuzaka , pemain baseball Jepang terkenal yang pernah bermain di MLB sebelumnya]
“Kenapa bukan yang guru siiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhh!”
“Malah itu yang dipermasalahkan?”
Prak, prak, prak, dia mulai melempar semua yang ada di sekelilingnya ke arahku sekeras yang dia bisa. Benda-benda yang ada di sekitarnya akhirnya berasal dari tumpukan manga, dan pada akhirnya, dua koleksi yang aku sembunyikan terlihat olehnya.
Memegang manga yang menunjukkan gadis-gadis melakukan hal-hal yang memalukan, Hiiragi-chan gemetar karena amarah.
“Yang ini jugaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!? Bukannya ini juga gadis-gadis SMA !? Majalah dari sebelumnya juga milik Seiji-kun, ‘kan !? ”
“Aku minta maaaaaaaaaaaaaaafffff!”
Hiiragi-chan berlari srampangan bagaikan dewa angin, tapi begitu aku memeluknya dan memberinya ciuman lembut, Hiiragi-chan, yang berada dalam mode dewa angin supernya, mulai kembali tenang.




close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama