Chapter 06 – Senpai, Apa Besok Punya Rencana?
u
Sudut Pandang si Kouhai
u
Hari
ini Ia juga datang tepat waktu, ya?
Aku
bisa melihat punggungnya yang sedikit ramping, berdiri di antara sekelompok
pekerja kantoran.
“Selamat
pagi, Senpai.”
“……Pagi.”
Sambil
menggosok matanya yang masih mengantuk, Senpai menoleh ke arahku.
“Apa
kamu masih mengantuk?”
“Ini
hari Jumat pagi, oke? Mana mungkin aku tidak merasa mengantuk.”
“Begitukah?”
Aku
merasa energik setiap hari. Lagian, jam tidur juga penting untuk kesehatan
kulit.
“Oiya. Aku
tidak sabar menunggu akhir pekan besok.”
Sepertinya
Senpai benar-benar mengantuk, jadi ayo kita selesaikan “pertanyaan hari ini” dengan cepat.
Yah,
sebelum itu, kita harus naik kereta dulu, karena sudah sampai di stasiun.
Setelah
mengamankan posisiku yang biasa, aku memulai percakapanku dengannya.
“Ini
adalah giliranku untuk “pertanyaan hari ini”. Senpai,
apa kamu punya rencana untuk besok?”
Jika
aku bertanya langsung apakah Ia punya waktu luang atau tidak, Ia pasti mengelak
layaknya belut. Itu sebabnya, pertama-tama aku harus bertanya tentang
rencana orang ini, dan kemudian memotong jalan yang jelas dari sana.
“Tidak,
bukan berarti aku tidak punya …… Tentu saja aku
punya rencana, tapi kenapa?”
Aku
tersenyum manis padanya.
Satu
detik, dua detik, tiga detik ... Kami tidak pernah saling bertatapan terlalu
lama.
“Jadi
kau tidak ingin menjawabku? Jika kau bertingkah seperti itu, sekarang aku
merasa penasaran.”
Senpai
menggaruk bagian belakang kepalanya, dan terus melanjutkan.
“Beri
tahu aku jawaban untuk pertanyaanku tadi. Ini adalah bagianku untuk “pertanyaan hari ini”.”
“Senpai
benar-benar agresif, berusaha mengungkap rahasia seorang gadis ♪”
“Ha?”
“Ya,
karena janjinya adalah menjawab dengan jujur, aku akan menjawabnya
sekarang. Silakan menoleh dulu sebentar.”
Tanpa
memberikan Senpai waktu luang untuk merasa curiga dengan tindakanku, aku
mendekatkan mulutku ke telinganya.
u
Sudut Pandang si Senpai
u
“Apa
kamu mau nge-date denganku?”
Suara
bisikan Kouhai-chan terdengar lebih kecil dari biasanya, namun masih bisa
terdengar jelas, dan itu benar-benar menggelitik telingaku.
Rangsangan
tersebut membuat punggungku menggigil, dan tanpa sadar aku memperbaiki postur
tubuhku. Aku bisa merasakan kalau telingaku menjadi panas.
Semua
rasa kantukku menghilang dalam sekejap. Aku tidak tahu apakah ini karena
adrenalin atau epinefrin, tetapi aku merasa kalau tubuhku saat ini sedang mengeluarkan
banyak hormon.
“O-o-o-oi
...”
Ini
gawat. Suaraku agak bergetar. Aku memejamkan mataku, berdehem,
menarik napas panjang-panjang, dan berusaha menenangkan diri. Meski
begitu, hatiku masih belum tenang.
“Aku
tidak punya hubungan semacam itu dengan Kouhai-chan, ‘kan? Apa kau tidak
punya pacar?”
Kouhai-chan
kelihatannya punya. Karena menurutku, dia jago meladeni laki-laki.
“Senpai,
kamu tahu tentang Kojien , ‘kan?” (TN: Kamus
jepang-inggris yang populer di jepang)
“Kenapa
kau mendadak menanyakan itu. Tentu saja aku tahu.”
Meski
cuma menyebutkan namanya saja, semua orang akan segera tahu kalau itu adalah
kamus paling terkenal di dunia ini.
“Apa
Senpai pernah membaca bagian dari
“Date” di Kojien secara rinci ??”
“Tidak.”
Ketika
aku menjawabnya, dia mengeluarkan kamus elektronik putih baru dari tas bahunya.
“Aku
membeli ini untuk merayakan penerimaanku. Aku ada pelajaran bahasa Inggris
hari ini, itu sebabnya aku membawanya bersamaku.”
Kouhai-chan
mengoperasikan kamusnya, sembari bersenandung sedikit.
“Ini
dia. Aku akan membacanya sekarang.
① Merujuk pada hari
dan tahun yang sebagaimana ditentukan oleh angka. ――Ini adalah arti bahasa
Inggris dari "Date" ―― dan
arti lainnya ② janji sosial atau romantis dengan lawan
jenis mengenai waktu dan tempat tertentu.
……
dan begitulah. Bagaimanapun juga, sepertinya kehadiran 'cinta' tidak terlalu penting dalam arti
“Date”. Terus,
karena kita tidak terlalu mengenal satu
sama lain, itu sebabnya kita berbicara, dan ingin saling mengerti, ‘kan? Bukannya
tidak masalah walaupun kita tidak saling menyukai seperti itu ‘kan, Senpai?”
Andai
saja aku bisa bilang "Tidak"
dengan mudah.
Namun,
penjelasannya sangat mendekati dengan keyakinanku juga. Jika aku
menyangkalnya, aku merasa kalau aku akan membuang semua kepercayaanku selama
ini.
Bagiku,
itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku lakukan demi apapun.
“……kau
benar.”
“Lalu,
ayo kita pergi nge-date
besok. Senpai, kapan kamu punya waktu luang?”
Walau
hidup ini singkat, ada banyak kasus di mana seseorang akan memaksakan alasan
mereka kepada orang lain.
Jika
orang semacam itu dihadapkan dengan alasan orang lain, mereka pasti takkan bisa
menerimanya dengan mudah. Bagaimanapun, hanya ada sirkuit yang
menghubungkan logika benar mereka dan hanya ada logika benar di dalam pemikiran
mereka.
“Saat
siang.”
Dengan
itu, sudah diputuskan kalau aku akan nge-date
dengan Kouhai-chan besok.
“Ngomong-ngomong,
boleh aku bertanya kenapa kita tidak bisa pergi di pagi hari?”
“Karena
aku punya rencana penting untuk tidur di Sabtu pagi. Bermalas-malasan di
tempat tidur pada Sabtu pagi, belakangan ini menjadi jalan hidupku, dan tidak
ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengubahnya!”
Kouhai-chan
menjawabku dengan helaan napas yang sangat-sangaaaat panjang.
Hal
yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor ⑥
Kelihatannya,
Ia masih tertidur pada Sabtu pagi.