Chapter 07 - ….Apa Kau Mau Aku Mentraktirmu?
u Sudut Pandang si Senpai u
Akhirnya, si Kouhai
itu menjangkau tangan jahatnya ke liburanku yang damai.
Tidak ... Ini bukan
lagi “akhirnya”. Cuma butuh waktu sekitar satu minggu. Dia sangat
pandai memperpendek jarak dengan orang lain.
Walau aku mati-matian
mempertahankan waktu pagiku, tapi aku masih harus pergi di siang hari.
Dan untuk tempat
ketemuan kami, dia mengirimiku pesan LINE kemarin. Dia bilang kepadaku
untuk pergi ke stasiun terdekat yang biasa, dan titik pertemuannya berada di
stasiun yang terletak di arah yang berlawanan dengan sekolah dan waktu
ketemuannya di jam 2 siang. Dia bahkan mengingatkanku dengan mengatakan “Pastikan kamu datang
ya, Senpai!”.
Aku sering pergi ke
distrik itu, karena tempat itu adalah yang paling dekat di antara banyak toko
buku. Aku benar-benar tidak keberatan untuk pergi ke sana sendiri.
Omong-omong, janjinya
adalah “untuk menjawab
pertanyaan”, jadi aku tidak punya
kewajiban untuk pergi atau yang lainnya. Jadi jika aku pergi, itu akan
menjadi atas keinginanku sendiri.
... Jika Kouhai itu
sudah memperhitungkannya sejauh ini, dia pasti berencana untuk mempermainkanku
dari awal, ‘kan?
Uwahh, aku jadi ngga
mau pergi.
Tetapi, terlepas dari
aku pergi atau tidak, kedua pilihan tersebut bakal berakhir menjadi masalah
juga.
Aku takut pada pesan LINE-nya,
dan juga bertemu dengannya setelah akhir pekan berakhir di waktu perjalanan
kami yang biasa. Dan kemudian, aku juga secara otomatis takut bertemu
dengannya ketika aku pulang.
Itu sebabnya, tak
peduli pilihan mana yang aku pilih, keduanya sama-sama akan menuntunku ke jalan
neraka.
… Aku tidak punya
banyak PR minggu ini, dan palingan aku cuma browsing
internet atau bermain game jika di rumah terus.
Yah apa boleh buat,
ayo pergi temui dia.
Aku memakai celana
jeans dan kemeja yang cocok, dan pergi meninggalkan rumah.
Sebenarnya, aku juga
merasa penasaran apa yang ingin dilakukan Kouhai-chan dengan laki-laki yang baru
dikenalnya ...
u Sudut Pandang si Kouhai u
Jam 1.50 siang. Aku
tiba sepuluh menit lebih dulu dari waktu yang dijanjikan dengan Senpai.
Kupikir, akan lebih
baik kalau aku datang duluan karena aku bertujuan untuk bertemu dengannya,
namun ...
Kelihatannya Ia
bahkan datang lebih awal dariku. Bukannya ini rasanya aneh? Sebenarnya,
Dirinya yang datang ke sini saja sudah terasa aneh, tapi aku senang karena Ia
benar-benar datang.
“Selamat siang, Senpai.”
“Kau salah orang ……”
Senpai yang tampak
bingung sambil menatapku tiba-tiba menjadi kaku sejenak.
“Eh, beneran? Kouhai-chan?
Siapa kau?”
“Aku benar-benar
Kouhai-chan yang kamu kenal, Senpai.”
Aku hanya
menggeraikan rambutku yang biasanya dikuncir, tapi sepertinya itu terlihat
sangat berbeda dari reaksi Senpai.
“Sekarang, ayo mulai “nge-date” kita.”
Aku ingin tahu apakah
alasan perubahan ekspresi Senpai adalah karena caraku berbicara, atau karena
dia mencoba menekan kegembiraannya. Bagaimana pun juga, aku mulai berjalan
menuju ke tempat tujuan kami.
u Sudut Pandang si Senpai u
Aku terkejut.
Kesan mengenai
dirinya benar-benar berubah 180 derajat. Gadis memang makhluk yang
menakutkan. Meski dia cuma menata rambutnya dan mengganti seragamnya
menjadi pakaian biasa (pakaian model
one-piece jelas-jelas bisa membunuh tipe orang seperti diriku), dia menjadi
orang yang sama sekali berbeda.
Saat aku mengamatinya
dari dekat, aku merasa kalau warna bibirnya terlihat lebih cerah dari biasanya.
“Kau juga bisa berpenampilan
seperti itu, ya.”
Aku menumpahkan
pikiranku ke sosok yang sedang berjalan ke arah yang entah mau kemana.
“Yah, bagaimanapun
juga aku ini seorang gadis.”
Dia berbalik sambil
berjalan mundur dan melanjutkan.
“Apa aku imut?”
Ketimbang imut, dia malah
lebih memberi kesan seperti “anggun”. Ya, itu tepat untuk menggambarkannya
sekarang.
Namun, karena ini
bukan termasuk “pertanyaan hari ini”, jadi aku tidak perlu menjawabnya dengan serius.
“Ya ya. Imut,
sangat imut.”
Jika aku menjawabnya
dengan nada monoton, masalah ini akan diselesaikan dengan damai.
“Kamu mengatakannya
tanpa perasaan sama sekali ……”
Ketika kami melakukan
percakapan yang tidak berarti seperti ini, perlahan-lahan aku mulai tahu tempat
tujuan Kouhai-chan.
“Bioskop?”
Bukankah ini
peringkat pertama dari “Jangan pergi ke
sini! Peringkat tempat untuk kencan pertamamu” yang aku lihat di
internet?
“Iya.”
Kouhai-chan berhenti
di barisan poster film yang saat ini sedang diputar.
Dia berbalik ke
arahku sembari memainkan tangannya dengan lihai.
“Sekarang, Senpai. Ini
adalah bagian “pertanyaan hari ini” dariku. Dari film-film ini,
film mana yang paling ingin kamu tonton?”
Meski iklan film
sering digembar-gemborkan, tapi butuh lebih dari seribu yen untuk hanya
menonton satu film, dan butuh resolusi untuk menontonnya.
Ini juga kebiasaan
orang dulu perlu pergi ke bioskop untuk menonton film. Kesimpulannya, toko
rental memang mantap bener.
Hmm…
Ada berbagai poster
yang berjejer di hadapan kami. Mulai dari film biasa sampai anime, yang mana beberapa di antaranya pernah aku
lihat PV-nya di iklan TV atau dari beranda twitter-ku
sendiri.
Omong-omong, aku
penasaran apakah film dari adaptasi novel masih diputar atau tidak ... Ah,
ternyata masih toh. Ada juga film yang dinyanyikan oleh orang yang
menyanyikan lagu “Lemon” . Aku juga
menyukai film perang, tapi ayo kita tinggalkan saja dulu. ( TN : Yume naraba dore hodo, yokatta deshou :v )
“Mungkin “Uchiage Hanabi”, atau “Kimi no Suizou Tabetai” … ”
“Ya ampun, apa kamu
punya ketertarikan seperti itu, Senpai? Kamu tidak perlu mempertimbangkan
minatku, oke?”
“Aku cuma ingin
menonton untuk ceritanya.”
Karena aku yakin
kalau aku takkan bisa mengalaminya sendiri, setidaknya biarkan diriku
membenamkan diri dalam dunia fiksi.
“Ngomong-ngomong, aku
bertanya mana yang paling kamu sukai.”
“Yang mana pun tak
masalah.”
“Kalau begitu, ayo
kita tonton yang sebentar lagi mau dimulai.”
Melihat jadwal
pemutaran yang ada, sepertinya “Uchiage
Hanabi” akan mulai duluan. Kami pergi ke lift dan bergegas ke lantai
dimana bioskop berada.
“Apa Senpai tahu
sesuatu tentang film ini? Aku sendiri tidak tahu apa-apa tentang ini,”
“Gambarnya ada di
sana. SHAFT.”
“Shaft apa? Maksud Senpai tangkai?”
“Tidak, bukan
tangkai. Itu nama studio yang mengerjakan animasinya.”
“Hee……”
Sambil memamerkan
sedikit pengetahuanku yang akan membuatku ditertawakan jika pasangan mengobrolku
adalah seseorang yang memiliki gairah tinggi dalam subjek, kami pun tiba di
loket tiket.
“Tolong, dua tiket
anak SMA untuk film “Uchiage Hanabi”.”
“Ya. Tolong
tunjukkan kartu identitas anda. Kursi sebelah mana yang mau anda pilih?”
Ketika aku hendak memilih
kursi, aku menyadari sesuatu yang penting.
Ini adalah pertama
kalinya aku menonton film bersama seorang gadis. Aku mendadak menjadi agak
gugup sekarang.
Selain itu, aku dengar
kalau biasanya dalam “nge-date”, pihak laki-laki yang biasanya membayar.
Di jaman sekarang,
baik laki-laki mapun perempuan tidak punya banyak perbedaan dalam hal
pendapatan (asalkan bukan pekerja
part-time dengan status sekolah tinggi, nasib mereka akan berada pada uang saku
mereka. Itu berarti bahkan sekarang masalah gender bukan menjadi masalah) ,
dan meski aku berpikir kalau kita harus membayar masing-masing, aku juga
memiliki pandangan bahwa “Karena anak gadis
membelanjakan uangnya untuk fashion, seorang pria harus dapat mentraktirnya
juga” atau sesuatu seperti itu, jadi aku tidak tahu apa yang harus
dilakukan sekarang.
Karena aku tidak
tahu, apa yang harus kulakukan?
Aku seharusnya
bertanya padanya.
“Hei, ini bagian “pertanyaan hari ini” untukmu.”
“Iya?”
“...... Apa kau ingin
aku mentraktirmu?”
Uh, aku memang
laki-laki yang terburuk. Bahkan seratus tahun gairah akan mendingin
bersamaku.
“Karena itu adalah “pertanyaan hari ini”, aku akan menjawabnya
dengan jujur. Tentu saja aku akan sangat menghargainya jika Senpai mau
mentraktirku karena aku bisa menghemat uang juga. Tapi karena tidak ada
kewajiban yang mengatakan kalau Senpai harus mentraktirku, jadi semuanya
terserah pilihan Senpai.”
Bagaimanapun juga,
Kouhai-chan yang mengundangku. Ada benarnya juga kalau tidak ada kewajiban
bagiku untuk mentraktirnya.
Tapi kemudian, kupikir
aku harus “mentraktir” seseorang
ketika ada sesuatu yang istimewa terjadi.
“Kalau begitu, biar aku
yang akan membayar semuanya.”
Lagipula, ada sesuatu
yang istimewa.
Dia mengajakku keluar
pada akhir pekan di mana aku biasanya akan menghabiskan waktu bermalas-malasan
di rumah. Yah, bahkan itu saja sudah layak seperti tiket film menurutku. Yup.
Mendengar percakapan
aneh kami, wanita di konter bioskop memberi kami tatapan bingung.
u Sudut Pandang si Kouhai u
Pemutaran film
berakhir sekitar seratus menit.
Jadi itu sesuatu
tentang loop, ya. Aku merasa
kalau sebagian besar orang mungkin tidak datang untuk menonton ini tanpa
mengetahui hal itu.
Itu adalah film yang
sangat membingungkan, dan penafsiran mengenai akhir dari film itu sendiri tampaknya
cukup terbagi.
Selama waktu
pemutaran film, aku tidak melakukan sesuatu yang khusus dengan Senpai.
Senpai pasti tipe orang
yang “memfokuskan matanya ke layar”, dan yang paling penting, aku tidak mau mengganggu orang-orang
di sekitar kita.
“Bagaimana film tadi?”
“Rasanya agak
membingungkan ...... Aku tidak tahu ...”
Film ini jelas-jelas
bukan film pahit manis yang akan ditonton orang pacaran.
Bahkan sebagai
pembelajaran, kita perlu melihatnya berulang kali untuk memahami
maknanya. Tidak banyak yang bisa kita bicarakan sekarang.
Saat aku melirik
waktu di smartphone-ku, kelihatannya sudah terlalu sore, tapi masih terlalu
cepat untuk waktu makan malam.
“Senpai. Apa yang
akan kita lakukan setelah ini?”
“Meski kau bertanya
begitu. Gimana kalau kita akhiri saja sampai di sini? Aku ingin cepat-cepat
membaca teori film yang tadi.”
Sepertinya Ia adalah
tipe orang yang tidak ingin orang lain terlalu mengganggunya.
Karena aku sudah
menggunakan “pertanyaan hari ini”, tak ada keharusan bagiku untuk
memaksanya untuk tetap bersamaku sampai dia mulai membenci aku.
“Kurasa tak masalah. Kalau
begitu, ayo kita akhiri sampai di sini saja. Senpai, terima kasih banyak
sudah membayar tiket filmku.”
u Sudut Pandang si Senpai u
Lagi-lagi aku dibuat terkejut.
Tidak, aku
benar-benar ingin membaca tentang teori-teori, tapi aku tak pernah menyangka
kalau dia akan membiarkanku melakukan apa yang aku inginkan semudah itu.
Serius……
Hari ini, aku terus
mendapat banyak kejutan dari Kouhai-chan.
Bagaimanapun, aku
berniat mengerjakan PR-ku besok, karena aku berpikir kalau aku akan ditahan
sampai malam hari. Sekarang, aku akhirnya memiliki waktu luang.
Setelah pergi ke toko
buku, ayo langsung pulang saja.
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor ⑦
Kelihatannya, Ia
cukup tertarik dengan film romantis ..