Chapter 03 – Mana yang kau pilih, jawaban yang jujur atau jawaban
yang sesuai kenginanmu?
uSudut Pandang si
Senpai u
“Senpai!!”
Liburan akhir pekan selama
tiga hari tanpa terasa sudah berakhir.
Yup. Aku tak
bisa bilang kalau itu sangat berarti, sih. Aku sudah menyelesaikan semua
PR-ku, tapi yang bisa kuingat hanyalah menembak, menyerang, dan menebas musuh
dengan tinta cumi. Byte itu
menyenangkan!
“Hei, Senpai? Kamu
mendengarku, ‘kan?”
Waktu pagi yang
biasanya kubilang “Jangan datang” tiba-tiba berubah
menjadi “Jangan pergi!” di minggu
ini. Sebagai gantinya, aku mati-matian menolak hari Selasa dan tidur
sambil memikirkan hal itu, dan tanpa aku sadari, waktu pagi sudah tiba.
Meski aku adalah tipe
orang yang mudah tertidur, aku pernah membaca sebuah jurnal bahwa ketika
manusia bertambah usia, akan semakin sulit bagi mereka untuk tidur
nyenyak. Dengan kata lain, kualitas tidurku akan menurun, meningkatkan
kemungkinan untuk bangun di tengah malam, dan menyulitkanku untuk tidur
nyenyak.
Singkatnya, aku cuma
bisa tidur nyenyak saat masih muda. Dengan alasan itu, aku tidak bisa
meninggalkan tempat tidur ketika alarm mulai berdering pagi ini. Perasaan
tidak ingin pergi sangat kuat pada saat itu.
“Tolong menengoklah ke
belakang, Senpai. Kouhai-mu yang manis sedang menunggu, tau?”
Tapi, aku adalah
salah satu manusia yang membentuk tatanan masyarakat. Setidaknya, aku bisa
memahami konsep batas waktu. Pada bunyi alarm kelima, aku akhirnya
memotivasi diriku dan bersiap-siap dengan cepat, aku menuangkan secangkir kopi
ke tenggorokanku, dan tiba di stasiun terdekat.
Mungkin, bersama
dengan harapan kalau Kouhai-chan sudah kehilangan minat padaku setelah liburan
tiga hari.
“Senpai!”
Yah, walau harapan
itu langsung hancur berkeping-keping.
Apa boleh buat. Aku
berbalik, dan menyapanya balik.
“Yeah, pagi.”
Wajah Kouhai-chan
yang belum pernah kulihat untuk sementara waktu tampak terkejut karena suatu
alasan.
“……Selamat pagi?”
“Kenapa malah jadi
kata tanya?”
Bersamaan dengan
menjawab begitu, aku pergi ke peron kereta.
uSudut Pandang si
Kouhai u
Liburan tiga hari
berturut-turut sudah berakhir.
Ada hari dimana aku
tidak bisa pergi kemana-mana karena ada badai, tapi jika aku melihatnya secara
komprehensif, kupikir itu adalah liburan yang memuaskan.
Aku sudah mengejar Senpai
selama hari-hari pertama, tetapi saat aku datang ke stasiun hari ini, Senpai
tiba di stasiun sambil menggosok matanya yang mengantuk. Aku ingin tahu
apakah Ia sudah menyerah melarikan diri dariku.
... Tentu saja, aku
juga sadar kalau aku terlalu ngotot mengejarnya. Tapi jika aku tidak
melakukannya, aku yakin kalau aku takkan melakukan kontak dengan Senpai semacam
ini selamanya.
Yah, siapa juga yang peduli.
Ketimbang memikirkan
hal itu, ada sesuatu yang lebih menyenangkan untuk dirayakan.
Siapa sangka kalau
senpai akan membalas salamku. Di pagi hari, di stasiun. Ini baru
pertama kalinya.
Sesaat, aku cukup
terkejut karena aku tidak pernah menduga
Senpai yang memiliki keterampilan komunikasi yang buruk akan menyapaku sendiri.
“Ehehe ~ Apa yang
terjadi, Senpai? Apa kamu mulai tertarik padaku?”
“Ha?”
Hari ini, aku juga
berdiri di sisi pintu sambil bersandar di ujung kursi. Senpai juga pergi
ke ujung kursi, dan segera meraih pegangan.
Aku penasaran apa Ia
punya perubahan hati untuk datang ke posisi tersebut tanpa perlu mengatakan apa
pun.
“Tidak, aku sama
sekali tidak tertarik denganmu, oke?”
Ia langsung menjawab
dengan wajah serius. Walau ujung bibirnya agak mengkisut, tatapan matanya
terlihat tak fokus. Ia sepertinya tidak terbiasa dengan topik semacam ini,
ya.
Aku tersenyum simpul
melihat reaksinya, dan terus melanjutkan.
“Lantas, kenapa kamu
melakukan itu?”
“Melakukan apa?”
“Bukannya Senpai lebih
dulu mendekatiku bahkan sebelum aku melakukan sesuatu, dan menatapku dengan ekspresi
yang menuntutku untuk segera berbicara?”
Ia juga tidak
mengeluarkan bukunya. Seriusan, apa yang sedang terjadi padanya?
Setelah aku
menyelesaikan pertanyaanku, Senpai menghela nafas panjang.
“Aku memikirkannya
pada liburan akhir pekan, saat bermain gim.”
Berpikir sambil
bermain gim, bukannya itu terlalu hardcore? Pertama-tama,
jenis permainan apa yang dimainkan orang ini? Ayo kita masukkan ke “Daftar pertanyaan”.
“Meski aku melarikan
diri, Kau pasti akan terus-terusan mengejarku sampai aku tertangkap. Jadi,
daripada bersembunyi dan melarikan diri, lebih baik untuk segera berurusan
denganmu.”
“Jadi
begitu. Bagus sekali. Lalu itu artinya Senpai ingin mengobrol
denganku, ‘kan!”
“Tidak, kau salah ……”
Tentu saja, aku akan
berpura-pura salah memahami kata-katanya.
“Jika kamu sudah
memutuskan begitu, lalu ayo kita mengobrol tanpa terburu-buru, Senpai!”
“Itu sebabnya aku
bilang ……”
“Lalu, sekarang untuk pertanyaan
hari ini. Uhm, tolong beri tahu aku 『cara berkomunikasi yang
sering Senpai gunakan』, atau sederhananya,
informasi kontak Senpai yang pasti bisa dihubungi secara pribadi!”
uSudut Pandang si
Senpai u
Kouhai-chan tertawa
gembira, dan mengajukan pertanyaan itu (?) dengan sungguh-sungguh.
Yah, apa yang dia
inginkan 100% akun LINE-ku , ‘kan? Ketika membahas cara
berkomunikasi menggunakan smartphone,
itu adalah aplikasi yang paling dikenal luas. Alasan dia tidak secara
langsung mengatakan kata “LINE” pasti sebagai
tindakan pencegahan jika aku tidak punya LINE.
Karena aku harus
bergabung dengan grup kelasku, grup OSIS, dan grup seluruh anggota komite
perpustakaan, mana mungkin aku belum punya akun LINE.
Uhn. Jika aku
memberi tahu dia akun LINE-ku, dia bahkan mungkin menjajah waktu istirahat terakhirku,
waktu akhir pekan.
Setidaknya, aku ingin
bertarung sengit dalam hal ini …... tapi mungkin ini tidak ada gunanya.
Akan tetapi, aku
tidak ingin memberikannya begitu saja.
Ah, benar juga...
Yosh
Mungkin kali ini aku
bisa menang darinya.
“Hei. boleh aku
mengajukan pertanyaan dulu?”
Karena aku akan
memberinya kontakku, aku tidak perlu meminta informasi akunnya. Aku akan
menggunakan hak mengajukan “pertanyaan
hari ini” dengan cara yang menarik.
uSudut Pandang si
Kouhai u
Senpai terus diam
selama beberapa detik. Aku merasa itu agak lama, tapi itu tidak terlalu
penting.
Ia bertanya, apakah
Ia boleh mengajukan pertanyaan lebih dulu sebelum menjawab pertanyaanku. Tentu
saja, sesuatu seperti urutan pertanyaan dan urutan percakapan masih belum
dibahas secara rinci, tapi aku tidak terlalu peduli dengan aturan itu.
Ketika aku
mengizinkannya, Senpai langsung menyeringai.
“Apa kau ingin aku
menjawab dengan jujur, atau menjawabnya dengan sesuatu yang kau inginkan?”
Apa?
Yang kuinginkan cuma
informasi akun LINE-nya. Aku mengajukan pertanyaan dengan niat seperti
itu, dan aku yakin Senpai juga menyadarinya.
Tapi kelihatannya ada
perbedaan antara jawaban jujur dan niatku?
Aku ingin tahu apa
yang dia maksud dengan itu.
“Coba lihat ini.”
Senpai menunjukkan
layar pengaturan smartphone-nya kepadaku.
Di bagian atas layar,
aku bisa melihat menu “Penggunaan Baterai”.
uSudut Pandang si
Senpai u
Ohho, dia terlihat kebingungan.
Akhirnya aku berhasil
mengecoh kouhai ini, rasanya agak memuaskan.
“Kau bisa melihat
berapa jam yang aku habiskan untuk aplikasiku dalam tujuh hari terakhir di
layar.”
Huruf-huruf mengkilap
di layar smartphone-ku membuktikan kalau waktu penggunaan LINE-ku adalah
sepersepuluh dari waktu Twitter.
“Aku jarang sekali
menggunakan LINE, tahu.”
Itu benar. Aku
jarang menggunakan LINE untuk waktu yang lama di smartphone-ku. Setidaknya,
itulah yang terjadi padaku.
Aku jarang memiliki
percakapan yang sangat mendesak (meski jika ada sesuatu yang sangat mendesak,
mereka akan langsung menelponku, dan jika itu tidak mendesak, aku akan
menggunakan komputerku.) dan karena aku cuma menjawab seperlunya, waktu penggunaan
aplikasi di smartphone-ku tidak bertambah.
Di sisi lain, Twitter
adalah SNS yang akan membuat orang melihat beranda dalam waktu yang lama. Jadi
dalam waktu penggunaan, tak mungkin kalah dari LINE.
Aku tak tahu seberapa
sering aku menggunakannya di komputer rumahku, aku tidak bisa memberi tahu
rincian sebenarnya, tapi untuk sekarang, aku hanya perlu mengungguli gadis ini.
“Sekarang, yang mana
yang akan kau pilih?”
uSudut Pandang si
Kouhai u
Memang, ini di luar
ekspetasiku.
Tak pernah terpikir
kalau ada murid SMA yang tidak memakai LINE sebagai aplikasi yang paling sering
digunakan selain permainan ... Dunia ini memang sangat luas.
Tidak, mungkin rasanya
lebih sempit? Lagipula, murid unik semacam ini ada di stasiun yang sama
denganku.
“Apakah Senpai mau memberitahuku
dengan jujur apapun yang aku
pilih?”
“Nn? Ya. Aku
akan memberitahumu dengan jujur.”
Astaga. Ia
tiba-tiba menjadi baik.
“Kalau begitu, aku
pilih LINE.”
“Cepat sekali kau
memutuskannya. Lalu, ini dia.”
Usai mengatakan itu,
pada saat yang sama, Ia menyodorkan kode QR-nya kepadaku. Meskipun aku
berpikir kalau Ia masih harus mengoperasikan aplikasi, sepertinya dia sudah
menyiapkannya ……
“Senpai, tolong buat
layarnya lebih terang. Pemindaiku tidak bisa membacanya.”
“Nn? Ahh,
benarkah? Maaf.”
Meskipun Ia sudah
melakukan persiapan dengan hati-hati, sepertinya Ia masih kurang perhatian, ya. Sungguh,
senpai masih sama seperti biasa.
Hal yang kuketahui tentang
Senpai-ku, nomor ③
Gambar profil LINE-nya
adalah gambar gerhana bulan purnama.
Yap sejauh ini oke banget lah, cerita nya benar-benar ringan untuk dicerna, gak ada rasa bikin ngakak atau apapun cukup baca aja dan beres.
BalasHapusTapi nyaman banget sih gak bikin bosen, cocok sambil nyantai (lagipula emang lagi males juga buat baca Kou-2 juga apalagi mode Maso baca nya wkwk)
Cocok ni novel buat ngabisin waktu ceritanya santai
BalasHapus