u Sudut Pandang si Kouhai u
Hari Jumat.
Hujan yang berhenti
sesaat, kembali turun menghujani permukaan bumi, dan langit terlihat gelap,
meski sekarang sudah pagi.
“Selamat pagi.”
Senpai juga datang
hari ini.
“Ah, pagi juga.”
Omong-omong, bukannya
ini sudah sebulan sejak Senpai membalas salamku untuk pertama kalinya?
Sudah sedekat mana
jarak di antara kami sejak saat itu?
Ketika kami naik
kereta dan menempati posisi kami yang biasa, Senpai melepas kacamatanya dan
mulai menyeka dengan sweter biru tua.
“Aku benci hujan.”
“Itu karena hujan akan
membuat buku senpai basah, ‘kan?”
“Aku juga tidak suka
kacamata-ku basah.”
Begitu ya. Tetesan
air hujan akan menempel pada lensa kacamatanya.
“Ngomong-ngomong, Senpai. Ini
adalah 『pertanyaan hari ini』dariku.”
“Apa?”
“Senpai, apa kamu
tidak menggunakan kontak?”
u
Sudut Pandang si Senpai
u
Kontak. Lensa
kontak.
Itu adalah perangkat
medis yang ditempatkan pada kornea mata untuk memperbaiki penglihatan pengguna.
Aku selalu menjadi
pengguna kacamata, tapi aku juga ingin merasakan pengalaman lensa kontak
misterius. Itu sebabnya ada sepasang lensa kontak di kamarku.
Iya. Itu
disimpan, tidak digunakan.
“Tidak.”
“Kenapa? Bukannya
itu lebih efisien di musim hujan begini?”
Kesampingkan cara
bicara Kouhai-chan, dia bertanya mengapa aku tidak menggunakan lensa
kontak. Alasannya sederhana.
Ah, tapi, aku tidak
ingin memberitahunya ... Dia pasti akan mengolok-olokku ... Tapi, ini 」pertanyaannya」 juga. Aku harus
menjawabnya bagaimanapun caranya. Baiklah.
“Aku tidak pandai
memakainya.”
“Ha?”
“Kontak. Menempatkannya
di mataku.”
“Apa? Aku pikir
senpai belum mencobanya sebelumnya, karena kita sedang berbicara tentang Senpai
di sini.”
“Memangnya aku ini
karakter macam apa yang ada dalam kepalamu ...”
Aku merasa seperti
dia memperlakukanku cukup kasar belakangan ini.
“Apa itu benar-benar
terjadi, senpai? Tidak bisa memakainya.”
Sepertinya aku akan
kehilangan kesempatan untuk menanyakan pertanyaanku kepadanya. Ayo kita
tanya dia sekarang.
“Hei, sebelum itu,
boleh aku menanyakanmu『 pertanyaan hari ini 』dulu?”
“Silahkan saja.”
“Kouhai-chan juga, apa
kau menggunakan kontak?”
“Iya.”
“Apa kau menggunakan lensa
kontak berwarna?”
Terkadang, satu atau
dua foto cosplayer akan muncul di timeline
Twitter-ku, dan aku pikir mata mereka terlihat sangat keren.
Beberapa karakter
anime terbaru dibedakan oleh warna mata juga, membuat mata menjadi penting.
“Tidak, aku tidak
pernah menggunakan itu sebelumnya.”
“Hoo ...”
“Bahkan tanpa itu, aku
tetap imut, kok.”
Kouhai-chan
mengedipkan mata kirinya dan menjulurkan lidahnya. Sial, itu lucu, oi.
“Senpai, tolong
katakan sesuatu.”
“Ya ya. Imut,
sangat imut.”
“Sudah lama sekali
sejak Senpai mengatakan itu, eh.”
Ngomong-ngomong, aku
pun merasa belum mengatakan itu untuk sementara waktu.
“Dengan begitu, aku
adalah pengguna kontak setiap hari.”
“Aku memakai kacamata
setiap hari.”
Jika dia memakai
kontak setiap kali pergi ke luar, itu artinya, dia akan mengenakan kacamata di
rumah, seperti sebelum dia pergi tidur. Dia memiliki miopia. Aku
mencoba membayangkan dia mengenakan kacamata di pikiranku.
“Oi? Senpai?”
Bingkai macam apa
yang dia gunakan?
Yang tebal? Atau
mungkin yang tipis? Warnanya?
Sulit untuk menemukan
gambaran yang cocok untuknya.
Yup, yup, atau
begitulah aku bersenandung dalam kepalaku, ketika tiba-tiba, ada dua jari
memasuki penglihatanku. Tangan Kouhai-chan membuat bentuk gunting, seolah
dia akan menusuk mataku, dan jari-jarinya menyentuh lensa kacamata-ku.
“Apa?”
Ada sidik jari yang
menempel di kacamata-ku. Ya ampun. Sekarang aku harus membersihkannya
lagi.
“Senpai, kenapa kamu mendadak
menatapku seperti itu?.”
“Eh?”
Serius? Apakah
aku terlalu menatapnya?
“Apa jangan-jangan
kamu membayangkanku berkacamata?”
Tepat sasaran. Tebakanmu
tepat sekali. Selamat.
Yah, mana mungkin aku
bisa mengatakan itu.
“Entah?”
Kau seharusnya jangan
mengatakan itu kepada cowok yang bahkan bukan pacarmu.
“Baiklah,
baiklah. Ayo kembali ke topik. Beneran Senpai tidak bisa menempatkan lensa
kontak di mata?”
“Maksudku, bukannya
ini besar? Mana mungkin bisa masuk begitu saja. Aku perlu melebarkan
mataku dengan tangan, atau kontaknya tidak akan masuk, ‘kan?”
Bagaimanapun, tunggu.
Aku tidak bisa menghilangkan
kotoran di kacamataku. Akan merepotkan jika aku tidak bisa menghapus sidik
jari karena bakal sulit untuk melihat.
“Benar, lalu?”
“Bukannya itu sudah
terdengar sulit!”
Mereka akan langsung
jatuh. Dan jika jatuh, aku perlu mencucinya dengan sesuatu seperti larutan
garam.
Lebih dari itu,
rasanya menakutkan. Apa yang membuatku ngeri adalah bagaimana aku harus
memasukkan jariku ke bola mataku sendiri.
“Aku yakin itu karena
senpai tidak membuka matamu cukup lebar.”
“Mungkin di siang hari
baik-baik saja, tetapi sejak awal, bukannya sulit untuk membuka mata kita di
pagi hari?”
“Ah, begitu ya. Jadi
seperti itu. Senpai tidak bisa melek lebar di pagi hari, ya.”
Ini buruk. Aku
tidak bisa menghapus bekas sidik jari.
Aku mengambil
saputangan dari kantongku.
u Sudut Pandang si Kouhai u
Karena Senpai tidak
bisa membuka matanya dengan benar di pagi hari, jadi membuatnya tidak bisa
memakai lensa kontak.
Entah bagaimana, ini
lucu.
“Jika tidak bisa, kamu
hanya perlu berlatih membuka mata secara paksa.”
“Ha?”
Senpai masih menyeka
kacamatanya.
Dengan kata lain, Ia sedang
tidak memakai kacamatanya.
Betul sekali. Aku
tidak cukup bodoh untuk menempel sidik jariku di lensa tanpa tujuan.
Aku dengan cepat
mendekati senpai, dan menggunakan kedua tanganku untuk melebarkan mata kanannya
terbuka dengan paksa.
“Ayolah.”
“Tunggu, apa yang
sedang kau lakukan?”
“Sudah kubilang, ini
adalah latihan untuk membuka lebar matamu, Senpai.”
“Aku bisa melakukannya
sendiri, cepat hentikan.”
u
Sudut Pandang si Senpai
u
“Tolong jangan banyak
bergerak, itu bisa berbahaya bagimu, Senpai.”
Kouhai-chan yang tiba-tiba
mendekatiku, mulai mengancamku.
Kuku panjangnya
seperti kuku perempuan biasanya terlihat sedikit menempel pada kulit kelopak
mataku, dan rasanya sakit. Bagaimanapun, rasanya ngeri.
“Kenapa kau memaksa
membukanya!”
“Bukannya senpai tidak
bisa melakukannya sendiri?”
“Ini juga tidak
mungkin bagiku.”
“Secara mengejutkan
mungkin bisa berhasil. Ayo kita pastikan lain kali.”
“Aku tidak mau!”
Lebih dari itu, apa aku
boleh memakai kacamata lagi?
“Ummm, maukah kau
melepaskanku?”
“Ayo lakukan pada mata
kirimu juga, senpai.”
“Eh?”
Dia dengan paksa
membuka mataku yang satunya lagi. Wajahnya terlalu dekat, dan kukunya
menggali di kulitku.
“Selesai.”
Usai mengenakan
kacamataku lagi, akhirnya aku bisa melihat wajah Kouhai-chan dengan jelas lagi.
“Apa-apaan itu.”
“Aku juga tidak begitu
mengerti.”
Kouhai-chan terkikik,
dan berbisik.
“Tapi, bukannya itu
baik-baik saja?”
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor ㉞
Sepertinya, senpai
tidak pandai memakai lensa kontak.