Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 35



u Sudut Pandang si Senpai u
Mundur ke 12 jam yang lalu, aku menerima pesan LINE pukul 10 malam tadi.
Maharun ♪ : Selamat malam
Maharun ♪ : Senpai, kamu besok ngga sibuk, ‘kan?
Maharun ♪ : Ayo keluar dan main bareng
Dia menyuruhku untuk bertemu di pemberhentian berikutnya dari stasiun yang biasa kami gunakan pada jam 10 pagi. Aku tidak bertanya ke mana kami akan pergi karena dia takkan mau memberitahuku juga.
Jangan menyeretku untuk aktif selama hari libur, serius deh.
Lalu, sekarang….
Kouhai-chan sudah menunggu di sana ketika aku meninggalkan gerbang tiket stasiun, sambil menahan rasa kantukku. Dia mengenakan sweater sederhana, membuatnya terlihat hangat. Ad payung di tangannya, dengan tepian hitam dan putih yang bergaya.
Aku bahkan tidak membawa payung sama sekali. Baiklah.
Yo.
Aku tidak mengatakan sesuatu seperti Apa kau sudah menunggu lama? Atau Maaf sudah membuatmu menunggu kepadanya. Ini salahnya karena janjian di pagi hari pada hari libur. Aku tidak terlambat pula.
Aku sudah lama menunggumu, Senpai!
Atau begitulah yang aku pikirkan, tapi dia sendiri yang mengatakannya. Seperti biasa, sungguh gadis yang kejam.
Selimutku juga sedang menungguku. Aku ingin cepat pulang dan tidur lagi.”
Kamu tidak boleh melakukan itu.
Bagaimana dengan nasib selimutku?
Meski senpai bilang begitu, aku suka bagaimana kamu masih datang dan bertemu denganku di sini, Senpai.
Tunggu. Jangan seenaknya mengatakan 'suka' dengan sembarangan. Itu mengejutkanku, oke. Hatiku akan berdetak kencang jika kau melakukannya sekarang?
Tapi baiklah. Kouhai-chan mulai berjalan duluan setelah percakapan ringan kami yang biasa. Aku tidak tahu apa yang kurasakan dengan Tur Misteri Kecil ini. Setidaknya, aku ingin tahu ke mana kami pergi, supaya aku bisa mempersiapkan hatiku.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Aku berjalan sekitar lima menit dan tiba di tempat karaoke. Toko buka pukul 10 pagi, jadi masih belum terlalu ramai.
Karaoke?
Ya, ini karaoke.
“Er, orkestra kosong?” (TN :  Plesetan kata カラオケ, dibagi menjadi dua kata yaitu kata kara bisa diartikan “kosong” dan ōke dari kata オーケストラ “orkestra”. (Dari Wikipedia))
Jadi itu artinya, ya.
Aku tak pernah tahu hal itu sebelumnya.
Minggu lalu, aku sudah-
Pergi ke karaoke, kan? Bersama dengan temanmu.”
Aku sudah tahu, kok.
“Terus, kenapa?”
Itu karena aku juga ingin pergi ke karaoke bersama Senpai.
Er ... Baiklah.
Alasanku biasanya tidak bisa menjadi alasan yang sah untuk senpai, tapi sepertinya Ia diyakinkan untuk beberapa alasan.
Senpai, mau pilih yang mana, DAM atau JOY?

Resepsionis meminta preferensi kami di meja depan, jadi aku bertanya pada Senpai mengenai hal itu.
Tentu saja itu DAM.
Kalau begitu, kami akan memilih DAM.
Aku menerima plat nomor kamar kami, bersama dengan cangkir minuman.

u Sudut Pandang si Senpai u
Aku pergi ke karaoke minggu lalu juga.
Ini adalah pertama kalinya bagiku untuk datang ke karaoke dalam waktu sesingkat ini.
Saat kami memasuki ruangan, aku baru sadar.
Aku berduaan dengan gadis ini di ruangan tertutup ―― ah, tapi kemarin-kemarin dia memasuki kamarku, ya. Kalau begitu, di ruangan tertutup di luar rumahku. Memangnya tempat karaoke masih dianggap sebagai ruang tertutup? Lagipula tidak ada kunci.
Tapi karena ruangannya redup, sedikit sempit, apalagi dengan kami duduk berdampingan di ruangan seperti ini (kami harus duduk berdampingan karena kami harus meletakkan barang-barang kami di samping), aku tak bisa menahan perasaan sadar mengenai dia yang duduk di sampingku.
Jarak antara kami berdua hanya sejengkal tangan. Itulah jarak antara diriku dan Kouhai-chan saat ini.
Senpai? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu mendadak jadi pendiam?”
Nn? Ah, tidak, tidak ada apa-apa.”
Aku seharusnya tidak memikirkan hal yang aneh di depan gadis ini. Aku bisa merasakan bagaimana dia sedikit menyeringai padaku.
Senpai seharusnya jangan melakukan hal yang aneh-aneh hanya karena kamu sedang berduaan dengan kouhai-mu yang manis, oke?
“Ya ya.”
Berbahaya sekali! Aku hampir berkata 'imut, sangat imut' karena refleks terkondisiku!
Aku menggigit lidahku, berusaha menghentikan diriku untuk mengatakan itu dengan paksa.
Cih.
Oi, kau barusan mendecakkan lidahmu, ‘kan?
Aku tidak melakukannya, kok?
Tidak, kau pasti melakukannya.
Aku takkan melakukan hal seperti itu, senpai.
Haa ... lupakan saja.
Karena ruangan ini sempit, aku bisa mendengar suara Kouhai-chan lebih dekat dari biasanya.
Omong-omong, Senpai, bagaimana kalau kita bertanding?
“Bertanding?”
Ya, pertandingan siapa yang bisa mencapai skor tertinggi dalam fungsi penilaian, atau Akurasi Skor DX sebelum kita pulang.”
Sederhana sekali.
Aku pikir itu bakal merepotkan jika kita menempatkan banyak peraturan. Karena kita akan terus menemukan kesalahan di dalamnya.
Memang benar, sih.
Ayo kita buat si pemenang mendapatkan hak untuk meminta sesuatu, sama seperti pertanyaan hari ini .
Tiba-tiba menjadi sangat serius, ya?
Tentu saja, hanya sejauh akal sehat.
Akal sehat benar-benar kata yang sangat nyaman, ya.
Senpai, jadi bagaimana?
Kenapa kita harus bertanding segala?
Itu karena aku ingin bersaing dengan Senpai.
“Begitu ya! Jadi niatku tidak diperhitungkan!”
Aku pikir Senpai hanya ngikut secara pasif jika kita tetap datang ke sini.
Ketika dia mengatakannya seperti itu, aku tidak bisa menyangkalnya sama sekali.
Melihat ekspresiku yang tak enak dari pandangan sekilas, Kouhai-chan tertawa senang.
Setuju ya. Lalu ... siapa yang mau nyanyi duluan?”
Serangan pertama itu penting. Poin orang yang bernyanyi duluan akan menjadi skor standar untuk orang yang berikutnya.
Meskipun aku tahu banyak kartu andalan, aku tak terlalu percaya diri dalam bernyanyi. Jika memungkinkan, aku ingin bernyanyi dan mendapatkan skor yang bagus terlebih dahulu.
Karena pemain pertama itu penting, ayo kita putuskan dengan adil.
Lalu, bagaimana dengan gunting batu-kertas? Pemenangnya bisa mulai lebih dulu.”
A k u  s u d a h  m e n u n g g u  k a t a  i t u! !
“Boleh saja.”
Lalu, kesepakatan terbentuk.
Meneriakan tangisan kemenangan di dalam kepalaku sembari mencoba untuk tidak menunjukkannya di ekspresiku, aku bertanya padanya.
Pertanyaan hari ini dariku, Kouhai-chan.
Ada strategi kemenangan ketika Kouhai-chan dan aku hendak melakukan suit gunting-batu-kertas.
Kouhai-chan. tangan mana yang akan kau gunakan?”
Benar.
Pertanyaan hari ini, di mana aku bisa bertanya tangan mana yang akan dia gunakan, dan dia harus menjawabku dengan jujur. Apa pun jawabannya, jika aku memakai tangan yang menang, aku akan selalu menang. Ini seperti kemenangan yang pasti sudah dipastikan.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Uwaa ...
Senpai, seberapa seriusnya kamu dalam suit gunting-kertas batu ini? Memangnya pemain pertama itu sangat penting sekali?
Tapi, dia terlalu peduli pada waktu pertanyaan, dan melupakan sesuatu yang lebih penting lainnya.
Jawabanku, adalah ini:
Eh, aku akan menggunakan tangan kananku.
Dia hanya bertanya tangan mana yang akan aku gunakan. Aku bukan orang kidal, jadi tentu saja aku akan menggunakan tangan kananku di gunting-batu-kertas.
Aku sangat memahami apa tujuan senpai. Karena aku bisa melihat celah itu, aku tidak gampang digertak sampai aku akan mengikuti arus.
“Kau ini…”
Ah. Senpai tampak kebingungan, dan Ia menjatuhkan kepalanya di atas meja kecil.
Ampun deh, siapa yang membuatmu seperti itu, sih? Ah, Ini salahku, ya, te-he.
Kalau begitu, ayo kita beri Senpai pukulan terakhir.
Senpai, ini juga pertanyaan hari ini dariku.
Kamu pasti tidak keberatan jika aku bertanya seperti ini ‘kan, Senpai.
Tangan mana yang akan Senpai pada gunting batu-kertas, di antara batu, kertas, dan gunting?
Aku akan menggunakan batu ... Aku akan melawan ... dengan kepalan ...
“Aku mengerti.”
Lalu, izinkan aku meminjam tanganmu, Senpai.
“Batu, gunting, kertas…”
Dan begitulah, aku mendapat hak untuk bernyanyi duluan.
Untuk awalannya ... baiklah. Aku akan menyanyikan ini untuk membuat suasana meriah.

u Sudut Pandang si Senpai u
Nyanyian Kouhai-chan sangat bagus.
Beneran, walau dia bernyanyi sambil menyeringai padaku, suaranya tidak terdengar buruk sama sekali.
Dia mengendalikan suaranya dengan baik, nada suaranya sangat pas, dan emosinya dalam lagu sangat bervariasi. Meski skor mesin tidak meningkatkan poin ke hal-hal lain selain nada, dia masih mendapatkan lebih dari 90 poin.
“Nyanyimu bagus.”
Benarkah?
“Ya ya. Bagus, sangat bagus.”
Tidak, dia memang luar biasa.
Pertama-tama, jika dia tidak merasa percaya diri dengan nyanyiannya, dia takkan mengusulkan pertandingan denganku.
Hmm. Aku tak berpikir bisa mencapai 90 poin di lagu pertamaku. Apa yang harus aku lakukan.
Bagaimanapun, ayo nyanyikan lagu anime yang sesuai untuk saat ini.

vvvv

Dengan begini, beberapa lagu telah berlalu.
Orang yang memegang poin tertinggi sejauh ini masih Kouhai-chan, dengan lagu pertamanya. Sejak itu, dia hanya menyanyikan beberapa lagu biasa. Apa dia suka lagu yang ceria?
Aku tidak bisa mengalahkan skor Kouhai-chan meskipun aku sudah menyanyikan beberapa lagu yang tepat. Tak ada pilihan lain selain mengeluarkan pedang legendarisku sekarang, ya.
Aku mengoperasikan remote control. Judul lagu berikutnya muncul di layar.
Waktu pertunjukan sekitar satu menit. Judulnya adalah Laut. Ya, ini lagu anak-anak yang diketahui semua orang.
Lagu ini pasti akan membuat seseorang jengkel jika aku menyanyikannya di karaoke biasa, tapi seharusnya tak masalah untuk hari ini.
Lagian, lagu anak-anak dibuat dengan asumsi bahwa anak-anak bisa menyanyikannya. Dengan kata lain, melodinya mudah dinyanyikan.
Dan faktanya, lihat.
Aku mendapat 92 poin. Skor Kouhai-chan langsung tersapu bersih.
Ini akan menjadi kemenanganku jika dia tidak melampaui skor-ku.
Lagu Kouhai-chan berikutnya adalah lagu penutup kedua dari anime tertentu. Temponya santai, dan sangat mudah untuk dinyanyikan.
Ketika mikrofon menangkap suara napasnya, suara tersebut bergema ke seluruh ruangan, dan aku segera merasa menggigil di tubuhku karena suatu alasan.
Kouhai-chan mulai bernyanyi dengan serius.
Sampai sekarang, yang dia lakukan hanyalah pemanasan, jadi ini benar-benar luar biasa. Jika sebelumnya dia berada di level amatiran, yang ini sudah sepenuhnya berada di level profesional. Suara nyanyiannya sangat enak di dengar.
Jika begini terus, aku akan kalah.
Menyerah? Tidak, aku masih punya beberapa trik tersembunyi.
Namun, suara nyanyiannya terlalu indah dan kupikir rasanya sangat disayangkan bila dihancurkan seperti itu.
Aku mulai mengganggunya dalam lirik, potongan di antara lirik, dan jeda.
Aku berbalik menghadap Kouhai-chan, dan menghembuskan nafas ke telinga yang bentuknya bagus di sebelah wajahnya yang cantik.
Hiii!?

Punggungnya menegang, dan mulutnya mendesah centil. Sementara itu, lagu yang dia nyanyikan akan segera memasuki C Mello.
Aku meniup telinganya berbarengan dengan saat dia bernyanyi. Fuu.
Suara nyanyian sempurna Kouhai-chan mulai terganggu.
Maafkan aku. Tapi aku tidak mau kalah. Terkadang, aku hanya ingin menang. Kau sudah menang melawanku sekarang.
Aku meniup telinganya beberapa kali lagi. Dan kemudian, Kouhai-chan yang terus bernyanyi sebagai jawaban atas seranganku diam-diam meletakkan mikrofon. Lagunya masih belum selesai, artinya dia meninggalkan lagunya. Dengan kata lain, skornya akan jatuh.
Senpai?
Namun, apa yang membuatku tidak bisa senang ​​adalah karena suaranya telah berubah 180 derajat dari yang dia nyanyikan barusan.
Seolah-olah dia mengintimidasiku untuk menjawab, dan juga menekanku dengan tekanan auranya.
“Iya.”
Jika kamu melakukan itu kepadaku, itu artinya kamu tidak keberatan kalau aku melakukan hal yang sama kepadamu, ‘kan?
Senyum yang menghias wajahnya benar-benar membuatku merinding.
“Maaf.”
Jika semuanya bisa diselesaikan dengan permintaan maaf, kita tidak butuh yang namanya polisi. Persiapkan dirimu baik-baik, oke?”
Dia mengangkangi pangkuanku dan mulai menggelitik ketiakku.
Menghilangkan sensasi menggelitik dari belakang ke otakku, aku langsung kehilangan akal dan jatuh ke sofa. Yang aku tahu hanyalah perasaan tangannya yang terus menggelitik tubuh bagian atasku.
Gelitikan tersebut terus berlanjut sampai petugas karaoke yang membawa kentang yang aku pesan membuka pintu. Saat aku melihatnya, kentang yang kupesan sudah diletakkan di atas meja.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Keterampilan menyanyinya biasa-biasa saja.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama