u
Sudut Pandang si Senpai u
Mundur ke 12 jam yang
lalu, aku menerima pesan LINE pukul 10 malam tadi.
Maharun ♪ : Selamat malam
Maharun ♪ : Senpai, kamu besok ngga
sibuk, ‘kan?
Maharun ♪ : Ayo keluar dan main bareng
Dia menyuruhku untuk
bertemu di pemberhentian berikutnya dari stasiun yang biasa kami gunakan pada
jam 10 pagi. Aku tidak bertanya ke mana kami akan pergi karena dia takkan mau
memberitahuku juga.
Jangan menyeretku
untuk aktif selama hari libur, serius deh.
Lalu, sekarang….
Kouhai-chan sudah menunggu
di sana ketika aku meninggalkan gerbang tiket stasiun, sambil menahan rasa kantukku. Dia
mengenakan sweater sederhana, membuatnya terlihat hangat. Ad payung di
tangannya, dengan tepian hitam dan putih yang bergaya.
Aku bahkan tidak
membawa payung sama sekali. Baiklah.
“Yo.”
Aku tidak mengatakan
sesuatu seperti 「Apa kau sudah
menunggu lama?」 Atau 「Maaf sudah membuatmu
menunggu」 kepadanya. Ini
salahnya karena janjian di pagi hari pada hari libur. Aku tidak terlambat
pula.
“Aku sudah lama
menunggumu, Senpai!”
Atau begitulah yang aku
pikirkan, tapi dia sendiri yang mengatakannya. Seperti biasa, sungguh
gadis yang kejam.
“Selimutku juga sedang
menungguku. Aku ingin cepat pulang dan tidur lagi.”
“Kamu tidak boleh
melakukan itu.”
“Bagaimana dengan nasib
selimutku?”
“Meski senpai bilang
begitu, aku suka bagaimana kamu masih datang dan bertemu denganku di sini, Senpai.”
Tunggu. Jangan
seenaknya mengatakan 'suka' dengan
sembarangan. Itu mengejutkanku, oke. Hatiku akan berdetak kencang jika kau
melakukannya sekarang?
Tapi
baiklah. Kouhai-chan mulai berjalan duluan setelah percakapan ringan kami
yang biasa. Aku tidak tahu apa yang kurasakan dengan Tur Misteri Kecil
ini. Setidaknya, aku ingin tahu ke mana kami pergi, supaya aku bisa
mempersiapkan hatiku.
u Sudut Pandang si
Kouhai u
Aku berjalan sekitar
lima menit dan tiba di tempat karaoke. Toko buka pukul 10 pagi, jadi masih
belum terlalu ramai.
“Karaoke?”
“Ya, ini karaoke.”
“Er, orkestra
kosong?” (TN :
Plesetan kata カラオケ, dibagi menjadi dua
kata yaitu kata kara 空 bisa diartikan “kosong” dan ōke dari kata オーケストラ “orkestra”. (Dari
Wikipedia))
“Jadi itu artinya, ya.”
Aku tak pernah tahu hal
itu sebelumnya.
“Minggu lalu, aku
sudah-“
“Pergi ke karaoke,
kan? Bersama dengan temanmu.”
Aku sudah tahu, kok.
“Terus, kenapa?”
“Itu karena aku juga
ingin pergi ke karaoke bersama Senpai.”
“Er ... Baiklah.”
Alasanku biasanya
tidak bisa menjadi alasan yang sah untuk senpai, tapi sepertinya Ia diyakinkan
untuk beberapa alasan.
“Senpai, mau pilih yang mana, DAM atau JOY?”
Resepsionis meminta
preferensi kami di meja depan, jadi aku bertanya pada Senpai mengenai hal itu.
“Tentu saja itu DAM.”
“Kalau begitu, kami
akan memilih DAM.”
Aku menerima plat
nomor kamar kami, bersama dengan cangkir minuman.
u
Sudut Pandang si Senpai u
Aku pergi ke karaoke
minggu lalu juga.
Ini adalah pertama
kalinya bagiku untuk datang ke karaoke dalam waktu sesingkat ini.
Saat kami memasuki
ruangan, aku baru sadar.
Aku berduaan dengan
gadis ini di ruangan tertutup ―― ah, tapi kemarin-kemarin dia memasuki kamarku,
ya. Kalau begitu, di ruangan tertutup di luar rumahku. Memangnya tempat
karaoke masih dianggap sebagai ruang tertutup? Lagipula tidak ada kunci.
Tapi karena
ruangannya redup, sedikit sempit, apalagi dengan kami duduk berdampingan di
ruangan seperti ini (kami harus duduk
berdampingan karena kami harus meletakkan barang-barang kami di samping),
aku tak bisa menahan perasaan sadar mengenai dia yang duduk di sampingku.
Jarak antara kami
berdua hanya sejengkal tangan. Itulah jarak antara diriku dan Kouhai-chan
saat ini.
“Senpai? Apa yang
terjadi denganmu? Kenapa kamu mendadak jadi pendiam?”
“Nn? Ah, tidak,
tidak ada apa-apa.”
Aku seharusnya tidak
memikirkan hal yang aneh di depan gadis ini. Aku bisa merasakan bagaimana
dia sedikit menyeringai padaku.
“Senpai seharusnya
jangan melakukan hal yang aneh-aneh hanya karena kamu sedang berduaan dengan
kouhai-mu yang manis, oke?”
“Ya ya.”
Berbahaya
sekali! Aku hampir berkata 'imut,
sangat imut' karena refleks terkondisiku!
Aku menggigit
lidahku, berusaha menghentikan diriku untuk mengatakan itu dengan paksa.
“Cih.”
“Oi, kau barusan
mendecakkan lidahmu, ‘kan?”
“Aku tidak
melakukannya, kok?”
“Tidak, kau pasti
melakukannya.”
“Aku takkan melakukan
hal seperti itu, senpai.”
“Haa ... lupakan saja.”
Karena ruangan ini
sempit, aku bisa mendengar suara Kouhai-chan lebih dekat dari biasanya.
“Omong-omong, Senpai,
bagaimana kalau kita bertanding?”
“Bertanding?”
“Ya, pertandingan
siapa yang bisa mencapai skor tertinggi dalam fungsi penilaian, atau 『Akurasi Skor DX』 sebelum kita pulang.”
“Sederhana sekali.”
“Aku pikir itu bakal
merepotkan jika kita menempatkan banyak peraturan. Karena kita akan terus
menemukan kesalahan di dalamnya.”
“Memang benar, sih.”
“Ayo kita buat si pemenang
mendapatkan hak untuk meminta sesuatu, sama seperti『 pertanyaan hari ini 』.”
“Tiba-tiba menjadi
sangat serius, ya?”
“Tentu saja, hanya
sejauh akal sehat.”
“Akal sehat” benar-benar kata yang sangat nyaman, ya.
“Senpai, jadi
bagaimana?”
“Kenapa kita harus
bertanding segala?”
“Itu karena aku ingin bersaing
dengan Senpai.”
“Begitu ya! Jadi
niatku tidak diperhitungkan!”
“Aku pikir Senpai
hanya ngikut secara pasif jika kita tetap datang ke sini.”
Ketika dia
mengatakannya seperti itu, aku tidak bisa menyangkalnya sama sekali.
Melihat ekspresiku
yang tak enak dari pandangan sekilas, Kouhai-chan tertawa senang.
“Setuju ya. Lalu
... siapa yang mau nyanyi duluan?”
Serangan pertama itu
penting. Poin orang yang bernyanyi duluan akan menjadi skor standar untuk
orang yang berikutnya.
Meskipun aku tahu
banyak kartu andalan, aku tak terlalu percaya diri dalam bernyanyi. Jika
memungkinkan, aku ingin bernyanyi dan mendapatkan skor yang bagus terlebih
dahulu.
“Karena pemain pertama
itu penting, ayo kita putuskan dengan adil.”
“Lalu, bagaimana
dengan gunting batu-kertas? Pemenangnya bisa mulai lebih dulu.”
A k u s u d a h
m e n u n g g u k a t a i t u! !
“Boleh saja.”
Lalu, kesepakatan
terbentuk.
Meneriakan tangisan
kemenangan di dalam kepalaku sembari mencoba untuk tidak menunjukkannya di
ekspresiku, aku bertanya padanya.
“『Pertanyaan hari ini 』dariku, Kouhai-chan.”
Ada strategi
kemenangan ketika Kouhai-chan dan aku hendak melakukan suit gunting-batu-kertas.
“Kouhai-chan. tangan
mana yang akan kau gunakan?”
Benar.
「Pertanyaan hari ini」, di mana aku bisa
bertanya tangan mana yang akan dia gunakan, dan dia harus menjawabku dengan
jujur. Apa pun jawabannya, jika aku memakai tangan yang menang, aku akan
selalu menang. Ini seperti kemenangan yang pasti sudah dipastikan.
u Sudut Pandang si Kouhai
u
Uwaa ...
Senpai, seberapa
seriusnya kamu dalam suit gunting-kertas batu ini? Memangnya pemain
pertama itu sangat penting sekali?
Tapi, dia terlalu
peduli pada waktu pertanyaan, dan melupakan sesuatu yang lebih penting lainnya.
Jawabanku, adalah ini:
“Eh, aku akan
menggunakan tangan kananku.”
Dia hanya bertanya
tangan mana yang akan aku gunakan. Aku bukan orang kidal, jadi tentu saja aku
akan menggunakan tangan kananku di gunting-batu-kertas.
Aku sangat memahami
apa tujuan senpai. Karena aku bisa melihat celah itu, aku tidak gampang digertak
sampai aku akan mengikuti arus.
“Kau ini…”
Ah. Senpai
tampak kebingungan, dan Ia menjatuhkan kepalanya di atas meja kecil.
Ampun deh, siapa yang
membuatmu seperti itu, sih? Ah, Ini salahku, ya, te-he.
Kalau begitu, ayo kita
beri Senpai pukulan terakhir.
“Senpai, ini juga『 pertanyaan hari ini 』dariku.”
Kamu pasti tidak
keberatan jika aku bertanya seperti ini ‘kan, Senpai.
“Tangan mana yang akan
Senpai pada gunting batu-kertas, di antara batu, kertas, dan gunting?”
“Aku akan menggunakan
batu ... Aku akan melawan ... dengan kepalan ...”
“Aku mengerti.”
Lalu, izinkan aku
meminjam tanganmu, Senpai.
“Batu, gunting,
kertas…”
Dan begitulah, aku
mendapat hak untuk bernyanyi duluan.
Untuk awalannya ...
baiklah. Aku akan menyanyikan ini untuk membuat suasana meriah.
u
Sudut Pandang si Senpai u
Nyanyian Kouhai-chan
sangat bagus.
Beneran, walau dia
bernyanyi sambil menyeringai padaku, suaranya tidak terdengar buruk sama
sekali.
Dia mengendalikan suaranya
dengan baik, nada suaranya sangat pas, dan emosinya dalam lagu sangat
bervariasi. Meski skor mesin tidak meningkatkan poin ke hal-hal lain
selain nada, dia masih mendapatkan lebih dari 90 poin.
“Nyanyimu bagus.”
“Benarkah?”
“Ya ya. Bagus,
sangat bagus.”
Tidak, dia memang
luar biasa.
Pertama-tama, jika
dia tidak merasa percaya diri dengan nyanyiannya, dia takkan mengusulkan
pertandingan denganku.
Hmm. Aku tak
berpikir bisa mencapai 90 poin di lagu pertamaku. Apa yang harus aku
lakukan.
Bagaimanapun, ayo nyanyikan
lagu anime yang sesuai untuk saat ini.
vvvv
Dengan begini,
beberapa lagu telah berlalu.
Orang yang memegang
poin tertinggi sejauh ini masih Kouhai-chan, dengan lagu pertamanya. Sejak
itu, dia hanya menyanyikan beberapa lagu biasa. Apa dia suka lagu yang
ceria?
Aku tidak bisa
mengalahkan skor Kouhai-chan meskipun aku sudah menyanyikan beberapa lagu yang
tepat. Tak ada pilihan lain selain mengeluarkan pedang legendarisku
sekarang, ya.
Aku mengoperasikan remote control. Judul lagu
berikutnya muncul di layar.
Waktu pertunjukan
sekitar satu menit. Judulnya adalah 『Laut』. Ya, ini lagu
anak-anak yang diketahui semua orang.
Lagu ini pasti akan
membuat seseorang jengkel jika aku menyanyikannya di karaoke biasa, tapi seharusnya
tak masalah untuk hari ini.
Lagian, lagu
anak-anak dibuat dengan asumsi bahwa anak-anak bisa menyanyikannya. Dengan
kata lain, melodinya mudah dinyanyikan.
Dan faktanya, lihat.
Aku mendapat 92
poin. Skor Kouhai-chan langsung tersapu bersih.
Ini akan menjadi
kemenanganku jika dia tidak melampaui skor-ku.
Lagu Kouhai-chan
berikutnya adalah lagu penutup kedua dari anime tertentu. Temponya santai,
dan sangat mudah untuk dinyanyikan.
Ketika mikrofon menangkap
suara napasnya, suara tersebut bergema ke seluruh ruangan, dan aku segera merasa
menggigil di tubuhku karena suatu alasan.
Kouhai-chan mulai
bernyanyi dengan serius.
Sampai sekarang, yang
dia lakukan hanyalah pemanasan, jadi ini benar-benar luar biasa. Jika
sebelumnya dia berada di level amatiran, yang ini sudah sepenuhnya berada di level
profesional. Suara nyanyiannya sangat enak di dengar.
Jika begini terus, aku
akan kalah.
Menyerah? Tidak,
aku masih punya beberapa trik tersembunyi.
Namun, suara
nyanyiannya terlalu indah dan kupikir rasanya sangat disayangkan bila dihancurkan
seperti itu.
Aku mulai
mengganggunya dalam lirik, potongan di antara lirik, dan jeda.
Aku berbalik
menghadap Kouhai-chan, dan menghembuskan nafas ke telinga yang bentuknya bagus
di sebelah wajahnya yang cantik.
Punggungnya menegang,
dan mulutnya mendesah centil. Sementara itu, lagu yang dia nyanyikan akan
segera memasuki C Mello.
Aku meniup telinganya
berbarengan dengan saat dia bernyanyi. Fuu.
Suara nyanyian
sempurna Kouhai-chan mulai terganggu.
Maafkan aku. Tapi
aku tidak mau kalah. Terkadang, aku hanya ingin menang. Kau sudah
menang melawanku sekarang.
Aku meniup telinganya
beberapa kali lagi. Dan kemudian, Kouhai-chan yang terus bernyanyi sebagai
jawaban atas seranganku diam-diam meletakkan mikrofon. Lagunya masih belum
selesai, artinya dia meninggalkan lagunya. Dengan kata lain, skornya akan
jatuh.
“Senpai?”
Namun, apa yang
membuatku tidak bisa senang adalah karena
suaranya telah berubah 180 derajat dari yang dia nyanyikan barusan.
Seolah-olah dia
mengintimidasiku untuk menjawab, dan juga menekanku dengan tekanan auranya.
“Iya.”
“Jika kamu melakukan
itu kepadaku, itu artinya kamu tidak keberatan kalau aku melakukan hal yang
sama kepadamu, ‘kan?”
Senyum yang menghias
wajahnya benar-benar membuatku merinding.
“Maaf.”
“Jika semuanya bisa diselesaikan
dengan permintaan maaf, kita tidak butuh yang namanya polisi. Persiapkan
dirimu baik-baik, oke?”
Dia mengangkangi
pangkuanku dan mulai menggelitik ketiakku.
Menghilangkan sensasi
menggelitik dari belakang ke otakku, aku langsung kehilangan akal dan jatuh ke
sofa. Yang aku tahu hanyalah perasaan tangannya yang terus menggelitik
tubuh bagian atasku.
Gelitikan tersebut
terus berlanjut sampai petugas karaoke yang membawa kentang yang aku pesan
membuka pintu. Saat aku melihatnya, kentang yang kupesan sudah diletakkan
di atas meja.
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor ㉟
Keterampilan
menyanyinya biasa-biasa saja.
Thanks updatenya min semangat...
BalasHapus