Omae wo Onii-chan Vol.2 Chapter 12 Bahasa Indonesia



Jumat, 3 Mei - Apa yang aku inginkan. Apa yang aku suka. Tetap jadi rahasia.

Pagi hari di paruh kedua Golden Week dimulai.
Melalui STRING, ada pesan dari Mariko yang isinya “Kuputuskan untuk memasak ayam panggang”.
Pada awalnya aku bingung apa yang dia maksud, tapi aku langsung sadar kalau itu adalah "batas waktu untuk permintaan menu makan".
Panggang, bukannya itu makanan yang biasa disajikan pada perayaan pesta?.
Dan karena dia sendiri yang menantang itu, mungkin itu menjadi praktek memasak untuk perayaan seseorang.
Aku membalas pesannya dan chattingan dengan Mariko.
Hari ini, Mariko akan keluar bersama Chitose-chan. Kita chattingan selama 5 menitan.
Setelah itu, aku mulai memeriksa smartphone.
Karena besok aku berencana kencan dengan Tomomi, jadi sekarang aku menyusun rencana kencan tersebut.
Berkat catatan Sayuri sebagai referensi, Aku mengkonfirmasi ulang rencana kencan yang sudah aku buat.
Sekarang sudah sempurna. Cuaca besok seharusnya cerah, tapi aku sudah menyiapkan rencana cadangan bilamana terjadi hujan.

uuuu

Saat aku menyelesaikan persiapan untuk besok, waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Usai berpakaian rapi, aku meninggalkan ruangan. Hari Jumat adalah giliran Mika. Aku turun ke lantai dua menggunakan lift.
Aku menekan bel interphone ruang 201 dengan tegang.
Tidak, aku tidak benar-benar tegang tapi …... apa yang akan kulakukan bila yang membuka pintu adalah Murasaki-san.
Kemungkinan tersebut tidaklah nol.
Saat aku sedang berkutat tentang hal itu, pintu terbuka.
Wajah Mika muncul, dia memegang Maple.
“Selamat datang kembali Nii-chama. Apa kamu mau makan siang? Mandi? Atau mungkin, kamu mau Mii-chan?”
Dia memegangi pipinya dengan satu tangan sambil menggeliat. Lucunya. Tapi, dia meniru hal tersebut dari siapa?
“Ini masih agak awal untuk makan siang, untuk mandi aku biasa melakukannya pas malam.”
“Kalau begitu, bermain dengan Mii-chan.”
Mika menarik lenganku dan menuju ke ruang tamu.
Dia duduk di bangku bersama dengan Maple dan setelah aku duduk di sofa, dia menatapku dengan intens.
“Mii-chan sudah mendengar gosipnya. Sumber informasi ini sangat rahasia.”
“Kenapa jadi formal begitu?”
“Nii-chama, kamu akan melakukan kencan kedua dengan Tomomi-neechama?”
“Y-ya. Kau mendengarnya dari siapa?”
“Tomomi-neecha ... itu rahasia.”
Tampanya Tomomi memberitahu semua orang mengenai kencan besok. Untuk jaga-jaga, lebih baik aku menjelaskannya kepada semuanya melalui email.
“Uhh, aku akan mengakuinya. Besok, aku akan berkencan lagi dengan Tomomi.”
“Apa alasan Nii-chama mengajak kencan lagi Tomomi-neechama, karena dia putri sulung? Mii-chan anak bungsu, tidak bisa kencan?”
Mika bertanya dengan tatapan cemas dan suara gemetar.
“Bu-Bukan begitu. Itu cuma terjadi secara kebetulan.”
“Ka-Kalau begitu, apa Mii-chan juga bisa pergi berkencan dengan Nii-chama?”
“Tentu saja. Aku janji.”
Mika yang tadinya berkevil hati mulai tersenyum mempesona.
“Yup! Janji ya! Dengarkan baik-baik oke, ayo kita pergi berkencan dengan Maple, kita bertiga. Ah! Tapi Yuuki-neechama dan Murasaki-neechama mungkin bisa diajak juga.”
Aku bisa memahami tentang Yuuki, tapi mengajak Murasaki-san untuk menemani kita ...
“Jadi Tomomi, Sayuri dan Selene tidak bisa ikut dengan kita?”
Mika menunduk ke bawah dengan muka bermasalah.
“Anone, Nii-chama. Jika Selene-neechama terkena sinar matahari, dia nanti akan meleleh. Karena Mii-chan adalah gadis yang baik dia akan langsung pulang bila hari sudah gelap.”
“Ahh. Begitu ya.”
Selene mulai bergerak secara serius setelah malam tiba.
“Karena Tomomi-neechama sudah punya pacar, jika dia ikut kencan dengan Nii-chama, nanti kasihan sama pacarnya.”
“Be-Begitu ya. Kalau begitu, Sayuri?”
“Sayuri-neechama ... um, ya begitulah!”
Tidak ada alasan yang jelas dibandingkan dengan dua sebelumnya ?!
“Kau bilang 'ya begitulah, apa tidak ada alasan yang lebih jelas?”
Hmm, dia memiringkan kepalanya bermasalah dan kemudian mengangguk, ketika dia mendapat sesuatu.
“Maksudku, Sayuri-neechama berusaha mendapatkan pacar untuk Tomomi-neechama selama ini ...”
“Apakah begitu?”
Sepertinya rencana Sayuri “Aku harap semua orang punya pacar kecuali aku" sudah berjalan. Mika mengerutkan bibirnya dan terus melanjutkan.
“Anone, Anone, saat semuanya berkumpul ... ah! Aku tidak boleh mengatakan itu. Nii-chama, tolong rahasiakan. Tolong jaga rahasia!”
“Y-ya. oke. Aku janji takkan memberitahu siapa pun.”
Omong-omong, sepertinya para adik-adikku ini mengadakan pertemuan rahasia. Kelihatannya mereka tidak berkumpul di kamar seseorang. Nah, jika aku terlalu mengungkitnya mungkin akan membuat Mika kesulitan jadi lebih baik berhenti di sini.
Mika perlahan-lahan menenangkan napasnya, mendudukkan Maple di bangku dan berdiri, lalu diam-diam duduk di atas pangkuanku.
“Ad-Ada apa, Mika?”
“Anone, dengarkan baik-baik, oke? Apa yang disukai Nii-chama? Maple menyukai gadis, katanya! Dia bilang bukan gadis beruang, melainkan gadis-gadis manusia yang baik.”
“H-haa. apa dia ...”
“Apa Nii-chama menyukai gadis?”
“Ak-Aku, uhh ... ‘suka’ yang dimaksud, sama seperti menyukai makanan?”
“Yup! Seperti makanan pun tak masalah, apa yang kamu inginkan atau apa yang kamu kumpulkan, semuanya.”
“Disinggung semacam itu membuatku jadi bingung.”
Bisa hidup dengan adik-adikku seperti ini saja sudah membuatku cukup senang ....
“Hei, heey, apa itu?”
“Aku ... lebih tepatnya, kenapa kau mendadak menanyakan itu?”
“Ini rahasia. Aku dengar, wanita misterius dengan banyak rahasia jauh lebih mempesona.”
Begitukah, o' wahai adik kecilku. Sejak Mika bertanya dengan serius, aku akan dimarahi jika aku tidak menjawab dengan jujur.
Sebelumnya, saat menjawab pertanyaan Mariko, semuanya berakhir menjadi balasan yang aneh.
“Aku menyukai adik (imouto).”
“Ehh ?! Nii-chama, kau mau menambah adik lagi? Lalu, apa ada adik yang lebih mungil dari Mii-chan? Lagian, Mii-chan juga bisa jadi Onee-san.”
“Tidak, tidak, yang sekarang saja sudah cukup. Jumlah yang sekarang masih bisa kutangani.”
“Haa, begitu ya.”
Dengan gaya berbicara yang tadi, itu agak mirip dengan Murasaki-san.
“Sesuatu yang aku suka, selain adik ...”
Sebenarnya, aku tidak punya apa-apa yang aku sukai. Selama aku memiliki semua yang kubutuhkan untuk hidup, aku sudah merasa senang. Aku pikir ruangan apartemen tempat aku tinggal sekarang saja masih kuanggap terlalu mewah.
Alasan untuk ini mungkin karena …... Jinya-san.
Ketika aku masih kecil, jika aku meminta, Jinya-san akan membeli apapun yang aku suka.
Ketika Jinya-san berhenti datang, aku berubah menjadi anak manja yang meminta banyak hal dari Kakek dan Nenek.
Dimarahi tegas oleh Kakek, aku bisa mengubah diriku.
Dan sebagai balasannya ... Aku tidak ingin menjadi seperti itu lagi. Bahkan sekarang, meminta atau memohon sesuatu saja sudah membuatku merasa tak enak.
Omong-omong, saat Jinya-san berhenti datang ...
“Ada apa Nii-chama? Apa perutmu sakit?”
“He? Ah, maaf Mika. Aku lagi melamun tadi.”
“Nii-chama, kamu boleh memberitahu Mii-chan secara rahasia apa yang kamu inginkan, oke?”
“Hmm. Biar kupikir-pikir dulu. Uhh ...”
“Kalau begitu, bagaimana kalau memeluk bantal.”
“Memeluk bantal...”
“Ketika Nii-chama kesepian di malam hari saat tidak ada Mii-chan, aku pikir itu tak masalah untuk memeluk bantal dan menganggapnya sebagai Mii-chan.”
“Ka-Kalau begitu, tolong buatkan aku bantal.”
“Yup! Aku pikir itu akan cocok untuk Nii-chama.”
Aku heran ... kekalahan misterius macam apa ini.
Mika bangun dari pangkuanku, berputar di tempat dan melihat ke wajahku, roknya sedikit berkibar. Ya, tidak peduli apa yang dia lakukan, semua tingkahnya sangat menggemaskan.
“Dan juga, jika Nii-chama punya sesuatu yang ingin dilakukan pada hari Jumat, Mii-chan bisa menanggungnya sendiri. Lagipula, aku bukan lagi anak kecil.”
“Y-ya? Um, itu ...”
Itulah yang pernah Yuuki katakan …... bukan. Aku sudah konfirmasi.
“Jika aku memiliki sesuatu yang direncanakan pada hari Jumat, aku takkan mencemaskanmu ….. apa itu benar?”
“Aku bisa menahannya satu hari. Ketika Nii-chama tidak ada di sini, Mii-chan bisa menghubungi Onee-Chama ke kamarnya atau bermain dengan Maple.”
Sepertinya pertemuan rahasia para adik benar-benar terjadi. Selama mereka curhat satu sama lain dan bekerja sama, jika mereka tidak merahasiakannya dariku dan mengatakan kepadaku tentang hal itu, tidak ada yang buruk akan ...
Tidak, mungkin, bisa jadi mereka berbicara antar adik tentang sesuatu yang mereka harus memberitahuku, kakak mereka.
Bu-Bukan berarti aku merasa kesepian karena ditinggalkan.
“Baiklah. Jika aku memiliki tugas aku tidak bisa kutinggalkan, saat itu aku akan membiarkan diriku dimanjakan oleh kebaikanmu, Mika.”
“Yup yup! Nii-chama tidak bisa menjadi seseorang yang buruk dalam bersosialisasi di sekolah.”
Itu sangat akurat sampai membuat telingaku sakit. Di kelas aku masih tampak seperti orang asing dan tidak punya teman. Ya, disuruh untuk pergi keluar untuk beberapa acara dengan dua orang lain membuatku takut sekarang.
“Terima kasih, Mika.”
Ketika aku mengelus kepalanya dengan lembut, Mika tersenyum gembira.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama