Jumat, 3 Mei
- Apa yang aku inginkan. Apa yang aku suka. Tetap jadi rahasia.
Pagi hari di paruh kedua Golden Week dimulai.
Melalui STRING, ada pesan dari
Mariko yang isinya “Kuputuskan untuk memasak ayam panggang”.
Pada awalnya aku bingung apa
yang dia maksud, tapi aku langsung sadar kalau itu adalah "batas waktu
untuk permintaan menu makan".
Panggang, bukannya itu makanan
yang biasa disajikan pada perayaan pesta?.
Dan karena dia sendiri yang menantang
itu, mungkin itu menjadi praktek memasak untuk perayaan seseorang.
Aku membalas pesannya dan chattingan dengan Mariko.
Hari ini, Mariko akan keluar
bersama Chitose-chan. Kita chattingan selama 5 menitan.
Setelah itu, aku mulai
memeriksa smartphone.
Karena besok aku berencana kencan
dengan Tomomi, jadi sekarang aku menyusun rencana kencan tersebut.
Berkat catatan Sayuri sebagai
referensi, Aku mengkonfirmasi ulang rencana kencan yang sudah aku buat.
Sekarang sudah sempurna. Cuaca besok
seharusnya cerah, tapi aku sudah menyiapkan rencana cadangan bilamana terjadi
hujan.
uuuu
Saat aku menyelesaikan
persiapan untuk besok, waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Usai berpakaian rapi,
aku meninggalkan ruangan. Hari Jumat adalah giliran Mika. Aku turun ke lantai
dua menggunakan lift.
Aku menekan bel interphone
ruang 201 dengan tegang.
Tidak, aku tidak benar-benar
tegang tapi …... apa yang akan kulakukan bila yang membuka pintu adalah
Murasaki-san.
Kemungkinan tersebut tidaklah
nol.
Saat aku sedang berkutat
tentang hal itu, pintu terbuka.
Wajah Mika muncul, dia memegang
Maple.
“Selamat datang kembali
Nii-chama. Apa kamu mau makan siang? Mandi? Atau mungkin, kamu mau Mii-chan?”
Dia memegangi pipinya dengan
satu tangan sambil menggeliat. Lucunya. Tapi, dia meniru hal tersebut dari siapa?
“Ini masih agak awal untuk makan
siang, untuk mandi aku biasa melakukannya pas malam.”
“Kalau begitu, bermain dengan
Mii-chan.”
Mika menarik lenganku dan
menuju ke ruang tamu.
Dia duduk di bangku bersama
dengan Maple dan setelah aku duduk di sofa, dia menatapku dengan intens.
“Mii-chan sudah mendengar
gosipnya. Sumber informasi ini sangat rahasia.”
“Kenapa jadi formal begitu?”
“Nii-chama, kamu akan melakukan
kencan kedua dengan Tomomi-neechama?”
“Y-ya. Kau mendengarnya dari
siapa?”
“Tomomi-neecha ... itu
rahasia.”
Tampanya Tomomi memberitahu
semua orang mengenai kencan besok. Untuk jaga-jaga, lebih baik aku menjelaskannya
kepada semuanya melalui email.
“Uhh, aku akan mengakuinya.
Besok, aku akan berkencan lagi dengan Tomomi.”
“Apa alasan Nii-chama mengajak
kencan lagi Tomomi-neechama, karena dia putri sulung? Mii-chan anak bungsu,
tidak bisa kencan?”
Mika bertanya dengan tatapan
cemas dan suara gemetar.
“Bu-Bukan begitu. Itu cuma
terjadi secara kebetulan.”
“Ka-Kalau begitu, apa Mii-chan
juga bisa pergi berkencan dengan Nii-chama?”
“Tentu saja. Aku janji.”
Mika yang tadinya berkevil hati
mulai tersenyum mempesona.
“Yup! Janji ya! Dengarkan
baik-baik oke, ayo kita pergi berkencan dengan Maple, kita bertiga. Ah! Tapi
Yuuki-neechama dan Murasaki-neechama mungkin bisa diajak juga.”
Aku bisa memahami tentang
Yuuki, tapi mengajak Murasaki-san untuk menemani kita ...
“Jadi Tomomi, Sayuri dan Selene
tidak bisa ikut dengan kita?”
Mika menunduk ke bawah dengan
muka bermasalah.
“Anone, Nii-chama. Jika
Selene-neechama terkena sinar matahari, dia nanti akan meleleh. Karena Mii-chan
adalah gadis yang baik dia akan langsung pulang bila hari sudah gelap.”
“Ahh. Begitu ya.”
Selene mulai bergerak secara
serius setelah malam tiba.
“Karena Tomomi-neechama sudah punya
pacar, jika dia ikut kencan dengan Nii-chama, nanti kasihan sama pacarnya.”
“Be-Begitu ya. Kalau begitu,
Sayuri?”
“Sayuri-neechama ... um, ya
begitulah!”
Tidak ada alasan yang jelas
dibandingkan dengan dua sebelumnya ?!
“Kau bilang 'ya begitulah, apa
tidak ada alasan yang lebih jelas?”
Hmm, dia
memiringkan kepalanya bermasalah dan kemudian mengangguk, ketika dia mendapat
sesuatu.
“Maksudku, Sayuri-neechama
berusaha mendapatkan pacar untuk Tomomi-neechama selama ini ...”
“Apakah begitu?”
Sepertinya rencana Sayuri “Aku harap semua orang punya pacar kecuali
aku" sudah berjalan. Mika mengerutkan bibirnya dan terus melanjutkan.
“Anone, Anone, saat semuanya
berkumpul ... ah! Aku tidak boleh mengatakan itu. Nii-chama, tolong rahasiakan.
Tolong jaga rahasia!”
“Y-ya. oke. Aku janji takkan
memberitahu siapa pun.”
Omong-omong, sepertinya para
adik-adikku ini mengadakan pertemuan rahasia. Kelihatannya mereka tidak berkumpul
di kamar seseorang. Nah, jika aku terlalu mengungkitnya mungkin akan membuat
Mika kesulitan jadi lebih baik berhenti di sini.
Mika perlahan-lahan menenangkan
napasnya, mendudukkan Maple di bangku dan berdiri, lalu diam-diam duduk di atas
pangkuanku.
“Ad-Ada apa, Mika?”
“Anone, dengarkan baik-baik,
oke? Apa yang disukai Nii-chama? Maple menyukai gadis, katanya! Dia bilang
bukan gadis beruang, melainkan gadis-gadis manusia yang baik.”
“H-haa. apa dia ...”
“Apa Nii-chama menyukai gadis?”
“Ak-Aku, uhh ... ‘suka’ yang dimaksud, sama seperti
menyukai makanan?”
“Yup! Seperti makanan pun tak
masalah, apa yang kamu inginkan atau apa yang kamu kumpulkan, semuanya.”
“Disinggung semacam itu
membuatku jadi bingung.”
Bisa hidup dengan adik-adikku
seperti ini saja sudah membuatku cukup senang ....
“Hei, heey, apa itu?”
“Aku ... lebih tepatnya, kenapa
kau mendadak menanyakan itu?”
“Ini rahasia. Aku dengar,
wanita misterius dengan banyak rahasia jauh lebih mempesona.”
Begitukah, o' wahai adik
kecilku. Sejak Mika bertanya dengan serius, aku akan dimarahi jika aku tidak
menjawab dengan jujur.
Sebelumnya, saat menjawab pertanyaan
Mariko, semuanya berakhir menjadi balasan yang aneh.
“Aku menyukai adik (imouto).”
“Ehh ?! Nii-chama, kau mau
menambah adik lagi? Lalu, apa ada adik yang lebih mungil dari Mii-chan? Lagian,
Mii-chan juga bisa jadi Onee-san.”
“Tidak, tidak, yang sekarang
saja sudah cukup. Jumlah yang sekarang masih bisa kutangani.”
“Haa, begitu ya.”
Dengan gaya berbicara yang tadi,
itu agak mirip dengan Murasaki-san.
“Sesuatu yang aku suka, selain
adik ...”
Sebenarnya, aku tidak punya
apa-apa yang aku sukai. Selama aku memiliki semua yang kubutuhkan untuk hidup, aku
sudah merasa senang. Aku pikir ruangan apartemen tempat aku tinggal sekarang
saja masih kuanggap terlalu mewah.
Alasan untuk ini mungkin karena
…... Jinya-san.
Ketika aku masih kecil, jika aku
meminta, Jinya-san akan membeli apapun yang aku suka.
Ketika Jinya-san berhenti
datang, aku berubah menjadi anak manja yang meminta banyak hal dari Kakek dan
Nenek.
Dimarahi tegas oleh Kakek, aku
bisa mengubah diriku.
Dan sebagai balasannya ... Aku
tidak ingin menjadi seperti itu lagi. Bahkan sekarang, meminta atau memohon
sesuatu saja sudah membuatku merasa tak enak.
Omong-omong, saat Jinya-san
berhenti datang ...
“Ada apa Nii-chama? Apa perutmu
sakit?”
“He? Ah, maaf Mika. Aku lagi
melamun tadi.”
“Nii-chama, kamu boleh
memberitahu Mii-chan secara rahasia apa yang kamu inginkan, oke?”
“Hmm. Biar kupikir-pikir dulu.
Uhh ...”
“Kalau begitu, bagaimana kalau
memeluk bantal.”
“Memeluk bantal...”
“Ketika Nii-chama kesepian di
malam hari saat tidak ada Mii-chan, aku pikir itu tak masalah untuk memeluk
bantal dan menganggapnya sebagai Mii-chan.”
“Ka-Kalau begitu, tolong buatkan
aku bantal.”
“Yup! Aku pikir itu akan cocok untuk
Nii-chama.”
Aku heran ... kekalahan
misterius macam apa ini.
Mika bangun dari pangkuanku, berputar
di tempat dan melihat ke wajahku, roknya sedikit berkibar. Ya, tidak peduli apa
yang dia lakukan, semua tingkahnya sangat menggemaskan.
“Dan juga, jika Nii-chama punya
sesuatu yang ingin dilakukan pada hari Jumat, Mii-chan bisa menanggungnya sendiri.
Lagipula, aku bukan lagi anak kecil.”
“Y-ya? Um, itu ...”
Itulah yang pernah Yuuki katakan
…... bukan. Aku sudah konfirmasi.
“Jika aku memiliki sesuatu yang
direncanakan pada hari Jumat, aku takkan mencemaskanmu ….. apa itu benar?”
“Aku bisa menahannya satu hari.
Ketika Nii-chama tidak ada di sini, Mii-chan bisa menghubungi Onee-Chama ke
kamarnya atau bermain dengan Maple.”
Sepertinya pertemuan rahasia
para adik benar-benar terjadi. Selama mereka curhat satu sama lain dan bekerja
sama, jika mereka tidak merahasiakannya dariku dan mengatakan kepadaku tentang
hal itu, tidak ada yang buruk akan ...
Tidak, mungkin, bisa jadi mereka
berbicara antar adik tentang sesuatu yang mereka harus memberitahuku, kakak
mereka.
Bu-Bukan berarti aku merasa
kesepian karena ditinggalkan.
“Baiklah. Jika aku memiliki
tugas aku tidak bisa kutinggalkan, saat itu aku akan membiarkan diriku
dimanjakan oleh kebaikanmu, Mika.”
“Yup yup! Nii-chama tidak bisa
menjadi seseorang yang buruk dalam bersosialisasi di sekolah.”
Itu sangat akurat sampai
membuat telingaku sakit. Di kelas aku masih tampak seperti orang asing dan tidak
punya teman. Ya, disuruh untuk pergi keluar untuk beberapa acara dengan dua
orang lain membuatku takut sekarang.
“Terima kasih, Mika.”
Ketika aku mengelus kepalanya
dengan lembut, Mika tersenyum gembira.