Senin, 6 Mei
- Sepanjang hari. Lengkap. Konsultasi Saat Pulang.
Hari di Maumauland berlalu
dengan sangat cepat. Ternyata benar kata orang bahwa waktu mengalir lebih cepat
saat kau bersenang-senang.
Bahkan sebelum taman bermain
dibuka, orang-orang sudah mengantri di depan gerbang pintu masuk dan antrian
perlahan-lahan berkurang saat mereka masuk.
Sejak awal, kami melakukan tur
wahana menurut panduan Sayuri.
Karena hari libur jadi banyak
wahana yang dipenuhi orang, tapi kami berhasil menaiki wahana yang kami
inginkan, kami menikmati parade dan pertunjukan juga.
Untuk makan siang, kami makan
di luar taman dan menyantap hidangan yang dimasak oleh Sayuri.
Ketika kami hendak masuk
kembali ada insiden kecil, tapi ... pada akhirnya, kami bermain-main sampai
malam menjelang.
Pada akhirnya, semua orang
menyaksikan pertunjukkan kembang api yang menghiasi langit malam, membeli
beberapa souvenir di toko, aku menggendong Mika yang tertidur ke mobil yang
diparkir dan kelelahan, aku duduk di kursi penumpang di depan.
Bukan hanya Mika, Tomomi,
Sayuri, Yuuki dan Selene juga ikut tertidur sepenuhnya pada saat kita melewati
kemacetan lalu lintas.
“Yoichi-san, apa kamu tidak
beristirahat juga?”
Ujar Murasaki-san saat memegang
kemudi dan menatap ke depan mobil.
“Pandanganku jadi agak kabur.”
“Begitukah.”
“Um, apa anda baik-baik saja?”
Karena aku tidak punya SIM, aku
tidak bisa menawarkan untuk mengambil alih kemudi, meski begitu aku sedikit
khawatir.
“Tidak ada masalah.”
Sebenarnya, saat kami hendak
naik di wahana terbesar dan paling menakutkan dari Maumauland "Big Volcano
Mountain", ada kecelakaan kecil.
Yuuki bilang “Ini menakutkan.
Mustahil. Silahkan naik tanpa diriku, aku akan menunggu”, dia benar-benar
ketakutan.
Melihat itu, Mika mengatakan
“Apa boleh buat. Mii-chan akan menyemangati bersama Yuuki-neechama dari bawah.”,
Menolak untuk naik.
Nah, sampai saat itu sih semuanya
masih baik-baik, tapi karena sesuatu, Mika menominasikan korban baru.
“Oh benar! Sebagai pengganti
Mii-chan yang tidak bisa menaiki itu, Murasaki-neechama tolong naiki itu dan
beritahu Mii-chan kesannya!”
Mendengar permintaan Mika, Murasaki-san
yang selalu serius menjawab dengan "Baiklah" ... dan untuk apa yang
terjadi setelah itu, aku ingin cepat melupakannya karena martabat Murasaki-san
terlibat di dalamnya.
Bagaimana pun juga, itu
berakhir bahwa Murasaki-san, wali kami, menerima perawatan yang baik hati dari
kami.
Mika merasa bertanggung jawab
karena memaksanya, saat Murasaki-san entah bagaimana bisa selamat dan kembali,
Mika mengelus kepalanya dengan mengatakan “Gadis
baik, gadis baik. Jangan menangis. Sudah. Sudah.”
Di satu sisi, memulihkan
Murasaki-san sampai sedemikian rupa sungguh menakjubkan ...
“Jadi sepertinya elusan Mika
bekerja ampuh?”
Pada saat yang sama ketika aku
menanyakan itu, minivan bergetar saat Murasaki-san membanting setir ke kiri dan
kanan. Nge-Ngerinya. Jangan melakukan itu saat kita sedang malaju di kecepatan
hampir 100kmph.
“Tolong jangan bicarakan
tentang itu.”
Murasaki-san menengok ke arahku
dan mengatakan itu dengan wajah lurus. Tidak baik, matanya terlihat tidak
tertawa. Selain itu, dia menginjak pedal gas.
“Heck, lihat ke depan!”
Tanpa sadar, aku berteriak
keras di dalam mobil.
“Aku minta maaf.”
Menuruni kecepatan,
Murasaki-san berkonsentrasi pada mengemudi lagi.
Lalu setelah itu, keheningan
melanda. Mobil berjalan lancar di jalan. Lalu lintas macet saat kami pergi
parkir Maumauland terasa seperti masa lalu.
Ketika kita memasuki wilayah
metropolitan, aku bertanya pada Murasaki-san.
“Um, Murasaki-san.”
“Ada apa?”
“Mengenai apa yang terjadi dari
sekarang ...”
Samar-samar, tentang masa
depan. Tentang kehidupan di masa depan. Tentang hidupku dan adik-adikku. Aku
penasaran, jika aku yang belum memutuskan apa-apa boleh menikmati hari seperti
ini.
Semuanya tampak
bersenang-senang dan aku juga, menikmati diriku sendiri.
Meski ini mungkin hari terakhir,
aku tidak menyesal. Tentu saja, jika aku bisa tinggal dengan semua orang untuk
lebih lama ... aku pikir.
Murasaki-san membuka mulutnya.
Aku punya firasat dia akan merespon dengan jawabnnya yang biasa "Aku tidak
bisa menjawab".
“Silakan tunggu ... tinggal
beberapa hari lagi.”
Aku tertegun oleh jawaban yang
tak terduga. Aku penasaran apakah situasi akan berubah dalam beberapa hari.
“Meski aku bertanya, kau takkan
memberitahuku lebih dari ini, ‘kan?.”
“Ya. Aku tidak bisa menjawab.”
Aneh. Hari ini, aku sudah cukup
senang bisa mendengar jawabannya yang biasa.
Bila aku bertanya lagi, Murasaki-san
akan memasah wajah poker, jadi aku memutuskan untuk menanyakan lebih jauh lagi.
Ketika aku memeriksa kaca
spion, para adik di belakang tengah tertidur dengan pulas.
Mulai besok dan seterusnya, apa
aku masih bisa menjadi Onii-chan mereka?
Dikit juga
BalasHapus