Omae wo Onii-chan Vol.3 Chapter 01 Bahasa Indonesia


Senin, 6 Mei - Sepanjang hari. Lengkap. Konsultasi Saat Pulang.

Hari di Maumauland berlalu dengan sangat cepat. Ternyata benar kata orang bahwa waktu mengalir lebih cepat saat kau bersenang-senang.
Bahkan sebelum taman bermain dibuka, orang-orang sudah mengantri di depan gerbang pintu masuk dan antrian perlahan-lahan berkurang saat mereka masuk.
Sejak awal, kami melakukan tur wahana menurut panduan Sayuri.
Karena hari libur jadi banyak wahana yang dipenuhi orang, tapi kami berhasil menaiki wahana yang kami inginkan, kami menikmati parade dan pertunjukan juga.
Untuk makan siang, kami makan di luar taman dan menyantap hidangan yang dimasak oleh Sayuri.
Ketika kami hendak masuk kembali ada insiden kecil, tapi ... pada akhirnya, kami bermain-main sampai malam menjelang.
Pada akhirnya, semua orang menyaksikan pertunjukkan kembang api yang menghiasi langit malam, membeli beberapa souvenir di toko, aku menggendong Mika yang tertidur ke mobil yang diparkir dan kelelahan, aku duduk di kursi penumpang di depan.
Bukan hanya Mika, Tomomi, Sayuri, Yuuki dan Selene juga ikut tertidur sepenuhnya pada saat kita melewati kemacetan lalu lintas.
“Yoichi-san, apa kamu tidak beristirahat juga?”
Ujar Murasaki-san saat memegang kemudi dan menatap ke depan mobil.
“Pandanganku jadi agak kabur.”
“Begitukah.”
“Um, apa anda baik-baik saja?”
Karena aku tidak punya SIM, aku tidak bisa menawarkan untuk mengambil alih kemudi, meski begitu aku sedikit khawatir.
“Tidak ada masalah.”
Sebenarnya, saat kami hendak naik di wahana terbesar dan paling menakutkan dari Maumauland "Big Volcano Mountain", ada kecelakaan kecil.
Yuuki bilang “Ini menakutkan. Mustahil. Silahkan naik tanpa diriku, aku akan menunggu”, dia benar-benar ketakutan.
Melihat itu, Mika mengatakan “Apa boleh buat. Mii-chan akan menyemangati bersama Yuuki-neechama dari bawah.”, Menolak untuk naik.
Nah, sampai saat itu sih semuanya masih baik-baik, tapi karena sesuatu, Mika menominasikan korban baru.
“Oh benar! Sebagai pengganti Mii-chan yang tidak bisa menaiki itu, Murasaki-neechama tolong naiki itu dan beritahu Mii-chan kesannya!”
Mendengar permintaan Mika, Murasaki-san yang selalu serius menjawab dengan "Baiklah" ... dan untuk apa yang terjadi setelah itu, aku ingin cepat melupakannya karena martabat Murasaki-san terlibat di dalamnya.
Bagaimana pun juga, itu berakhir bahwa Murasaki-san, wali kami, menerima perawatan yang baik hati dari kami.
Mika merasa bertanggung jawab karena memaksanya, saat Murasaki-san entah bagaimana bisa selamat dan kembali, Mika mengelus kepalanya dengan mengatakan “Gadis baik, gadis baik. Jangan menangis. Sudah. Sudah.”
Di satu sisi, memulihkan Murasaki-san sampai sedemikian rupa sungguh menakjubkan ...
“Jadi sepertinya elusan Mika bekerja ampuh?”
Pada saat yang sama ketika aku menanyakan itu, minivan bergetar saat Murasaki-san membanting setir ke kiri dan kanan. Nge-Ngerinya. Jangan melakukan itu saat kita sedang malaju di kecepatan hampir 100kmph.
“Tolong jangan bicarakan tentang itu.”
Murasaki-san menengok ke arahku dan mengatakan itu dengan wajah lurus. Tidak baik, matanya terlihat tidak tertawa. Selain itu, dia menginjak pedal gas.
“Heck, lihat ke depan!”
Tanpa sadar, aku berteriak keras di dalam mobil.
“Aku minta maaf.”
Menuruni kecepatan, Murasaki-san berkonsentrasi pada mengemudi lagi.
Lalu setelah itu, keheningan melanda. Mobil berjalan lancar di jalan. Lalu lintas macet saat kami pergi parkir Maumauland terasa seperti masa lalu.
Ketika kita memasuki wilayah metropolitan, aku bertanya pada Murasaki-san.
“Um, Murasaki-san.”
“Ada apa?”
“Mengenai apa yang terjadi dari sekarang ...”
Samar-samar, tentang masa depan. Tentang kehidupan di masa depan. Tentang hidupku dan adik-adikku. Aku penasaran, jika aku yang belum memutuskan apa-apa boleh menikmati hari seperti ini.
Semuanya tampak bersenang-senang dan aku juga, menikmati diriku sendiri.
Meski ini mungkin hari terakhir, aku tidak menyesal. Tentu saja, jika aku bisa tinggal dengan semua orang untuk lebih lama ... aku pikir.
Murasaki-san membuka mulutnya. Aku punya firasat dia akan merespon dengan jawabnnya yang biasa "Aku tidak bisa menjawab".
“Silakan tunggu ... tinggal beberapa hari lagi.”
Aku tertegun oleh jawaban yang tak terduga. Aku penasaran apakah situasi akan berubah dalam beberapa hari.
“Meski aku bertanya, kau takkan memberitahuku lebih dari ini, ‘kan?.”
“Ya. Aku tidak bisa menjawab.”
Aneh. Hari ini, aku sudah cukup senang bisa mendengar jawabannya yang biasa.
Bila aku bertanya lagi, Murasaki-san akan memasah wajah poker, jadi aku memutuskan untuk menanyakan lebih jauh lagi.
Ketika aku memeriksa kaca spion, para adik di belakang tengah tertidur dengan pulas.
Mulai besok dan seterusnya, apa aku masih bisa menjadi Onii-chan mereka?



close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama