Omae wo Onii-chan Vol.3 Prolog Bahasa Indonesia

Prolog

“... chan. Onii-chan. Jika kamu tidak segera bangun, aku akan mati. Aku akan terpojok karena putus asa, mati dan menghilang. Tolong, jangan biarkan tubuh lemah ini membusuk dalam kesedihan.”
Aku terbangun karena badanku diguncang terus-terusan.
Di sudut tempat tidur nyaman yang terasa seperti awan, aku benar-benar tertidur meringkuk dengan posisi seperti janin .
Ketika aku membuka mataku, seorang gadis berambut hitam menatap wajahku.
Ternyata itu Selene. Meski dia adalah salah satu orang yang paling sulit untuk bangun pagi, dia sekarang sudah berpakaian rapi, layaknya anak kecil yang bersemangat sebelum jalan-jalan sekolah.
“Kau tidak sabaran sekali. Padahal, di luar masih gelap, bukan?.”
Di luar jendela masih gelap. Aku teringat bahwa waktu sebelum fajar adalah saat yang paling gelap.
“Jika tidak buru-buru, kita nanti akan terjebak macet ...”
Sambil menggosok mata ngantukku, aku berusaha mencari dalam ingatanku.
Jantung di dadaku berdebar sangat kencang. Ini karena mimpi aneh yang aku lihat tadi. Namun, aku tidak tahu jenis mimpi macam apa itu.
“... kamu menangis?”
“Ini pasti karena aku menguap.”
Selene diam-diam menunjuk bantal.
Ada noda di atasnya. Aku merasa malu sampai ditunjukkan bukti kuat begitu.
“... kamu melihat mimpi yang sangat menakutkan sampai membuatmu menangis?”
“Aku bukan anak kecil, aku takkan menangis hanya karena mimpi buruk.”
Selene memiringkan kepalanya dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Aku bisa mencium aroma bunga semerbak dari rambut berkilaunya.
Sekali lagi setelah mempersiapkan diri untuk tamasya, aku menatap Selene.
Ahh, mungkin ini adalah kelanjutan mimpi. Mana mungkin dia bisa bangun sebelum fajar menjelang.
“Sial, hari ini adalah hari libur jadi biarkan aku beristirahat lebih lama ... ah."
Kesadaranku langsung jernih dan aku akhirnya mulai berpikir tentang jadwal hari ini. Selene perlahan-lahan menjauh dariku dan bergumam.
“... semua orang sudah siap.”
“Ahhh! Maumauland!”
Hari ini kita enam bersaudara dan Murasaki-san akan bermain di Maumauland ... dalih untuk mencari kandidat mana yang pantas untuk menjadi adikku.
Aku bangkit dari tempat tidur, mencuci muka dan menggosok gigi, lalu berganti pakaian. Aku sudah menyiapkan tas tadi malam.
Adik-adikku sudah berkumpul di ruang tamu.
“Pagi, Nii-chan!”
Tomomi tampak bersemangat saat ini.
“Selamat pagi, Onii-sama.”
Sejumlah kotak makan siang dan lauk yang dikemas ke dalam satu tumpukan, Sayuri mengucap salam sembari melepas celemek dengan senyum dan meletakkan tutup di atas kotak, dia lalu membungkusnya dengan kain ungu.
“Pagi, Nii-san.”
Yuuki tertawa sambil memegang cangkir mug di tangannya. Hari ini juga dia meminum kopi hitam.
“Nii-chama dasar tukang tidur. Maple tidak bisa tidur karena kegirangan sejak dari kemarin. Ahh sulitnya, aku tidak bisa tidur sama sekali. Dia bilang begitu.”
Sambil mengangkat Maple di kedua tangannya, Mika menari dengan sukacita.
“Pagi, semuanya. Bagaimana dengan Murasaki-san?”
Sayuri memegang smartphone di tangannya dan menegaskan hal itu.
“Sepertinya dia sedang mempersiapkan mobil di tempat parkir.”
“Kalau begitu, mungkin lebih baik untuk menunggu di sana. Aku akan membawa kotak makan siang.”
“Aku tidak mau merepotkan Onii-sama dengan itu.”
“Aku sudah menyerahkan segalanya padamu, setidaknya biarkan aku melakukan pekerjaan fisik.”
Ketujuh kotak makan siang termasuk bagian Murasaki-san ternyata cukup berat juga. Baru beberapa saat yang lalu, Sayuri menyelesaikan yang lainnya, kotak makan siang empat tumpukan. Aku mengangkat itu juga.
Benar-benar berat. Tomomi memantul dari sofa dan berdiri di depanku.
“Apa kamu baik-baik saja, Nii-chan? Mau aku bawa setengahnya?”
“Aku baik-baik saja. Ayo kita pergi.”
Menanggapi ucapanku, Tomomi berkata “Lalu, aku akan membiarkan diriku dimanja”.
Harus menahan supaya tidak dimanja sebagai kakak tertua yang telah dibangunnya dan meledak sebelumnya, berkat itu sekarang dia telah menenangkan dirinya sepenuhnya.
“... Berangkaaaaaaaatttttt.”
Dengan semangat tinggi, Selene adalah orang pertama yang berjalan menuju pintu keluar. Aku terus berusaha mengejarnya. keaktifan yang tak terduga dari Selene, yang membanggakan diri sebagai Hikkikomori.
“Yayy yayy! Maumauland! Pengalaman pertama Mii-chan!!”
Dari waktu ke waktu, Mika bertindak girang dan mengatakan sesuatu yang cukup  cabul, yang mana hal tersebut membuat Yuuki tersipu.
“Mika-chan. Pengalaman pertama mungkin, um, benar dibilang begitu, tapi bila diucapkan oleh seorang gadis mungkin bisa menyebabkan kesalahpahaman ...”
“Ap-Apa ini pengalaman pertama Yuuki-neechama juga?”
“It-It-It-It-Itu benar!”
Melihat percakapan keduanya, Tomomi dan Sayuri menyeringai secara bersamaan.
“Yuuki begitu polos.”
“Yuuki-san adalah karakter yang masih alami, ya.”
Sambil Panik, Yuuki berbalik ke arah mereka berdua dan berbicara.
“Ka-Karakter apanya!”
Kami sudah cukup dekat sampai bisa melakukan percakapan semacam ini antara satu sama lain secara alami.
Setelah turun lift, kami pergi ke luar. Langit timur mulai terlihat cerah, tapi di luar itu masih remang-remang. Sebuah mobil dengan lampu yang dihidupkan sedang menunggu kami di pinggir jalan. Wajah Murasaki-san bisa dilihat di kursi pengemudi.
Menurut ramalan cuaca, cuaca hari ini akan menjadi cerah, cuaca yang sempurna untuk pergi keluar.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama