Soudana, Tashika ni Kawaii Na Chapter 01 Bahasa Indonesia

Memori 1: Hadiah dan Pusat perbelanjaan serta Diriku

“Senpai, apa yang kamu mau untuk hadiah atas kesembuhanmu ~?”
“…Hadiah?”
Dengan kekuatan pemulihan yang cepat, Senpai menjalani semua analisis medis, dan diizinkan pulang oleh rumah sakit dalam sekejap mata. Karena dia tidak membawa banyak barang, dia berencana langsung pulang setelah berganti baju, dan kami hanya menunggu proses administrasi terakhir selesai.
Aku benar-benar berniat ingin mengadakan pesta untuk merayakan kesembuhannya, tapi ...
“Maksudku, aku tidak melakukan apa-apa untuk mendapatkan ganjaran, tapi aku menghargai pemikiran itu.”
“Tenang, tenang, tidak perlu menahan diri, oke ~?” Aku membentuk tanda X dengan kedua tanganku, tetapi dia masih terlihat agak sungkan, jadi aku terus melanjutkan. “Dan juga, aku ingin memberimu sesuatu, Senpai ... kumohon?”
“………… Jika kau ……. benar-benar ingin ...”
Wajah Senpai yang memerah seperti itu sangat imut! Apa-apaan ini, memangnya dia malaikat ?!
“Bagus. Ah, tapi, bukan seperti 'Aku ingin kamu sebagai hadiahnya', oke ~? ”
“... Mana mungkin aku bisa mengatakan itu ...”
“Ehhh, meski aku ini pacarmu?”
“—Itu karena kamu adalah pacarku. Aku ingin menghargaimu semampuku.”
“…tu…”
... Itu tidak adil ... serangan kejutan seperti itu ...
“A-Ah, iya, iya. Senpai, kamu menjalani kehidupan dua puluh tahun di dunia yang berbeda, atau paralel itu, ‘kan?”
“Yeah.”
Nada suaranya terdengar sangat serius. Rupanya, hanya kesadarannya saja yang terhempas ke Isekai, dan di dalam kepalanya, bukan dua tahun melainkan dua puluh tahun telah berlalu, sesuatu seperti itu. Dia memberitahuku kalau dia mendatangi lima dunia yang berbeda, yang mana masing-masing dari mereka sangat merepotkan dan bermasalah, dan pengaruh itu masih kuat bahkan di dunia kita, dilihat melalui sihir itu sebagian besar dari semuanya.
“Koori.”
“Eh”
Tiba-tiba, Senpai mencondongkan tubuhnya ke depan untuk meletakkan jari telunjuknya di mulutku. Pertama-tama, dia menatapku dengan tatapan memerintah, dan kemudian menatap pintu.
Dalam artian lain hal ini membuat jantungku berdebar, tapi Senpai bahkan tidak peduli tentang itu, saat dia mengeluarkan pedang yang tampak seperti fantasi entah dari mana. Ini jelas-jelas bertentangan dengan Hukum Kepemilikan Senjata Tajam dan Senjata Api, kan?
“Tahan—”
“Sh.”
Jari telunjuk yang ada di mulutku dengan cepat berubah menjadi menutup mulutku dengan seluruh tangannya. Setelah menatap pintu sebentar, akhirnya dia melepaskanku.
“... Jadi itu bukan serangan ...”
“Tu-Tunggu, tunggu, tunggu, apa maksudmu 'Itu bukan serangan'! Apa-apaan itu?!”
“Ahh, karena memiliki kekuatan sihir jahat yang merembes keluar, itu mungkin terlihat seperti pedang terkutuk, tapi ini sebenarnya—”
“Senpai ... aku tidak terlalu peduli dengan kekuatan sihir atau pedang terkutuk atau apa pun ... cepat singkirkan itu ...”
“…Baik.”
Dia terlihat agak ragu-ragu, tapi dia masih Senpai yang baik karena mendengarkanku dengan patuh. Dia benar-benar anak yang baik, tapi ...
“Baiklah ... kejadian barusan membuatku jadi yakin, tapi sepertinya kamu masih sedikit bingung dengan situasi yang terjadi di dunia ini, ‘kan?”
“Tidak, itu bukan—“
“Pasti begitu! Apa Senpai sudah lupa tentang 'Tragedi ICU'?”
Nama itu sudah menyebar di sekitar lingkungan rumah sakit.
“…Aku ingat. Maaf.”
Senpai yang jujur sangatlah imut ... Tunggu, tidak.
“Itu sebabnya, mungkin kita seharusnya tidak membiarkanmu bertemu dengan orang yang kenaaaal~ Meski rasanya bagus bisa memanggil beberapa orang ke pesta untuk merayakan kesembuhanmu, tapi itu bisa berubah menjadi kekacauan, jadi mungkin kita baru bisa melakukan itu setelah kamu sudah terbiasa sedikit dengan dunia ini.”
“Pesta…”
“Ya, aku mengerti perasaanmu …..lagian Senpai akhirnya berhasil kembali ...”
“Tidak, bukan itu.”
“Jadi, kamu tidak!”
Jadi dia tidak merasakannya!
“Aku ingin melihat manusia normal, dan kehidupan normal dari sisi ini ...”
Aku terpikat oleh tatapan melankolis Senpai saat dia menatap keluar jendela.
“Hmmm ... Yah, perawat dan dokter di rumah sakit ini tidak sepenuhnya normal juga, kurasa ~”
Ngomong-ngomong mengenai mereka, mereka benar-benar ketakutan pada Senpai setelah bangun usai dua tahun koma> pemulihan fisik segera> Langsung diizinkan pulang, bahkan mereka ingin menjauh dari dirinya.
Yah, bukan berarti aku menyalahkan mereka ... Aku juga agak tersinggung, dan aku ingin menunjukkan kepada mereka Senpai yang normal, bukan Senpai yang superman. Bahkan lebih dari itu.
“Kesampingkan orang, tapi bukannya kamu ingin melihat kota lagi? Dunia yang berbeda ini ... Isekai, kurasa? Ngomong-ngomong, aku tidak tahu seperti apa mereka, tetapi mereka mungkin tidak punya gedung dan semacamnya, ‘kan? ”
“…Ya. Aku mungkin lebih tertarik pada kota, ketimbang orangnya.”
Mataku terpancar dengan kilau kesenangan pada reaksi ekspetasi Senpai.
“Baiklah, kalau begitu ... sebagai perayaan atas kesembuhanmu, kamu akan berkencan denganku di kota ~ Kedengarannya bagus, ‘kan?”
“... Kencan di kota?”
“Dan juga beberapa perikanan ~!”
Senpai memiringkan kepalanya, tidak bisa mengerti apa yang aku bicarakan, tapi mari kita lanjutkan ke sini.
“Ayo berpisah untuk hari ini, dan bertemu lagi besok jam 2 siang di areal di depan stasiun kereta ~!”
“... Kita tidak benar-benar ... perlu bertemu ...”
Senpai memasang ekspresi 'Kita akan berpisah sekarang?' , jadi aku mendecak lidahku sembari mengibaskan jariku padanya.
“Seorang gadis harus mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum kencan, loh? —Ini akan menjadi ujian, jadi ingatlah itu! ” Aku menepak tanganku di papan tulis imajiner, Senpai melihatku dengan wajah kosong.
Ah, oops ... Apa aku terlalu berlebihan? Welp, apa boleh buat untuk sekarang.
“Jadi begitulah, sampai jumpa besok lagi, Senpai ~”
Aku keluar dari ruangan rumah sakit, dan mengeluarkan smartphoneku untuk membatalkan rencana untuk potong rambut pada hari berikutnya — tapi sebelum itu.
“Ah, Senpai, lebih baik kamu harus sedikit berusaha dalam berpakaian untuk besok ~ Ini untuk merayakan kesembuhanmu dan kencan pertama kita ~”
Aku mengucapkan kata-kata ini tanpa terlalu memikirkan makna di baliknya. Walau, aku baru menyadarinya setelah konsekuensi luar biasa yang akan terjadi besok.

TTTTT

Ku akui, aku tiba sekitar 30 menit lebih awal di lokasi yang seharusnya kami temui, jadi cukup jelas kalau aku menantikan kencan ini dengannya. Aku bahkan bangun sebelum alarm berbunyi, rambut dan kukuku juga ada di tata sedemikian rupa, dan aku mengenakan pakaian yang sempurna untuk kencan kita. Menjadi terlalu bersemangat, aku langsung meninggalkan rumah karena sudah tidak sabar lagi. Dan sekarang, aku sedang dalam perjalanan.
Aku berpikir untuk menghabiskan waktu di starbucks terdekat, tapi aku berhenti, merenungkan bahwa Senpai dan aku mungkin akan mengunjungi tempat ini nanti, dan hanya membayangkan itu benar-benar menyenangkan, jadi aku cuma berjalan normal ke lokasi pertemuan.
Aku begitu terlarut dalam pikiranku sendiri tentang kencan sehingga aku bahkan tidak menyadari orang-orang di sekitarku yang ribut dengan ‘Apa itu di sana ...?' atau 'Cosplayer?', hanya sibuk dengan pikiranku tentang bagaimana aku harus membuang waktu tiga puluh menit ini. Pada akhirnya, aku akan bermain-main dengan smartphoneku, ketika aku menyadari kalau Senpai sudah ada tepat di sebelahku.
“Apa ?!”
Karena kaget, aku menjatuhkan ponselku, tetapi Senpai berhasil menangkapnya, tanpa menggunakan kedua tangannya (mungkin dengan menggunakan sihir lagi). Makanya, aku berterima kasih padanya dengan agak canggung.
“Te-Terima……kasih ... banyak?”
“Kau benar-benar cepat, Koori.”
“Maksudku, sama denganmu ... kita seharusnya bertemu jam 2 siang, ‘kan?”
“Aku tiba di sini jam 8 pagi.”
“Itu terlalu cepat!! Apa norma untuk datang lebih awal seperti itu ada di salah satu dunia yang pernah kamu kunjungi ?! ”
“... Daripada norma ... ada malam di setiap dunia, tetapi setiap negara berada di wilayah yang berbeda. Juga, orang-orang itu— ”
“Tunggu, aku tidak meminta jawaban serius seperti itu ... Tapi ada yang lebih penting! Senpai!”
Aku akhirnya mengatakan apa yang ingin aku katakan saat aku melihatnya.
“Pa ... Pakaian macam itu?”
Untuk menyimpulkannya ke dalam satu kata; zirah besi. Seperti, armor berat. Itu mirip dengan pedang fantasi punya Senpai yang tiba-tiba muncul di kamar rumah sakit.
Baiklah, yah, sekarang semuanya jadi masuk akal. Kenapa semua orang sangat berisik di sekelilingku ... Dia ada di sini sejak jam 8 pagi. Aku menaruh tangan di dahiku pada situasi ini, ketika aku melihat Senpai memberiku senyum percaya diri.
“Ini [Steralius 'Scylla' ]. Seperti yang bisa kau lihat, item ini bisa meningkatkan kelincahanku. ”
“Begitu ya, begitu ya, kelincahan ya... Dan, kenapa kamu malah memakainya pada kencan kita di kota?”
“Karena kamu menyuruhku untuk berupaya dalam berpakaian.”
“... Aku memang bilang begitu ...”
Karena dia benar-benar mengingat perkataanku, jantungku berdegup sedikit, tetapi kesampingkan itu.
“Apa yang kau maksud berbeda?”
“Yah ya ... tapi aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan apa karena itu berbeda ...”
“Begitukah ... aku minta maaf.”
... Ugh, ekspresi Senpai sedih seperti itu juga menggelitik perasaanku ... tapi, tidak ada waktu untuk menikmatinya.
“Kalau begitu, aku akan melepasnya—”
“Ah, tunggu sebentar, Senpai!”
Melepas baju di hadapan semua orang hanya akan memperburuk keadaan, jadi aku menunjuk ke toilet pria terdekat.
“Tolong ganti di sana ...!”
“…Oke.”
Beberapa saat setelah dia masuk, dia sudah muncul kembali. Dan, jika seseorang bertanya apa yang dia kenakan.
“Begitu ya, jersey ~”
Yah, dia mungkin tidak mau melepas baju besi itu. Dan juga, aku dapet ide yang luar biasa berkat itu.
“—Okee, ayo ubah rencana kita sedikit ~”
“Ubah rencana kita?”
"Iya. Rencana kencan selalu berubah sesuai situasi, tau ~ ”
Maksudku, bukan berarti aku akan tahu. Tetap saja, tanpa menjelaskan ideku pada Senpai yang memiringkan kepalanya dengan bingung, aku cuma melanjutkan dengan semangat tinggi.
“Ayo berkunjung ke pusat perbelanjaan supaya kita bisa memilih beberapa pakaian bagus untuk Senpai!”

TTTTT

Pada saat-saat seperti ini, sungguh anugrah bisa ada salah satu tempat sedekat ini.
Usai memasuki mall, kami menuju toko yang menjual baju-baju khusus cowok, dan masuk ke dalam.
“Selamat datang. Apa anda mungkin mencari—”
“Ah, kita akan melihat-lihat sendiri, jadi tidak, terima kasih ~”
Setelah memberikan penolakan halus kepada karyawan yang terkadang mencoba membantu pelanggan, aku menoleh ke Senpai.
“Senpai Senpai, bagaimana dengan yang ini? Ayo, balik kesana sebentar ... Mm ... Mungkin ini lebih baik? ”
“... Tipis sekali ...”
“Eh? Apa kamu berbicara tentang kainnya ...? Benarkah? Aku pikir itu terlihat cukup nyaman.”
“Statistik pertahanannya terlalu rendah ...”
“Pertahanan?! Mencari pakaian dengan sesuatu seperti itu ... Lagian juga, memangnya kamu bisa melihat statistik ...? Misalnya, seperti angka-angka dalam game begitu? Lalu, bagaimana dengan ini? Karena ada rantai di atasnya, jadi mungkin sedikit lebih kuat!”
“Hampir tidak ada perbedaan. Daripada itu, bagaimana dengan yang material menempel—”
“Pirus sebagai bahan?!”
“…Tidak cukup. Lebih baik tidak memakai itu.”
“Kamu menyangkal pakaian secara keseluruhan ?! Ha ha ha!”
Sial, ini sih udah keterlaluan. Ini sangat menyenangkan! Belum lagi bahwa Senpai tidak membenci ideku untuk mengenakan pakaian padanya! Sebaliknya, dia tampak menikmatinya, yang membuat ini lebih menyenangkan bagiku.
“Oiya, Senpai? Apa warna kesukaanmu?”
“Aku tidak benar-benar punya warna kesukaan ... Jika aku harus disuruh memlih dalam hal kekuatan, mungkin warna-warna yang menggambarkan alam. Kau bisa meremehkannya karena ada sihir tipe pencarian, tapi kau tidak bisa menganggap enteng kamuflase tipe fisik semacam itu. ”
“Hmmm ... Aku tidak terlalu mengerti, tapi jika kamu bilang kamuflase, mungkin sesuatu yang hijau ...? Ah, baju ini terlihat bagus! Aku pikir itu mungkin cocok untukmu, Senpai!”
“... Baiklah, kalau begitu aku akan membelinya.”
“Cepatnya!”
Bahkan belum dicoba! Jika itu aku, aku takkan memutuskan ini dengan mudah! Juga, bukannya harga baju ini sangat menguras dompet?!
Tapi, saat aku sedang berpikir kalau baju pria harganya mahal-mahal, Senpai sudah menuju kasir, jadi aku segera mengejarnya.
“Tu-Tunggu sebentar, mungkin kita harus memikirkannya lagi ...!”
“Tidak masalah. Kau yang memilih baju ini, Koori. ”
“Kamu bilang begitu dengan sangat percaya diri ... Tapi tekanannya sedang terjadi padaku ...”
“Apa kau ... tidak senang?”
“Eh? Aku? Yah, aku akan merasa senang melihatmu mengenakan sesuatu yang aku pilih untukmu, tapi ...”
“Tuh, tidak ada masalah ‘kan. Akulah yang merasa paling bahagia tentang itu karena kau yang memilihkannya untukku.”
“—!”
Mendadak mengatakan itu dengan senyum polos semacam itu...
“Tidak adil…”
“...? Ahh, maaf. Ayo beli sesuatu untukmu juga.”
“Bukan itu yang aku maksud! Tunggu, seharusnya aku yang membayar, ingat ?! ”
“Kau tidak perlu melakukan itu.”
“Tidak, biar aku yang membayarnya.”
“Tidak.”
“... Ahh, oke! Kalau begitu, aku akan membayar celananya, setuju?! ”
“…Terima kasih.”
Tolong berhenti mendadak jadi jujur begitu, …... Ekspresi bingung ini tepat setelah wajah kosongmu membuatku cengar-cengir sendiri ... Ahh, sangat melelahkan. Lagi dong!
“Kalau begitu, aku akan membeli ini.”
“Okaaay ~”
Aku melambai pada Senpai yang pergi ke meja kasir, lalu….
“- ?! Pelanggan yang terhormat, ini ...”
“...? Apakah ada masalah?”
“Yah, masalahnya ...”
—Kenapa kau bertengkar di kasir ?!
“Maaf, apa yang terjadi ~?”
Aku segera menuju ke meja kasir, di mana karyawan itu berkata, “Nah, pelanggan ini baru saja mengeluarkan ini ...” ketika dia menunjukkan sesuatu seperti benda asing — Tidak, apa ini? Ini uang?
“... Ahh, iya. Dunia ini menggunakan ... mata uang yen, ‘kan?”
Senpai langsung sadar dengan inti masalahnya, dan menjejalkan tangannya ke dalam ruang hampa.
“Sulap! Itu trik sulap, ‘kan ?! ” Aku mencoba menutupinya dengan teriakan keras, tetapi karyawan itu melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, jadi itu mungkin sia-sia.
Aku segera menyelesaikan pembayaran sendiri, memberitahu karyawan dengan alasan acak “Dia suka melakukan trik sulap, permisi!”, lalu menarik Senpai keluar dari toko bersamaku.
“Senpai ... tolong serahkan semuanya padaku hari ini ...”
Karena itu permintaan yang tulus, Senpai segera menyetujui. Terima kasih banyak, seriusan.
Setelah itu, kami berkeliling berbagai toko untuk mencari beberapa celana panjang yang pas, Senpai selalu menemani setiap toko yang ingin aku coba. Pada akhirnya, kami menemukan sepasang baju yang pas, dan hasil dari dia mencoba semuanya adalah—
“Ohhh!”
“... Aku sudah mencobanya, tapi ...”
“Ohhhhhhh!!!”
Gabungan antara jaket, kemeja dan celana panjang memberi kesan Senpai tampak stylish sungguhan. Maksudku, kebanyakan dari itu adalah bahan yang digunakan dalam pakaian yang sebenarnya, tapi tubuh Senpai jauh lebih tinggi, dan ramping juga, jadi artinya secara alami semua cocok untuknya! Dan juga, aku tidak menyadarinya saat dia mengenakan jersey, tapi kalung perak yang dia pakai benar-benar memberi sentuhan ekstra yang bagus.
“Mmm ... coba tarik lengan bajumu ... Ya yeah, tampak hebat!” Aku memberinya acungan jempol, kepada Senpai yang mengalihkan wajahnya.
“………… begitu…ya…”
Hehe, dia tersipu ya ~ Aku menikmati ekspresinya yang tersipu, ketika aku melihat sesuatu yang menarik dari toko terdekat.
“Oh ... Senpai, apa aku boleh melihat-lihat ke sana sebentar?”
Melihat Senpai mengangguk, aku berjalan dan mengambil apa yang membuatku tertarik.
“Aha ~ sudah kuduga, ini sangat imut ~”
“Itu…?”
“Scrunchie. Lihat, kamu bisa memakainya di rambutmu, atau menaruhnya di pergelangan tanganmu juga~ ”
“Ahh, benda yang ada di pergelangan tangan kananmu ...”
“Yap yap ~ Lihat, scrunchie ini memiliki motif kucing hitam dan putih ... Bukannya itu seperti mega cute? Aku mengoleksi barang-barang semacam ini sebagai hobi ~ ”
Aku adalah cewek penyuka kucing yang takkan berkedip dua kali untuk menjerit Kucing! saat seseorang bertanya kepadaku apa hewan favoritku, dan aku suka mengoleksi apapun yang berhubungan dengan kucing. Baru-baru ini, aku sedang menyukai barang-barang yang menyerupai kucing hitam dan putih.
“Ya, aku akan membeli ini ~ aku akan segera kembali!”
Setelah membayar scrunchie dan kembali dengan wajah ceria, Senpai menungguku dari jarak agak jauh. Sebelum aku bisa memanggilnya, dia melihatku, dan malah mendatangiku.
“Koori, ini ...”
Senpai mengulurkan tangannya ke arahku, sambil memegang gelang hitam dan putih yang tampak mahal.
“Whaaa, apa ini? apa ini? Tampak berkilauan begitu! ”
Ini…..sangat ... indah ... tapi, yang lebih penting lagi….
“Terlihat mahal sekali ...”
“Tolong terima ini.”
“…Hah?! Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, apa yang kamu bicarakan, aku tidak bisa menerimanya!!”
“Tidak ada harga untuk benda ini. Aku menerimanya saat aku bertarung di [Stero'Un]. ”
“Ste — Bertarung ?! ... Ahh, dunia yang berbeda!”
Jangan mengeluarkan beberapa item dari dunia yang berbeda segampang itu ... Memangnya kamu ini Dorae *on ... Tunggu, itu tidak masalah.
“Aku tidak bisa menerima ini! Lagian, kenapa kamu mau memberikannya padaku?! ”
“Karena kau bilang ... kau mengoleksi barang-barang semacam ini ...”
“Hm ...? Aku tidak ingat pernah bilang mengoleksi gelang ... Ahh.”
Setelah berbicara sejauh itu, aku menyadari apa yang aku kenakan di tangan kananku.
“Maksudmu scrunchie ini?”
Apa dia menganggap scrunchie = gelang?.
“Padahal ini bukan gelang beneran ~ Yah, aku memang punya banyak scrunchie, tapi yang aku suka koleksi adalah barang yang ada hubungannya dengan kucing.”
"... Kucing — aku bisa memanggil roh yang berasal dari ras kucing.”
Atau begitulah ujarnya ketika jari telunjuknya mulai bersinar, jadi aku cepat-cepat meraihnya dengan kedua tanganku.
“Tidak, tidak, tidak, tolong jangan panggil mereka! Seriusan! Jangan panggil!” Aku mengulanginya lagi hanya untuk memastikan.
Senpai masih tampak ingin mengatakan sesuatu, dan aku akhirnya mengerti apa itu.
“Apa kamu merasa tidak enakan karena aku melakukan semuanya, jadi kamu ingin memberiku sesuatu sebagai basalannya ...?”
“………”
Dirinya yang terdiam sudah cukup untuk mengatakan Ya sebagai pengganti jawabannya. Yah, sebagai penggantinya, aku mungkin berpikir yang sama, tapi.
“Senpai ... dengarkan baik-baik sekarang. Aku mengajakmu demi merayakan kepulanganmu dari rumah sakit, jadi kamu adalah tamu, dan aku adalah tuan rumahnya. Karena itu, jangan terlalu dipikirkan, mkay? ” Aku mencoba menjelaskan, tetapi Senpai tetap diam.
Ya ... memang seperti begitulah dia.
“Lagian juga, bukannya aku yang merepotkanmu, Senpai? Lihat, kamu membeli jaket karena aku ingin melihatmu mengenakan itu ... Aku agak merasa tidak enak sekarang ... ”
Setengah dari itu adalah perasaan jujurku. Bila aku menunjukkan sedikit kesedihan seperti ini, Senpai akan sedikit panik, yah, walau ekspresinya tidak mudah dibaca.
“Itu tidak ... benar ... aku menikmati diriku dengan Koori seperti ini ...”
“Benar, ‘kan?”
“…?”
“Sama seperti Senpai yang sedang bersenang-senang sekarang, aku juga ikut bersenang-senang. Jadi tidak perlu repot-repot membayarku segala, oke? ”
“………”
Mata Senpai terbuka seperti sisik yang terjatuh, dan pemandangan tersebut membuatku sedikit terkekeh, jadi aku tersenyum.
“Yah, jika kamu masih merasa tidak enakan juga, lalu ikutlah denganku saat aku membeli beberapa pakaian untuk diriku ~ Ah, asal kamu tahu, aku butuh banyak waktu ketimbang Senpai ketika menyangkut membeli pakaian, kamu mengerti maksudku ‘kan~?” Aku tersenyum padanya.
Pipi Senpai melembut sedikit, dan itu saja sudah membuatku merasa hangat di dalam.
“Oh, pas banget, aku barusan melihat toko baju yang sesuai seleraku, jadi ayo pergi!”
Toko yang sering aku kunjungi di sekitar area ini memiliki berbagai jenis one-piece yang lucu.
“Aku akan mencobanya ~”
Aku bahkan tidak perlu menunggu jawaban Senpai, dan langsung menuju ke ruang ganti …... Baiklah, sekarang ini yang kuharapkan ... Aliran yang bagus, dan pakaian ini luar biasa! Setelah memeriksa penampilanku di cermin, aku membuka tirai dengan pose sempurnaku.
“Tada ~! Bagaimana kelihatannya, Senpai? Yay yay ~ ”
Nah, karena pihak lainnya adalah Senpai, jadi dia mungkin akan tersipu, atau berbicara tentang stat pertahanan atau sejenisnya.
“Itu terlihat — menakjubkan.”
“…Eh?”
“Maksudku, campuran dan bentuk warnanya sangat bagus ... dan terlihat sangat lembut ... Yah, aku tidak terlalu akrab dengan istilah yang tepat, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan baik, tapi ... Itu benar-benar cocok untukmu, dan terlihat sangat lucu.”
“—!”
Um, kamu tahu, berusaha sekuat tenaga untuk mengungkapkannya meski kamu tidak bisa ... itu ... benar-benar buruk buat hatiku.
“... Koori?”
“Be-Benar ?!” Ah, aku tergagap.
Aku merasa ingin berjongkok di tempat itu, dan nyaris tidak berhasil menahan ... Tapi wajahku pasti terlihat jelas, jadi aku harus menyembunyikannya ... Harus menyembunyikannya!
“Ya-Yah, kurasa aku akan membeli ini ~”
Demi menutupi rasa maluku, aku mencoba menutup tirai, tetapi Senpai menghentikanku.
“Eh?”
Eh? Apa apa? Aku menatapnya dengan tanda tanya besar di atas kepalaku, karena dia tampak ragu untuk mengatakan sesuatu.
“Koori, katakan ... apa kau punya banyak pakaian?”
... Hm? Kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu? Yah, tidak ada alasan untuk tidak menjawab dengan jujur.
“Mari kita lihat ~ kupikir aku punya banyak? Aku tipe yang senang selama aku punya pakaian untuk dipakai, kurasa. Aku sering pergi berbelanja ketika sedang dijual dan lebih terjangkau juga ... Walau aku pikir sebagian besar gadis memang seperti ini?”
Kebanyakan temanku, dan bahkan ibuku juga seperti itu, jadi mungkin begitu. Yang namanya gadis tetap akan menjadi gadis, ya ~
“Juga, kenapa kamu tiba-tiba mengungkit itu?” Aku sedikit memiringkan kepalaku ketika bertanya.
Sebagai tanggapan, mata Senpai berkeliaran ke sekitar, seperti dia tidak bisa tenang.
“Yah ... jika kau tidak keberatan dengan itu ...”
Senpai memulai kata-katanya, dan meletakkan tangannya lagi di ruang yang tak terlihat — mengeluarkan beberapa kain yang berkilau.
“Apa kau mau menerima ini?”
“... Aku bahkan tidak tahu harus balas gimana lagi ... Woah, apa ini!”
Aku hanya berasumsi bahwa itu adalah sesuatu dari Isekai lagi, tapi sensasi pada kulitku sangat bagus, dan  mungkin agak tipis, tapi masih padat. Namun yang paling penting—
“Cantik banget!”
Aku bahkan tidak tahu apa yang membuatnya berkilau seperti itu, tapi mungkin ada semacam perhiasan di dalamnya, dan membuatnya tampak indah. Bentuknya hampir seperti jubah, jadi aku yakin ada banyak kegunaannya. Bukannya kau bisa menjual ini dan mendapat banyak keuntungan?
“Benda ini diimbuhi oleh [Blessing of the Divibe Spirit] serta [Spirit of the Dragon God], bisa meningkatkan banyak statusmu. Aku ragu kau akan sering menemukan ini meski mencarinya di berbagai dunia lain...”
Aku merasa tidak enakan kepada Senpai yang memberiku penjelasan terperinci seperti itu, tapi sejujurnya aku tidak peduli. Mmm ... mengenakan sesuatu yang bukan dari toko di ruang ganti ini terasa seperti ide yang buruk, tapi ...
“Kalau begitu ... tunggu sebentar.”
Aku meletakkannya di atas pundakku ... Mustahil, ini terasa sangat ringan. Dan, itu mungkin hanya imajinasiku saja, tapi ...
“…Hangatnya…”
Hampir terasa seperti aku dihangatkan dari dalam tubuhku sendiri ... aneh. Dan sepertinya kamu bisa memakainya dengan normal.
“Ini sangat keren!”
“Syukurlah ... Ini mungkin tidak memiliki kenangan yang paling menyenangkan, tapi itu bisa memberikan banyak stat, dan aku akan senang bila kau mengenakan ini, Koori.”
Sekali lagi, dengan itu, Senpai ... Hm?
“Mungkin tidak memiliki kenangan paling menyenangkan?”
Ketika aku mengulangi kata-katanya, Senpai mengangguk, tampak agak lesu.
“Seseorang yang mengikutiku di [Atophia] mengenakan ini ...”
“Eh.”
Aku sejujurnya tidak terlalu suka.
“Seseorang yang mengikutimu pernah mengenakan ini sebelumnya ...?”
“Ya, tapi tidak masalah. Aku menggunakan [Analisis] untuk memeriksanya, dan ini adalah yang asli, tidak ada kutukan di dalamnya. ”
“Kutukan?!”
Kamu mengungkit kutukan sekarang? Maksudku, aku merasa tidak enak, melihat Senpai terlihat sangat kesal, tapi ini sih sedikit ... Sesuatu seperti ini membuatku lagi menyadari bahwa Senpai benar-benar berada di dunia yang berbeda ... Dan, siapa juga yang mengikutinya ...? Aku ingin bertanya, tapi aku sedikit takut untuk mencari tahu.
Ketika kami berjalan keluar dari toko, aku baru sadar.
“Senpai, aksesoris yang ad di lehermu, apa itu juga item dari Isekai?”
Sebelum Senpai jatuh koma, dia tidak begitu tertarik pada aksesori. Dan sekarang dia memakainya setiap hari ... pasti ada semacam alasan.
“... Jadi kau sadar.”
Saat aku berpikir dia memberikan respons yang sangat berat, dan menginjak ranjau darat, dia dengan cepat menunjukkannya kepadaku. Dari tampilannya, itu cuma kalung perak tipis yang sederhana.
“Kalau dilihat dari dekat seperti ini, Kalung ini benar-benar indah ... Ah, ada sesuatu yang diukir—”
“Jangan menyentuhnya!” Senpai menepak tanganku.
Itu membuatku lengah, tapi ekspresi Senpai yang terluka membuatku semakin khawatir.
“... Sen….pai ...?”
“Ma-Maaf ... kau baik-baik saja ...?”
“Ah ... A-aku baik-baik saja. Akulah yang mencoba menyentuhnya ... apa ini item yang menguntungkan statusmu?”
“Tidak, kalung ini sama sekali tidak punya efek seperti itu. Ini hanya aksesori biasa.”
“Eh ... ah, begitukah ...”
“Ya…”
“…Jadi begitu.”
Astaga ... sekarang suasananya jadi canggung. Lagipula aku pasti sudah menginjak ranjau darat ... Aku benar-benar idiot ... Aku bertindak sangat menyesal, ketika Senpai mengangkat suaranya lagi.
“[Necklace of Binding] ini kudapat dari Shaltinia ... seseorang dari dunia berbeda, sebagai hadiah.”
Eh. Hadiah? Itu berarti — pikirku, tapi mulutku bergerak lebih cepat.
“Shaltinia ini ... adalah seorang wanita?”
“... Aku terkejut kau bisa tahu. Dia yang mengikutiku saat di [Atophia]. ” Senpai melanjutkan dengan nada berat.
“Ohhh ...” Aku sudah punya gambaran samar tentang apa yang ingin dia katakan.
Kamu tahu ... Antara pria dan wanita ... hal semacam itu.
“Umm ... karena kamu sudah lama hidup di dunia yang berbeda  ... jadi kurasa itu akan terjadi ... jika kamu mendapat sekutumu sendiri ...”
“... Sekutu? Aku tidak punya orang seperti itu ... Koori?”
“Ya ... bukan berarti aku punya hak untuk mengeluh tentang apa yang mungkin terjadi di sana ...”
Lagian kita belum resmi berpacaran saat dia tiba-tiba jatuh dalam koma ... Itu sebabnya ... Yah, itu akan bohong jika aku bilang kalau aku tidak merasa sedih ...
“Tunggu, kau salah paham!!”
“Wah, bikin kaget saja!”
Tiba-tiba berteriak padaku seperti itu ... Tapi lebih dari itu, aku terkejut, Senpai tampak panik. Secara alami, aku tahu apa yang sedang dia bicarakan, jadi aku berbicara lebih dulu.
“Tidak apa-apa, Senpai. Aku pikir aku tak keberatan dengan hal semacam ini, jadi ...”
“Tapi aku tidak setuju dengan itu!”
O-Ohhh? Senpai sangat bersemangat ... Aku agak terharu ... Tapi sebelum aku bisa mengatakan apa-apa, Senpai menatapku dengan ekspresi penuh tekad.
“…Baik. Aku akan membuktikannya kepadamu.”
“Hah? membuktikan ... Tunggu, Senpai, Bukannya kamu terlalu dekat— ”
Senpai mendekatiku, meraih tanganku — lalu tiba-tiba, pemandangan di sekitar kami langsung lenyap.
“Eh ... Hah ?! Apa?!”
Aku merasa seperti melayang? Selain itu, pemandangan yang ada di depan mataku sudah benar-benar berubah dari sebelumnya. Bagaimana aku mengatakannya ... ini bukan daerah Jepang lagi. Apa ini sudah sore?
“Ini adalah Dataran Senja ... bisa ditemukan di negara terbesar [Atophia], Lastris.”
“Wow…!”
Rasanya seperti aku sedang menonton film di bioskop dengan layar 360 ° ... atau bisa dibilang aku masuk ke dalam layar itu sendiri ...? Apa pun, ini terlalu gila untuk digambarkan!
“[Experience] —Sihir dimana aku bisa menunjukkan masa lalu.”
“Masa lalu Senpai…?”
Dari dunia yang berbeda?
“Ini mungkin cara tercepat.”
“... Cara tercepat ... Tunggu, apa itu ... Senpai?”
Senpai yang berarmor sedang bersandar di batang pohon , berdiri di dataran. Dia memiliki ... kesan yang lebih acuh dan dingin ketimbang yang sekarang ...
— Maafkan aku karena sudah memanggilmu keluar seperti ini.
Tatapan dingin Senpai masa lalu tertuju pada seorang wanita yang menutupi kepalanya dengan kain hitam, mereka berdua saling menatap dalam diam. Akhirnya, wanita itu melepaskan kainnya, dan ... Woah ... rambut keemasan ... cantiknya ... dan dia punya gaya yang hebat ……… Tunggu tunggu, tunggu!
“Dia cantik sekali, bukan ?! Tunggu, dia Shaltinia-san ?! ”
Dia pasti orang paling cantik yang pernah kulihat sepanjang hidupku !? Aku sangat cemburu!!! Dia ... bahkan bukan manusia lagi. Dia seperti keberadaan yang sama sekali berbeda dari kita. Mata besarnya bersinar seperti permata, dengan wajah dibuat dengan rincian terkecil untuk membuatnya tampak seperti boneka. Telinganya panjang, lancip, sangat imut, dan seluruh tubuhnya dibuat secara artifisial untuk membuatnya seindah mungkin ... Ini buruk, sangat buruk. Dan juga, apa-apaan sepasang payudara itu, bagaimana mungkin aku berharap untuk menang melawan itu ... belum lagi pakaiannya yang hampir tidak menutupi apa pun ...
“Koori ...?”
“Ah ... maafkan aku.”
Aku menatapnya seperti orang gila ... mungkin aku bakal ditangkap jika ini dunia nyata ... Sihir ini sungguh berguna sekali ~
Ada apa?.
“Ah, aku hanya ingin tahu sampo apa yang dia gunakan ...”
Tunggu, itu suara Senpai di dalam refleksi ...! Ugh, sangat memalukan ...
Bahkan saat aku sedang menyembunyikan wajah memerahku di balik tanganku, percakapan antara Senpai masa lalu dan gadis super cantik, Shaltinia, terus berlanjut.
Mengenai masalah yang sudah kita bahas sebelumnya ... apa kamu sudah mempertimbangkannya kembali?
Shaltinia-san berbicara ketika dia menundukkan wajahnya ke bawah.
Gerakannya sangat serasi dengan kecantikannya, dan suaranya seakan bisa kudengar selamanya ... dia benar-benar sempurna ... Tapi yang lebih penting.
“Apa yang dia maksud dengan 'masalah'?”
“... Singkatnya, Shaltinia ingin membuat— ahli waris — anak bersamaku, dan terus mendekatiku dengan keinginan itu.”
“Anak?!”
“Berniat ingin membuat belenggu untuk mengekangku. Di dunia itu, aku adalah keberadaan yang cukup penting. ”
Ap-Apa yang dia bicarakan ... ?! Ah, tunggu, Senpai masa lalu sedang berbicara ...!
Aku ingat sudah pernah memberitahumu bahwa aku tidak tertarik dengan hal semacam itu?
A-Apa itu benar-benar mustahil ...? Jika ada sesuatu yang ingin kamu ubah pada diriku sendiri, aku takkan ragu-ragu ... Itu sebabnya, setidaknya katakan alasanmu
Tidak ada yang akan berubah meski aku memberitahumu
Tidak mungkin…..
Sejujurnya, aku tidak terlalu tertarik pada dunia ini.
Tapi ... Tapi kaulah yang menyelamatkanku …... membebaskanku dari dunia ini di mana aku dipenjara ...!
………
Tu-Tunggu — Ah Shaltinia-san terjatuh.
Ah, sayang sekali membiarkan dirinyaa menjadi kotor! —Aku ingin menjerit dan aku meraihnya dengan tanganku, tapi sosoknya menembus diriku. Sementara itu, Senpai terus berjalan pergi ... Berhati baja, hei.
Tunggu ... Tung—
“Ini dia.”
Tepat setelah Senpai yang masa sekarang berbicara.
Aku ... aku mengutukmu!
Langkah kaki Senpai di masa lalu mendadak berhenti.
... [Necklace of Freedom] yang kamu terima dariku ... sebenarnya adalah [Necklace of Binding] ...! Um ... terhadap orang yang mencoba merobeknya ... da-dan kepada anggota lawan jenis yang berani menyentuhnya ... mereka berdua akan dikutuk! Terkutuk dengan cara apa? Um ... itu ... kutukan yang sangat mengerikan ... aneh ... Aku bahkan tidak berani ...mengatakannya !!
... Woah ... dia terlihat…..... putus asa sekali ... Dan jelas-jelas dia berbohong ... Dia berusaha keras ... dan dia menangis ... Siapa yang takkan jatuh cinta pada sosok—
………… Kenapa kau mengutukku ...?
Senpai benar-benar mempercayainya ?! Entah bagaimana, aku merasa ingin memuji Senpai karena mempercayainya!
A-Apa kamu ingin aku memberitahu ...?
Gaaaaah, Shaltinia-san terlihat sangat bahagia saat Senpai berbalik lagi! Wahh, hatiku tidak bisa menerima keimutan ini ...!
………
Dalam keheningan total, Senpai di masa lalu memelototi Shaltinia-san — dan langsung terbang ke langit begitu saja.
"Ehhhhhhhhhhhhhhhhhhhh?! Kenapa?! ”
“Tak bisa dipercaya ... ‘kan? Aku sudah terbiasa menerima banyak hal di dunia yang aku kunjungi, tapi kali ini benar-benar membuatku lengah ... ”
“Tidak, tidak, tidak, aku berbicara tentang Senpai di sini!”
“…Aku?”
“Maksudku ... gadis ini pasti punya rasa padamu, Senpai ?! Masalah tentang kutukan itu juga cuma gertak sambal belaka!!! ” Aku ingin berteriak keras-keras, tapi berhasil menahan diri.
Aku merasa ada sesuatu yang sangat buruk jika aku melakukan itu. Sebaliknya, aku memilih untuk mengambil napas dalam-dalam, dan meminta maaf kepada Shaltinia-san dengan aku minta maaf tentang Senpai ... di dalam pikiranku, ketika pemandangan di sekelilingku berubah lagi.
Setelah berkedip sekali, kami kembali ke pusat perbelanjaan.
“Seperti yang bisa kamu lihat, Shaltinia terus-menerus berusaha untuk memenangkan hatiku selama waktuku di [Atophia], tapi tidak ada yang terjadi di antara kami. Sebaliknya, justru dikutuk seperti itu, aku baik-baik saja karena tidak menemuinya lagi.”
“…Yah…baiklah…”
Dengan itu, aku sangat mengerti bahwa Senpai benar-benar tidak terpengaruh oleh pesona dan pendekatan Shaltinia-san ... aku benar-benar memahaminya, tapi…
“... Boleh aku menanyakan sesuatu yang sangat pribadi?”
“Tentu.”
“Kenapa kamu merasa tidak puas dengan Shaltinia-san?”
Maksudku, dia punya paras cantik, tampak seperti orang yang baik, dan super imut. Dan dia punya rasa untuk Senpai ... Aku sama sekali tidak paham kenapa dia tidak mau menerimanya.
“………”
“…Senpai?”
Apa yang terjadi padanya? Tiba-tiba semua menjadi diam begitu ... Dia bahkan tidak melihat ke arahku? Lebih dari itu, dia menghindari tatapanku ketika aku mencoba mengintip wajahnya.
“... Hei, apa ada orang ~?”
“……”
“Senpai~?”
“... Ka-Karena ... cuma Koori ...”
“Cuma aku?”
“... Karena aku hanya bisa membayangkan hal semacam ini ... dengan Koori ...”
……
………
………… Tidak, tidak, tidak, tidak!
Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. Jangan cuma ... itu cuma ... Kamu tahu ...
Aku dengan panik menyembunyikan wajah merahku, mencoba mengambil jarak ... karena ini ... terlalu…….. Karena perasaan di dalam diriku, aku dengan ceroboh menyentuh aksesori di leher Senpai.
“Apa ... Apa yang kau lakukan—“
“Aku tidak keberatan jika aku menjadi tidak bahagia, tau?”
Lagipula.
“Aku merasa orang yang paling bahagia saat ini.”
Sangat bahagia ... sampai-sampai aku bahkan tidak peduli jika aku kehilangan sebagian dari kebahagiaan itu — Juga, rasa maluku akhirnya menyergapku, jadi aku terus berbicara dengan nada bicara cepat.
“Ja-Jadi begitulah adanya! Ngomong-ngomong, haruskah kita membeli beberapa aksesoris? ”
“... Aksesoris?”
Yah, kurasa mendadak mengungkit itu memang agak aneh.
“Kamu tahu, sebagai pacarmu, aku tidak menyukai bahwa kamu mengenakan sesuatu yang kamu terima dari gadis lain selama ini ... Kamu paham?”
“……… Ya ... Maaf.”
“Ah, kamu tidak perlu meminta maaf! Aku tahu itulah yang dipikirkan Senpai, jadi aku tidak merasa marah atau semacamnya.”
Aku mengungkitnya karena sebagian aku merasa tidak enak untuk Shalltania-san.
“Ini ... agak rumit untuk dijelaskan ... Jadi aku datang dengan ide bagus seperti itu.”
“Ide bagus?”
“Pakai saja aksesori lain ~”
Jika kamu tidak bisa melepasnya, tinggal pakai satu lagi — kedengarannya sangat sederhana, tapi bagaimana jika berhasil? Bagaimanapun, Senpai dan aku baru saja mulai berpacaran, jadi bisa dibilang bahwa ini adalah langkah pertama kita menuju jadi pasangan yang sebenarnya.
“Bagaimana kalau ... kita membeli aksesoris sepasang yang pas untuk kita berdua, Senpai?”
Dengan begitu, kita tidak perlu cemas mengenai 'kutukan' Shaltinia-san, dan mungkin Senpai akhirnya bisa melupakan kesalahannya ... bukannya ini seperti, cara yang terlalu pintar untukku?
“Ah, jika kamu merasa tak keberatan dengan itu, Senpai ...”
“Aku menginginkannya.” Dia bahkan tidak berkedip saat menjawabnya. “Sepasang aksesoris dengan Koori, aku menginginkannya.”
Senpai terlihat sangat bahagia saat mengatakan itu. Menyadari bahwa ini mungkin hadiah terbaik atas kesembuhannya dari koma, aku memberi cap mental 'Misi selesai' pada acara hari ini.



close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Ceritanya bikin diabetes 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harap segera periksa ke doktor karena kadar diabetesnya terlalu tinggi :D

      Hapus
  2. Terlalu ga ngotak gula ni novel

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama