Memori 5 :
[Jurnal Kemesraan antara Nano-chan dan Watase Kairi]
Halo. Namaku — Ah, kurasa nama
karakter sampingan yang tidak berguna tidak terlalu penting ya ... Maaf. Aku
Nano-chan — teman sekelas Koori Nano-chan, Teman-A.
Melalui penilaianku sendiri, serta
persetujuan orang-orang di sekitarku, aku adalah karakter pendukung yang
sepenuhnya, termasuk golongan gadis dengan gangguan komunikasi. Ehehe.
Meski aku tidak memiliki sifat
atau karakteristik khusus yang akan membuatku menonjol, aku percaya diri dengan
tipisnya hawa kehadiranku ke mana pun aku pergi, jadi untungnya aku tidak
pernah dibully di sekolah SMP meski aku orangnya begini. Luar biasa, bukan?
Menjadi teman sekelas di kasta
terendah pada hirarki kelas, hanya ada satu hal yang bisa aku banggakan. Yaitu
— berada di kelas yang sama dengan Nano-chan sejak SMP.
Koori Nano-chan. Aku
mengenalnya selama upacara masuk sekolah SMP. Karena aku gadis yang mengidap
gangguan komunikasi, setiap kali kamu memaksaku untuk ikut ke sebuah acara yang
dipenuhi dengan banyak orang, aku langsung mengalami sakit perut.
Tentu saja, hari itu tidak
terkecuali, tapi aku mencoba untuk menahannya, karena upacara masuk masih
merupakan acara khusus dalam karir sekolahku.
Salah perhitungan yang bagus.
Tepat ketika upacara dimulai, bencana besar melanda perutku. Tentu saja, bahkan
dengan tipisnya hawa kehadiranku, aku tetap akan menonjol jika aku tiba-tiba
pergi di tengah-tengah upacara. Pada saat yang sama, aku tidak bisa memanggil
seseorang untuk meminta bantuan. Aku lebih suka seluruh aula meledak dan
menyerahkan hidupku di sini. Bersama dengan semua orang.
Karenanya, karena tidak bisa
melihat jalan keluar lain, aku mulai merenungkan bagaimana aku bisa membuat
tempat ini meledak paling cepat, saat—
“Sensei ~ Boleh aku pergi ke
ruang UKS sekarang ~?”
Tepat di tengah pidato kepala
sekolah. Gadis itu mengangkat tangannya dengan cara yang agak energik, namun
bahkan saat sedang dipelototi oleh para guru, dan ditertawakan oleh para siswa
di sekitarnya, dia terus tersenyum.
“Ahaha, maaf ~ Ah, aku boleh?
Terima kasih banyak ~… Lihat, kita bisa pergi sekarang. Apa kamu bisa berjalan?”
Aku tercengang. Aku pikir dia
sedang dalam situasi yang sama denganku, tetapi teman sekelas ini - gadis yang luar biasa imutnya ini -
mengangkat tangannya demi diriku.
Dia berjalan bersamaku menuju
ke ruang UKS, dan menjelaskan situasinya kepada guru di sana ... gadis yang
menyelamatkan aku ini, dewi yang turun di depanku, adalah Koori Nano-chan. Aku
takkan pernah melupakan kebahagiaan dan kegembiraan yang aku rasakan saat aku
tahu berada di angkatan yang sama, terlebih lagi kelas yang sama dengannya.
Tentu saja, karena gangguan
komunikasi hardcore-ku, aku tidak
bisa menyapanya di kelas, tapi semua orang cukup terpesona dengan kepribadiannya
yang menarik, keanggunannya, kecantikannya, dan banyak lagi, sehingga dia
menjadi karakter pusat perhatian di kelas, yang membuatku menjadi merasa sangat
kagum padanya.
Tentu saja itu tidak
mengejutkan! Nano-chan adalah makhluk yang pantas dicintai oleh semua orang
...! Dunia menunjukkan penghargaan kepada orang-orang yang layak
mendapatkannya! Terima kasih, dunia!
Belum lagi ... seolah-olah itu saja
tidak cukup! Jangan kaget ya, oke?
Aku tahu ini kedengarannya
terlalu gila untuk dipercaya, tapi setelah kejadian di upacara masuk, Nano-chan
benar-benar mengingat namaku! Dan dia bahkan kadang-kadang akan memanggilku
selama keadaan tertentu !!
“Ahaha, mana mungkin aku bisa
melupakan itu? Juga, satu lagi ... memanggil namaku pasti merepotkan, bukan?
Panggil saja aku Nano.”
Hari itu, aku langsung menangis
histeris begitu sampai di rumah. Itu adalah air mata kebahagiaan. Aku memberi
tahu ibuku tentang kejadian ini, dan dia membuat makanan favoritku untuk makan
malam. Dengan kata begitu ya, jadi kamu
sudah menjadi dewasa sekarang ... dia tampak bahagia melampaui kepercayaan,
tapi aku bukan menjadi orang dewasa. Tapi,aku berubah menjadi seorang penganut.
Seorang penganut dari Kuil Nano
Koori.
Yah, kesampingkan lelucon yang
mengerikan itu ... meski itu bukan lelucon juga karena hampir memang
kenyataannya begitu, sejak hari itu dan seterusnya, aku benar-benar jatuh cinta
pada Nano-chan, ingin bersahabat dengan dia ... mana mungkin aku akan bisa,
tentu saja, jadi aku hanya mengawasinya dari bayang-bayang.
Ah, meski aku bilang
bayang-bayang, bukan berarti aku menguntitnya, oke? Sejujurnya, aku tahu di
mana dia tinggal, bagaimana dia berangkat ke sekolah, dan bahwa dia sering
mengambil jalan memutar untuk melihat kucing, tapi itu terjadi hanya karena
kebetulan semata.
Bagaimana pun juga, selama tiga
tahun masa SMP ini, aku terus mengawasinya di ruang kelas kami, dan seolah-olah
para dewa di atas mendengar doaku, aku bahkan berakhir di kelas yang sama dengan
Nano-chan di SMA. Aku tidak bisa menahan kegembiraanku dari keajaiban ini, jadi
aku menjerit begitu sampai di rumah. Di dalam bak mandiku.
Sebagai catatan, doa-doa yang aku
sebutkan semua terjadi selama ziarahku saat pas liburan musim panas, di mana aku
mengunjungi setiap tempat suci yang mungkin di seluruh penjuru negara, berdoa
dengan Ya Tuhan, tolong izinkan aku
berada di kelas yang sama dengan Nano-chan lagi ... meski aku mengerti bila
Engkau mengabaikan doa orang-orang seperti diriku.
Karena itu, aku bisa
melanjutkan pengawasanku yang bahagia atas Nano-chan selama satu tahun lagi,
tapi kemudian—
“Nano punya pacar!”
Itu adalah kejutan yang
mencengangkan. Mungkin kejutan terbesar sepanjang hidupku.
Walau kamu menanyakan pendapat
pribadiku sebagai pengikutnya Nano-chan sangatlah imut, kepribadiannya supel
dan baik hati, dia mau berbicara dengan saia saja, selalu memiliki cerita lucu
untuk dibagikan, sedikit aneh, selalu bergaya, dan memiliki aura menenangkan
disekelilingnya, jadi ama seperti yang diharapkan saat matahari terbit di
timur, dia sangat populer.
Tentu saja hal tersebut sudak
kuketahui saat masa SMP, dan catatanku menyatakan bahwa dia ditembak setidaknya
delapan kali dalam seminggu, kadang-kadang bahkan menerima tiga kali penembakan
dalam satu hari.
Meski begitu, Nano-chan tidak pernah
berpacaran dengan siapa pun. Dia juga pernah ditembak oleh para gadis, tapi dia
juga menolaknya, jadi aku membuang kemungkinan dia juga tertarik dengan hal itu. Aku sangat yakin bahwa dia takkan
pernah berkencan dengan siapa pun, karena dia adalah Nano-chan milik semua
orang, namun ... Yah, itu cuma pemikiran egois dari karakter sampingan seperti diriku,
jadi abaikan itu.
Aku hanyalah teman sekelas dari
Nano-chan, dan bahkan jika kami adalah keluarga, aku takkan berani
memerintahkan Nano-chan apa yang harus dilakukan, dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Jadi, sekarang dia memutuskan
untuk mulai berpacaran dengan cowok, aku ingin mendukungnya dengan sekuat
tenaga. Itu adalah tugas yang harus dilakukan oleh orang pengikut seperti diriku.
Tapi, nyatanya mustahil.
Alasannya karena pacarnya — Watase Kairi, dan sikapnya yang bermasalah. Menilai
dari penampilannya, Ia tampak seperti orang normal. Poninya berada di sisi yang
lebih panjang, Ia selalu pendiam, Ia mengenakan seragamnya dengan rapi……. itu
benar-benar ciri khas karakter pendukung seperti diriku, tapi bukan itu saja
masalahnya.
Menurut kabar burung atau
keadaan serupa yang tidak bisa kukonfirmasi, Ia menderita koma selama dua
tahun, kembali ke SMA sebagai orang yang kembali dari Isekai. Dari Isekai! Ini
cuma terjadi di anime. Tidak, bahkan di sana. Tapi, karena dia pacaran dengan
Nano-chan, aku memberinya manfaat dari keraguan itu, dan menatapnya.
Oleh karena itu aku unduh
semacam aplikasi buku harian, biar kubertahu kamu. Judul buku harianku, [Nano-chan
adalah seorang Dewi! Dan juga, jurnal investigasi untuk Watase Kairi]. Dengan
ini, aku yakin akan mengungkap semua rahasia tersembunyi yang Ia sembunyikan —
tetapi tidak perlu untuk itu.
Ia berbahaya. Watase Kairi itu
sangat berbahaya — Ah, lihat aku, menggunakan kata seperti para normies, ehehe.
Berkebalikan dari penampilan
tenangnya, wujud sejati Watase Kairi sebenarnya adalah pembawa bencana.
Pertama, tiga orang yang dilemparkan oleh Watase Kairi pada hari pertamanya di
sekolah: Salah satunya adalah guru. Itu terjadi meski ketiganya tidak
menunjukkan permusuhan terhadapnya. Ajaibnya, mereka tidak menderita luka apa
pun, tapi itu adalah keanehan dalam dirinya sendiri.
Berbicara tentang keanehan,
tindakan misteriusnya selama kelas layak disebutkan di sini. Sebagian besar
waktu, Ia mengikuti pelajaran dengan tenang dan rajin, tetapi ketika salah satu
guru kami ingin ... benar-benar sangat
ringan ... menepak bahu siswa yang sedang tidur dengan buku kerjanya, Ia
menghentikannya dengan kecepatan kilat.
“A ... Eh? Wa-Watase?”
“—Maaf. Tubuhku baru saja bergerak sendiri. ”
Tidak, tidak, tidak, apa
maksudnya tubuhmu bergerak sendiri ?! Memangnya kamu ini seorang assassin? Yah,
Ia memang terlihat agak keren, tapi itu tidak penting sekarang.
Selain kejadian itu, kasus
serupa terjadi, di mana murid cowok A dan B terlibat. Lihat di bawah:
“Pinjam penghapusmu, gih.”
“Baiklah, aku akan
melemparnya.”
“Yeah ... Watase-kun?!”
“Kenapa kau tidak menangkap —
Hah, apa yang baru saja kau lakukan ?!”
“... Bukan sesuatu yang
berbahaya, oke.” Watase Kairi merespons pada akhirnya.
Untuk penjelasan lebih lanjut,
Watase Kairi duduk di depan keduanya, dan bahkan tidak berbalik atau bergerak
refleks ketika Ia dengan lihainya menangkap penghapus di udara.
Peristiwa ini terjadi di depan
Nano-chan, dan saat aku tahu dia benar-benar terkejut dengan ini, dia langsung
tertawa. Atau lebih tepatnya, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya.
Buatku, itu tampak seperti senyum gembira, tapi bagaimana jika tidak? Bagaimana
jika itu adalah senyum yang dipaksakan? —Atau begitulah pikirku dalam hati,
ketika Watase Kairi lagi-lagi melemparkan cowok lain di belakangnya dengan
reaksi yang tidak manusiawi. Rupanya, dia bereaksi terhadap cowok itu yang
menepuk pundaknya untuk memberikan kertas lembaran ke depan.
Ia benar-benar berbahaya. Kalau
dipikir-pikir kembali, pada pelajarang-pelajaran biasa Ia terlihat agak jinak.
Misalnya saja, selama pelajaran olahraga ... kejadian yang menakjubkan dan luar
biasa terus menerus terjadi. Karena cowok dan cewek terpisah saat jam olahraga,
aku hanya bisa melihatnya sekilas, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk
mengatakan betapa luar biasa namun mengerikannya itu.
Mereka seharusnya bermain sepak
bola, tapi ketika Watase Kairi dan seorang cowok saling berhadapan satu sama
lain, Watase Kairi melemparkannya, tidak membiarkan ini berakhir sebagai
pertandingan sepak bola biasa. Anehnya, itu bahkan tidak dianggap sebagai
pelanggaran, karena gerakan Watase Kairi terlalu cepat untuk diikuti oleh mata semua
orang. Sebaliknya, itu malah tampak seperti murid cowok yang mendekatinya jatuh
secara alami. Mungkin hanya aku yang bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Atau begitulah yang aku katakan, tetapi ini hanya tebakanku saja.
Lebih jauh lagi, kata-katanya terdengar
mencemaskan.
Entah mengapa, Ia sering
bergumam andai saja aku bisa menggunakan
sihir. Selain itu, ada kalanya dia menggunakan beberapa kata dan bahasa
yang mirip spesialis. Ia terkadang-kadang akan mengangkat tangannya ke udara,
menunjukkan gerakan seolah-olah Ia akan merapalkan mantra sihir. Jika aku boleh
menebak, Ia kemungkinan besar mengidap chuunibyou.
Secara alami, aku tikkan menghakiminya berdasarkan itu, semua orang pernah
mengalami periode kehidupan seperti itu. Bahkan diriku juga.
Karenanya, aku menghormati
sikapnya itu, tapi aku tidak bisa membiarkannya seseorang seperti dirinya berdiri di sebelah Nano-chan
sebagai pacarnya. Jika itu cuma masalah Nano-chan yang tertarik pada hal itu,
dan kebetulan orangnya adaalah Watase Kairi, aku takkan keberatan.
Namun, bukan itu masalahnya.
Aku tidak menyangkal bahwa
Nano-chan punya ketertarikan pada segala hal, sifat yang benar-benar aku kagumi,
dan dia bahkan tak punya prasangka buruk dan kebencian terhadap hobi otaku.
Sebaliknya, dia sering menunjukkan keinginan untuk mencoba dan bahkan
menikmatinya — Ahhh, Nano-chan benar-benar yang terbaik! Aku mencintainya! —Tapi
aku sangat meragukan kalau itu akan menjadi alasan mengapa dia mencari seorang
pacar.
Kemungkinan besar, dia bahkan
tidak punya preferensi dalam hal itu ...? Jika aku harus menebak, Nano-chan
mungkin dari awal memang tidak punya perasaan untuk Watase Kairi, dan hubungan
ini terjadi berdasarkan cinta satu sisi ...? Watase Kairi sering melemparkan
tatapan Nano-chan, yang selalu memendam tingkat kasih sayang tertentu. Ia selalu
memasang wajah datar. Sebaliknya, itu membuatku mempertanyakan apa Ia bahkan
punya ekspresi lain.
Nano-chan pun sama-sama akan
membalas balik pandangan ke arahnya, tapi dia melakukan hal yang sama untuk
semua orang. Bahkan untukku juga. Dia benar-benar seorang dewi. Seluruh dunia
harus menjadi penganut seperti diriku.
Bagaimana pun juga, setelah
menulis sejauh ini, kamu pasti bisa memahami apa yang aku coba katakan. Memang,
Nano-chan sebenarnya tidak memiliki perasaan apa pun untuk Watase Kairi! Tapi,
dia menerimanya sebagai pacar ... Maknanya ini ... harus ada alasan yang sangat
penting dibaliknya! Dan tentu saja, hanya ada satu—
Dia diancam untuk berpacaran
dengannya!
Bagaimana ini bisa terjadi ...
Tidak bisa dimaafkan. Aku merasa kasihan pada Nano-chan ... Untuk karakter
sampingan seperti diriku, ada satu hal yang harus dilakukan. Memang, aku harus
melaporkannya ke polisi. Aku tidak bisa membiarkan jiwa murni Nano-chan ternodai
oleh penjahat seperti dirinya ...!
Pertama-tama, aku perlu bukti
yang kuat dan akurat. Rincian untuk kasus ini bisa membantu di pengadilan.
Jadi, demi Nano-chan, aku
menjadi penguntit Watase Kairi. Diam-diam membututinya, dan mencoba untuk mengumpulkan
catatan mengenai dirinya yang menyebutkan sesuatu yang berhubungan dengan pemerasan.
Judul pada buku harianku berubah menjadi [Aku ingin tahu segalanya tentang
Watase Kairi], karena judul yang dulu akan mengungkapkan niatku yang
sebenarnya.
Meski aku bilang begitu,
menjadi antusias memang bagus, tapi menguntit Watase Kairi ternyata lumayan
sulit juga. Untuk meringkasnya, aku sama sekali tidak tertarik pada Watase
Kairi. Menguntit seseorang yang tidak kamu minati sama sekali tidak terlalu
produktif. Selama waktunya berangkat dan pulang sekolah, Watase Kairi hampir
selalu bersama dengan Nano-chan, jadi aku hanya bisa menatapnya ... Ahh, aku
merasa sangat kasihan pada Nano-chan, harus terkekang dengan iblis itu ... aku
harus menolongnya ... Begitulah proses pemikiranku berjalan, dan benar-benar
lupa tentang tujuan awalku.
Terkadang aku bahkan
mempertanyakan diriku kenapa aku melakukan ini, tapi kemudian aku mengingat
Nano-chan, dan haknya untuk bahagia.
Ngomong-ngomong, tentang Watase
Kairi. Selama Ia berjalan pulang dari sekolah, Ia tidak melakukan apa pun untuk
menonjol, cuma kadang-kadang bergumam sendiri. Terkadang aku mendengar sesuatu
tentang dunia lain, jadi aku berasumsi bahwa itu cuma khayalan chuunibyou-nya
yang biasa, tapi pergerakan dan kecepatan yang ditunjukkannya membuatmu
berpikir bahwa sebenarnya ada yang lebih dari itu.
Dengan pemikiran seperti itu,
aku berusaha sekuat tenaga untuk mencoba dan membuntutinya sebaik mungkin, dan
tanpa dia menyadarinya, aku berhasil mencari tahu di mana tempat Ia tinggal. Aku
tahu bahwa dengan tipisnya hawa kehadiranku pada akhirnya akan membantuku dalam
hidup, hehe. Bertentangan dengan harapanku, rumah Watase Kairi berada ditingkat
gedongan. Ini pasti dibangun dengan uang hasil perbuatan jahat, aku yakin itu
...!
Tapi saat aku menyadari hal itu,
aku jadi ketakutan dan lari. Aku tidak bisa membayangkan bahwa orang yang
tinggal di tempat itu memiliki pekerjaan yang benar. Tidak ada gunanya mencoba
memanggil polisi, mereka pasti akan dibungkam ...!
Segera setelah aku kembali ke
rumah, perasaan kekalahan yang kuat dan rasa tidak berdaya membayangiku, tapi
perasaanku untuk melindungi Nano-chan semakin lebih kuat. Sekarang bukan waktunya
untuk tetap jadi orang tak berguna dari karakter sampingan lagi. Tidak ada yang
akan membantu Nano-chan, aku harus menjadi bantuan itu sendiri. Aku akan
melakukan apa saja untuk membebaskannya dari cengkeraman Watase Kairi — bahkan
jika aku harus mengorbankan nyawaku.
Keesokan harinya, aku sudah
menyiapkan senjata khusus yang cocok untukku – penggaris segitiga plastik yang
digunakan untuk mengukur - dan menunggu saat yang tepat.
Kenapa tidak pakai pisau atau
gunting kamu bilang? Tidak, tidak, tidak, jika aku membawa sesuatu yang tajam
seperti itu, aku mungkin akan terkena senjata makan tuan. Aku akan mati tanpa
menyelesaikan apapun tahu?
Tetap saja, tanganku gemetaran
ketakutan. Watase Kairi memiliki kekuatan yang gila. Meski aku menyerangnya
dari belakang, Ia pasti akan melemparkanku. Ia sama sekali tidak punya titik
buta. Sejujurnya, aku mengira Ia cuma chuuni biasa, tapi Ia sebenarnya punya
kemampuan fisik untuk mendukungnya ... sebenarnya Ia lumayan keren juga—
Tidak tidak, apa yang barusan
aku katakan ?!
Aku harus menghancurkan senyum
palsu Nano-chan saat dia bersama Watase Kairi! Untuk itu, metodeku sudah sempurna!
Jika mendekatinya, aku akan dilemparkan, dan dalam kasus terburuk, langsung mati.
Namun, bila menggunakan ketpisan hawa kehadiranku, itu masih mungkin dilakukan
... Mendekatinya tanpa Ia sadari, dan habisi dia dengan penggaris segitigaku
...! Ya, aku akan menyebut teknik ini [Invisible Raid] ... Aku harus membuatnya
terdengar mencolok, atau majalah yang menampilkan insiden ini takkan laku, ‘kan
...
Berfantasi tentang itu, tanpa
sadar pejaran sudah berakhir. Jelas-jelas bukan berarti aku merasa takut atau
semacamnya. Aku takkan takut. Sebagai buktinya ... sedikit, aku pasti akan ...
me-menikam Watase Kairi ...! Ini demi Nano-chan, ini demi Nano-chan, ini demi
Nano-chan ...!
Dalam perjalanan pulang, aku
membuntuti mereka berdua saat mereka mengambil jalan memutar dari rute yang biasa,
dan saat aku fokus pada mereka yang tidak menyadari keberadaanku, kami pun tiba
di tepi sungai. Hembusan angin musim semi yang menenangkan menggelitik pipiku.
Mendengar suara tertawa Nano-chan, aku menoleh ke depan, dan melihat mereka
berdua berjalan di jalan ... Ahh, alangkah enaknya ...
—Tidak, aku takkan tertipu!
Hanya aku yang bisa menyelamatkan Nano-chan!
Aku mempersiapkan diri secara
mental, perlahan-lahan melangkah untuk mencapai Watase Kairi, yang berjarak
sekitar sepuluh langkah dari tempatku.
Satu ... dua ... tiga ...
empatlimaenamtujuhdelapansem—
“—Uuu ...”
Bagaimana bisa ini terjadi.
Pada langkah terakhir, aku malah tersandung. Sepertinya karakter sampingan yang
tak berguna akan selalu menjadi karakter sampingan yang tak berguna….. Tunggu,
aku tidak bisa berenang, kau tahu? Jika aku berguling ke sini dan jatuh ke
sungai, aku akan benar-benar mati, ‘kan? Ah, ini sebenarnya buruk—!
“Kya!”
Bang. Tepat
ketika aku akan tiba di Sungai Styx, aku mendadak berhenti di udara. Sensasi
ini seperti melayang …... Apa aku kebetulan membangkitkan kekuatan khusus ...?
Namun, ternyata bukan itu yang
terjadi, karena aku malah melihat wajah Watase Kairi dari dekat. Hah? Memandangnya
dari jarak sedekat ini, bukannya Ia sebenarnya cukup tampan? Dan ... maaf bila
aku salah, tapi bukannya ini yang disebut gendongan ala putri?
“—-!”
Ce-Cerita spesialku sendiri
akan bermula dari tepi sungai ?!
“Oh, Koto-chan?”
Mendengar suara Nano-chan saat
dia memanggilku, aku dengan paksa ditarik kembali ke kenyataan. Itu hampir saja
... Aku hampir melewati batas di sana. Watase Kairi benar-benar cowok yang
berbahaya ... Eh, Ia masih dekat ... Ini memalukan, jadi bisakah kamu tidak
menatapku ...
“Wah, apa kamu baik-baik saja
?! Kamu baru saja terbang di udara ... ”
“... Ah ... he ...”
“Kamu ... tidak terluka, ‘kan?
Ah, terima kasih Tuhan!”
Aku bahkan tidak bisa
mengatakan 'Ya' sebagai karakter pendukung yang tidak berguna karena gangguan
komunikasiku ini. Dan juga, aku merasa sangat senang bahwa Nano-chan
menncemaskanku! Namun, waktu yang membahagiakan ini hanya berlangsung sesaat.
“Ah, Koto-chan, kamu
menjatuhkan smartphone-mu ... Hm? [Aku ingin tahu segalanya tentang Watase
Kairi] ...? ”
Ti-Tidaaaaaak ?! Smartphone-ku
pasti terjatuh dari kantong saat aku tersandung. Belum lagi dia melihat buku
harianku karena aku merasa gelisah pada beberapa saat yang lalu! Ba-Bagaimana
ini bisa terjadi ... Ini adalah akhir dunia ... Armageddon ...
“Koto-chan, ini ...” Nano-chan tampak
bingung.
Siapa yang bisa menyalahkannya.
Maafkan aku ... maafkan aku ... Nano-chan ...!
Dan juga.
Bukannya Watase Kairi terlihat tidak
terpengaruh dengan ini? Ia dari tadi tidak mengatakan apapun sama sekali.
Hampir seperti robot, menunggu perintah dari tuannya. Ak-Aku tahu aku tidak
bisa dibandingkan dengan Nano-chan, tapi bukannya reaksi itu agak terlalu datar
saat menggendongku ... ?!
“Um ... Koto-chan, apa tubuhmu
ada yang terluka? … Senpai, kamu bisa menurunkannya sekarang. ”
Diturunkan setelah Watase Kairi
akhirnya menunjukkan reaksi, aku pikir waktuku sudah tiba.
“Senpai, apa kamu bisa pergi
duluan?”
“…Baiklah.” Watase Kairi dengan
lembut memiringkan kepalanya dalam kebingungan, tapi masih berjalan duluan
tepat ketika Nano-chan memintanya.
…Aku penasaran. Aku merasakan adanya
hubungan mendalam dan erat yang dibangun atas kepercayaan di antara mereka ...
“Ngomong-ngomong ... Koto-chan
... tentang ini ...”
—Kau salah! Aku baru saja
membuat ini untuk menyelamatkanmu dari taring beracun Watase Kairi, bukan untuk
menyakitimu! ... Betapa enaknya jika aku benar-benar bisa mengatakan itu. Tapi
untuk karakter sampingan dengan gangguan komunikasi seperti diriku, itu
tantangan yang terlalu tinggi.
Lagian, dengan menyaksikan
percakapan mereka barusan, itu sudah menjadi bukti yang jelas buatku. Watase
Kairi sama sekali tidak mengancam Nano-chan. Sebaliknya, sepertinya Ia
bersumpah setia padanya. Tentu, Nano-chan juga tidak memperalatnya, dan
sepertinya mereka benar-benar memiliki hubungan yang sehat. Pada dasarnya, aku
sendiri yang salah paham sejak awal, dan hanya mengganggu hubungan mereka.
—Aku harus meminta maaf.
Aku minta maaf karena menmbututi
kalian berdua — hanya kata-kata ini. Walau aku hampir tidak bisa mencapainya.
Tidak, aku harus menyampaikannya.
“... Ah ... Um ... Aku mint—”
“Maaf!”
Eh? Kenapa Nano-chan meminta
maaf seperti itu ...? Aku ingin bilang begitu. Dan sementara itu, Nano-chan
bahkan mengembalikan smartphone kepadaku.
“Aku tidak bermaksud melihatnya
... tapi aku tak sengaja melihatnya ketika aku mengambilnya ... Koto-chan, kamu
juga menyukai Senpai, ‘kan ...?”
—Fueh?
Ah, suara aneh hampir keluar
dari mulutku. Hah? Eh? Mengapa malah berakhir jadi seperti ini ...?
“Yah, Senpai bilang Ia
dibuntuti oleh teman sekelasnya ... jadi kami berjalan ke ruang terbuka seperti
ini ... dan hal tentang buku harian ...”
Ah. Ahhhhh. Dia mungkin
menyangka kalau aku membututi Watase Kairi karena aku punya perasaan untuknya
... Ya ampun, kesalahpahaman yang menyesatkan. Sungguh, kecanggungannya ini sangatlah
hebat. Aku lagi-lagi meningkatkan iman yang lebih dalam terhadap Nano-chan.
Buku harian ini, jurnal ini
dibuat untuk tujuan membantu Nano-chan. Tapi, bila dipikir-pikir lagi dengan
tenang …….. judulnya memang menyesatkan. Maksudku, aku pasti akan salah paham.
Bukannya ini membuatku jadi kikuk juga? Tehe ~
Aku akhirnya tersipu malu.
Melihatku bereaksi seperti itu, Nano-chan berbicara dengan canggung.
“Ya ... masuk akal ...”
Setelah itu, dia tampak seperti
sedang memikirkan sesuatu, sikapnya yang ceria dan normal menghilang dalam
sekejap, saat dia melanjutkan.
“Um ... Dengar, aku tahu itu kebebasan
pribadimu ... dan aku tidak dalam posisi untuk mengatakan itu ... terutama
karena itu melibatkan perasaanmu sendiri ... ta-tapi ... maukah kamu menyerah
pada Senpai ?!"
“………Eh?”
“T-Tolong ... Bisakah kamu
tidak mencoba menjadikan Watase Kairi-senpai sebagai pacarmu ?!”
Nano-chan bertepuk tangan
sekali lagi, menundukkan kepalanya padaku.
—'Bukan berarti aku benar-benar
tertarik pada Watase Kairi ', misalnya. 'Meski aku cantik, aku masih tidak bisa
menyaingimu, Nano-chan', juga cukup. "Aku tidak bisa menang bahkan jika
aku menentang permintaanmu' — semua hal ini mengambang di kepalaku. Tapi,
satu-satunya hal yang bisa kukatakan—
“………Oke.”
“...... Be-Benarkah ?!”
Karena aku tidak bisa
mengeluarkan suara lagi, aku hanya menganggukkan kepalaku.
“... T-Terima kasih ...”
Nano-chan menghela nafas lega.
Dia tidak berpikir sedetik pun
bahwa aku akan membohonginya. Dia benar-benar baik, bahkan terlalu baik untuk
kebaikannya sendiri. Tapi, lebih dari itu, dia benar-benar—
“Kamu benar-benar ...
menyukainya ..."
“Eh ... Ah, Senpai? Y-Yah ...
bagaimana bilangnya ya ……… yeah, aku sangat menyukainya. ”
Ahhh ~~~! Ekspresi wajahnya,
penuh dengan malu-malu dan kebahagiaan. Tatapannya, menelusuri punggung Watase
Kairi...
“Aku akan ... mendukungmu ...”
“Eh ……… terima kasih,
Koto-chan.”
Ngomong-ngomong, aku akan mau
pergi duluan, kata Nano-chan, saat dia mengejar Senpai, wajahnya memerah
seperti tomat. Setelah dia berhasil mengejarnya, dia mulai berbicara lagi
dengan wajah gembira.
Nano X Kairi ... Kapal mulai
berlayar!
Aku pergi dan mengganti judul
buku harianku di aplikasi menjadi [Jurnal Kemesraan antara Nano-chan dan Watase
Kairi]. Nano-chan benar-benar luar biasa ... Selama aku memilikinya, aku bisa
hidup satu hari lagi ... Ayo tetap menjadi penggemar Nano-chan mulai sekarang.
Sambil mengawasi Watase Kairi dengan cermat tentu saja — itulah sumpahku pada
diriku sendiri pada hari itu.
njer la senyum" kek rang gblok w haha
BalasHapusEntah kenapa setiap project di sini bikin senyum senyum sendiri
BalasHapusProject di sini biasanya terbagi jadi 2 tipe:
BalasHapusTipe yang pertama, bikin pembaca senyam-senyum sendiri dan tipe kedua, bikin para pembaca galau wkwkwk
Yang tipe kedua pernah kena 3 kali karena gak baca genrenya:)
BalasHapuswkwkwk novel apa aja tuh?
BalasHapusHello 3x, 3 days, sama lupa 1 lagi min
BalasHapus