Omae wo Onii-chan Vol.3 Chapter 06 Bahasa Indonesia


Sabtu, 11 Mei - Semuanya. Berkumpul. Selamat berakhir pekan.

Sabtu pagi terasa sangat ramai dan ceria.
Benar-benar akrab dengan itu, pagi-pagi Sayuri masuk ke dapur dan segera mempersiapkan sarapan. Mempersiapkan meja dan mengatur piring adalah tugas Mika.
Ketika aku mencoba untuk membantu "Nii-chama istirahat saja!", Dia marah padaku. Tidak bisa dimengerti.
Saat waktu ke waktu Mika akan tersandung, Yuuki dengan lembut membantunya dan mengawasinya. Tidak ada tempat bagiku untuk membantu.
Selene masih sama seperti biasa, dengan gayanya tersendiri, dia rebahan di atas sofa ruang tamu dan menonton televisi.  Tomomi lalu mendekatinya dan menampar ringan pantatnya, memaksa Selene untuk berdiri.
“Kalau begitu, Selene akan mencuci denganku.”
“... kenapa? padahal tidak sesulit itu?”
“Mm? Ini adalah misi sederhana bahkan buatku sendiri.”
“... yup, lakukan yang terbaik.”
Ketika Selene sekali lagi meringkuk di sofa, Tomomi mendesah paksa.
“Begitu ya. Nii-chan sedang menonton, namun hanya Selene yang tidak melakukan apa-apaaaaaaa Tapi apa boleh buat. Karena kamu beratribut NEET.”
Aku duduk di sofa tanpa ada hubungannya …... karena aku duduk di samping Maple, Selene diam-diam meminta bantuanku.
“La-Lalu, bagaimana kau yang jadi pengamat TV menggantikan tempatku?”
Aku bisa bantu cucian. Dari awal, akulah yang harus mencucinya. Dan ketika aku berpikiran begitu, Tomomi langsung menolak usulanku.
“Nii-chan, kau terlalu memanjakan Selene .”
“Benarkah?”
“...tidak juga.”
Selene menyela dengan gumamannya. Di saat kita tidak memperhatikannya lagi, dia sudah rebahan di sofa lagi. Sungguh jiwa NEET yang mengerikan. bahu Tomomi terkulai melihat kurangnya motivasi Selene.
“Yah, kalau Nii-chan tak masalah dengan itu, aku tidak peduli. Aku akan pergi menyalakan mesin cuci dan kembali. Um, masukkan ke dalam cucian, deterjen, tekan tombol dan selesai, cuma itu saja, ‘kan?”
Selene berdiri diam-diam.
“ ... hal bermotif dan polos harus dipisah, baju mudah robek harus dimasukkan ke dalam keranjang cucian. Untuk baju yang tidak bisa dicuci di mesin cuci, cucilah dengan tangan. Hati-hati untuk tidak meninggalkan bekas kering. Pastikan untuk mengukur jumlah deterjen, pastikan untuk menempatkan pelembut ke tempat khusus atau pakaian akan rusak ...”
Hal yang aku pakai tidak punya tanda kering ...
Tomomi mengerutkan bibirnya.
“Tidak masalah ‘kan, tidak perlu mendetail segala!”
Selene membuat ekspresi bermasalah. Itu tidak biasa baginya, karena dia biasanya tidak menampilkan banyak emosi di wajahnya.
“Hei Selene. Apa kau mau mengajari Tomomi?”
Untuk sesaat, Tomomi membuat ekspresi tidak puas. Tapi segera dia tersenyum kembali, sepertinya dia menduga apa yang aku pikirkan.
“Memiliki seorang ahli akan sangat membantu. Apa ada ahli laundry berpengetahuan di dekat sini?”
“...di sini.”
Diam-diam, Selene mengangkat tangannya.
“Nn ! Ayo kita pergi?”
“...iya.”
Mereka berdua pergi ke kamar mandi tempat beradanya mesin cuci. Dan seperti biasa, aku yang ditinggal sendirian merasa bosan. Aku harus pergi dengan mereka untuk membantu juga.
Sementara aku berpikir begitu, suara ceria Mika datang dari ruang makan.
“Makananya sudah siap!”
Sayuri menngintip dari dapur untuk memeriksa keadaan ruang makan. Di atas meja berbaris hidangan untuk beberapa orang.
“Terima kasih banyak, Mika-san. Serahkan sisanya padaku.”
Mika menuju ke dapur dengan langkah cepat.
“Mii-chan ingin membantu memasak!”
“Apa itu tidak apa-apa?”
“Aku ingin memeriksa potensiku.”
Saat Mika menampilkan motivasinya, Sayuri tertawa bermasalah.
“Begitu ya. Tapi, persiapannya sebagian besar sudah selesai.”
Tanpa kita sadari, aroma roti panggang mulai melayang di sekitar kita.
“Apa Mii-chan tidak berguna ?!”
“Umm ... itu ...”
Kali ini dari dapur, ada tatapan memohon bantuanku. Rupanya, Sayuri tidak biasa berurusan dengan Mika. Di sisi lain, bisa dikatakan, Mika mengagumi Sayuri yang mampu memasak dan menatapnya dengan penuh kilauan di matanya.
Yuuki yang menyaksikan percakapan mereka sedari tadi membuat usulan.
“Lalu, Mika-chan bersama denganku akan menuangkan sup ke dalam cangkir, bagaimana tentang hal itu?”
“Mii-chan yang bertanggung jawab dengan sup?”
“Iya. ‘kan? Tidak apa-apa ‘kan, Sayuri-chan?”
“Y-ya! Tolong lakukan!”
Sepertinya yang di sini melakukan dengan baik juga. Aku berdiri dari sofa dan mengusulkan.
“Kalau begitu, aku akan membantu ju ...”
“Niichama, duduk saja.”
“Nii-san silahkan beristirahat dulu.”
“Aku tidak bisa membiarkan Onii-sama membantu.”
Mereka bertiga mengucapkannya secara serempak dan memaksaku untuk jatuh kembali ke atas sofa.

uuuu

Semua orang selesai sarapan bersama di ruang makan. Ini takkan aneh jika Murasaki-san datang ... tapi dia tidak muncul.
Minggu ini juga, situasinya mungkin telah diakui sebagai status quo.
Aku teringat kata-kata Murasaki-san saat di dalam mobil dalam perjalanan pulang dari Maumauland, “Silakan tunggu ... beberapa hari lagi”.
saat itu masih belum datang, hari itu …... mungkin menjadi hari kesimpulan.
Ketika aku mencoba untuk mencuci tumpukan piring di dapur, aku dihentikan oleh Sayuri.
“Onii-sama sudah menghabiskan waktu berhargamu selama seminggu, silahkan beristirahat setidaknya di akhir pekan.”
“Tapi aku tidak bisa tenang kecuali aku melakukan sesuatu.”
“Kalau begitu, silakan melakukan yang terbaik untuk tenang.”
Ketika Sayuri mulai mencuci piring, tanpa aku sadari, Tomomi datang dan mulai untuk membantu.
“Ayo Nii-chan! Pergilah! Biar kita saja yang mengurus ini.”
Ketika aku kembali ke ruang tamu, Yuuki dan Mika mulai penyedot debu.
“Brrruuunnn! Cyclone, cyclone! Mii-chan adalah adik yang kekuatan penghisapnya tidak pernah jatuh, tahu?”
“Hatiku terasa seperti sedang tersedot oleh pesona Mika-chan.”
Bagaimana semacam percakapan datang untuk hidup. Baik Mika dan Yuuki tampaknya untuk bersenang-senang, aku sedikit iri.
Sebaliknya, aku merasa seperti kakak pemalas yang memanfaatkan adiknya untuk melakukan tugas rumah tangga.
Dan, seperti yang aku hendak jatuh ke dalam kebencian diri, malaikat yang jatuh ... atau lebih seperti, malaikat malas telah turun. Selene berbaring di sofa ruang tamu, bermalas-malasan.
Aku menemukan seorang kawan dalam kemalasan! Aku berjongkok di depan Selene, yang berbaring di sofa.
“Selene adalah kawanku, kan? Kau malu karena tidak melakukan apaa-ap juga, ‘kan?”
“... Sayangnya, kamu salah.”
Ketika aku pikir dia cuma berbaring saja, Selene melakukan sketsa kasar dari desain pakaian dengan pen tab pada terminal PDA.
“Ka-Kau bekerja?”
“... ya. Mau lihat?”
Tangannya berhenti bergerak, lalu Selene menunjukkan sketsa kasar nya satu demi satu.
Setiap desainnya sangat unik. Juga, anehnya, rasanya jelas buatku untuk siapa saja desain tersebut dibuat.
Gaun di halaman terakhir itu pasti sangat cocok dengan gambaran Yuuki.
Tentu saja, itu bukan hanya Yuuki, ada juga pakaian untuk Mika, Sayuri dan Tomomi, yang Selene sketsa.
“Master Cicada, kerja bagus.”
“...iya .”
Tidak menyangkal, tanpa kerendahan hati apapun, Selene mengangguk. Itu adalah reaksi yang sedikit hampa. Mungkin dia sedang dalam mood yang tidak baik?
“Umm, ketika aku berkata 'master'  tadi bukan ironi, aku serius.”
Selene memiringkan kepalanya dengan bingung. Sepertinya aku terlalu berlelbihan memikirkannya.
“Uh, tidak apa-apa. Ya.”
Dia kembali kepalanya ke posisi semula dan membuka mulutnya.
“... Aku punya permintaan untuk Onii-chan.”
Setelah menempatkan PDA dengan layar ke bawah di atas meja, Selene jatuh secara dramatis di sofa dan melanjutkan dengan hanya wajahnya menoleh ke arahku.
“... ada beberapa barang yang aku inginkan dan harus kupesan.”
“Dan itu adalah?”
“... rahasia gadis.”
Jadi dia tidak ingin memberitahuku apa itu.
“Umm, karena itu adalah pesanan online …... itu akan dikirim ke ruanganmu, ‘kan?”
“... Aku membuat penerima dan alamatnya menjadi pnya Onii-chan. Ini akan tiba besok. Namun ... Aku lupa untuk menentukan waktunya.”
“Jadi, kita tidak tahu kapan akan tiba besok.”
“...iya.”
“Lalu, apa ada masalah dengan penerimaannya?”
Meski bukan seperti kemampuan khusus, tapi aku ingin tahu apa yang terjadi dengan Selene, orang yang benar-benar baik menghabiskan sepanjang hari di dalam ruangan.
“... sebenarnya, memang begitu karena aku harus pergi ke luar.”
“Pergi ke luar ?! Eh, uhh .. itu bagus, Selene!”
Aku tiba-tiba terkejut, aku harus mengucapkan selamat padanya dengan kemajuannya.
“... itu bukan masalah besar.”
Dia membusungkan dadanya saat masih berbaring. Bertingkah sedikit sombong.
Baru-baru ini, Selene cukup aktif. Setelah pergi ke Akihabara, dia mulai sering pergi ke luar.
Menyemangatinya sekarang, adalah tugas Onii-chan.
“Baiklah. Serahkan saja masalah paket kepadaku.”
“... apa benar baik-baik saja?”
“Kau mau menerima paket besok, kan?”
Dia mengangguk dua kali.
“Aku akan menerimanya untukmu.”
Paket tersebut ditujukan kepadaku, jadi tidak ada masalah.
“...Terima kasih banyak.”
“Omong-omong, apa kau bai-baik saja pergi keluar sendirian?”
“...tidak masalah.”
Jika aku terlalu meragukannya, rasanya seperti aku tidak mempercayai Selene, lebih baik jangan bertanya lagi.
Ketika aku berdiri dari postur tubuh meringkukku, Yuuki dan Mika yang selesai bersih-bersih berdiri berdampingan. Apa mereka mendengar percakapanku dan Selene?
Yuuki angkat berbicara.
“Nii-san, apa besok kamu di rumah saja?”
“Ya. Aku akan di rumah terus sepanjang hari.”
Mika membuat lompatan kecil di tempat.
“Anone! Mii-chan, besok! Akan pergi bersama dengan Maple dan Yuuki-neechama untuk kencan!”
“Kencan ya ... ah, tidak, um ... kalau begitu hati-hati ya.”
Bahkan jika aku membatasi rasa over-protektifku, jika itu dengan Yuuki, Mika pasti akan aman. Yuuki tertawa malu-malu.
“Kami takkan sejauh itu, kami akan kembali sebelum makan malam.”
“Kemana kamu akan pergi?”
Mika mengangkat kedua tangannya.
“Toserba!”
Dia mengatakan semuanya, dan tanpa salah pengucapan apapun. Sungguh mengejutkan ... dari waktu ke waktu aku berpikir Mika benar-benar bebas.
“Umm, Nii-san. Meski itu kencan, kita cuma berbelanja.”
Bermasalah, Yuuki menurunkan alisnya. Aku pikir itu akan baik-baik saja, tapi ayo kita katakan ini sekali saja.
“Pastikan untuk tidak tersesat.”
“Tidak apa-apa, Nii-san. Aku punya system pelacakan anak kecil.”
“Pelacakan otomatis? Apa secara otomatis melacak?”
“Itu salah. Bukan, otomatis, tapi anak. Ini adalah kemampuan untuk melacak anak SD dan anak-anak kecil. Dan jari pelacakanku sekarang bertujuan untuk sisi……. Mika-chan!”
Yuuki mengelilingi Mika, berjongkok dan mulai menggelitik nya.
“Kelitikkelitikelitik!”
“Kyaaaaaaaaaaaaaa!”
Pada awalnya Mika menjerit, tapi kemudian mengeluarkan jeritan senang, tanpa aku sadari mereka berdua mulai bersenang-senang bersama-sama.
“Jhangan dighelitfik, Mii-shan akhan mhatiii.”
Ketika Mika tidak bisa lagi menahannya, Yuuki melepaskan tangannya dari menggelitik, dia berdiri dan bertukar pandang denganku.
“Dan begitulah, besok kami tidak bisa menemani Nii-san. Maaf.”
“Jangan memperlakukanku seperti hewan kecil yang akan mati kesepian.”
Sambil bergandengan tangan, mereka berdua pergi untuk menyimpan penyedot debu ke tempatnya.
Jadi, yang tersisa …... adalah Tomomi dan Sayuri, ya. Badai mungkin benar-benar datang.
Mereka berdua mengenakan topeng palsu saat ada adik lainnya di sini. Jika sifat asli mereka terbongkar …... mungkin akan ada badai.
Dan sementara aku mencemaskan hal itu, Sayuri membawakan secangkir teh di atas nampan.
“Onii-sama, aku menyiapkan teh.”
“Terima kasih.”
Aku duduk lagi di sofa dan menerima cangkir teh di tanganku. Memegangi nampan di depan dadanya, Sayuri lalu berbicara.
“Um, Onii-sama, tentang besok ...”
“Apa mungkin kau berencana untuk pergi keluar juga?”
“Bagaimana kamu bisa tahu?”
Sayuri membuka matanya lebar-lebar karena terkejut. Jadi, berduaan dengan Tomomi? Dilihat dari kepribadian Sayuri, aku tak berpikir dia akan membiarkan hal itu ...
Dan kemudian, sembari membawa tumpukan cucian selesai dalam keranjang, Tomomi memasuki ruang tamu.
“Heey, Selene! Cuciannya selesai, tolong ajari aku bagaimana untuk mengeringkannya.”
“...iya.”
Selene perlahan mengangkat tubuhnya dari sofa. Melanjutkan perkataanya, Tomomi lalu berbicara kepadaku.
“Oiya, Nii-chan! Tentang besok, aku akan pergi keluar jadi aku meninggalkan jaga rumah kepadamu.”
“Jadi kau juga akan keluar, Tomomi?”
“Eh? 'Juga', berarti yang lain akan keluar juga?”
“Iya, semuanya kecuali aku.”
“Hee. Jadi kebetulan seperti itu kadang terjadi ya.”
Tomomi dengan canggung, garis penglihatannya menghindariku ... atau itu cuma perasaanku saja. Aku mungkin terlalu berlebihan memikirkan itu.
Sayuri membuat senyum lebar.
“Lalu, bagaimana kalau Onii-sama pergi bersama denganku?”
Dalam sepersekian detik, Tomomi menjerit.
“Ap-Apaa, He-Heyyy! Ka-Kalau begitu, ayo kita bertanding untuk memenangkan Nii-chan!”
Kau panik terlalu banyak, Tomomi. Aku berbicara dengan mereka berdua.
“Besok demi menggantikan Selene, aku akan menerima sebuah paket, aku sudah menjanjikan itu. Aku tidak akan keluar.”
Sayuri tersenyum lagi.
“Begitukah, sangat disayangkan.”
Lalu, dia berpaling ke arah Tomomi dan Selene.
“Nah, Selene-san dan Tomomi-san, tolong lanjutkan cuciannya.”
“... roger.”
“Te-Tentu! A-, aa-ah. Jadi Nii-chan besok sendirian saja ya.”
Ditarik Selene, Tomomi menuju ke beranda. Sayuri pun masuk ke dapur juga.
Semua orang akan keluar besok, ya.
Meski itu permintaan Selene, menunggu sebuah paket yang entah kapan datangnya pasti terasa membosankan.
Eh? Aneh. Beberapa waktu yang lalu aku akan berpikir "Aku akhirnya bisa tenang dan belajar sendiri!" dan senang tentang hal itu.
Ya, pasti ... rasanya akan kesepian.
Juga, kecemasan ini, atau mungkin ketidakpuasan ...
Tidak tahu kapan, atau apa yang akan terjadi, aku harus menghabiskan waktuku sendirian besok.
Aku tidak pernah memikirkan mengekang adikku, tapi mungkin, ini bisa menjadi hari Minggu terakhir. Saat aku berpikiran begitu, rasanya sangat disayangkan tidak menghabiskannya bersama-sama.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama