Otonari no Tenshi-sama SS 4 Bahasa Indonesia

Cerita Sampingan Versi Melonbooks

 

“... Amane-kun, apa kamu tidak kedinginan?”

Amane kebetulan berpapasan dengan Mahiru dalam perjalanan pulang, yang menyipitkan matanya ketika melihat pakaiannya.

Amane akan kedinginan jika cuma mengenakan jersey dan jaket di balik kemejanya, seperti yang Ia lakukan ketika pertama kali bertemu Mahiru. Jadi, Ia mengenakan mantel, tapi penampilannya masih terlihat dingin bagi Mahiru.

Ia sedikit kedinginan, mengenakan mantel yang relatif tipis, tetapi dia tidak pada titik beku. Amane tidak memakai apa pun untuk menghangatkan tubuh, hanya karena Ia tidak punya apa-apa selain mantel itu. Ia tidak memaksakan dirinya sendiri, dia Cuma tidak punya apa-apa untuk menghangatkan diri.

Sangat kontras darinya, Mahiru sendiri dipersenjatai dengan mantel tebal, syal, dan sarung tangan. Sebaliknya, Amane tampak kedinginan, selain dari kakinya.

“Aku tidak terlalu dingin, kok.”

“... Tapi telinga dan hidungmu memerah.”

“Apa boleh buat. Tadi ada angin kencang.”

Amane lupa membawa pakaian musim dingin selain dari mantelnya ketika Ia pindahan, dan orang bisa mengatakan itu adalah kesalahannya sendiri. Namun, Ia tidak menganggap itu sebagai halangan, jadi Ia tidak pernah membeli pakaian musim dingin tambahan bahkan di musim ini.

Faktanya, di sini lebih dingin ketimbang di kota asalnya. Amane berpikir bahwa Ia seharusnya membeli sarung tangan, atau syal.

“Untungnya sekolah tidak jauh dari apartemen kita. Aku akan baik-baik saja dengan sedikit kedinginan. ”

“Aku akan bermasalah jika kamu masuk angin lagi.”

“Akan aku pastikan untuk tidak masuk angin lagi.”

“….. Walau aku mempercayai kamu untuk tidak berakhir seperti terakhir kali, harap berhati-hati.”

Karena kamu tidak pernah menjaga kesehatanmu sendiri, Amane-kun, Mahiru bergumam ketika dia melirik wajahnya dan lehernya yang terbuka.

“…Apa?”

“Tidak ada apa-apa. Kurasa kamu tidak perlu menderita lama karena libur sekolah akan segera tiba.

Ujian mereka sudah berakhir, dan apa yang menunggu mereka adalah Natal, setelah upacara penutupan. Amane seharusnya bisa bertahan selama ini, setidaknya. Jika ini terus berlanjut, sepertinya Januari dan Februari akan jauh lebih dingin, jadi Ia ingin membeli beberapa barang untuk menghangatkan dirinya sebelum itu.

Harus pergi berbelanja, Amane bergumam ketika dia naik ke lift, dan Mahiru diam-diam mengikutinya.

Untuk beberapa alasan, Ia merasakan tatapan tajam di lehernya. Namun, Ia mengabaikan tatapan Mahiru, setelah mengerti kalau Ia terlihat kedinginan.




close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama