Otonari no Tenshi-sama SS 5 Bahasa Indonesia

Cerita Sampingan Versi Tora no Ana

 

“... Erm, mengapa kamu menatapku terus?”

Mahiru sibuk membuat makan malam, dan Amane melihatnya memasak dari koridor. Dia bertanya tanpa berbalik ke AMane.

“Cuma melihat bagaimana kau memasak.”

“Aku tahu tanpa kamu memberitahuku. Tapi kenapa?”

“Cuma penasaran bagaimana kau melakukannya.”

Amane tidak pandai memasak, dan tidak tahu bagaimana membuat makanan lezat, jadi Ia tetap berada di samping, cuma menonton. Sebagai pengingat, Amane tidak tahu apa-apa selain betapa terampilnya kemampuan memasak Mahiru.

“Aku tidak melakukan sesuatu yang special, kok.”

“Hm, tapi aku ingin tahu bagaimana kau bisa memasak makanan lezat. Cuma mencoba mengambil beberapa trik darimu.”

“Latihan membuatmu jadi mahir …... hasilnya sedikit menyedihkan, tetapi kamu bisa meningkat dengan lebih banyak lewat latihan.”

Mahiru mungkin merujuk pada sayuran goreng dan telur orak-arik yang Ia sebut omelet beberapa hari yang lalu.

“Aku tahu. Itu sebabnya aku menonton caramu memasak dan mengambil beberapa petunjuk.”

“Aku akan terganggu jika kamu terus melihatku ...”

“Maaf.”

Amane tidak bermaksud mengganggunya, tetapi karena Mahiru berkata begitu, Ia harus pergi.

Ia mengerti seseorang akan terganggu jika mereka ditatap orang. Mungkin Ia sedang tidak pengertian.

Ia bermaksud meminta maaf dan kembali ke ruang tamu. Kemudian, Mahiru berbalik.

“Jika kamu ingin menonton dari dekat, tolong pakai celemek dan bantu aku.”

“Itu yang terbaik yang bisa aku lakukan ... tapi bukannya itu memengaruhimu?”

“Aku tidak bisa mengabaikan pemula, dan ketika aku bisa, semakin aku harus membantu. Dan, ini mempengaruhi masa depan. ”

Dia benar, dan logis. Setiap orang pernah mengalami kurang pengalaman; ada yang dibimbing oleh senior mereka, ada pula yang belajar sendiri, tapi setiap orang memiliki waktu dimana mereka kurang pengalaman. Tidak pantas melupakan hal ini dan memperlakukan orang lain dengan kasar.

Amane kagum dengan rasionalitas yang ditunjukkannya, dan Mahiru memandangnya, tercengang.

“Aku pernah bilang kalau kamu harus memulai dengan membantu, bukan?”

“... Memang pernah.”

“Baiklah, berhentilah menonton dan ingatlah baik-baik dengan tubuhmu.”

Dia tertawa terkekeh-kekeh, begitu pula Amane saat hendak mengambil celemeknya sendiri di lemari.




close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama