#Sudut Pandang si Senpai#
Yah, aku mengalami
hari yang buruk kemarin.
Aku dikhianati oleh
Kouhai-chan pada menit-menit terakhir.
Tidak, aku tidak
dikhianati. Dia menipuku, mungkin? Atau hanya menggodaku?
Tidak ada kerusakan
yang sebenarnya, tapi kemudian ... Aku tidak menyangka dia akan menggodaku di
tempat seperti itu.
Aku akhirnya
benar-benar mengerti bahwa aku tidak boleh terlalu terganggu di depan
Kouhai-chan. Tapi kemudian, aku yakin bahwa aku terlalu santai baru-baru ini,
jadi ada banyak kesempatan dia bisa mengeksploitasi ...
Tetapi menggunakan
titik lemahku di depan semua siswa untuk membuatku mengatakan sesuatu seperti
itu benar-benar tak terduga ...
Untungnya, tidak ada
banyak orang yang mendengarkan kami, jadi aku membuat jawaban tercepat dengan
sedikit kegugupan dalam nadaku untuk meelalui situasi dengan jumlah kerusakan
paling sedikit, tetapi ketika aku melirik baris kelasku, Idezuka
tertawa. Jangan konyol. Aku juga bertanya sedikit pada Kouhai-chan. Serius,
apa yang dia lakukan?
“Pertanyaan untuk pacaran”, dia benar-benar mempersiapkannya
dengan baik, ya. Tidak ada yang tidak wajar, tapi terlalu banyak
mendorongnya untuk pidato yang sopan.
Entah bagaimana, aku
menjawab pertanyaan Kouhai-chan dengan serius tanpa curang atau licik, dan
menepati janjiku bersamanya.
... Aku sedang
memikirkan dia dan hubunganku dengannya, eh.
Seharusnya sekarang
jam 11 siang, ‘kan?
Matahari sudah sangat
tinggi di langit, tapi saat ini sedang dalam masa libur sekolah dan di luar
dingin. Aku masih terbungkus dalam selimut.
Nada dering panggilan
LINE berdering dari smartphone yang aku tempatkan di samping tempat tidur.
Itu dari Kouhai-chan.
“Selamat pagi ~”
“Kau ... Kau
benar-benar melakukannya kemarin ...”
Aku sudah
menanyakannya melalui LINE, tapi aku tidak mendapatkan jawaban yang sangat
memuaskan.
“Senpai, ayo kencan!”
Aku diabaikan.
“Kita bertemu di
stasiun biasa pada jam 12. Kamu tidak boleh terlambat, oke?”
“Hei, jangan
memutuskan seenaknya sendiri. Aku masih di atas kasurku.”
Ditambah lagi, aku
masih memakai piyama.
“Aku tahu itu. Senpai,
kamu masih ngantuk.”
“Haa ...”
“Kalau begitu, sudah
diputuskan.”
Begitu aku mencoba
meninggikan suaraku sebagai protes, Kouhai-chan menutup panggilan. Dia
benar-benar ...
Pada akhirnya, aku
buru-buru mengganti pakaianku dan meninggalkan rumah dengan gugup.
Sudah lama sejak dia
bermain denganku seperti ini, ya.
* Sudut Pandang si Kouhai *
Sejak kemarin,
sekolahku tidak lagi “melarang hubungan antara lawan jenis”.
Dengan kata lain, Senpai
tidak lagi dilarang dalam hubungan romantis. Yay.
Aku pikir aku akan
mengundangnya bermain sebelum orang lain membawanya pergi, tapi Ia bahkan tidak
membaca LINE-ku seperti biasa.
Aku tak berdaya
memanggilnya. Lalu aku mendengar suara Senpai yang agak serak dari
smartphoneku.
Sama seperti
biasanya, Ia masih tidur. Fufufu.
Lalu aku mengajak Senpai
untuk pergi keluar dan bermain denganku, tetapi sekarang setelah aku menyadari
apa yang aku katakan, itu sangat memalukan.
Aku akhirnya memutuskan
waktu ketemuan tanpa meminta persetujuan Senpai.
#Sudut Pandang si Senpai#
“Kamu sudah gila, eh?”
Aku sudah terbiasa
melihat Kouhai-chan dengan pakaian santai. Meski begitu, dia bahkan lebih
manis dari biasanya.
“Bagaimanapun juga,
ini adalah kencan.”
Kata Kouhai-chan
dengan pipi yang sedikit memerah. Dia kemudian berbalik dariku dengan
marah.
“Ya ya. Kau
sangat imut.”
Aku hanya menjawabnya
dengan jawaban yang tak berdaya, tetapi Kouhai-chan tetap diam. Dia meraih
tangan kiriku dan berjalan ke stasiun.
“Ehh?”
“Akan merepotkan jika
Senpai tersesat. Aku secara khusus akan memegang tanganmu!”
Seperti pemilik yang
menarik anjing kesayangannya yang tidak mudah bergerak, Kouhai-chan menarikku
dengan tangan kanannya dan berjalan dengan mantap. Sedangkan aku, aku
tidak bisa memahami situasinya sama sekali dan membiarkannya menarikku.
Mengapa kami
berpegangan tangan? Kurasa itu karena Kouhai-chan meraih tanganku?
Tidak, tunggu dulu. Situasi
ini masih aneh. Aku hanya ingat bahwa kami kadang-kadang berpegangan tangan
selama "percakapan gila". Tapi pada kala itu, kami berpegangan
tangan dengan jari-jari kami terjalin.
Dan kami sudah sering
datang ke stasiun ini. Bahkan jika itu adalah liburan musim dingin, hari
ini adalah hari kerja. Kami takkan kehilangan satu sama lain.
Rasanya mudah saja
untuk melepaskan tangan Kouhai-chan dengan alasan itu, tapi ...
Sembari meliriknya,
aku bisa melihat dari wajahnya kalau dia terlihat bahagia. Aku memutuskan
untuk membiarkannya menarikku seperti ini. Itu bukan karena tangannya yang
agak dingin terasa nyaman.
* Sudut Pandang si Kouhai *
Sepertinya Senpai
meninggalkan rumahnya tanpa sarapan, jadi aku memutuskan untuk makan siang
bersamanya. Untuk senpai, itu harus makan siang.
Aku secara fisik
menarik senpai ke restoran Italia yang sudah ada dalam pikiranku sejak lama ..
“Kau benar-benar
pemaksa.”
“Tapi Senpai, Kamu
tidak keberatan dipaksa olehku seperti ini, ‘kan?”
“Guhh ...”
Hehe~
Ketika aku
menyadarinya, tangan Senpai juga memegang tanganku.
“Y-yah, sudah
baik-baik saja, kan?”
Bukannya kita bisa
terus berpegangan tangan saat memasuki restoran. Karena apa boleh buat,
aku lalu melepaskan tangannya.
“Lalu, ada apa dengan
tempat ini? Ini adalah pertama kalinya aku datang ke sini.”
Aku akan terkejut
jika Senpai tahu tempat ini.
“Tentu saja. Ini
pertama kalinya aku membawamu ke sini.”
“Apa? Apa kau
pikir aku takkan pernah tahu tempat ini jika Kouhai-chan tidak pernah membawaku
ke sini?”
“Iya.”
“Kejam sekali.”
Nah, ini juga pertama
kalinya aku datang ke restoran ini.
Paket makan siang pasta
di sini sangat sempurna. Rasanya lezat.
#Sudut Pandang si Senpai#
“Fuu ...”
Aku menyesap teh
setelah makan dan menghela nafas.
“Ada apa, Senpai?”
“Aku kenyang.”
“Itu karena kamu
memesan porsi besar.”
Akhirnya aku
melewatkan sarapanku. Tentu saja aku akan menambah mie sebanyak 1,5 kali
jika aku hanya perlu membayar 100 yen untuk itu.
“Lalu, apa yang akan
kita lakukan setelah ini?”
“Apa yang harus kita
lakukan?”
Hah?
“Kau belum
memutuskannya?”
“Iya.”
Bagaimana mungkin
gadis ini dengan yakin menegaskan hal itu?
“Beneran tidak ada?”
“Iya. Senpai,
kamu tidak memikirkan hal lain juga? Ya ampun…”
“Kau baru memberitahuku
dua jam yang lalu.”
“Kalau begitu, mau
bagaimana lagi.”
Dia bahkan
mengakhirinya dengan “mau bagaimana lagi”. Serius?
“Ayo jalan-jalan.”
Dengan itu, kami
memutuskan untuk berjalan-jalan tanpa tujuan.
Entah kenapa,
Kouhai-chan menarik tanganku lagi. Dia sangat bersemangat hari ini.
* Sudut Pandang si Kouhai *
Aku menarik Senpai
... tidak, aku berpegangan tangan dengan Senpai dan berjalan-jalan di sekitar
kota.
Serius, apa yang
harus kita lakukan? Sangat menyenangkan hanya berjalan-jalan dan menggoda
Senpai, tapi kami bisa melakukannya di luar kencan.
“Lalu, apa yang akan
kita lakukan?”
“Senpai, apa ada
tempat yang ingin kamu kunjungi?”
“Di luar dingin, jadi aku
lebih suka tetap di dalam kamarku.”
“Aku tahu itu.”
Angin musim dingin
sangat parah. Ketika aku melihat sekeliling, aku melihat papan nama.
“Senpai, bagaimana
dengan ini?”
A : Darurat!
B : Darurat besar!
AB : Darurat ekstrem!
O: Super Darurat!
Aku bertanya-tanya
apa ada golongan darah yang tidak dalam keadaan darurat. Sebaliknya, semua
orang sama-sama dalam keadaan darurat sekarang. Tapi mengesampingkan itu,
itu adalah papan tanda yang menyerukan donor darah.
“Donor darah, ya?”
“Bagaimana dengan
ini?”
“Kalau dipikir-pikir
lagi, kita pernah berjanji tentang ini sebelumnya, kan?”
Saat aku bertanya
golongan darahnya. Kejadian itu sudah lama sekali.
Aku merasa sedikit
senang Senpai bisa mengingatnya.
“Rasanya dingin kalau
kita berdian diri terus. Ayo masuk.”
Dengan tangan kami
masih terjalin karena suatu alasan, Senpai berdiri di depanku saat ini dan
memasuki ruang donor darah.
#Sudut Pandang si Senpai#
Hangatnya.
Ruangan itu diwarnai
dengan warna krim, memberikan suasana lembut. Kami lalu menuju ke meja
resepsionis.
“Selamat
sore. Apa anda memiliki kartu untuk donor darah?”
“Tidak…”
“Apa ini pertama
kalinya anda berpartisipasi dalam donor darah?”
“Ah iya.”
Resepsionis Onee-san
bertanya, menatap Kouhai-chan yang berdiri di sampingku.
“Kalian berdua?”
“Betul!”
Onee-san tampak
sedikit bahagia dan mulai membimbing kami.
“Terima kasih telah
datang ke ruang donor darah hari ini. Pada dasarnya, kami meminta anda
untuk mendonasikan 400 mL darah, tapi ...”
Dia lalu melirik
Kouhai-chan.
“Tergantung pada berat
badan anda, itu bisa menjadi 200 mL. Apa itu baik-baik saja?”
Jadi kami hanya bisa
menyumbang sebanyak itu. Bisa menjadi masalah jika itu menyebabkan anemia
dengan mengambil banyak darah.
“Sekarang, mari kita
membuat kartu donor darah dulu. Apa anda memiliki kartu identitas? Silakan
isi formulir di sini.”
Setelah mengatakan
itu, dia menyerahkan kami sebuah formulir. Ada kolom untuk mengisi nama
dan alamat kami.
“Ya saya mengerti.”
“Ahh. Ngomong-ngomong,
boleh saya memeriksa sesuatu dulu? Ini sesuatu yang sangat penting.”
Aku pikir kami akan
segera menyumbang, tapi Resepsionis Onee-san menatap kami berdua dengan
pandangan serius. Aku meluruskan punggungku.
“Iya…?”
“Kami tidak menerima
donasi darah dari orang-orang yang melakukan kontak seksual dalam enam bulan
terakhir ... Uhm, karena kalian berdua begitu dekat ... Aku bertanya-tanya apa
itu akan sia-sia ...”
Telingaku tiba-tiba
terasa panas. Aku menoleh ke samping dan melihat Kouhai-chan di sebelahku.
Dia memiliki ekspresi
yang sama denganku.
“Bu-Bukannya kami
memiliki hubungan seperti itu. Bel…”
Gawat. Aku
hampir mengatakan “belum” karena panik.
“Tidak. kami
bukan sepasang kekasih atau semacamnya.”
Onee-san itu
tersenyum seramah mungkin dan terus mengoleskan garam ke luka.
“Ciuman juga dilarang,
oke?”
“Seperti yang sudah
saya katakan, kami tidak melakukan itu !”
Kouhai-chan menjawab
dengan kekuatan penuh. Kami benar-benar tidak pernah melakukan itu.
“... Kalau begitu,
sepertinya tidak apa-apa. Maaf atas kekasaran saya. Silakan masuk
dari sini.”
Aku tidak berharap
ada seseorang akan melancarkan serangan mendadak di sini.
*****
“Ini pertanyaan hari
ini dariku. Senpai.”
“Apa?”
Kouhai-chan menyentuh
gelang kertas sesuai intruksi Onee-san supaya tidak melepasnya sampai donor
darah selesai. Dia kemudian menatapku.
“Apa kamu merasa takut?”
Dia memiliki wajah
gelisah, tetapi dia memaksa dirinya untuk tersenyum.
Karena ini adalah
pertanyaan hari ini, aku harus menjawab dengan jujur.
“Onee-san tadi
mengatakan kepadaku bahwa jarumnya sangat tebal, jadi aku merasa agak takut.”
Aku tidak tahu bahwa
mereka akan menguji darah kami sebelum donor darah. Mungkin, itu untuk menjaga
kualitas darah untuk transfusi.
Pada saat itu,
perawat memberitahuku ini. "Jarum yang sebenarnya lebih tebal."
“Tapi yah, karena aku sedang
di depan Kouhai-chan. Jadi bukan berarti aku bisa takut.”
“Ahaha, apa maksudnya
itu? Tolong jangan coba-coba terlihat keren.”
Tidak apa-apa, kan?
“Lalu, inilah
pertanyaan hari ini untuk Kouhai-chan.”
“Apa itu?”
“Kau tidak merasa takut?”
“Entah bagaimana, aku
tidak memikirkannya lagi setelah melihat Senpai yang anehnya mencoba terlihat
keren.”
“Begitu ya.”
Itu bagus.
*****
Tidak ada masalah
khusus, dan donor darah berhasil. Berat Kouhai-chan belum cukup standar,
jadi dia menyumbangkan 200 mL.
Ruang donor darah
adalah tempat yang mengundang di mana kami bisa makan permen dan minuman tanpa
batas. Mereka menyuruh kami pulang setelah minum dengan
benar. Mungkin itulah alasan mereka membuat tempat itu sangat
nyaman. Aku tidak tahu sama sekali.
Dan kemudian, aku
bisa memenuhi janjiku dengan Kouhai-chan.
Semuanya berakhir
dengan baik.
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor (97)
Sepertinya Ia takut dengan
jarum tebal.