#Sudut Pandang si Senpai#
“Mulai sekarang, kita
akan memulai upacara penutupan untuk semester kedua tahun ajaran 2017.”
Semua siswa berkumpul
di auditorium ketika wakil ketua OSIS menyatakan ini, dan acara terakhir
sebelum liburan musim dingin dimulai.
Kali ini, sebagai
ketua OSIS, ada tugas khusus di hadapanku. Sangat mudah, menyenangkan dan
nyaman, tapi sekaligus merepotkan karena aku harus bertindak dengan benar.
Pertama-tama, acara upacara
penutupan itu sendiri menyusahkan.
Yang membuatku lebih sedih
lagi adalah aku harus datang ke sekolah pagi-pagi, mendengarkan cerita kepala
sekolah, dan kemudian keluar sebelum tengah hari. Yah, aku merasa bahwa
cerita kepala sekolah itu 50% menarik jadi aku sedikit tidak bosan. Tapi
jika itu akan segera menjadi liburan musim dingin, aku hanya ingin mendapatkan
hari libur sekarang.
Namun, ada sesuatu
yang lebih penting hari ini.
Iya.
Ketika upacara penutupan
selesai, akan ada rapat umum antar siswa. Aku akan memulai rapat umum
antar siswa dan mengubah beberapa peraturan sekolah yang ketinggalan zaman.
Untuk saat ini, aku
sudah selesai membuat peraturan yang diperlukan. Sebagai ketua OSIS, aku
berkeliling ke semua wali kelas saat makan siang dan memuat proposal yang telah
direvisi dipasang di papan pengumuman. Itu adalah pengumuman resmi dengan
stempel ketua OSIS dan stempel wakil ketua OSIS di atasnya. Ini harus diketahui
sekarang. Tapi, tentu saja semua orang tidak tertarik. Ngomong-ngomong,
meski tidak mendapat publisitas yang cukup, bukan berarti aku harus
mengumpulkan suara semua orang untuk merevisi peraturan sekolah, dan itu tidak
relevan untuk meningkatkan kesulitan.
Daripada cemas
tentang apakah pemungutan suara akan berjalan dengan baik atau tidak, aku lebih
gugup bahwa aku akan berbicara di depan semua siswa ketika aku mendengarkan
pidato kepala sekolah.
Karena itu tepat sebelum
liburan musim dingin, beluai memberikan pidato normal tentang bekerja keras selama
satu tahun setelah Tahun Baru. Biasanya, aku akan sangat bosan
sampai-sampai membuatku mengantuk, tapi untungnya aku dapat mengatur isi kepalaku
dengan benar hari ini.
*****
“Ini adalah akhir dari
upacara penutupan untuk semester kedua tahun ajaran 2017. Selanjutnya, ada
pidato dari OSIS, jadi tolong jangan beranjak dari tempat duduk dulu.”
Tunggu, wakil
ketua. Bukannya seharusnya kau mengatakan kalau kami akan mengadakan rapat
umum antar siswa sekarang? Yah, itu yang harus aku katakan.
Ketika aku bangun dari
kursi barisan depan, Idezuka yang entah bagaimana duduk di sebelahku berbisik,
“Lakukan yang terbaik, oke?” Diam. Aku tidak senang mendengarnya
darimu.
Aku bertukar pandang
dengan anggota OSIS yang telah berhubungan dekatku selama beberapa bulan terakhir,
dan kemudian berdiri di podium dan berdiri di depan mikrofon yang digunakan
oleh wakil presiden sebelumnya.
Mataku bertemu dengan
Kouhai-chan yang duduk di barisan depan Kelas Satu. Nama keluargamu
dimulai dengan “Yo”, ‘kan? Duduk saja di belakang. Mengapa kau malah duduk
di depan ...
Sepertinya dia
menyadari tatapanku, ketika dia mencoba menggerakkan mulutnya, mencoba
mengatakan sesuatu kepadaku. Hm?
「Laku」 「yang」 「baik」?
Ahh, “lakukan yang terbaik”?
Saat aku mengerti
pesannya, Kouhai-chan memberiku kedipan mata. Lucunya, tapi aku akan
mengabaikannya. Aku masih punya tugas. Meski aku berkonsentrasi penuh
sekarang, apa yang dia lakukan?
“Selamat siang
semuanya.”
Benar saja, suaraku
bergetar. Aku berdehem untuk menenangkan diriku. Di sisi lain,
sepertinya semua orang tidak tertarik dan aku tidak menarik perhatian, tapi aku
tidak terbiasa berbicara di depan banyak orang ini.
“Saya Iguchi, ketua OSIS
tahun ini. Saya tahu ada banyak dari kalian yang ingin pulang lebih cepat, tapi
tolong beri saya sedikit waktu. Baiklah kalau begitu…”
Di sini, aku membuat
jeda sekali, dan kemudian menyatakan.
“Mulai sekarang, kami
akan mengadakan rapat umum para siswa. Meski agenda telah diposting,
proposal untuk 『Revisi Peraturan Sekolah』 dibuat oleh saya,
ketua OSIS. Saya akan memberikan gambarannya.”
Pertama-tama, revisi
itu sendiri adalah keegoisanku, jadi aku katakan aku akan menjelaskannya, tapi
sekretarislah yang melakukannya. Tampaknya dia tidak akan menyerahkan
tugasnya. Tapi kupikir itu adalah obsesi aneh.
“Pertama-tama, tentang
Pasal 71 ...”
Ketika aku
mendengarnya, aku merasa lebih baik baginya untuk membacanya daripada aku.
“Alasan revisinya ialah
...”
Dia tidak menggigit
lidahnya, dan aku bisa melihat bahwa dia telah menyiapkan naskah dengan
benar. Terima kasih banyak.
“Akhirnya, Pasal 51.
Peraturam ini tidak memungkinkan siswa untuk memiliki hubungan dengan lawan
jenis, tapi dari sudut pandang menghormati keragaman nilai-nilai seksual dan
hak untuk menentukan nasib sendiri, aturan ini tidak sesuai dengan zaman
kita. Ada beberapa pendapat di dalam OSIS, sehingga draf yang direvisi
memutuskan untuk menghapus Pasal 51.”
Yup, yup.
Itu adalah rencana
yang sudah ditetapkan dengan koreksi dari wakil kepala sekolah dan anggota OSIS. Seharusnya
tidak ada masalah dalam isinya.
Dengan kata lain,
sejak awal, hanya perlu mengubah Pasal 51 saja karena itulah yang aku janjikan
dengan Kouhai-chan. Entah bagaimana, aku melakukan yang terbaik dan
bekerja keras untuk kouhai masa depanku juga.
“Kami akan menerima
pertanyaan sebelum beralih ke pemungutan suara. Jika ada yang memiliki pertanyaan,
silakan angkat tangan.”
Yah, tidak akan ada
orang yang mengajukan pertanyaan di depan semua siswa. Bahkan jika memang
ada, tidak diputuskan kalau aku yang bakal menjawabnya.
Apa jelas aku
memikirkan itu? Berlawanan dengan suasana santai, seseorang yang duduk di
kursi depan auditorium mengangkat tangan.
“Iya.”
Itu adalah suara yang
sering aku dengar setiap pagi. Orang yang mengangkat tangan tentu saja,
Kouhai-chan.
* Sudut Pandang si Kouhai *
Aku berdiri dari
tempat duduk dan menerima mikrofon dari anggota OSIS.
“Uhm, Ketua OSIS, saya
punya pertanyaan.”
Aku pernah mengatakan
kepadanya kalau aku akan membantunya. Namun pada akhirnya, Ia sama sekali
tidak berbagi pekerjaan denganku.
Ah, tapi menyenangkan
mengitari ruang kelas dan menempelkan lembaran selama istirahat makan siang.
Tapi, aku harus
membalas dendam padamu, Senpai.
“Menggunakan
kesempatan ini, saya ingin mengajukan pertanyaan hari ini.”
Saat aku mengatakan
'pertanyaan hari ini', Senpai mengerutkan kening dan menyambar mikrofon dari
orang yang duduk di sebelahnya.
“Iya.”
Fufufu, Ia memasang
tampang yang aneh. Ia pasti berpikir bahwa Ia dalam masalah besar, bukan?
Aku sudah mengatakan
kalau ini “pertanyaan hari ini”. Dia harus menjawab pertanyaanku.
“Senpai, apa anda
memiliki seseorang yang anda sukai?”
Semua orang di
sekitar kita mengeluh tentang pidato yang akan segera selesai dan tidak
mendengarkan kita. Besok, liburan musim dingin akan dimulai. Seharusnya
tidak apa-apa bagiku untuk menanyakan hal ini, bukan?
Benar ‘kan, Senpai?
“Iya.”
Sepertinya Senpai
memiliki pemikiran yang sama denganku. Tanpa ragu, Ia menjawab pertanyaanku
dengan lancar.
Yah, aku bertanya
dengan serius juga, sih.
Tapi salah satu
anggota OSIS yang berdiri di depan memandangi Senpai dengan mata
melebar. Haa. Seperti yang sudah kuduga, ini sangat memalukan.
“Saya
mengerti. Terima kasih banyak.”
Telinga Senpai
sedikit merah, mungkin karena malu. Sambil berpikir bahwa Ia agak imut,
aku segera duduk di kursiku.
❀❀❀❀
Setelah itu,
mayoritas orang menyetujui revisi. Sekolah ini akan menyetujui peraturan
baru begitu diterapkan
Cuma tiga bulan
kemudian ... Itu lebih pendek dari yang aku harapkan.
Saat aku membenamkan
diri dalam emosi seperti itu, smartphone-ku bergetar, menandakan bahwa aku
menerima pesan.
Iguchi Keita : Kauuuuuuuuuuuuu
Iguchi Keita : Aku tidak akan
memaafkanmu
Nah, ayo pikirkan
tentang bagaimana membalas LINE-nya terlebih dahulu.
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor (96)
Ia berhasil menepati
janjinya, bahkan jika itu sulit dicapai.
Agresif
BalasHapusMantap sekalii kouhai-chan
BalasHapus