Otonari no Tenshi-sama Chapter 236 Bahasa Indonesia

 

Chapter 236

 

Saat Mahiru dan Shihoko kembali,  Shuuto kembali normal, dan tidak mengelus-elus kepala Amane seperti sebelumnya.

Itu adalah hal yang bagus, karena akan gawat jika Ia terus memperlakukan Amane seperti anak kecil di hadapan Mahiru, meski Amane sendiri sedikit enggan.

Amane tetap diam karena ingin terlihat sebagai sosok yang bisa diandalkan untuk Mahiru, dan mencoba yang terbaik untuk bersikap tenang saat Ia menyambut kembali keduanya.

“Selamat datang kembali. Selesai berbelanja dan mengobrol?”

“Tentu saja. Bukankah begitu, Mahiru-chan? ”

“... Y-ya.”

Shihoko tersenyum ceria, sementara Mahiru tampak gelisah. Kemungkinan besar karena Shihoko mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Namun, bukan itu masalahnya, jadi Amane bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa saat Ia menerima apa yang dibeli.

Amane mengalihkan pandangannya ke arah Mahiru, dan dia tersipu, yang mengubah keraguannya menjadi keyakinan, bahwa Shihoko pasti mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Ia lalu menatap Ibunya dengan tercengang, dan dia dengan tenang tersenyum, terlihat berhasil, memberinya dorongan untuk segera menanyakan apa yang mereka bicarakan.

“… Tolong jangan ajari dia hal-hal aneh, bu.”

“Apa? tentu saja tidak. Aku hanya memberikan beberapa saran kepada Mahiru-chan tentang beberapa hal penting untuk dipelajari dalam tinggal bersama.”

“Ibu tidak sedang membicarakan hal-hal yang akan kita pelajari secara perlahan, ‘kan?”

“Itu bukan sesuatu yang bisa diajarkan cowok. Baiklah, Kamu harus belajar dari kebijaksanaan pandahulumu, benar?”

“... Boleh aku bertanya pada Mahiru tentang apa yang ibu bicarakan?”

“Tentu saja, kamu akan mengerti nanti. Akan memalukan jika seorang cowok terlalu memaksa.”

Amane hanya bisa diam saja.

Karena Mahiru tidak mau berbicara, Ia mengerti bahwa itu adalah sesuatu yang rumit diantara para wanita, dan tidak boleh memaksakan masalah tersebut.

Namun, Amane tidak bisa sepenuhnya mempercayai Shihoko, mengingat tindakannya sebelumnya sampai saat ini. Ia harus mengingat hal ini, meskipun Ia mungkin tidak bisa bertanya.

Amane menatap Ibunya yang berseri-seri dengan dingin, dan membawa tas berisi bahan-bahan segar ke dapur.

Ada cukup bahan untuk porsi empat orang, dua kali lipat porsi biasanya, dan dia merasa geli karena beberapa alasan.

“... Apa kamu penasaran, Amane-kun?”

Mahiru sedang mencuci tangannya, dan bertanya, jadi Amane mengangkat bahu dengan santai.

“Tentu saja, tapi aku sudah mengobrol cukup banyak dengan ayah, dan aku tidak berniat untuk mengatakan apapun tentang itu. Jadi kita impas.”

“Eh, ap-apa yang kamu bicarakan?”

“Itu sih rahasia.”

Amane tersenyum nakal seperti yang biasa dilakukan Mahiru, dan meletakkan sayuran di bagiannya. Mahiru panik dan memukul punggungnya, membuatnya tertawa terbahak-bahak.

 

“... Tapi aku tidak akan ikut campur dengan apapun yang ingin kau berikan pada Mahiru-chan.”

 

Shuuto mengatakan hal itu setelah mengacak-acak rambut Amane.

Tentu saja, Amane tidak berniat untuk terlalu bergantung pada orang tuanya, dan ingin bekerja untuk mendapatkan uang. Pada saat yang sama, Ia tidak bisa membiarkan nilainya turun, jadi Ia harus bekerja lebih keras untuk mempertahankannya.

… Sepertinya aku harus bertanya pada Kido.

Kido memang mengajaknya untuk melakukan pekerjaan sambilan, dan meski ada kemungkinan kalau itu cuma candaannya daong, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Amane bukanlah orang yang terbiasa melayani pelanggan, tapi ini berarti Ia bisa mendapatkan lebih banyak pengalaman sosial.

Sepertinya banyak yang harus aku kerjakan , Amane mengangguk. Mahiru menatapnya dengan gelisah.

Itu rahasia, jadi Amane menekankan sambil tersenyum, dan dengan senang hati menyelesaikan tugas menaruh sayuran di dalam kulkas.


Sebelumnya | Selanjutnya

close

10 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Jadi habis lulus langsung mau kawin kah? Wah parah

    BalasHapus
  2. Bukannya itu masih normal, yg parah tuh masih sekolah SMA tapi malah udah kawin

    BalasHapus
  3. Ya wajar sih wajar,tapi apa ga terlalu cepat, "kehidupan setelah menikah" harus dipikirin juga gan,minimal dia udah punya penghasilan tetap dan cukup baru lamar mahiru, jangan asal kawin mentang mentang umur dah mencukupi.kalo ane sih punya prinsip "urus dompetmu,baru istrimu",tapi ya karena ini cuman light novel,yaudahla jalanin aja

    BalasHapus
  4. Hmm menarik, tapi apa mereka gak milih untuk kuliah dulu?, Kan mereka termasuk orang pinter.

    BalasHapus
  5. Gara" LN disini gw jadi gak ada waktu buat liat anime yang airing di season ini anjir lah👨‍🦽

    BalasHapus
  6. Kan pas sudah nikah masih bisa kuliah

    BalasHapus
  7. Masih mending setelah lulus SMA, temen sekelas gw saat di MI,gk lulus MI(madrasah) langsung kawin saat gw SMP kls 1. Wkwkwkw

    BalasHapus
  8. Serius anjir, wah...bisa bisanya

    BalasHapus
  9. Waduh, udah membesar duluan perutnya?

    BalasHapus
  10. Gk tau juga sih alasan nikahnya, mungkin aja. Soal nya dari kls 1 orang nya pendiem dan gk mau bersosialisasi dengan yg lain. Sekarang gak tau kabar nya gimna

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama