Memori 3 -
Senpai dan Iku-chan serta Diriku
Sudut Pandang Ikunohara Mamika
Pertama kalinya aku — Ikunohara Mimika — bertemu dengan Nano
ialah saat pertunjukkan konser di dalam sebuah gedung publik. Dan di sana ada aku
yang semakin bersemangat tentang konser live band indie yang sedang naik daun,
serta setengah senang, setengah sedih bahwa aku berubah menjadi penggemar
mereka. Tapi, alasan terbesarnya mungkin aku sedang kesal melihat beberapa
bajingan yang mencoba merayu seorang gadis.
“—Hei, hentikan itu.”
Sebelum aku menyadarinya, aku
memanggil mereka. Pihak lain beranggotakan dua pria, jelas lebih tua dariku.
Meski bohong rasanya jika aku bilang tidak takut, gadis yang tengah dirayu itu
lebih muda dariku, jadi perasaan marah dan jengkel jauh lebih besar daripada
rasa takut.
“Jika kamu tidak dengar, cepat
pergi dari sini, dasar sampah.”
Mendengar kata-kataku, salah
satu dari mereka bingung, dan pria yang lainnya menjadi sangat marah.
“Kau bilang apa?!”
Tepat ketika pria itu ingin
meraihku, gadis yang dirayu sesaat yang lalu tiba-tiba menempel padaku.
“... ?! Huh….apa??”
Benar-benar tertegun karena
pergantian peristiwa yang tiba-tiba ini, aku dan kedua pria itu memandangi
gadis itu dengan kebingungan, ketika lagu band berikutnya mulai diputar. Meskip
kami berhasil melepaskan diri dari keduanya dengan menari bersama orang lain,
gadis ramping dan rapuh itu masih menempel padaku seperti sebelumnya.
“Hei ... Hei!”
Tepat ketika aku ingin menarik
diri, merasa jengkel, gadis itu tertawa terbahak-bahak.
“Ahahahaha! tadi bagus sekali!
Aduh perutku, itu sakit!”
“……Hah?”
“Reaksimu sangat lucu tadi,
bengong kayak gitu.”
“…Lucu…?”
“Ah maaf. Sebagai permulaan,
terima kasih karena sudah membantuku!” Dia sekali lagi datang menempel padaku.
Setelah konser berakhir, dia
dirayu oleh coeok sekali lagi, dan akhirnya menempel padaku lagi. Kedua kalinya,
aku terbiasa, dan reaksi bingung para lelaki itu sebenarnya cukup menyenangkan
untuk ditonton, jadi ketika aku mengatakan “Itu benar-benar lucu”, gadis itu
membalas dengan energik 'Iya,’kan ?!' saat dia tersenyum. Melihatnya tertawa
terbahak-bahak tanpa alasan yang jelas membuatku mulai tertawa sendiri.
Setelah itu, kami berdua
memutuskan untuk pergi ke karaoke sebagai semacam pesta untuk diri kami
sendiri, dan setelah berbicara sedikit tentang kesukaan kami pada band, kami
menemukan bahwa kami berdua cukup mirip.
Aku cukup yakin aku berbicara
banyak yang setara dengan sepanjang
hidupku sejauh ini dalam satu malam itu. Kalau dipikir-pikir lagi, aku pasti
sudah membicarakan banyak hal, dan membuat kekacauan besar. Mungkin rasanya
terdengar aneh, tapi aku benar-benar payah dalam berbicara. Aku jarang
berbicara dengan teman-temanku ... yang mana dari awal memang tidak punya,
haha.
Namun, dia selalu tersenyum,
selalu menunjukkan minat pada apa pun yang aku bicarakan. Dan itu membuatku suka
padanya — Nano, atau nama lengkapnya, Koori Nano. Dia adalah teman pertamaku.
Sebagai monster komunikatif yang
gila sekaligus lucu ... dan sebenarnya orang yang cukup aneh, dia kadang-kadang
sulit untuk dipahami. Meski dia murid dari SMA prefektur lain, jaraknya tidak terlalu
jauh, sehingga kami sering kali bertemu sepulang sekolah.
Karena cowok-cering sering
merayu kami, atau lebih tepatnya dia, setiap kali kami berjalan-jalan di kota,
kami terpaksa menyewa ruangan di tempat karaoke terdekat, pergi ke konser
bersama, makan di restoran keluarga terdekat, atau tidur bersama di rumah ...
dan setiap kali bersama dia, aku selalu bersenang-senang. Tentu saja, aku pikir
Nano juga merasakan hal yang sama.
Itu sebabnya, ketika kami bertemu
lagi setelah sebulan tidak bertemu, dan aku mendengar informasi yang dia
berikan kepadaku, aku meragukan telingaku.
“…Hah?”
“Sekarang, ay pergi ke karaoke
~ aku merasa Echo Kecil lebih dari KaraYashiki hari ini ~”
“Tidak, tunggu sebentar, Nano.”
“Ehhh? Enggak mau ~ JK di masa
muda tidak bisa membuang-buang waktu yang berharga ~” (TN: Jika ada yg lupa apa itu JK, itu singkatan
jari Joshikousei yang artinya cewek SMA)
“Aku bilang tunggu!” Aku meraih
bahunya, terkejut dan mengingatkan betapa langsingnya mereka.
“Iku-chan ...”
“Ah…”
Apa aku memegangnya terlalu
kuat? Tapi, sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, Nano mulai tertawa.
“Suaramu kencang sekali. Apa
ini, pertengkaran sepasang kekasih?”
Terima kasih Tuhan, ini masih
Nano yang sama seperti bia — Tunggu, intinya bukan itu!
“Jangan bercanda seperti itu! kamu
tadi bilang apa?!”
“Eh? Kalau suaramu kencang? ”
“Tidak! Maksudku, aku tahu
kalau suaraku kencang ... ”
“Iya, ‘kan? Lihat, mereka semua
sedang menonton.”
“Eh, ngga mungkin ...”
“Pfft! Iku-chan yang ketakutan
sangat meggemaskan! Kamu selalu terlihat keren saat mengusir cowok yang mencoba
merayuku, tapi kamu akan segera ditaklukan jika seseorang serius denganmu ...
Perbedaan sikapmu itu memang moe
banget! ”
“... B-Berhenti menggodaku!”
Ini ... seperti yang aku
pikirkan, kan? Dia berusaha menyembunyikannya, ‘kan ...? Jika begitu, aku tahu
cara menanganinya.
Aku berdiri di depan Nano,
mengambil napas dalam-dalam.
“Aku sedang serius, Nano. Apa
alasanmu menjadi sangat sibuk selama sebulan terakhir?”
Dengan ini, dia tidak akan bisa
menghindarinya, kan? Nano pasti telah menangkap niatku juga, ketika dia
berhenti tertawa, memikirkan sesuatu ... lalu berbicara dengan malu-malu.
“Karena ... aku sudah punya
pacar?”
“………”
“Hei, Iku-chan! Jangan abaikan
aku!”
Meskipun dia menertawakannya
sebagai lelucon, wajahnya jelas-jelas terlihat merah. Dia jelas sangat tersipu.
Aku tidak mempercayainya, Nano yang itu ...
“Punya pacar…?”
“Ahh, ya ... aku punya pacar
... ..hehe ~”
“……”
“Pffft, ahahahaha, wajah macam
apa itu? Iku-chan, kamu terlihat sangat lucu! ”
Melihat Nano bereaksi seperti
biasanya, aku terpaksa menerima kenyataan ini di depanku. Nano menjadi pacar
seseorang ...
“......... Begitu ya... jadi
kamu sedang jatuh cinta ya...”
“Cinta?! Ahh, yah ... kurasa
itulah intinya ...”
“.....? Reaksi macam apa itu?”
“Yah, aku memang jatuh cinta,
tapi rasanya agak rumit ... Fiuh, membicarakan ini dengan Iku-chan pasti terasa
lega ~”
Karena Nano terlihat imut
bahkan untukku, anggota dari jenis kelamin yang sama, tidak diragukan lagi dia bisa
dengan mudah memenangkan hati cowok. Tidak dirayu saat kami berjalan-jalan di
kota adalah kejadian langka, dan selalu ada banyak cowok yang mengawasinya.
Bahkan sebenarnya, lebih membingungkan karena dia belum punya pacar sampai
sekarang ... Hah, membingungkan?
“Oh iya. Bukannya kamu pernah
bilang kalau kamu tidak membutuhkan pacar, Nano? Itu sebabnya kamu ingin
melakukan hal-hal lain sebagai gantinya.”
“... Aku mungkin pernah
mengatakan itu, ya.”
“Apa kamu berubah pikiran?:
“Yah ... kupikir itu takkan
pernah terjadi ... sesuatu seperti itu?”
“Aku tidak mengerti sama sekali
...”
“Yah, masalahnya ...
menjelaskannya mungkin agak sulit, Mimika-senpai.”
“Hei, jangan panggil aku dengan
namaku seperti itu.”
Itu mutlak tidak boleh, jadi aku
langsung mengatakan kepadanya.
“Ehehehe, maaf maaf.” Nano
terkikik, tapi itu pasti disengaja.
Lebih dari itu — dia berusaha
menutupi sesuatu?
“Nano, apa kamu benar baik-baik
saja?”
“Hm? Apa maksudmu?”
“Pacarmu itu. Kamu tiba-tiba
mulai berpacaran dengan cowok ini ... sudah berapa lama kamu mengenalnya?”
“Sudah dua tahun ~ Yah, meski
Ia koma selama dua tahun, sih.”
“Koma selama dua tahun ?!”
“Ya. Dan, Ia baru saja bangun,
dan langsung menembakku begitu membuka matanya. Karena terlalu lucu, jadi aku memutuskan
untuk menerima menjadi pacarnya.”
“Hah?!?!?!”
“Ahahaha, reaksimu terlalu
hebat, Iku-chan! Perutku jadi sakit!”
“Kita sedang berbicara tentang
kamu, ‘kan ?!”
“Tidak apa-apa kok, jangan
khawatir ~ Aku sudah memikirkannya matang-matang ... Yah, mungkin tidak
sebanyak itu, tapi itu bagus. Meski teman-teman di sekolah mengatakan hal yang
sama seperti yang baru saja kamu lakukan, ehe ~ ”
Mau tak mau aku merasa cemas
sekarang, tahu ?!
“………”
Nano mungkin sering bercanda
tentang banyak hal, tapi dia bukan idiot. Dia takkan bertindak gegabah atau
melakukan sesuatu yang bodoh. Aku menyadari hal tersebut selama habiskan banyak
waktu bersamanya. Aku benar-benar memahami itu, tapi ... Cinta itu buta,
seperti kata pepatah.
“Sejujurnya, menjelaskan semua
ini, dan tentang Senpai, cukup sulit. Ada banyak hal yang juga tidak bisa
kukatakan padamu. Aku yakin kamu akan bisa melihat sendiri Senpai itu cowok
seperti apa begitu kamu bertemu dengannya, tapi ... ”
“-Itu dia. Biarkan aku bertemu
pacarmu.”
“Hah?! Serius ?! Tapi,
Iku-chan, kamu—”
“Tidak masalah.”
Ya, tidak masalah sama sekali.
Yang penting sekarang, aku harus melihat cowok macam apa pacar Nano.
“Aku akan melihat apakah cowok
itu layak untukmu!”
TTTTT
*Sudut
Pandang Nano Koori*
“—Dan karena itu, temanku
bilang dia ingin bertemu denganmu, Senpai ...”
Ketika membicarakan Iku-chan
dalam perjalanan ke sekolah, Senpai menjadi diam, sepertinya Ia memikirkan
sesuatu. Melihatnya seperti itu, aku sudah menerima kenyataan bahwa Ia tidak
mau, tetapi aku terkejut—
“Dia ... satu tahun lebih tua
darimu, kan?”
“Yup yup. Satu tahun lebih muda
dari Senpai ... Tapi kurasa dia kakak kelas darimu?”
“Sungguh situasi rumit dan
runyam ... Bagaimana aku harus mengatasinya ...”
“………… Um ... Senpai, kamu
berpikir lama-lama karena kamu kebingungan bagaimana cara memanggil Iku-chan?”
“Ya.”
Menyaksikan Senpai mengangguk
dengan serius membuatku mencapai batasku.
“Pfft ... it-itu ... itu
sebabnya kamu begitu tenggelam dalam pemikiranmu ...?”
Senpai memiringkan kepalanya
dengan bingung karena aku mendadak tertawa.
“Biasanya aku takkan terlalu
memikirkannya, tapi Ikunohara Mimika ini sedikit berbeda dari teman sekelas
kita ... dan, bukannya dia seseorang yang spesial untukmu, Koori?”
“Eh ...yah, kurasa?”
Apa aku pernah memberitahu
Senpai bahwa aku dan Iku-chan sudah cukup dekat? Kurasa belum...? Tapi, Senpai
terus melanjutkan.
“Kalau begitu, aku harus
memberikan penghormatan yang pantas padanya. Aku tidak bisa mempermalukanmu
dengan cara apapun.”
“—!”
... Senpai benar-benar ... ahh,
menangis dengan keras ...
“Atau begitulah yang ingin
kukatakan, tapi aku tidak punya banyak kepercayaan diri. Maaf.”
Tepat ketika aku mulai
emosional, pemandangan Senpai yang sedih terlalu imut, membuatku hampir
menyeringai.
“Kamu bisa bertingkah seperti
biasanya, Senpai. Memanggilnya 'Ikunohara-senpai' sementara aku memanggilnya
Iku-chan akan terlalu lucu, tapi aneh. ”
“Kau …. pikir begitu?”
“Iya. Jadilah dirimu sendiri.
Itu baik untukku. Begitulah caraku menyukainya.”
Meskipun aku tidak tahu mengapa
aku mengatakan bagian terakhir itu, aku ragu Senpai mendengarnya, melihat bahwa
aku mulai berbisik menjelang bagian akhir.
“—Namun, aku akan memberitahu
Iku-chan oke kalau begitu! Bahwa kita bisa segera bertemu ~ ” Saat aku
mengatakannya dengan suara keras, Senpai mengangguk.
“Ya, mari kita bertemu dengannya
hari ini sepulang sekolah.”
“Secepat itut?!”
Aku membalas sambil tertawa, tapi
masih memutuskan untuk mengirimi pesan pada Iku-chan dengan isi 'Hari ini sepulang sekolah, kita akan
bertemu ~,' lalu dibalas ‘Baiklah’
darinya. Aku balas, 'Cepat sekali ?!'
sekali lagi.
... Mungkin Senpai dan Iku-chan
sebenarnya cocok?
uuuu
Sudut Pandang Ikunohara Mamika
“Hari
ini sepulang sekolah, kita akan bertemu ~”
'Baiklah'
Segalanya berjalan lancar. Tapi,
setelah sampai di tempat stasiun kereta api sedikit lebih cepat daripada yang
kita sepakati, aku mendapati diriku menyesali banyak hal, ketika aku menunggu
Nano.
—Aku akan melihat apakah cowok
itu layak untukmu!
“Pasti itu keterlaluan ya ...”
Ini kebiasaan burukku. Setiap
kali aku terlalu gelisah dengan sesuatu, aku cenderung mengatakan sesuatu yang
keterlaluan. Contoh terbaik untuk itu adalah kembali ketika aku bertemu Nano untuk
pertama kalinya, saat dia dirayu. Aku yang normal tidak akan pernah mengatakan
hal seperti itu, aku juga tidak akan bisa melakukannya.
Sebagian besar cowok yang
mencoba merayu Nano di kota bisa mengabaikannya, dan dengan sedikit saja,
mereka akan meninggalkan kami sendirian. Jika tidak, aku takkan bisa
menyingkirkan mereka sendiri. Hanya saja, jika bersama dengan Nano, aku
memiliki keinginan untuk melindunginya. Itu sebabnya aku harus melihat langsung
pacarnya ini untuk diriku sendiri – Itulah pikirku, tapi perasaanku menjadi
terguncang selarut ini ke dalam permainan. Lagipula-
“Aku benar-benar buruk dengan
cowok...”
“Apa benar begitu?”
“—Woaheh ?!”
Seorang cowok yang muncul di
hadapanku membuatku takut setengah mati, lalu Nano muncul tepat di belakangnya.
“Ah.”
“Ohhh? Iku-chan, apa yang aku
lihat di sini? Kamu mau merayu pacarku? Bercanda ~! ” Nano mengucapkan lelucon
dengan gelak tawanya yang khas.
Aku tidak bisa membalasnya sama
sekali. Lagipula-
“A-Apa kamu ... barusan mendengarku
...?”
“Jika kau mengacu pada
pernyataan 'Buruk dengan cowok', maka ya, aku mendengarnya.”
“…! …!”
“Jika pernyataanmu benar, itu
akan membuat situasi ini sangat canggung.” Cowok itu — ujar pacar Nano, ketika
Ia mundur satu langkah menjauh dariku.
... Wajahnya sedikit lebih
baik. Tubuhnya sepertinya agak terlatih, tapi diberi tahu bahwa Ia adalah pacar
Nano, aku tidak bisa menahan perasaan bahwa ada yang salah. Maksudku, cowok itu
memang mengenakan seragam sekolahnya.
“... Senpai, Senpai. Itulah tepatnya
yang aku maksud ~ ”
“…Maksud?”
“Hmpf, tidak apa-apa. Lagipula Iku-chan
... Tunggu, Iku-chan melongo?! Ahahaha!”
Tawa Nano akhirnya
menyadarkanku kembali ke akal sehatku ... Sial, aku harus membuatnya sadar
bahwa akulah yang menilai di sini.
“Ku-Kuhum ... Memang benar aku
agak buruk dalam berurusan dengan cowok, tapi itu karena aku selalu masuk ke
sekolah khusus perempuan sejak SMP hingga sekarang ... Aku bisa melindungi Nano
ketika dia dirayu terus, jadi jangan memandang rendah aku, oke ?! ”
“Di ... rayu ...”
Eh? Kenapa Ia mengeluarkan
smartphone-nya? Apa Ia mencari kata 'dirayu' atau sejenisnya?
“Senpai, maksudnya seorang
cewek diajak untuk bermain dengan cowok yang tidak dikenal.”
“Ahhh ... jadi itu sesuatu
seperti Fishgal ... selama festival ...”
“Fish…? Ahh, tapi itu memang sering
terjadi di festival jadi mungkin sedikit mirip. ”
“Sering? Aku pikir upacara itu
hanya terjadi sekali ... “
“Upacara?! Pfft, oke ya, kita
pasti berbicara tentang sesuatu yang lain ...”
“Bagaimanapun juga, izinkan aku
berterima kasih karena telah melindungi Koori. Aku menghargainya.”
“Eh? A-Ah ... Yah ...”
Apa-apaan dengan orang ini ...?
Mundur selangkah setelah mendengar tentang rasa takutku terhadap cowok, dan
sekarang malah berterima kasih kepadaku, Ia jelas-jelas bukan orang jahat, tapi
... Tidak, aku belum bisa mengatakan dengan pasti. Keputusan Nano mungkin telah
dipengaruhi oleh sesuatu, jadi sekarang setelah sampai pada titik ini, aku
harus mengujinya sendiri.
“Hei, Iku-chan, Senpai. Ada
banyak orang di sekitar sini, jadi bagaimana kalau kita masuk ke toko terdekat?”
“Ya…..kamu benar…”
“Baiklah, ayo ke Starpa*!
—Tidak ada yang menentangnya? Sempurna!” (TN : Parodi untuk Sturbuck)
“Aku bahkan tidak bisa
mengatakan apa-apa ...” Bukannya aku keberatan, sih ...
Nano mulai berjalan, jadi aku
mengikutinya. Pacar Nano dan aku secara kebetulan berjalan berdampingan, jadi
aku praktis dipaksa untuk menembus keheningan yang canggung.
“Jadi ... um ... Watase, kan?”
“Aku lebih terbiasa dipanggil
Kairi, tapi panggil saja sesukamu, Ikunohara Mimika.”
Nama lengkap, ya ...
“... Tidak perlu memanggil
dengan nama lengkap.”
“Begitu ya. Lalu — Mimika.”
“Hah?!” Aku meragukan telingaku
... Bisakah kamu menyalahkanku?
“…Apa ada yang salah?”
“Eh, apa yang terjadi, Iku-chan
~”
“Bu-Bukan apa-apa!”
“Yah, Mimika tiba-tiba menjerit
seperti itu.”
““Hah?!?!””
Kali ini, reaksiku tumpang
tindih dengan jeritan Nano. Co-Cowok ini, memanggilku dengan nama panggilanku
... pada pertemuan pertama kami ... di depan pacarnya sendiri...!
“Senpai!!”
“...? Maaf, tapi kenapa kau terlihat
panik seperti itu, Koori? ”
“Eh ... Ma-Maksudku, aku tidak
panik sama sekali, kok?! Hanya saja…”
“Ja-Jangan panggil aku seperti
itu !!”
Meskipun aku merasa tidak enak
karena menyela mereka di tengah pembicaraan, aku tidak bisa membiarkan itu
berlalu.
“Aku tidak ... terlalu suka
namaku.”
“Benarkah? Aku pikir itu nama
yang bagus. “
“…!”
Co-Cowok ini ... di hadapan
Nano, dengan lancarnya ...!
“Di [Mektray], Mimika berarti—”
“Hah? Mektray?”
“... Tidak, bukan apa-apa.
Tolong lupakan itu.”
“Po-Pokoknya, jangan panggil
aku seperti itu lagi, oke ?!”
“It-Itu benar! Mengapa Senpai
tiba-tiba memanggilnya dengan nama panggilannya? Kamu bahkan tidak memanggil
namaku ...”
“Aku pikir begitu supaya tidak
membingungkan karena Koori memanggilmu dengan nama keluargamu ...”
“Nano memanggilku Iku-chan!”
“Benar, benar!”
“Begitu rupanya ... aku
mengerti. Aku akan memanggilmu 'Iku-chan'
juga, kalau begitu.”
“Kenapa malah berakhir seperti
itu ?!”
“Mengapa jadi berakhir seperti
itu ?!”
Nano dan aku berteriak pada
saat yang bersamaan, dia tertawa terbahak-bahak ... Apa ini benar-benar waktu yang
tepat untuk ketawa?!
“Maaf, ini bukan waktunya untuk
mulai tertawa ... Aku pikir hanya memanggil dengan nama keluarganya saja tidak
ada masalah!”
“Begitu ya. Lalu, aku akan
memanggilmu Ikunohara.”
“... Y-Ya.”
Cowok ini langsung menerimanya
setelah Nano memberikan ide ...? Meski dari sikapnya itu membuatnya tampak
seperti pacar yang baik, semua tingkahnya yang terjadi sejauh ini tidak
mencerminkan begitu. Kurasa aku harus mengawasinya sedikit lebih dekat ...
Kami bertiga tiba di Starpa
terdekat, untungnya kami menemukan tempat dengan tiga kursi terbuka, dan memesan.
Nano memutuskan memesan menu spesial terbaru, sedangkan Watase dan aku memesan
kopi biasa.
“Ahhh, Starpa benar-benar yang
terbaik ... Barang baru mereka selalu sangat enak ~”
“Aku lebih terkejut bagaimana
kamu bisa minum sesuatu yang manis seperti itu ...”
“Tidak, tidak, kamu perlu meminumnya
sedikit, dan kamu pasti akan mengerti, Iku-chan ~ Ini.”
“Enggak mau.”
“Eh, jangan begitu dong ~”
“... Kamu sangat ingin melihat
ekspresi masam di wajahku?”
“Ah, ketahuan?”
“Kubunuh kamu…”
“Ahahaha! Maksudku, wajahmu
benar-benar imut, Iku-chan ~”
“Zip iz ... Bukannya kamu sering
mengeluh tentang mengambil terlalu banyak kalori baru-baru ini?”
“Ahh, itu. Yah, apa boleh buat,
Starpa terlalu hebat ... Tapi aku ingin menekan mereka sebanyak mungkin. ”
“Aku benar-benar tidak
menghargai itu.”
“Hah? Ahh, kamu punya masalah
bertambahnya berat badan, ya. Apa maksudnya itu? Kamu mau berkelahi denganku,
Iku-chan?”
“Hah? Aku tidak ingin mendengar
itu darimu. Memang benar kalau tubuhku tidak mengizinkanku, tapi itu karena aku
tidak meminum hal-hal semacam ini, dan aku cukup yakin semua lemak itu hanya
akan menuju ke —” Di sana, aku baru ingat.
Betul. Bukan hanya ada aku dan
Nano sekarang. Dengan panik, aku memandangi pacar Nano, yang duduk di
sebelahnya. Watase menangkap tatapanku, dan berbicara.
“Aku ragu kamu harus
mengkhawatirkan kenaikan berat badan yang berlebihan. Dari sudut pandangku, Kau
dan Koori jauh lebih ramping dari standar. ”
“Ehehehe ~ Senpai memang hebat!
Puji aku lagi, ayo!”
“Aku tidak tahu apa ini disebut
pujian, tapi ... Selama tidak ada masalah kesehatan, tidak peduli bagaimana
penampilan luarmu berubah, itu tidak masalah. Aku menyukaimu apa adanya, Koori.
”
“Mmm — Uhuk, Uhuk!”
Di tengah-tengah menyesap
frappuccino-nya, Nano mulai terbatuk ... Yah, aku tidak bisa menyalahkannya
untuk itu ...
“Apa kau baik-baik saja,
Koori?”
"”.. Aku jelas ... tidak
... Uhuk ...”
“...!Kalau begitu, kita harus
bergegas dan—”
“Ah, tunggu, aku baik-baik
saja, oke! Karena itu, jangan lakukan apa pun!”
“Jangan lakukan apa pun ...?”
Bukankah itu terlalu berlebihan?
Melihat reaksiku, Nano membuka matanya lebar-lebar, dan bergumam.
“Ugh ... Y-Yah, Senpai
cenderung terlalu berlebihan ... Seperti membawaku ke rumah sakit segera.”
“Rumah Sakit? Aku tidak bisa
mempercayai rumah sakit di dunia ini.”
“Ahh, Senpai! Shhh!”
“……”
Mencurigakan ... Terlalu
mencurigakan ... Mengingat sifat Nano, dia tidak terlibat dengan seorang cowok
gila ... kecuali ...?
“Uuu ... mungkin ini masih
terlalu dini ...”
“Apa maksudmu?”
“... Y-Ya, kau tahu ...”
Mencurigakan, sangat
mencurigakan, oh sangat mencurigakan.
“Ikunohara.”
Dipanggil oleh cowok yang
selalu membuatku terkejut ... Namun, aku
tidak merasa seperti itu sekarang. Apa itu — karena itu Watase? Tidak, tidak, tidak,
itu karena Ia memanggilku dengan nama keluargaku dengan suara lembutnya!
“A-Ada apa?”
Oh, sial, suaraku jadi naik
satu oktaf karena aku memikirkan hal yang aneh-aneh! Sialan, sangat memalukan
...! Saat aku memikirkan itu, Watase menoleh ke arahku.
“Aku sudah mengatakan hal ini
sebelumnya, tapi aku ingin mengucapkan terima kasih lagi. Pada saat aku belum
berada di sana, Kau telah melindungi Koori — Terima kasih. ” Ia menunduk.
“Ke ...”
Kenapa kamu melakukan ini — aku
bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatku sebelum Ia terus melanjutkan.
“Tentu saja, aku sadar bahwa
aku tidak punya hak untuk mengatakan itu. Tapi, bagiku, Koori adalah ... sosok
yang tak tergantikan. Aku berani mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya,
tidak peduli apa. Kau telah mengambil alih tugasku saat aku tidak ada, jadi
rasa terima kasihku tidak ada habisnya”
Dengan kata-kata itu, Ia sekali
lagi menundukkan kepalanya, bahkan akan menabrakkan kepalanya di atas meja, itu
benar-benar mengejutkanku. Apa yang terjadi dengan orang ini ... Ia cowok aneh,
sangat serius ... dan sebenarnya merasa dapat diandalkan untuk beberapa alasan.
Apa cowok semacam ini benar-benar ada? Maksudku, mereka mungkin memang ada,
tapi ... Cowok yang begitu tepat di hadapanku ... Ah, kepalaku mulai sakit ...
Juga, bagaimana dengan perasaan Koori setelah mendengar ini—
“……!”
Wajahnya berubah menjadi tomat
?! Dia memerah semerah tomat!! Dia sangat malu bahkan tidak bisa mengeluarkan
suara !! Hei, apa yang harus kita lakukan tentang ini ...
“Koori? Kenapa kau tiba-tiba diam?
”
Ia ... menanyakan itu padanya
?! Ini jelas-jelas karena semua hal yang baru saja kamu katakan !! Serius, apa
yang dipikirkan orang ini! Apa dia tidak memikirkan sesuatu ?!
Ketika aku sibuk membalas dalam
hatiku, Nano tampaknya tidak tahan lagi, dan berbicara.
“... Um ... Maksudku ... aku
senang ... ta-tapi, di depan Iku-chan sedikit ...memalukan….”
“-! Ma-Maaf, aku melakukannya
lagi ...”
“Ah, well, aku cuma tersipu tentang ini ... bukan sesuatu yang harus diminta maaf.”
“Tidak, aku membuatmu merasa
tidak nyaman, karena ... aku benar-benar ... melontarkan beberapa hal yang
memalukan ...”
“Tidak tidak—”
“Tidak—”
Dan begitulah, mereka terus saling
meminta maaf satu sama lain ... Seriusan deh, apa yang terjadi dengan pasangan
idiot ini ... Apa aku dipaksa menonton di sini?
“Apa aku dipaksa menonton di
sini?”
Ah, aku keceplosan
mengatakannya.
“Ugh ... Ma-Maaf, Iku-chan ...”
“... Maksudku, tidak apa-apa,
sungguh.”
... Sebenarnya aku merasa
sedikit cemburu. Aku ingin tahu apa suatu hari nanti aku bisa mengalami sesuatu
seperti ini ...
“Tidak tidak tidak tidak!”
Tenanglah, diriku! Ini bukan
waktunya untuk menghayal! Aku harus mencari tahu apakah orang ini — Watase
Kairi, adalah cowok yang layak menjadi pacar Nano !!
Dan di sana, aku tersadar. Aku
sudah menemukan jawaban untuk pertanyaan ini. Meski kepalanya sedikit sableng, sudah jelas terlihat bahwa Nano
lebih penting baginya daripada orang lain. Hanya mendengar kata-katanya, sudah
jelas bahwa cowok ini akan melakukan segalanya untuk melindunginya. Pada
akhirnya, itu semua hanya ...
“Iku-chan?”
“……”
Betul. Mengujinya cuma alasanku
saja. Aku hanya tidak ingin Ia mengambil Nano dariku. Itu sebabnya aku merasa
iri padanya.
“Ah ... Ahh, Senpai, aku merasa
agak lapar ...”
“Dipahami.”
“Di sini, makan sedikit mo —
Wah, cepat sekali?!”
Watase berjalan ke mesin kasir
tanpa ragu, di mana Nano tertawa terbahak-bahak. Tentu saja, aku tahu betul bahwa
Nano tidak merasa lapar atau semacamnya.
“... Maaf tentang itu.”
“Ahaha, menemukan sisi Iku-chan
yang langka!”
“…Bawel.”
Meskipun dia perhatian padaku, aku
tidak merasa minta maaf atau marah. Itu seperti Nano. Dan itu sebabnya aku
merasa semakin terganggu dengan keegoisanku sendiri—
“Terima kasih banyak,
Iku-chan.”
Karena itu, aku tidak
mengharapkan rasa terima kasih sedikit pun.
“…Hah?”
“Maksudku, Senpai kadang-kadang
bisa agak aneh, jadi aku merasa cemas meninggalkannya dengan orang lain.”
“... Keluhatan jelas.”
Aku bisa melihatnya.
“Tapi, kupikir, jika itu
Iku-chan, kamu mungkin baik-baik saja dengan Senpai yang seperti ini. Kamu akan
melihat Senpai secara keseluruhan ... Dan aku bertaruh untuk itu.”
“Maksudku ... aku yang ingin
bertemu dengannya sejak awal, kan?”
“Ya. Aku pikir itu tidak akan
berhasil jika bukan untukmu, Iku-chan. ” Nano menatapku lurus ke mata. “Itu
sebabnya — terima kasih telah bermain bersama dengan keegoisanku hari ini.
Berkat kamu, aku bisa membual tentang Senpai — tentang pacarku, jadi aku sangat
puas. ” Nano berkata dengan nada bercanda.
Sungguh, ini sebabnya dia ...
Ini sebabnya dia teman terbaik yang bisa kau miliki.
“Ah, tapi—”
Setelah melihat sekilas ke
Watase yang masih berdiri di kasir, Nano mendekatkan wajahnya ke telingaku, dan
berbisik.
“Ka-Kamu tidak boleh jatuh cinta
... dengan Senpai, oke ...?”
“Hah?”
Hah?
“-! Bu-Bukan apa-apa! Lupakan
saja apa yang kukatakan tadi!”
Nano pasti baru menyadarinya usai mengatakannya. Bahwa dia mengatakan sesuatu yang sangat memalukan. Serius, apa-apaan dengan dia ... apa dia itu lucu atau apa? Aku ingin menggodanya lagi.
“Yah, memang benar kalau Watase
sepertinya orang baik.”
“-Benar, ‘kan?! Lebih, pujilah
lagi!”
“Ia mungkin agak sableng, tapi aku tidak bisa menyangkal
tentang ketekunannya, dan Ia serius denganmu. Ia pasti tidak akan selingkuh
darimu.”
“Baiklah benar! Itu Iku-chan
untukmu, kamu benar-benar mengerti! ”
“Ia cukup tampan, dengan punya
gaya yang hebat juga, dan Ia yang sedikit berotot sebenarnya sesuai
kesukaanku.”
“... Kesukaanmu?”
“Itu mengingatkanku, Nano,
bukannya kamu pernah bilang kalau orang bebas untuk jatuh cinta pada siapa pun
yang mereka inginkan?”
“Eh? Hah? I-Iku-chan?!”
“Kencang sekali, heh.”
“Ti-Tidak, tunggu, tunggu dulu!
Iku-chan! Ka-Kamu tidak boleh, oke ... ?! ” Nano melompat dari tempat duduknya,
tampak seperti akan menangis.
Aku tidak bisa menahan lebih
lama dari itu, seriusan deh.
“Pfft, ahahahaha! Wajahmu putus
asa sekali! Aku cuma bercanda, doang!”
“……… Bercanda? Benarkah?
Benarkah? ”
“…Siapa tahu?”
“Iku-chaaaaan?!?!”
“Apa ada yang salah?”
Watase kembali dengan waktu
yang pas, memaksa Nano membeku sepenuhnya.
“U-Um ... yah ... Tunggu,
apa-apaan ini ?!”
Watase membawa nampan besar,
dengan sandwich dan donat yang tak terhitung jumlahnya di sana, bahkan
membuatku terkejut.
“Aku memilih beberapa hal yang
seharusnya memuaskan nafsu makanmu.”
“Maksudku, aku berterima kasih
untuk itu, tapi sebanyak ini ... ?!”
“Apa masih kurang cukup?”
“Kenapa kamu langsung
menyimpulkan begitu?!”
Cowok ini luar biasa, haha!
“Aku terkejut karyawan di sini
tidak bertanya dua kali tentang jumlah ini ...”
“Ia memang bertanya.”
“Beneran ditanya?! Kalau begitu
pikirkan baik-baik di sana! ”
“Aku bertanya lagi mengapa Ia
menanyakan itu, tapi Ia akhirnya hanya mengatakan 'Maaf', dan membiarkanku.”
“Bukan itu yang aku maksud!”
“Pfft ...”
“Ini bukan waktunya untuk
tertawa Nano!”
“Tapi ... balasanmu sangat
sengit ... sehingga aku...hahahaha”
... Ugh. Jangan buat aku malu
sekarang. Dan, mereka berdua benar-benar pasangan serasi. Rasanya mereka saling
merindukan satu sama lain dalam percakapan mereka, namun masih memiliki panjang
gelombang yang sempurna.
“Haa ... Terserahlah, aku mau
mengembalikan ini lagi, jadi pilih yang ingin kamu makan.”
“Okayyy, kalau begitu aku yang
ini ~”
“Aku sudah kenyang.”
“Benarkah? Aku akan pergi kalau
begitu.”
“Ikunohara.”
“Hah? Kamu tidak perlu
membantuku, itu akan membuat segalanya lebih rumit.”
“Aku tahu ... Terima kasih.”
“... Y-Ya.”
Sungguh, mengapa kamu bisa tiba-tiba
berada di depanku seperti itu ... Apa Nano dilakukan karena ini? —Ah, dia
melihat ke sini.
“... Mungkin kamu seharusnya
membantuku, Watase.”
“Kau yakin?”
“Kamu seharusnya baik-baik saja
jika kamu bersamaku.”
“Eh ... Eh?!”
“Tenang, Nano. Jangan
khawatir.”
Aku hanya ingin berbicara
dengannya sebentar. Nano yang biasanya kemungkinan besar akan mengejar itu,
tapi dia agak aneh hari ini. Wajah yang baru saja dia lihat ketika menatap punggung
Watase ... seperti dia bahagia, malu-malu ... Inikah artinya jatuh cinta?
... Ini bahkan bukan tentang
diriku, namun aku, memasukkannya ke dalam kata-kata ... sangat memalukan. Tapi,
itu sebabnya aku harus mengatakannya. Aku mengambil keputusan, dan berbicara kepada
Watase ketika mengantri.
“Yo, Watase.”
“Ya.”
“Umm…”
Eh ... meski aku memutuskan
untuk mengatakannya, sekarang malaj begini ... Ahh, aku sangat menyedihkan!
Ambil napas dalam-dalam, dan coba lagi ...
“Ka-Kamu tahu ... Aku
sebenarnya merasa sedikit cemburu karena kamu ...”
Watase mungkin menatapku
sekarang, tapi aku tidak bisa membalas tatapan itu.
“Aku menjadi marah, merasa
cemas karena kamu mencuri Nano dariku ... Kupikir dia pasti menikmati waktu
lebih menyenangkan denganku ... hal-hal seperti itu. Tapi setelah bertemu
denganmu hari ini, aku menyadari itu. Aku idiot, bukan.”
Ya, idiot. Nano sudah jatuh
cinta padanya, aku tidak punya hak untuk mencegah hubungannya, namun ...
“Ikunohara, kau salah dalam hal
itu.”
“Ya, aku tahu aku — Hm? Salah?”
Apa yang? pikirku, ketika
Watase dengan cepat menutup jarak antara kami berdua, menatap lurus ke mataku.
“Eh ... A-Apa yang kamu ...”
“Ada hal yang hanya bisa aku
lakukan, dan hal yang hanya bisa kau lakukan. Kita tidak pernah bisa menjadi
pengganti sempurna untuk yang lain. ”
“……”
Matanya membuatku terperangkap
di dalam. Aku merasa menggigil di punggungku.
“…Maaf. Aku membuatmu melihat
sesuatu yang tidak perlu.”
“Y-Ya ...”
Ia meminta maaf, tapi aku tidak
tahu untuk apa. Mungkin sesuatu terjadi di masa lalunya? Meski aku merasa
tertarik, bukan berarti aku hanya bisa bertanya padanya. Juga, ini akan menjadi
giliran kami dengan sangat cepat, jadi aku harus mengeluarkannya sekarang!
“P-Pokoknya, maaf karena
bertingkah seperti aku sedang mengujimu dan itu saja! Aku tahu ini mungkin
terdengar aneh karena datang dari mulutku, tapi ... Aku senang kamu adalah
pacarnya. ”
Aku merasa seperti kehilangan
suaraku dalam beberapa kata terakhir itu, tapi siapa yang peduli ...
“Aku juga senang kau adalah
teman berharga Koori. Tolong perlakukan aku dengan baik mulai sekarang. ”
“——”
“...? Apa ada yang salah?”
Maksudku, itu yang ingin aku
tanyakan ... Bagaimanapun juga ...
“... Apa-apaan dengan wajah
itu, hei.”
Pasti yang ini. Cara Watase
berhasil memenangkan hati Koori.
“Watase ... Jangan lakukan itu
di depan cewek lain selain Nano ... Dan, jangan beri tahu Nano tentang ini
juga.”
Dia pasti akan salah paham.
“... Aku tidak terlalu mengerti
apa yang kau maksud, tapi jika itu demi Koori, maka aku akan melakukannya. Aku
berjanji.”
“Y-Ya ...” Aku jadi tersipu
pada kejujuran Watase lagi.
... Sial, mengapa harus aku yang
memerah seperti ini ... dan juga, Ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang
aku katakan, bukan? Kurasa aku harus mengulang sendiri untuk terakhir kalinya.
Aku memberkati hubungan mereka berdua — atau begitulah yang aku pikirkan, tapi..
“Ahahahahaha, I-Iku-chan ...
I-Itu ... Ahahahaha!”
Nano mengolok-olokku ketika
kami kembali, melihat bahwa kami tidak diizinkan untuk mengembalikan sandwich dan
donat lagi. Ditambah lagi dengan Watase yang mengawasi kami dengan ekspresi
riangnya ...! Ya Tuhan, keduanya sangat menyebalkan ... Kalian memang pasangan
yang serasi, untuk menangis dengan keras. Meledaklah pasangan idiot! Dan tetap
bersama untuk selamanya!
Tambahan
“Senpai, tadi apa yang kamu
bicarakan dengan Iku-chan?”
Kami sedang dalam perjalanan
pulang setelah berpisah dengan Iku-chan. Aku bertanya kepadanya berkali-kali
sampai sekarang, tapi tidak pernah mendapat jawaban ... Maksudku, itu baik-baik
saja, ‘kan? Hanya ... ketika mereka kembali, mereka berdua tampak memliki suasana
hati yang baik ...
Tentu saja, itu baik-baik saja,
oke ?! Aku berharap mereka berdua juga bisa berhubungan baik sebagai teman!
—Yah, memang benar kalau Watase
terlihat seperti orang baik.
—Ia terlihat tampan, dan punya gaya
yang hebat juga
—Tubuhnya yang sedikit berotot
sebenarnya sesuai seleraku
Sesuai selera, katanya ...!
“Tidak, dia pasti cuma bercanda
tentang itu!”
“...? Koori?”
“Ah.”
Aku benar-benar mengatakan itu
dengan lantang, bukan ?! Ahhh, apa yang sudah aku lakukan ...!
“Aku sudah penasaran dari
tadi... Apa ada sesuatu yang ingin kau ketahui?”
Senpai benar-benar tahu ~~~!
Gaaah, terserahlah! Lakukan atau mati!
“Senpai! Apa yang kamu
bicarakan dengan Iku-chan ketika kamu mengembalikan makanan tadi ?! ”
Ah, pada dasarnya aku berteriak
padanya ... Itu membuatku terdengar seperti orang gila yang mencurigakan ...!
“Ah, itu.” Senpai mengangguk,
dan membuka mulutnya. “Aku berbicara dengan Ikunohara tentang ...”
Ia berhenti ... Hah? Mengapa?
“Tentang…?”
Senpai tampak seperti sedang
memikirkan sesuatu. Dan kemudian, melanjutkan tanpa menahan apapun.
“Rahasia.”
“—Eh. Eh ?! Ra-Ra-Rahasia?! ”
“Ini demi dirimu, Koori.”
“Ehhhhh ?! Apa maksudnya itu?!”
Serius, apa yang Ia maksud
dengan itu ?!
“Aku tidak mengerti ... tapi
Ikunohara memberitahuku untuk mengatakan itu.”
Iku-chan bilang begitu... itu
sama sekali tidak membantu ?!
“U-Um ... Tidak ada yang
terjadi di antara kalian berdua, kan ...?”
“…Apa yang kau bicarakan?”
“Itu — Ahhh, kurasa itulah yang
akan terjadi!”
Karena itulah aku mencoba
menghindari mengatakannya dengan lantang !! Tanda tanya muncul di atas kepala
Senpai, membuatku tidak punya pilihan lain selain menyerah dengan “Lupakan
saja... !!”, menghindari wajahku yang merah padam.
... Ahhhhhhh, aku tinggal bertanya langsung pada Iku-chan!
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya
Thanks updatenya
BalasHapus