Chapter 07 — Gadis SMA dan Ikatan Darah
“Komamura ~ Gimana kalau kita
minum-minum malam ini?”
Saat aku sedang bersiap-siap
untuk pulang, Isobe mengajakku untuk bergabung dengannya lagi.
“Maaf, aku tidak bisa ikut kali
ini.”
“Ayolah jangan begitu ~. Cuma
hari ini saja lho. Bagaimana?”
Dia biasanya langsung mengalah
ketika aku menolak tetapi dia sangat memaksa hari ini.
“Isi dompetku sedang menjerit,
jadi aku benar-benar tidak bisa.”
“Kau selalu saja bilang begitu
~ Kau selalu menolak ajakanku akhir-akhir ini. Aku akan mulai menangis
karena sedih, tau?”
“Kau terlalu memaksa hari ini
…… Apa sesuatu yang buruk terjadi?”
“Tepat sekali. Itulah tepatnya
perseptif yang aku ketahui dan sukai darimu, Komamura!”
“Kamu tidak perlu memberitahuku
bagian terakhir itu….”
Aku tidak terlalu senang diberi
tahu "suka" oleh seorang pria.
“Ya ampun… Kau ini cuek sekali.
Pokoknya, dengarkan ini. Ada gadis manis dan imut yang menaiki kereta yang sama
denganku. Setiap pagi, aku selalu memandangi dan mengagumi kecantikannya, tapi percaya
tidak? Aku melihatnya bersama pacarnya hari ini! Dia mencampakkanku sebelum aku
bisa PDKT! Bagaimana hal yang menyedihkan itu bisa terjadi?”
“Ah, begitukah. Aku jadi turut
prihatin… .. Karena aku sudah mendengar ceritamu, maka aku tidak perlu repot-repot
pergi denganmu untuk minum. ”
“Menurutku sisi rasional
Komamura itu tidak menawan atau bagus sama sekali! Aku membencinya!”
Suka atau benci. Yang mana sih
sebenarnya?
“Pokoknya, aku akan pulang
sekarang”
“Hmmm …… Kau jadi tidak sabaran
akhir-akhir ini kan? Instingku kesemutan. Apa kau mendapatkan pacar? ”
Hampir saja jantungku mau copot.
Tenang. Yang aku dapatkan bukanlah pacar.
Isobe tidak perlu mencari tahu
tentang itu.
Ada dua gadis bermasalah yang
melakukan pekerjaan rumah di rumahku.
“Sayang sekali, tapi kau salah
dalam hal itu. Jika 'insting'-mu bagus,
bukannya kau bisa meramalkan bahwa gadis dari kereta itu sudah punya pacar dari
jarak satu mil?”
“Kau tahu bagaimana membuat orang sakit hati…
.. Tidak, itu mungkin benar tapi kau tahu apa? Aku tidak akan mengambil bagian
dalam pertanyaan seperti itu.”
“Bagaimanapun juga aku akan
pulang. Kau harus pergi dengan orang lain hari ini.”
“Jika aku pergi dengan pria
lain, aku pasti akan diolok-olok mereka. Aku membutuhkan perilaku santaimu
sekarang.”
“Maaf. Tapi aku benar-benar
harus pulang hari ini. ”
“Uwu–. Kejam ”
“Terserah apa katamu.”
Aku memunggungi Isobe yang bersedih
dan meninggalkan ruangan.
Sepertinya Ia benar-benar
menyerah untuk mengajakku karena aku bisa mendengar suara Isobe berteriak kepada
rekan kerja lain di belakangku.
Meski aku merasa tidak enak
tentang itu, aku benar-benar tidak punya waktu untuk mendengarkan keluhan cinta
orang lain sekarang.
Aku sangat khawatir
meninggalkan kedua gadis sendirian di rumah.
*****
Kanon sedang memasak makan
malam saat aku pulang, sama seperti hari-hari sebelumnya.
“Apa menu hari ini hamburger
steak?”
Ada cukup hamburger di wajan
untuk tiga orang.
Selera makanku agak berubah
sejak aku menjadi anggota masyarakat sosial. Ketika aku masih muda, aku tidak suka
makanan rebus atau acar, tapi hal itu telah tumbuh pada diriku dan ditambah
dengan kecintaanku yang terus berlanjut pada ramen, kari, hamburger, dan
hal-hal lain saat itu.
Aku bahkan makan ramen untuk
makan siang hari ini.
“Kamu masih melihatku saat
sedang memasak. Sudah kubilang itu terlalu mengganggu.”
Saat Kanon menegurku, aku pergi
dengan terburu-buru.
Aku suka menonton demi
mempelajarinya sehingga aku bisa punya referensi saat memasak di masa depan tapi….
“Selamat datang kembali Komamura-san. Bak
mandinya baru saja terisi penuh.”
Himari memberitahuku saat
keluar dari kamar mandi.
Aku telah mempersiapkan diri
jika dia menghindariku untuk beberapa waktu tapi dia bertindak normal
seolah-olah tidak ada yang terjadi kemarin.
………Tidak. Aku justru harus
melupakannya.
“Apa kamu ingin masuk dulu?”
“Ya. Aku akan pergi dulu.”
Aku meletakkan tasku ke bawah
dan segera menuju kamar mandi.
Seperti yang dikatakan Himari,
bak mandi setengah terisi air panas, sudah siap untuk digunakan.
“Aaaaaaa ~~~~ ……………”
Segera setelah berendam di air
panas, tanpa sadar aku menyuarakan perasaan stres yang keluar dari tubuhku.
Perbedaan antara mandi dan
berendam di bak mandi adalah siang dan malam dalam hal menghilangkan rasa lelah dan penat.
Sekarang, cuacanya semakin
panas, jadi mandi pakai shower adalah salah satu cara menyegarkan badan, tapi
ada kalanya penting untuk berendam di bak mandi seperti ini.
Ketika aku sendirian,
memasukkan air ke dalam bak mandi adalah tugas yang harus dilakukan tapi berkat
Himari dan Kanon, tugas semacam itu sudah tidak ada.
Itu membebani pikiranku saat
memikirkan apa yang akan terjadi setelah mereka pergi.
Tentunya aku kembali menjalani kehidupan
yang sama seperti dulu tapi …… ..
Aku rasa aku tidak terlalu
menyukai ide itu.
Tak lama setelah aku keluar
dari bak mandi dan berganti pakaian, ponselku yang diletakkan di atas mesin
cuci berdering.
Peneleponnya tidak lain adalah
orang tuaku.
Aku mengecilkan suaraku
serendah mungkin saat menjawab telepon sehingga dua orang di luar ruangan tidak
dapat mendengar.
“Maaf tiba-tiba menelponmu, Kazuki.
Bagaimana keadaan Kanon?”
“Dia baik-baik saja sejauh ini.”
Meski, hubungan kita belum
mencapai pada tahap di mana dia akan memberi tahu kekhawatirannya. Jika Himari
tidak ada di sini, kemungkinan besar hubungan di antara kita akan benar-benar semakin
buruk— Meski begitu, aku tidak bisa mengatakannya pada Ayahku.
“Syukurlah. Seperti yang sudah
kau ketahui, keluarga kita tidak pernah membesarkan anak perempuan dan Kanon
juga tidak pernah tinggal dengan seorang pria. Aku merasa sedikit khawatir
apakah ini akan berjalan dengan baik atau tidak.”
Dan kekhawatiran itu
benar-benar terjadi.
Gadis SMA adalah eksistensi
asing bagiku. Aku baru saja berhasil melewatinya.
“Adapun masalah dengan Bibimu
…… Dia masih belum ditemukan.”
“Jadi begitu ya.”
“Jika ada informasi yang lebih
lanjut, aku akan segera menghubungimu. Aku harus memintamu untuk menunggu
dengan Kanon lebih lama lagi.”
“Aku mengerti. Jangan memaksakan
diri terlalu keras.”
“… .Tentu.”
Aku akhirnya melihat ke atas
dengan meratap setelah mengakhiri panggilan.
Walau sudah terlambat untuk
memikirkannya, tapi… Apa Kanon sama sekali tidak mengkhawatirkan ibunya?
Jika ya, dia tidak
menunjukkannya.
Bagaimanapun juga, satu-satunya
hal yang dapat aku lakukan untuknya sekarang adalah memberinya tempat tinggal.
Setidaknya aku ingin Kanon bisa
merasa tenang.
*****
“Oh ya—”
Begitu kami mulai makan malam,
Kanon tiba-tiba menyela.
“Saat aku memasak, aku baru
ingat masih belum menanyakan makanan apa yang tidak kalian suka.”
“Itu benar….”
Sebenarnya, bagaimana mungkin hal sepenting
itu belum diungkit. Sungguh menakjubkan bagaimana semua orang di sini
benar-benar melupakannya.
Aku menggigit hamburgerku saat
memikirkannya.
Burger empuk di mulutku
mengeluarkan cairannya.
Aku pernah membuatnya sekali
saat adikku masiih tinggal di sini dan aku lupa menyiapkan remah roti untuk
mengikat daging1 dan bahan lainnya menjadi satu.
Setelah aku membuatnya, aku
ingat hamburgernya berubah menjadi hamburger kering yang mengerikan.
“Apa ada makanan yang tidak
kalian sukai? Oh tapi sebelum itu, aku harus bertanya apa ada yang punya
alergi. Aku seharusnya menanyakan itu jauh-jauh hari.”
“Aku sendiri tidak punya alergi.”
Jawabku.
Meskipun aku punya alergi
ringan pada debu, tapi itu tidak ada hubungannya dengan percakapan kita saat
ini.
Himari juga telah melakukan
pekerjaan dengan baik untuk merapikan tempat.
“Aku juga tidak punya” jawab
Himari.
“Itu bagus. Kalau begitu makanan
apa yang tidak kalian suka?”
“Aku… .tidak suka mentimun. Dulu,
aku pernah membeli Sandwich di toko memiliki mentimun di dalamnya yang
sepertinya sudah kedaluwarsa …… Aku pikir rasanya jadi renyah saat aku
memakannya. Tapi justru rasanya apek saat aku menggigitnya. Sesuatu tentang itu
tiba-tiba membuatku muak jadi aku jadi tidak menyukainya ……… ”
“Astaga…..”
Kanon dan aku meringis
mendengar kisah tragis Kanon.
Bisa dibayangkan Himari kecil
terkejut dengan sandwich di tangannya.
“Aku sendiri bisa makan
sebagian besar makanan tapi…. Aku hanya tidak suka tiram. Saat ini tidak sedang
musimnya dan harganya juga mahal, jadi aku rasa kau tidak perlu repot-repot
memasaknya. Aku cuma ingin mengatakan itu.” Jelasku.
“Kita sama. Aku juga tidak
menyukai Tiram.” Balas kanon
Kesamaan yang mengejutkan di
antara kami telah terungkap.
“Ada sesuatu yang menjijikkan
tentang tampilannya”
“Aku tau~. Teksturnya juga~.”
“Yeah. Bisa dibilang itu
menjijikkan.”
“Bau lautnya juga terlalu amis.”
"Benar, benar. Tapi kurasa
kerang yang ada di sup miso tidak ada masalah ~ ”
“Pastinya. Tidak seperti
kerang, tiram sangat besar sehingga baunya langsung sampai ke hidung.”
Kami semakin bersemangat saat
membicarakan tiram.
Saat melihat kami, Himari mulai
terkikik.
“Ap-Apanya yang lucu… ..?”
“Oh maafkan. Hanya saja kalian
berdua benar-benar sepupu. Kalian berdua hampir mirip saat sedang bersemangat.”
“Eh—?”
Untuk beberapa alasan, wajah
Kanon menjadi merah dan dia mulai bungkam.
Aku dan Kanon mirip ya …….
Aku pikir dia adalah orang yang tidak aku
kenal, tapi, mendengar kata-kata Himari membuatku tiba-tiba merasa kami
memiliki hubungan.
Aku juga menyadari bahwa
rasanya tidak buruk juga diberitahu kalau aku mirip seperti Kanon
Meski aku tidak tahu apa yang dirasakan Kanon tentang itu.
<<=Sebelumnya | Selanjutnya=>>