1LDK, Soshite 2JK Vol.1 Chapter 13 Bahasa Indonesia

Chapter 13 —  Gadis SMA dan Waktu Istirahat 2

 

 

Aku meninggalkan gedung kantor dan baru saja tiba di stasiun kereta api setempat ketika seorang wanita muda yang melewatiku menarik perhatianku.

Wanita itu memiliki penampilan yang sangat menonjol, mengenakan kemeja kuning fluorescent cerah, rok panjang ungu tua, dan kacamata hitam besar.

Aku tidak tahu entah itu modis atau tidak, tapi itu mengeluarkan semacam kesan “Aku memakainya karena aku menyukainya”.

Namun alasan mengapa mataku tertuju padanya bukan hanya karena penampilannya yang mencolok.

Hal yang menarik perhatianku ialah kemasan yang dibawa tangannya.

Apa itu…. Kue keju yang penuh dengan krim?

Makanan yang dipegang oleh orang lain memiliki efek aneh yang membuat mu tertarik.

Aku tiba-tiba ingin makan, jadi ini saat yang tepat untuk mampir ke toko swalayan.

Dua kantong plastik toko swalayan berukuran besar tergantung di tanganku, aku naik lift apartemen.

Bersamaan dengan cheesecake, aku juga membeli berbagai jajanan lain jadi lumayan berat.

Ada krim puff, tiramisu, dan puding untuk tiga orang dengan cemilan lain seperti keripik kentang dan masih banyak lagi.

Ketika aku membawanya ke kasir, itu menciptakan suasana yang menunjukkan - “Oh ini? Aku akan makan ini dengan orang lain di rumah. Sesuatu yang mirip dengan pesta kecil-kecilan sebenarnya.”

Kalau boleh jujur, hanya membeli kue keju rasanya agak memalukan.

Dan hari ini, satu-satunya orang yang bertugas di kasir adalah seorang pria paruh baya.

Aku ingin dapat membeli cemilan dengan lebih keras dan lebih bangga, tapi masih ada rintangan penghalang mental dalam diriku.

Jika aku menjadi sedikit lebih tua, apa itu tidak akan terlalu menggangguku?

Aku memang berpikir bahwa aku membeli terlalu banyak, tetapi Kanon mengatakan dia pemakan yang cukup besar dan tidak ada salahnya melakukan hal seperti ini sesekali.

Perasaan mengambang sesaat lewat saat lift naik ke atas.

Pintu terbuka setelah berhenti, dengan pemandangan seorang pria dengan seragam layanan pengiriman menunggu setelah itu.

Aku turun dari lift setelah mengangguk ringan padanya.

Dia melihat tas kresek toko swalayan yang aku bawa saat kami berpapasan.

… ..Apa itu terlihat jelas? Tasnya cukup besar, dan hanya makanan ringan yang dimasukkan ke dalamnya.

Itu membuat suara gemerisik saat aku berjalan—

Tapi pintu kamarku sekarang tepat berada di depanku.

 Aku mengambil kunci dan membukanya.

Sejak kami mulai tinggal bersama, aku mulai memeriksa sepatu mereka ketika aku kembali.

Sampai sekarang, aku hanya memeriksa Kanon, tetapi sejak Himari mulai bekerja sambilan, aku juga mulai memeriksanya.

Yah, meskipun aku melakukannya, mereka biasanya akan menyapaku sebelum aku bisa masuk.

“Ah, selamat datang kembali.”

Seperti itu.

“Aku pulang. Apa Himari masih belum pulang? ”

“Ya, bukannya dia sudah bilang pagi ini kalau kita harus makan malam duluan.”

“Iya, sih.”

Aku merasa dia mengatakan hal semacam itu.

Aku sedang menggosok gigi pagi tadi, jadi tidak benar-benar mendengarnya.

“Sudahlah. Apa yang Kazu-nii beli sampai sebanyak itu?”

“Ini? Aku membeli cemilan. Aku pikir tidak ada salahnya memanjakan diri seperti ini sesekali.”

“Benarkah!? Coba aku lihat. ”

Mata Kanon langsung berbinar.

Dia dengan cepat mengeluarkan cemilan dari tas kresek.

“Enaknya yang mana ya ~”

“Kita harus makan malam dulu.”

“Ehh—- Makan satu saja tidak berpengaruh.”

Aku memberinya tatapan diam "Tidak"

Jika aku membiarkannya sekali, aku merasa masalah akan muncul di masa depan.

Sekarang aku bisa mengerti artinya ketika orang tuaku mengatakan "Jangan makan camilan sebelum makan malam" saat itu. Begitu gaya hidup terganggu, sebuah kebiasaan terbentuk. Tidak mudah untuk memulihkannya….

“Uwu ~~ Jangan melototiku seperti itu. Aku mengerti, aku akan makan malam dulu.”

“Anak baik. Cemilan ini untuk makanan pencuci mulut.”

“Ya pak ~~~”

Usai membalas dengan semangat, dia kembali memasak makan malam.

.... Bau daging dan kentang hari ini ya.

Himari tidak ada di sini hari ini jadi kami hanya makan berdua.

Sebenarnya tidak ada percakapan yang bisa dilakukan hanya dengan kami berdua, jadi kami berdua makan dalam diam.

Jika Himari ada di sini, sesuatu akan dibicarakan dan kami akan mengobrol dengan meriah.

Apa dia masih tidak nyaman saat hanya ada kita berdua?

Aku baru saja memikirkan tentang apa yang terjadi saat itu di apartemennya tetapi ketika aku memikirkan itu, aku menyadari bahwa tatapannya diarahkan ke tas yang berisi cemilan.

…… ..Apakah dia baru saja terganggu oleh keinginannya untuk makan makanan ringan?

“Selesai!”

Kanon berdiri dengan penuh semangat pada saat dia selesai makan.

Dia kemudian dengan cepat meletakkan mangkuk dan piringnya di wastafel dan langsung menyambar cemilan.

… ..Kecepatan macam apa tadi… ..

“Muehehe. Apa yang datang setelah makan? Pencuci mulut. Tepat sekali. Yang mana yang mau dimakan dulu ~~ ”

Sambil melontarkan dialog seperti penjahat dari drama detektif, tas kresek itu bergemuruh saat dia merogoh-rogoh di dalamnya, mengeluarkan cemilan.

Ini pertama kalinya aku melihatnya begitu bersemangat.

Dia terlihat sangat bahagia…

“Yang pertama adalah keripik kentang ~. Aku baru saja mulai merindukan rasa asin. Dan kemudian, cream puffnya ....... Tunggu sebentar! Jika kamu membeli kue sus kamu harus menaruhnya di lemari es, Kazu-nii!”

“Ah maaf. Aku kelupaan.”

“Cheesecake, tiramisu, dan pudingnya sama! Hrmrhrm ~~. Rasanya takkan enak jika tidak dingin.”

Sambil menggerutu, barang “Harus Didinginkan” dipindahkan ke sana.

“Tunggu sebentar. Kau terdengar seperti akan memakan banyak hal lain selain keripik. ”

“Eh? Tidak boleh?”

“Kau bisa makan sebanyak itu sekaligus !?”

 “Aku bisa jika sebanyak ini.”

“…… ..”

Aku kehabisan kata-kata.

Ketika dia bilang dia makan banyak, dia benar-benar bermaksud makan banyak….

Seberapa banyak yang biasanya dia tahan?

“Tanggal kedaluwarsa juga pendek. Kamu harus melakukannya dengan cepat atau itu akan menjadi buruk. "

“… ..Kau nanti akan menjadi gemuk.”

Mendengar kata-kata itu, Kanon berhenti bergerak.

Dan dalam diam, dia membuka kantong keripik kentang dan makan dengan tenang.

Waduh…..

Menggunakan kata "gendut" pada seorang gadis jelas bukan hal yang baik.

“Terkadang kamu tidak bijaksana ……”

–Dia bergumam pelan saat mengunyah keripik kentang.

“Maaf….”

Tidak ada yang bisa dilakukan selain meminta maaf.

Sekarang setelah Himari pulang dan makan malam.

Himari memilih tiramisu sebagai hidangan penutup setelah makan.

“Yummi ~~ Enaknya~.”

Setelah mencicipi tiramisu, ekspresi wajahnya dipenuhi dengan nuansa kebahagiaan.

Kanon memelototi wajah Himari dari samping.

Dia seperti seekor anjing yang disuruh menunggu oleh majikannya—– itulah yang langsung muncul di benakku.

Seperti yang diharapkan, Himari juga menyadari tatapan Kanon.

“Apa kamu mau, Kanon?”

“Eh !? Tidak, maksudku, uhmm, aku tidak mengatakan tidak, tapi ... Aku baru saja makan keripik tadi, itu sebabnya, ah, uhm, aku hanya berpikir kalau itu terlihat enak— ”

“Ha-ha ~. Kamu suka tiramisu, ‘kan? Makanlah dulu. Ini,ayo bilang aaaa ~”

Seperti yang dikatakan Himari, Kanon dengan senang hati membuka mulutnya.

Saat tiramisu memenuhi mulutnya, senyuman lebar muncul.

“Ini enak banget… ..”

Saat itu, badan Himari jadi sedikit gemetar.

“Kanon, kamu sangat manis…. Melihat sisi baru dirimu, aku merasa seperti pintu baru telah terbuka dalam diriku.”

“Aku tidak begitu mengerti apa yang kamu bicarakan tapi…. Ngomong-ngomong, beri aku sedikit bagianmu besok juga ok, Himari ~ ”

 “Ya, dengan senang hati aku akan melakukannya.”

Untuk beberapa alasan, mereka saling menggosok kepala mereka ..

Pemandangan macam apa ini?

Tidak, itu bagus kalau mereka berdua sangat dekat… .. Sudah jelas tapi, sebagai laki-laki yang mendekati usia kepala tiga, tidak mungkin aku bisa ikut menimbrung pada percakapan mereka. Berpikir seperti itu, rasa kesepian muncul dalam diriku karena suatu alasan.



<<=Sebelumnya   |   Selanjutnya=>>

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama