Tomodachi no Imouto Vol.5 Chapter 02 Bahasa Indonesia

Chapter 2 – Cuma Aku yang Menerima Hadiah dari Partner Bisnis

 

[AKI] Mengenai jadwal untuk rekaman berikutnya, bagaimana kalau minggu depan?

[Otoi] Tepat di akhir bulan ya. Aku sih tidak masalah ~

[AKI] Karena ada festival musim panas yang berlangsung di hari itu. Kamu tahu ‘kan, yang ada di dekat kuil. Di sana bahkan ada pertunjukkan kembang api

[Otoi] Ah, kurasa aku ingat itu ~

[AKI] Itu sebabnya aku pikir sebaiknya kita menyelesaikan rekaman di hari itu

[Otoi] Jadi kencan festival setelah selesai? Kalian berdua pasti sangat dekat, ya ~

[AKI] Ah, tidak, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu tentang itu

[Otoi] Mm ??

[AKI] Hmm, apa kamu akan segera pulang?

[Otoi] Aku pulang naik bus malam ini

[AKI] Ah, begitukah. Kalau begitu, aku akan menghubungimu lagi setelah kamu sedikit santai

[Otoi] Hm… Kurasa kita bisa bertemu besok?

[AKI] Besok? Apa kamu tidak capek karena perjalananmu?

[Otoi] Aku bisa tidur selama naik bus, jadi tidak apa-apa. Jika perlu, kamu harus membantuku membawa barang-barangku kembali ke tempatku ~

[AKI] Begitu ... Yah, aku tidak keberatan, lagipula aku sering merepotkanmu

[Otoi] Baiklah ~

[AKI] Ngomong-ngomong, kapan aku harus berada di sana?

[Otoi] Hm… jam 4 pagi?

[AKI] Memangnya kamu ini iblis, ya?

 

*****

Percakapan LIME ini terjadi kemarin, malam hari setelah presiden bertamu secara tiba-tiba. Setelah merasa sedikit tenang setelah itu, aku dengan cepat naik ke kasur, dan tidur nyenyak. Keesokan paginya, ketika bintang-bintang masih bersinar terang, bahkan lebih awal dari acara radio pagi mana pun, aku bangun. Tentu saja, pada saat seperti ini, bahkan Iroha belum bangun, jadi tidak ada 'Aku di sini untuk mengganggu Senpai ketika Ia bangun!' Perkembangan menungguku. Oleh karena itu, aku bisa dengan tenang mengenakan jerseyku, dan melakukan beberapa peregangan ringan. Semua gerakan ini sebagai persiapanku untuk lari pagi.

Aku akan bertemu seseorang, jadi mengapa aku lari pagi? Itu karena aku bisa memenuhi olahraga rutinku, dan bahkan bertemu Otoi-san di waktu yang sama. Ini adalah metode paling efisien untuk menggabungkan kedua aktivitas tersebut. Selama liburan musim panas ini, aku melakukan joging pagi sekitar tiga kali seminggu. Menghitung waktu yang aku butuhkan untuk berbicara dengan Otoi-san, jika aku tidak menambahkan kegiatan lariku di sini, aku tidak dapat mendorongnya ke tempat lain.

Selain itu, mungkin ada di antara kalian yang mempertanyakan keputusanku untuk bertemu seorang gadis dengan mengenakan jersey yang berkeringat, tapi jangan khawatir. Dia benar-benar tidak peduli tentang semua itu. Saat SMP dulu, ketika aku harus bertemu dengannya dalam pakaian cosplay, dia juga mengabaikan itu sepenuhnya. Aku cukup yakin dia takkan keberatan meski aku muncul dalm keadaan telanjang ... Tidak, itu mungkin terlalu berlebihan

Ketika aku meninggalkan apartemenku, langit diwarnai dengan campuran biru laut dan kuning. Sedikit rasa hangat dibarengi dengan angin sejuk yang menerpaku, membuat lari jogging ini terasa cukup nyaman. Aku merasa kalau sekarang adalah waktu yang tepat untuk latihan ringan, aku mendapatkan ritme yang stabil, saat mulai berlari.

Tidak pernah kubayangkan untuk menjemput seorang gadis sekembalinya dia dalam situasi seperti itu. Aku tidak sempat memikirkannya, tapi hubungan semacam ini dapat dengan mudah disalahpahami, bukan? Yah, mengetahui diriku dan Otoi-san, mana mungkin hal aneh seperti itu bisa terjadi. Untuk saat ini, aku hanya akan bergerak hati-hati dengan asumsi bahwa Presiden Tsukinomori punya beberapa trik untuk mengawasiku dan Mashiro.

Setelah sekitar sepuluh menit, aku berhasil tiba di stasiun kereta. Kota ini sebanding dengan kota rata-rata di daerah ini, tapi belum ada kereta yang beroperasi, tempat itu benar-benar kosong. Itu sebabnya, kamu merasa seperti menemukan oasis di dalam gurun, setelah dia mengirimiku pesan ‘Aku di sini ~’, aku dapat langsung melihat Otoi-san.

“Aku di sini.”

“Mmm? Ohhh, pagi ~ ”

Otoi-san sedang duduk di atas koper seukuran perjalanannya, menatap ke langit, saat dia menyadari kedatanganku, dan melambaikan tangannya padaku.

“Sudah lama… Dan, pakaian apa ini?”

“Apa ada yang aneh tentang itu ~?”

“Aneh, yah… sama sekali tidak terasa seperti musim panas.”

“Ahh, maksudnya ini~?” Otoi-san berbicara sambil membusungkan dadanya.

Dia mengenakan kemeja lengan pendek, bersama dengan syal. Dengan suhu yang rendah, bahkan selama pagi di awal musim panas ini, syal itu terasa sangat tidak pada tempatnya. Belum lagi kancing atas kemejanya terbuka lebar, memperlihatkan dadanya yang berani tepat di bawah syal itu. Aku berharap dia akan memutuskan apa dia benar-benar panas atau dingin. Tak peduli berapa kali aku bertemu dengannya, ketidakseimbangan itu, sikap yang tidak bisa diganggu, masih membuatku takjub.

“Tempat yang aku tinggali ternyata cukup dingin ~”

“Di musim panas begini? Memangnya kamu habis pergi kemana? ”

“Gunung Osore.”

“Aku merasa terlalu banyak hal horor yang terjadi di sekitarku akhir-akhir ini, ada apa dengan itu?”

Itu sama dengan pertunjukan di Desa Kageishi. Aku tahu bahwa musim panas adalah waktu yang mengerikan, tapi ayolah. Berbicara tentang Gunung Osore, di sana ada hutan Aomori, yang terkenal dengan hal spiritual. Aku ingin tahu apakah Sungai Sanzu ini benar-benar ada ... Dia memberitahuku kalau dia melakukan pelatihan musim panas untuk mengasah kemampuannya sendiri dengan lagu ... Dan, maksudku, aku pikir dia melakukannya, mengenakan syal dan sebagainya, tetapi Gunung Osore bukanlah tempat terkenal untuk melakukan semacam itu ... dan apa lagi yang bisa dia poles di sana selain rasa supernatural ...

Saat aku melamun, Otoi-san mengeluarkan permen lolipop — salah satu chupadrop kesayangannya, melepas kertas pembungkusnya, dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu, dia menatapku dengan sudut sekitar 70 derajat.

“… Karena 'Black Goat' itu horor?”

Dia menciptakan hipotesis yang sangat acak namun juga dapat dipercaya.

“Mereka bilang Pengguna S*and menarik satu sama lain, benar. Aku mendengar bahwa tim yang membuat game horor menderita insiden horor ~” (TN : Jojo reference?)

“Jangan buat aku bermimpi buruk, oke…”

Yah, aku tahu itu hanya kepercayaan takhayul, jadi aku tidak takut sama sekali. Tapi, untuk memastikan, aku mengingatkan diriku untuk membeli sekitar sepuluh jimat dari kuil terdekat.

“Tapi, meski Gunung Osore cukup dingin, apa kamu benar-benar perlu pulang sambil memakai syal dan semua itu?”

“Setelah aku memakainya, sayang sekali untuk melepasnya lagi ~”

“Itulah yang aku pikir. Kamu seperti orang pemalas yang tidak memiliki selera mode.”

“Perbandingan itu menarik ~ Aku harus mengingatnya ~”

Tidak peduli, selalu tenang, dan percakapan biasa dengan Otoi-san, semuanya tidak apa-apa. Seperti yang kuduga, Otoi-san tidak mempermasalahkan pakaian jerseyku. Aku memang menyebutkan bahwa dia tidak peduli apa pun yang bisa aku pakai, tapi izinkan aku menambahkan informasi lain ke pernyataan itu: Dia sebenarnya juga tidak peduli dengan pakaiannya sendiri.

“Yah, untungnya tidak ada orang di sekitar sini, jadi kami tidak akan menonjol dengan cara yang buruk.”

“Baiklah, ayo masuk ke dalam restoran gyudon ~”

“… Bukan sesuatu seperti restoran keluarga atau ruang karaoke?”

Aku mengutarakannya dengan cara memasukkan kandidat lain yang buka 24/7, tapi Otoi-san menatapku dengan getir sebagai tanggapan. Ah, aku hanya bisa berasumsi kalau dia memasang ekspresi pahit. Bagi kebanyakan orang, dia mungkin terlihat tanpa ekspresi, dengan hampir tidak ada perubahan, tapi karena kita sudah lama kenal, aku mulai menjadi lebih baik dalam menebak ekspresinya.

“Suara di sekitar karaoke itu tidak bagus ~ Terutama nyanyian pemabuk tengah malam itu, aku tidak ingin mendengarnya ~”

“Ahh, orang-orang seperti itu bahkan cenderung menerobos masuk ke ruang karaoke orang lain, kan.”

“Itu pernah terjadi saat SMP, bukan ~”

“Ya… kurasa itu masa lalu yang kelam bagi kita…”

“Bagaimanapun juga kita adalah anak nakal ~”

“Aku tidak berpikir itu ... Yah, sebenarnya, kurasa berkaraoke tengah malam adalah sesuatu yang takkan dilakukan oleh siswa yang baik.”

“Yah, kita harus mempertimbangkan keadaan ~ Tidak ada gunanya bicara tentang masa lalu.”

Aku tidak mengomentari itu. Terlalu terpaku di masa lalu sangat tidak efisien. Terus, ada juga janji yang perlu kita hormati, dan melindungi masa lalu, itulah kenapa Otoi-san menyelanya.

“Sepertinya kamu tidak suka karaoke, tapi bagaimana dengan restoran keluarga? Mereka juga punya permen. "

“Aku sudah mencoba hampir semua menu di restoran keluarga sekitar sini. Aku sudah bosan sekarang ~”

“Dasar lidah yang mewah ...”

“Dan juga, aku memeriksa semua manisan di Aomori, jadi aku akan memakannya setelah kembali ke rumah ~ Untuk saat ini, aku ingin makan gyudon ~”

“Tidak ada toko baru yang buka sekarang… Tapi, aku mengerti. Mari kita menuju ke sana. Aku akan membawa kopermu. "

“Terima kasih banyak ~”

“… Woah, jadi ini segalanya, ya. Tulang-tulangku hampir patah… ”

Dia memberiku ucapan terima kasih, dan sekarang menunjuk ke arah yang kami tuju.

“Maaf soal ini. Tapi, aku punya beberapa kompensasi, jadi bertahanlah dengan itu ~”

“Kompensasi…?”

Apa mungkin oleh-oleh? Karena tidak tahu, aku dengan ceroboh membalasnya, dan jawaban yang kudapat justru sangat tidak terduga.

“Aku akan memberimu bagian dari “Tawawa*”-ku.” (TN :  Berarti empuk, kenyal, dan sering digunakan untuk menggambarkan payudara)

“…Hah?”

Persis seperti yang aku nyatakan, jawabannya sangat tidak terduga. Aku merasa ada kata yang cukup berdampak tercampur di sana… Tawawa? Tawawa… Tentunya dengan informasi yang terbatas tersebut, otomatis mataku berpindah ke suatu tempat. Tentu, kalian tahu persis tempat apa yang aku bicarakan, bukan? Selain itu, aku sekali lagi memastikan pakaian Otoi-san, terutama bagian dadanya yang hampir terbuka, hampir tidak memungkinkanku untuk melihat sekilas warna bra-nya ... Sejujurnya, ukurannya cukup ... sehingga aku ingin menghela nafas ketidakpercayaan.

“Apa sebenarnya yang kamu maksud dengan itu…?”

“Persis seperti yang aku katakan ~ Tidak lebih, tidak kurang. Kamu ingin mencicipinya sekarang ~? ”

“Tepat di sini?!”

“Ah, tanganmu lagi sibuk, ya~. Yah, apa boleh buat ~ kamu bisa mencicipinya di tempatku ~ ”

“Kamu lebih agresif dari yang aku kira ?!”

Perlahan, bertahan, jarak kita menghilang, katamu? Otoi-san mendekatiku. Belum lagi tatapanku langsing terfokus ke  'Tawawa'-nya, yang membuatku ceroboh sedetik. Dalam celah kecil itu, dia bisa menyerangku secara langsung dengan skill shield break dan smash untuk sepenuhnya membuatku tidak berdaya. Saat sistem pertarungan dari game pertarungan Tenchidou yang sangat terkenal muncul di benakku, setidaknya aku mencoba untuk menjaga pikiranku teta[p jernih, dan memejamkan mata, dengan putus asa mengambil sedikit jarak. Aku butuh kendali, hanya itu yang aku dambakan.

“Jangan mencoba melarikan diri seperti itu ~ Jika kamu bergerak terlalu banyak, kamu tidak bisa menggigitnya.”

“Tu-Tunggu. Menggigit? Menggigit apa? Otoi-san, apa yang kamu, kamu bertingkah an— ”

Aneh, itulah yang ingin aku katakan, tapi aku tidak dapat menyelesaikan kata-kataku. Sesuatu didorong dengan paksa ke dalam mulutku. Sesuatu yang lembut, tapi juga agak keras di bagian tertentu. Ada sensasi nyaman di lidahku, rasa manis, tapi juga asam. Rasanya hampir seperti buah—

“Yup, aku punya beberapa manisan untukmu. Manisan khas jepang sih.”

“…Enak.”

Ternyata bukan hanya seperti buah, tapi memang buah asli. Saat aku membuka mataku, Otoi-san menatapku dengan ekspresi yang biasa-biasa saja, jari-jemari  rampingnya memegang setengah dari makanan yang baru saja dia berikan padaku. Terdiri dari mentega dengan beberapa glacé apel di antaranya, itu adalah pai apel Jepang.

“Iya, ‘kan? Rupanya, ini cukup terkenal sebagai oleh-oleh di Aomori ~ ”

“Ohhh… Tunggu, jadi ini 'Tawawa' yang kamu bicarakan?”

“Yup? Itu tertulis di sini ~ ”

Dia menunjukkan bungkus vinilnya padaku. Dengan tulisan yang simpel namun bergaya, benar-benar mengucapkan 'Tawawa'.

“Jadi itu nama merek…”

“Emangnya menurutmu itu apa ~?”

“Bu-Bukan apa-apa, kok.”

Mana mungkin aku bisa memberinya jawaban yang jujur… bahwa aku sedang memikirkan Otoi-san yang mendorong buah lembut dan kenyalnya ke dalam mulutku… Yah, dilihat dari kepribadiannya, dia mungkin hanya akan memberikan acuh tak acuh 'Huh, kamu mengatakan beberapa hal lucu Aki ~ 'dan melupakannya begitu saja. Meski begitu, meski perasaan jarak kita terkadang bisa mencapai tempat itu, mana mungkin dia akan memberiku payudaranya. Apa yang aku pikirkan, seriusan, haahh.

“Kamu kadang-kadang memikirkan hal yang aneh-aneh, Aki ~… Nyam.”

“… ?!”

Dengan ekspresi tenang, ketenangan seolah-olah kita sedang membicarakan cuaca, tindakan Otoi-san membuatku tidak bisa berkata-kata. Dia bergerak mendekat dalam sekejap, atau lebih tepatnya bergerak mengambil 'Tawawa' yang aku makan, dan melemparkannya ke mulutnya sendiri… !?

—Izinkan aku menarik kembali pernyataanku sebelumnya. Jarak samar yang kami miliki ini benar-benar menakutkan. Semua sisa Tawawa yang dimakannya membuat penjagaanku menurun cukup rendah sampai-sampai hampir membuatku kena serangan jantung karena tindakannya itu, dan aku memutuskan untuk memperkuat penjagaanku selama sisa percakapan kami.

 

*****

Setelah sampai ke restoran gyudon, Otoi-san dan aku mengambil kesempatan untuk duduk di meja untuk empat orang. Karena hampir tidak ada tamu lain di sekitar pagi ini, kami dapat melakukan apa yang kami suka. Aku memesan menu gyudon, dan mengemukakan topik utama yang ingin aku diskusikan.

“—Aku ingin Iroha mendapatkan teman dari angkatan yang sama dengannya.”

Nada suaraku berubah drastis sekarang. Aku tidak berbicara dengannya sebagai staf luar yang selalu membantuku dengan [Aliansi Lantai 5] lagi, tapi sebagai seorang teman yang aku kenal sejak SMP, yang bekerja untuk tujuan yang sama, untuk melindungi Iroha.

“Tapi kupikir dia sudah punya banyak teman ~”

“Itu sih cuma karena mode murid teladannya. Aku ingin dia berteman dimana dia bisa bersikap menyebalkan sama seperti saat bersamaku.”

“Akhirnya kamu muak dengan itu, ingin mencoba menjauhkannya darimu?”

“Tidak, jika ada, justru sebaliknya.”

Otoi-san mendengarkan kata-kataku, mengeluarkan helaan 'Huh' yang tidak tertarik dan berkedip perlahan seolah dia benar-benar tidak bisa diganggu ... Dia mungkin terlihat tidak setuju denganku, tapi begitulah sifat Otoi-san.

Aku membiarkan tubuhku bergerak sesuai dengan semangat pemberontakan yang aku rasakan selama perjalanan di laut, dan membentuk tekad pertama seperti presiden AS dalam pidato yang sering kalian lihat di film-film.

“Aku baru menyadarinya.”

“Ohh ~”

“Tingkahnya yang menjengkelkan itu… Tidak, justru karena sikapnya yang menjengkelkan itulah, membuatnya terlihat menarik…!”

“Gyudon ini enak banget ~ ”

“Tolong dengarkan aku dulu…”

“Aku mendengarmu. Tapi, gyudonnya enak banget, sih. ”

Dia mulai menyantap menu gyudonnya yang telah dibawakan kepada kami beberapa saat yang lalu.

“... Selain itu, aku terkejut kamu bisa makan sesuatu yang lain kecuali yang manis-manis dan tetap menyebutnya enak.”

“Aku harus menjaga kesehatanku, tahu ~”

“Gyudon makanan sehat…?”

“‘Kan mengandung protein atau apalah itu namanya ~ Terlebih lagi, itu membuat aku merasa seperti sedang mengonsumsi banyak nutrisi lain.”

Itu 100% hanya plasebo. Setelah memakan sekitar setengah dari itu, dia tampaknya bosan, meletakkan sumpitnya, dan menyesap minumannya.

“Jadi, mengapa kamu terus membicarakan tentang cinta dan sejenisnya?”

“Bukan seperti itu, aku berbicara dari sudut pandang produser.”

Sampai saat ini, aku selalu berpikir bahwa sikap dan perilaku Iroha yang menyebalkan itu adalah kekurangan atau titik lemahnya. Selama dia tetap diam, dia adalah selebriti yang manis dan sopan di sekolah. Kupikir, jika Iroha menunjukkan sifat sejatinya, semua cowok yang membidiknya akan sadar. Itulah sebabnya aku hanya menggunakan ini sebagai cara Iroha menghabiskan hidupnya, dan tidak mencoba menyangkalnya. Sebaliknya, aku meninggalkannya dengan wajah sopan yang dia miliki, tapi ...

“—Sekarang setelah aku menyadari pesona itu, aku ingin menyebarkannya. Tentu saja, bukan dalam arti membuat semua orang menerima dan menyukainya, tapi aku berharap setidaknya ada satu orang lagi di mana dia tidak harus memakai kedok murid teladan… ”

“Begitu ya~ Jadi itu sebabnya kamu ingin berbicara denganku ~”

“Memang. Sebagai sesama teman dan produser Iroha, apa kamu mau membantuku membuat rencana? ”

“Aku tidak ingat pernah mengambil peran yang begitu aneh, tapi tentu, aku akan membantumu ~”

“Ohh, bagus sekali!”

“Aku sebenarnya memikirkan masa depanku sendiri, dan apa yang terjadi setelah aku lulus. Kamu tahu, pepatah, 'Otoi-san yang mungkin selalu hadir'. ”

Tentu saja, pepatah semacam itu tidak ada.

“Jadi kamu juga memikirkan tentang itu? Kenapa?”

“Saat aku melihat Sungai Sanzu, aku membayangkan akhir hidupku~”

“Jadi efek dari Gunung Osore, ya.”

Aku pikir dia adalah gadis yang paling dewasa dan rasional di seluruh tahun ajaran, tapi ternyata, di dalamnya hanyalah seorang wanita tua. Nah, jika tujuannya adalah untuk meningkatkan indera dan sensasinya untuk penulisan lagunya, maka aku kira menjadi lebih sensitif berarti itu sukses…?

“Mendapatakan teman untuk Kohinata, ya. Masalahnya, dia sendiri sepertinya tidak menginginkan apapun ~”

“Dia sama persis seperti aku…”

“Tapi, bukankah itu karena dia sudah memiliki tempat yang nyaman, [Aliansi Lantai 5], bersamaku, Tsukinomori, dan yang lainnya? Setelah semuanya pergi, dia mungkin akan ditinggalkan sendirian, jadi jika kita bisa mencegah hal ini terjadi, itu akan membuatku lega. Dan kemudian, aku bisa kembali ke masa depan dengan aman.”

“Jangan mendadak membuat latar fiksi ilmiah yang aneh seperti itu, Otoemon.” (TN : Otoi-san+Doraemon = Otoemon wkwkwk XD)

“Aku suka bagaimana kamu bisa langsung tsukkomi pada hal-hal seperti itu. Poin tinggi untuk itu. Meski tidak berguna sih.”

Otoi-san selalu begitu, tidak peduli apakah itu 0 poin atau 100. Dalam hal membangun hubungan manusia dengan cara yang paling efisien, tidak ada yang bisa mengalahkan Otoi-san.

“Ngomong-ngomong, mengapa tidak memeriksa hubungan Kohinata di kelasnya?”

“Kelasnya Iroha?”

“Ya. Bukan kita, tapi di sekolah. ”

“Ahhh… Ya, setelah kamu mengatakannya, aku hanya tahu dia populer, tapi hanya itu saja.”

Dengan orang macam apa dia berhubungan baik, itulah pertanyaannya. Gadis macam apa yang dia ajak bicara, cowok seperti apa yang menembak padanya, teman sekelas apa yang mengundangnya untuk melakukan sesuatu setelah sekolah. Berpikir tentang itu, aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Iroha di kelasnya sendiri. Maksudku, aku hanyalah teman dari kakaknya yang kebetulan tinggal di sebelahnya di apartemen yang sama, jadi aku tidak memiliki hak untuk mencampuri kehidupan pribadinya seperti itu.

“Ada juga pepatah 'Menembaki jenderal itu menyebalkan, jadi bidik kudanya juga'.”

Namun sekali lagi, itu tidak ada. Meskipun aku tidak mau repot-repot memberitahunya tentang itu.

“Hubungan di kelasnya… Oh benar, ada grup kelas chat LIME, dan Iroha diajak ke festival musim panas.”

“Hah~”

“……” Aku hanya menatap diam-diam ke arah Otoi-san, yang menggunakan sumpitnya untuk mengaduk-aduk Gyudon dengan wajah datar.

Aku menggunakan momen ini untuk bertanya secara langsung.

“Otoi-san… apa kamu…  salah satu… yang masuk obrolan grup LIME kelas… juga…?”

“Nah. Kedengarannya sangat merepotkan. Teman sekelasku mengira aku tidak punya smartphone~”

“Otoi-san memang beda! Sohib satu jiwa!”

“Apa yang kamu bicarakan ~”

Setelah diejek oleh Iroha karena tidak menjadi bagian dari keberadaan yang disebut 'obrolan grup LIME', akhirnya aku menemukan seseorang yang sama denganku. Lihat itu, Iroha? Bukan cuma aku saja! … Aku kira mencoba mencari alasan untuk setiap hal kecil adalah kelemahan umat manusia. Tapi, mari kesampingkan itu.

“Ini adalah alasan utamaku ingin berbicara denganmu. Aku ingin meyakinkan Iroha agar dia pergi ke festival bersama teman sekelasnya, tepat setelah rekaman.”

“Itu tugas yang cukup sulit jika kamu bertanya padaku ~ Dan mengingat Kohinata, dia mungkin ingin pergi denganmu, ‘kan?”

“Sebenarnya, dia ingin kita bertiga pergi bersama-sama.”

“Ya, itu mungkin keinginannya. Bukannya menurutmu akan buruk jika memaksanya pergi dengan teman-teman sekelasnya?”

“Tentu saja… Hanya saja, kebetulan aku menemukan alasan mengapa aku tidak bisa pergi bersamanya.”

“Hmmm?” Dengan sumpitnya masih di dalam mulutnya, Otoi-san memiringkan kepalanya seolah-olah meminta klarifikasi.

Aku menjelaskan situasinya. Mengenai peringatan Presiden Tsukinomori kepada kami, dan kontrak yang aku sepakati dengannya yang memaksaku untuk berperan sebagai pacar palsu Mashiro agar [Aliansi Lantai 5] dipekerjakan sebagai hadiah. Jika aku mulai berpacaran dengan Mashiro secara nyata, atau jika aku berpacaran dengan gadis lain, maupun jika orang-orang mengira aku seperti itu, kontrak itu akan dibatalkan.

Setelah dia mendengar penjelasanku sampai akhir, Otoi-san hanya menjawab 'Begitu ya ~' dengan acuh tak acuh, dan berbicara seolah-olah dia telah menyadari sesuatu.

“Tapi, bukannya situasi sekarang juga bisa menjadi masalah?”

“Maksudnya?”

“Aku juga seorang gadis, tahu. Kita sedang berkencan makan gyudon bersama.”

“Aku benar-benar ragu Beliau mengawasiku bahkan sepagi ini.”

“Yah, kurasa aku tidak terlalu cantik untuk membuat presiden ini cemburu sejak awal.”

“... Tapi itu tidak benar, kok?”

“Kamu sangat mengerti diriku ‘kan. Rambutku acak-acakan, dan pakaianku berantakan. ”

Kurasa memang bgitu, jika hanya menilai dari kebalikan dari gaya, dia tidak terlihat seperti salah satu dari orang-orang 'Populer'. Tapi, melihatnya dari sudut pandang lain, tingkah blak-blakan dan malas ini mungkin menjadi alasan mengapa dia menonjol dengan caranya tersendiri.

“Meskip dia bertingkah seperti sama-sama karakter sampingan, dia cukup bergaya, Tsukinomori itu.”

“Ya… aku juga berpikir begitu. Bahkan dibandingkan denganmu. ”

“Yah begitulah. Dia jago olahraga karena memakai anting-anting di sekolah.”

“Aku tau!”

Meskipun aku bisa merasakan Mashiro yang sama masih ada di dalam sana, tapi aku tahu dia tidak punya keberanian untuk benar-benar menusuk telinganya.

“Cara dia menata rambutnya, maupun merias wajah, semuanya membuatnya mungkin menjadi gadis yang paling sadar mode dari semua orang di sekitarmu, Aki.”

“Namun dia tidak pernah berbicara dengan siapa pun di sekolah selain kita, dan pada hari-hari libur sekolah, dia cuma berdiam diri di rumah… membuatku bertanya-tanya mengapa sejak awal bertindak sejauh itu.”

“Mungkin tepatnya karena itu?”

“…Maksudnya?”

“Mirip seperti senjata? Jika dia merasa malu bahkan untuk keluar dari rumah, dia mungkin membutuhkan senjata untuk membuatnya tetap tenang, semacam rutinitas dan pertahanan terhadap orang lain?”

“Begitu rupanya, pemikiran itu masuk akal juga.”

Gadis sebagai makhluk hidup memang sulit, berperilaku  berbeda dari yang biasanya mereka lakukan karena ideologi semacam itu, imajinasi yang sederhana. Masuk akal sekali bawha mengajarkan komunikasi manusia pada Ozu sesulit itu, itu karena aku juga tidak mahir dalam hal itu.

“Ngomong-ngomong, kurasa tidak ada yang akan salah paham bahkan jika kamu dekat dengan gadis yang tidak sopan seperti diriku.”

“Aku benar-benar tidak ingin menyetujui itu, tapi demi meminimalisir masalah , aku akan membiarkannya untuk saat ini.” Aku tidak bisa menahan nafas.

“Baiklah ~”

“… Kembali ke topik. Jika aku pergi ke festival musim panas  bersama Iroha, dan presiden mengawasi kami, semuanya akan sia-sia. Di saat yang sama, aku ingin Iroha mendapat teman yang bisa menghargainya meski dengan sikapnya yang nyebelin bin resek itu. Untuk menangani kedua masalah ini pada saat yang sama… ”

“Kamu ingin Kohinata pergi ke festival musim panas bersama dengan teman-teman sekelasnya, huh ~ Tapi, kamu tidak tahu bagaimana membuatnya melakukannya.”

“Ya. Ada juga perasaannya yang harus kita pertimbangkan. Aku ingin menjelaskan kepadanya dengan benar bahwa kita tidak mengabaikannya, atau mendorongnya. Tapi, bagaimana aku bisa memuaskannya bahkan ... aku sendiri tidak bisa memberikan jawaban, jadi aku membutuhkan pendapat orang lain. ”

“Begitu ya ~”

Menggaruk sumpitnya di dasar mangkuk kosong, Otoi-san memberikan reaksi seolah dia sedang memikirkannya. Dan, setelah beberapa detik yang terasa seperti sepuluh menit, dia berbicara lagi.

“Mungkin kamu harus membuntutinya?”

“Arah pembicaraanmu malah menjadi aneh.”

“Maksudku, jika kamu tidak tahu situasi di kelas Iroha, kamu tidak bisa berbuat apa-apa, ‘kan? Mungkin dia tidak terlalu menyukai teman sekelasnya? Kamu tidak ingin memaksanya melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak dia inginkan, hm? ”

“Yah, memang sih… Tapi…”

Premis hebat dari semuanya adalah bahwa Iroha menemukan lingkungan yang nyaman di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri. Aku tidak bisa memperburuk keadaan saat mencoba membantunya. Meski begitu…

Aku benar-benar tidak suka dengan ide untuk menguntitnya.

“Kamu harus mengawasinya seperti seorang ayah. Selain itu, dia terus-menerus menerobos ke tempatmu, jadi bukannya itu adil jika kamu melakukan hal serupa sesekali?”

“Sekarang kamu mengatakannya ... Tunggu, tidak, tidak, tidak.” Aku menggelengkan kepalaku dengan tekad besiku.

Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, meski kita sudah sedekat ini.

“Kamu benar-benar pria yang jujur ​​~ Nah, hanya itu yang bisa kuberitahukan padamu, jadi sisanya terserah padamu~.”

“Dimengerti… Dan, terima kasih sudah mendengarkan masalahku.”

“Semuanya baik-baik saja, lagipula kamu akan membantuku membawa koperku.”

“Cih, jadi kamu masih ingat.”

Bahkan jika dia terlihat seperti sedang melamun, dia bisa menjadi sangat tajam pada saat-saat paling aneh.

Setelah ini, aku membawa koper Otoi-san ke tempatnya seperti yang dijanjikan, dan mengambil beberapa 'Tawawa' sebelum pulang. Saat aku kembali ke apartemen, matahari mulai terbit, dan jam memberitahuku bahwa sekarang sudah jam 7 pagi. Berpikir kalau sekitar waktu ini Iroha akan datang menyerangku jika kami ada jadwal ke sekolah, aku pun naik lift. Sekitar 100 detik setelah aku membuka pintu apartemenku…

“Aku akan memberimu hak untuk menguntitku, Senpai!”

Kata-kata itu mengibarkan pertanda kalau aku sekarat secara sosial dalam 100 menit.

 

*****

Rasanya ada banyak konteks yang hilang di sini, jadi rasanya agak sulit untuk diikuti?

Jangan khawatir, aku akan menjelaskan semuanya dengan benar mulai dari sini. Efeknya cuma menyebabkan otakku membeku, dan berhenti berfungsi

 

 

<<=Sebelumnya   |   Selanjutnya=>>

close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama