Chapter 3 — Cuma Aku yang menguntit Adik Temanku
Izinkan aku memberitahumu apa yang terjadi
dengan suasana yang lebih tenang dan terperinci. Apa yang menyambutku
begitu sampai di ruangan apartemenku adalah suara yang cukup keras
sampai-sampai memecahkan gendang telingaku.
“Ahhhh !! Senpaiiii ?! Kenapa kamu
pulang pagi-pagi begini ?! ”
Cuma dari suaranya saja aku tahu dengan siapa
aku berurusan; Kohinata Iroha. Dia datang menemuiku dengan seragam sekolahnya
sambil menggembungkan pipinya. Aku bahkan tidak punya cukup tenaga untuk
berterima kasih padanya karena sudah melindungi ruanganku selama aku tidak di
sana.
“Pagi-pagi begini kamu sudah sangat
menyebalkan. Berhenti mengusik ketenangan tetangga ”
“Tetangga yang kamu maksud sebenarnya adalah
tempatku, Mashiro-senpai, dan Sumire-chansensei, jadi tidak ada masalah ~”
“Ini tidak baik sama sekali. Mengganggu
orang lain adalah prinsip yang ada bahkan dengan teman dan keluarga mu. Terutama
Mashiro, kamu jangan coba-coba mengganggunya saat dia sedang tidur atau mencoba
untuk tidur. Aku kebetulan melihatnya tertidur di kelas sekali, dan
keadaannya sangat berbahaya saat itu.”
Mengingat tatapan Mashiro yang mengarah padaku
saat itu, karena dia sedang suasana hati yang buruk karena kurang tidur, punggungku
terasa jadi menggigil. Terus, masih ada penghuni lain yang tinggal di
bawah kita, apa kamu sudah melupakannya?
“Jangan ubah topik seenaknya! Kamu
pulang sepagi ini dengan… kantong plastik…? ”
“Ini suvenir dari Otoi-san.”
“Eh.”
Aku mendorong kantong plastik ke Iroha, melepas sepatuku, dan memasuki
ruangan.
“Kamu bertemu Otoi-san?”
“Yup.”
“Eh, hah? Kalian berdua ... berada dalam
hubungan seperti itu? … Maksudku, dia memang memancarkan aura kekasih,
tapi… ”
“Jangan memikirkan yang aneh-aneh
sekarang. Aku baru saja berbicara dengannya mengenai jadwal perekaman, dan
dia menyuruhku membawa kopernya saat aku di sana.”
“Ahh, jadi Senpai menjadi pesuruhnya… Ahaha ~
Yah, mengetahui kepribadian Senpai, aku tahu bahwa mana mungkin seperti
itu! Lagipula kamu ini ‘kan perjaka peringkat 9 yang abadi!”
“Jangan seenaknya menambah-nambahkan gelar
aneh… Baiklah, katakan saja apa yang kamu inginkan.”
… Aku sama sekali tidak berbohong, jadi itu
akan baik-baik saja, ya. Terus, masih ada sesuatu yang lebih penting yang
menjadi misteri bagiku, jadi mari kita mulai dengan itu.
“Kenapa kamu memakai seragammu?”
“Ahh, ini! Itu sebabnya aku datang
kemari, tapi kamu tidak ada di rumah, membuatku merasa seperti dibiarkan tinggi
dan kering pada level maksimal! ”
Alih-alih hanya memberiku tanggapan langsung,
Iroha menggunakan bahasa gaul ala JK-nya, meski itu bahkan bukan hari sekolah,
dan melanjutkan.
“Aku akan memberimu hak untuk menguntitku, Senpai!”
………
…… Mm? Nah, pasti telingaku lagi mempermainkanku. Ya,
pasti karena itu.
“Nah, apa yang harus aku lakukan tentang
sarapan…”
“Hei, bisa tidak jangan mengabaikanku
?! Jangan kembali ke kehidupan sehari-harimu! ”
“Orang-orang memiliki apa yang disebut bias
kenormalan, oke.”
“Ohhh? Jadi itu kebetulan aktif saat aku
memberimu izin untuk menguntitku? Jadi kamu ingin bilang kalau keimutan
Iroha-chan secara sosial, psikologis, dan fisik terlihat jelas!”
“Bagaimana bisa kamu memiliki energi sebanyak
itu pagi-pagi begini… Lagian juga, hal itu tidak menjelaskan alasan kenapa kamu
memakai seragam.”
“Oh benar juga. Aku sebenarnya harus
pergi ke sekolah hari ini.”
“Sekarang sedang liburan musim panas, dan
kamu juga bukan bagian dari klub, ‘kan. Dilihat dari nilamu, bukan juga
pelajaran tambahan. ”
“Aku harus membantu mempersiapkan festival
budaya! Aku seharusnya bertugas, tapi aku melewatkan setengahnya karena
ada perjalanan, jadi aku harus pergi sekarang untuk menyelesaikan sisanya. Kamu
tahu, jadi murid teladan dan sebagainya~”
“Ahh, benar. Sekolah akan mengadakan
festival budaya tepat setelah liburan musim panas berakhir. Tergantung
pada pamerannya, kamu bahkan harus melakukan persiapan selama liburan juga, kurasa.”
“Apa kamu tidak perlu melakukan hal seperti
itu, Senpai?”
“Nggak bakal. Para idiot ini
menghabiskan waktu mereka untuk kesenangan sesaat yang tidak membantu sama
sekali selama kehidupan masa depan, mengerjakan sesuatu yang takkan
menguntungkan siapa pun dalam jangka panjang. Sebaliknya, aku tidak punya
waktu untuk itu.”
“Bukannya kamu terlalu menyangkal masa muda
mereka?”
“Yah, supaya benar-benar adil, tidak ada yang
meminta pendapatku, jadi sudah ada beberapa orang yang mengurus sebagian besar
hal itu.”
Aku bahkan tidak memberitahu mereka bahwa aku
tidak bisa ikut campur, mereka hanya benar-benar tidak memberiku tugas. Jika
kamu berada di levelku, entitas yang dilupakan oleh semua orang tanpa kehadiran
apa pun, sesuatu seperti ini adalah prestasi yang mudah… Sungguh, sangat
efisien sekali, ya.
Karena pengumuman terbuka Mashiro bahwa kami
berdua berpacaran, aku sudah mengumpulkan sedikit perhatian yang berumur
pendek, tapi masalahnya sudah tertiup angin, karena aku bisa kembali menjalani
keseharianku tanpa memiliki hawa kehadiran. Kalau dipikir-pikir lagi, itu
berarti aku tidak bisa bertindak sebagai perisai, sebagai kekasih palsu
Mashiro, yang membuatku mendapat peringatan dari Presiden Tsukinomori sejak
awal.
“Dan, apa yang akan dilakukan kelasmu,
Senpai?”
“Kafe otot.”
“Eh, kafe khusus seperti apa itu?”
“Kami meletakkan mesin pelatihan, dan
membagikan protein kocok khusus.”
“Ap… bukankah itu sebenarnya ide yang
dipikirkan dengan matang… Tapi, bagaimana bisa malah berakhir seperti itu?”
“Si keparat yang paling populer dan ramah di
kelas mulai tertarik pada latihan otot belakangan ini. Sebelum aku menyadarinya,
makin banyak orang yang tertarik dengan latihan gym, dan segalanya semakin
tidak terkendali.”
Cowok yang aku bilang tadi bilang kalau
Sumire menyukai cowok berotot. Jika hidupku adalah sebuah novel, Ia akan
menjadi teman sekelas di mana aku bahkan tidak terlalu mengingat hubungan kami,
tapi demi menjadi lebih macho, Ia mulai pergi ke tempat gym, namun segera melupakan
tujuan awal dari menggaet hati Sumire, dan cuma mengabdikan seluruh hidupnya
pada otot. Maksudku, jika Ia bahagia dengan itu, dan menjalani hidup
sehat, jadi kurasa semuanya baik-baik saja… bukan?
“Fiuh, kurasa ada banyak selera berbeda di
dunia ini. Aku pikir kelas kami melakukan sesuatu yang berlebihan, tapi aku
rasa kami cukup naif. ”
"Oh benar, kalau kelasmu melakukan apa,
Iroha?"
“Kafe Maid ~ Moe, moe, kyuuun ~!”
“Ba-Baiklah.”
Aku merasa gerakan itu sudah ketinggalan
zaman…? Maksudku, aku tidak tahu kafe maid dan tren mereka, jadi mungkin
akan sama seperti biasanya.
“Konsepnya adalah pelayan biasa dan klasik ala
Inggris abad pertengahan akan melayanimu! Pakaiannya benar-benar asli,
karena kami akan menyiapkannya dengan kain yang mirip dengan yang mereka
gunakan saat itu! ”
“Pakaiannya mungkin asli, tapi pelayanannya
akan palsu, kamu baik-baik saja dengan itu?”
“Tidak masalah. Terus palsui sampai
membuatnya asli! Di kepalaku, itu sudah sempurna. ”
“Yah, kamu bertingkah baik-baik saja ... jadi
kurasa itu mungkin berhasil."
Sama seperti yang sudah dibuktikan pada
eksperimen penjara Stanford yang terkenal, tergantung pada situasi dan peran
seseorang, tindakan manusia dapat berubah seluruhnya. Semakin sering kamu
berperan jadi sesuatu, semakin mungkin kamu menjadi yang asli, dan itulah yang
begitu menakutkan mengenai ekperimen itu.
Karena itu, apa dia benar-benar akan bisa
bertingkah seperti pelayan yang rapi dan sopan? Jika ada yang bertanya
kepadaku, aku pasti memberikan jawaban TIDAK… Jadi, apa yang akan terjadi
setelah aku lulus, dan komunikasi kita terputus? Untuk meninggalkan ikatan
antara sikap Iroha yang menyebalkan dan keimutan untuk dunia selanjutnya, aku
benar-benar harus membuatnya agar dia bisa memiliki beberapa teman sendiri,
karena itu adalah pekerjaanku, sebagai produser yang menyebalkan ... Yah ,
bagaimanapun, sudah cukup tentang itu.
“Jadi, apa hubungannya antara persiapan kafe
maid dengan memberiku hak untuk menguntitmu? Aku tidak melihat ada
kaitannya sama sekali.”
“Ah, benar!” Iroha mendorong jari
telunjuknya ke ujung hidungku.
—U-Urk, menjengkelkan sekali nih anak…
“Aku baru saja berpikir, bukannya tidak adil
kalau aku harus pergi ke sekolah, tapi kamu justru berdiam diri di
rumah? Aku basah dengan keringat karena semua kerja keras yang kulakukan,
namun kamu bisa menikmati udara sejuk di dalam kamarmudan membaca manga !? ”
“Bukannya itu yang kamu lakukan sepanjang waktu? Setiap
hari… setiap…… hari… ”
“Itu.Lah. Sebabnya… Aku pikir sebaiknya
berbagi kenangan panas yang penuh gairah ini dengan Senpai, karena aku terkunci
di dalam kelas itu! Aku bukan iblis yang meminta bantuanmu, jadi aku
memberimu hak khusus untuk menguntitku!”
“Logika macam apa itu… Tapi, yah…”
Ada alasan kenapa aku bisa menerima
tawarannya. Otoi-san menyuruhku untuk membuntutinya untuk melihat
persahabatan dan situasi kelas Iroha. Aku sangat ragu dan bimbang tentang
itu, tapi jika orangnya sendiri sudah memberi izin, maka bukan jadi masalah,
bukan? Mungkin?
“—Baiklah,
kenapa tidak?”
“Eh?”
“Aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk
mampir ke kelasmu. Se-Sebagai produsermu, tidak ada salahnya untuk
memiliki wawasan yang lebih detail tentang itu, ya. ”
“Haaaaaah?”
“Apa?”
Aku memaksakan diri untuk setuju dengan
kata-kata yang aku ucapkan, ketika Iroha melihatku dengan tatapan yang agak
dalam. Dia menyeringai, cukup membuatku gelisah, tapi itu juga memiliki
keindahan tertentu, seperti sebuah karya seni yang kontroversial.
“Astaga, apa boleh buat~ Apa kamu sangat
menghargai waktumu bersama Iroha-chan !?"
“Ugh… ?!”
“Siapa yang bisa menyalahkanmu ~ Kita sudah
bersama hampir setiap hari saat liburan musim panas ini. Sehari tidak
saling lihat pasti terlalu sulit untukmu, iya ‘kan! Aku paham kok,
benar-benar paham!”
“Jangan songong dulu, bego! Sudah
kubilang bukan karena itu!”
“Jarang sekali kamu bersikap jujur, hehehe ~”
“… Wa-Waktunya sarapan! Kamu membantuku,
dan setelah selesai, kita berangkat ke sekolah! ”
“Dimengerti, Master ~” Dia meraih ujung
roknya, membungkuk sedikit dengan nada seorang pelayan, dan meninggalkan
ruangan.
Aku melihatnya pergi, karena aku bingung
dengan apa yang kamu lakukan saat menguntit seseorang. Tanpa adanya jawaban,
aku hanya mengikutinya ke dapur.
*****
Suasana di sekolah selama hari bebas kelas
selalu menjadi sesuatu yang istimewa. Biasanya, lorong dan ruang kelas
dipenuhi dengan suara dan jeritan yang mengganggu dari tak terhitung banyaknya
murid yang hadir, namun sekarang gedung sekolahan penuh dengan keheningan yang menenangkan,
karena hanya kicau jangkrik yang bisa terdengar, matahari bersinar di
aspal. Rasanya seperti NPC tidak memuat di dalam area pedesaan dari game
3D.
Kamu jarang bisa melihat siswa di sana-sini
yang berada di sekolah untuk mempersiapkan festival budaya, karena papan iklan
raksasa tergantung tinggi di gerbang, bertuliskan 'Festival Roda
Emas'. Itu nama untuk festival budaya sekolah kami, meski sama sekali
tidak terkait dengan nama SMA, dan tampaknya menggabungkan gagasan 'Melakukan ini sangat merepotkankan, aku
tidak ingin melakukannya lagi' dari orang pertama yang melakukan festival
budaya ... Serius, siapa yang peduli.
Dan juga, karena aku sama sekali tidak
tertarik dengan tempatku bersekolah ini, aku butuh waktu sedetik untuk
mengingat nama nya, tapi SMA Kouzai kita sebenarnya adalah sekolah berperingkat
tinggi di daerah sini. Meski itu masalahnya, bahkan orang-orang dengan
perbedaan besar dalam peringkat sosial (seperti aku dan Iroha) bisa bersekolah
di sekolah ini dengan setara, jadi wajar saja, kami memasuki gerbang sekolah
bersama — Tidak juga. Bahkan sebelum itu, kami bahkan tidak berjalan ke
sini bersama.
[Iroha] Um, kenapa kamu tidak datang saja ke sini sekarang? Sama sekali
tidak ada artinya jika tidak berjalan berdampingan!
[AKI] Hei, jangan berbalik. Berjalanlah dengan benar, mungkin
sedikit lebih canggung
[Iroha] Aku terkejut kamu bisa sombong begini saat kamu menguntitku !?
Betul sekali. Selama kami berjalan ke
sekolah, kami menjaga jarak aman sepuluh meter. Iroha akan berjalan di
depan, dengan aku yang mengikuti di belakangnya. Semua percakapan kami
terjadi melalui LIME. Ketika Iroha membalas pemikiranku yang tampaknya
busuk dengan kekuatan penuh, jawabanku tetap sederhana.
[AKI] Seorang penguntit takkan
pernah berjalan di samping targetnya
Begitulah. Jika aku akan bertingkah
seperti penguntit, aku akan melakukannya dengan menyeluruh ... Atau yang lebih
penting, aku harus berhati-hati dengan pengawasan Presiden Tsukinomori yang mengawasiku
kapan saja, jadi berjalan ke sekolah bersama Iroha terlalu berbahaya .
[Iroha] Astaga!!! keras kepala sekali sih! Sekarang aku bahkan
tidak bisa merasakan peristiwa jalan bersama yang mendebarkan ke sekolah!
[AKI] Kita tidak butuh peristiwa semacam itu. Cepat masuk sana
[Iroha] Grrrrr! Kamu benar-benar jahat,Senpai! Baka, baka~!
Pemandangan Iroha berjalan ke loker sepatu
semakin jauh. Apa dia baru saja… menjulurkan lidahnya padaku?
[AKI] Ini sudah jam 9 pagi. Mana mungkin murid teladan akan telat,
bukan?
[Iroha] Ugh! Mengancam diriku yang polos dengan metode keji seperti
itu!
[AKI] Aku akan terus menguntit di perpustakaan selama aku bekerja,
sampai jumpa nanti
[Iroha] Grrr…Baiklah
Meskipun Iroha masih punya beberapa keluhan,
dia menyerah untuk terus melawan, dan memasuki gedung. Sekarang ... Aku
menunggu sebentar sebelum mengikutinya, dan masuk ke dalam juga, lalu menuju ke
perpustakaan dengan memakai sepatu dalam ruangan.
Sekolah kami memiliki ruang perpustakaan yang
buka bahkan selama liburan musim panas. Setelah duduk di kursi dekat sisi
jendela, mirip semacam konter, aku bisa mengamati dari dekat apa yang terjadi
di gedung kelas di seberang tempatku duduk. Sama seperti ruang perpustakaan
ini, ruang kelas kelas 1 terletak di lantai tiga, yang mana menjadikan tempat
ini lokasi terbaik untuk terus mengintai Iroha.
Dari kelihatannya, datang ke perpustakaan
untuk membaca selama liburan musim panas tidak terlalu populer, karena tempat
ini sebagian besar kosong, dengan hanya satu anggota komite perpustakaan yang
hadir. Saat aku masuk, dia menatapku dengan curiga karena suatu
alasan. Untuk sesaat aku ragu apakah dia mungkin saja mata-mata yang
dipekerjakan oleh Presiden Tsukinomori, tapi aku langsung mengabaikan
kemungkinan itu.
Tugas dan jadwal untuk berbagai anggota
komite selama liburan musim panas diputuskan sebelum liburan, sebagaimana
mestinya. Aku tidak tahu berapa lama Presiden Tsukinomori meragukan
keberadaan gadis lain selain Mashiro di sekitarku, tapi karena beliau sudah
memperingatkanku sekarang, karena kita masih di tengah-tengah musim liburan,
kemungkinan pengawasan ini meningkat setelah liburan panas dimulai.
Itu sebabnya, merasa waspada dengan anggota
komite perpustakaan mungkin terlalu berlebihan. Aku dapat mengevaluasi
kembali keputusan ini jika dia mulai bertingkah aneh. Aku mem-boot
laptopku, dan mulai bekerja. Tujuan hari ini adalah untuk mengamati
lingkungan Iroha… Namun, hanya melakukan itu saja akan meninggalkan terlalu
banyak waktu luang di jadwalku. Untuk menggunakan waktu secara efisien, aku
membawa beberapa pekerjaan yang dapat aku selesaikan di lingkungan kerja apa
pun. Jika ada, aku mungkin bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan di
sini, karena Iroha tidak menggangguku.
Jadi sekarang, aku memutuskan untuk
mengerjakan pengumuman pembaruan untuk karakter baru yang kami kembangkan di
Kanaria Residence, 'Kokuryuuinkugetsu',
itulah sebabnya aku menyalakan perangkat lunak pengeditanku. Itu adalah
karakter dengan pakaian hitam legam, meneriakkan 'chunibyou!' dimana mana. Tapi, ekspresi wajahnya
memiliki tingkat keangkuhan dan sikap menyebalkan terhadapnya ...
“Ya, dia emang imut …… Ah.”
“……”
Setelah melihat gambar Murasaki Shikibu-sensei
yang dijadikan pengumuman, aku secara tidak sengaja melontarkan kata-kata itu. Ketika
aku menyadari kesalahanku, itu sudah terlambat, karena anggota komite
perpustakaan menatapku dengan ragu. Siapa yang bisa
menyalahkannya. Seseorang yang datang ke ruang perpustakaan selama liburan
musim panas, bahkan tidak membaca buku, tapi malah mengeluarkan laptop, menatap
layar yang dipenuhi dengan gambar yang moe dan lucu, lalu menggumamkan 'imut', siapapun yang melihat orang
model begitu pasti akan merasa curiga.
K-Kamu salah, oke. Aku hanya di sini
supaya aku bisa menguntit Iroha pada saat yang sama, dan pastinya bukan tipe
otaku yang suka menyeringai pada gambar 2D… Yah, tak peduli apa yang aku
katakan, itu membuatku terdengar seperti orang aneh, kurasa.
Untuk saat ini, aku akan fokus pada
pekerjaanku. Itulah yang kuputuskan, dan menghadapi layar laptop lagi,
lalu tiba-tiba Iroha melangkah keluar dari balkon kelas tempat dia berada.
Tidak memakai headphone biasanya, dia saat ini dalam mode murid teladan, dia kemudian
melambaikan tangannya ke arahku.
“… Hm?”
Di tangan tersebut, dia membawa smarphone-nya. Dan,
seolah-olah ingin memberitahuku sesuatu, dia menunjuknya. Setelah ini, aku
merasakan smartphone-ku sendiri bergetar di kantongku… Ada panggilan
masuk? Iroha, ya.
“Apa ada yang salah?”
「Aku barusan berpikir, supaya Senpai bisa menguntit diam-diam, aku akan
terus menelepon saat aku bekerja di sini ~」
“Huuuh ?!”
「Tetap sambungkan smartphone-mu seperti ini!」
… Hei, apa kamu serius? Tidak, ini mungkin
kesempatan yang bagus. Pada waktu yang bersamaan, ada dua gadis tiba di
balkon, dan menepuk bahu Iroha.
「Jangan malas-malasan oi ~」
「Hayoo nelpon sama pacarmu, ya?」
Aku bisa mendengar suara mereka dari telepon.
「Tentu saja tidak ~ Aku baru saja memeriksa semuanya, bertanya-tanya apa
kita bisa menarik pelanggan di sini juga.」
「Begitu ya! Karena letaknya di lantai tiga, kita tidak bisa beriklan
dengan baik. 」
「Ya. Tapi, jika kita memasang papan reklame di sini, orang-orang di
bawah pasti bisa melihatnya dengan sempurna. Ada kemungkinan lebih tinggi
bahwa kita akan mendapatkan lebih banyak pelanggan dengan cara ini. 」
「Kohinata-san memang hebat, sangat pintar!」
Cerdik sekali sampai bisa menciptakan
kebohongan otentik dalam sekejap…
「Senp ... Ada kenalanku yang selalu memikirkan hal-hal seperti
ini. Aku merasa kalau aku mulai berpikir seperti dirinya. Meski kita
tidak akan tahu apa itu akan ampuh atau tidak. 」
「Segitu saja sudah cukup! Aku takkan pernah bisa memikirkan itu. 」
「Ya ya. Kami benar-benar bukan tandingan Kohinata-san. 」
「Sudah hentikan ~ Aku tidak berada di klub mana pun, jadi aku menggunakan
seluruh waktuku untuk belajar, itu saja. Mereka yang bisa melakukan
keduanya justru yang benar-benar luar biasa ~ 」
“Kamu ini bilang apa?! …Ah.”
Jarak antara Iroha yang aku dengarkan, dan
yang aku tahu terlalu besar, menekan balasan itu keluar dariku. Sekali
lagi, aku sangat terlambat menyadari kesalahanku, karena anggota komite
perpustakaan menatapku dengan mata ketakutan. Di seberang jendela ada
sekelompok gadis, berbicara riang, dengan ada cowok lain berteriak keras-keras,
tidak berbicara dengan siapa pun. Ini buruk, yang lain seperti ini, dan aku
pasti akan dilaporkan.
Juga, Iroha memperlakukanku sebagai 'kenalan' di depan teman sekelasnya,
ya. Yah, kurasa aku hanya teman dari kakaknya? Aku ingin sekali dia
memperkenalkanku sebagai Senpai yang bisa diandalkan, tapi aku tidak sedih sama
sekali? Anehnya, hal itu membuatku menyadari betapa jauhnya gedung ini
dari tempatnya berada. Mau tak mau aku menjadi sadar bahwa dia adalah
bagian dari dunia yang berbeda, dinding tak terlihat yang ada di antara kami
berdua.
“… Mending melanjutkan beberapa pekerjaan.”
Kali ini, aku berhasil mengatakannya dengan suara
pelan, yang menyelamatkanku dari tatapan mati anggota komite perpustakaan.
Sekitar dua jam berlalu seperti
itu. Saat melakukan pekerjaanku sendiri, aku mendengarkan Iroha melakukan
tugas persiapan festival budaya, mendengar percakapan mereka, yang membawaku
pada beberapa kesimpulan.
Yang pertama, dia sangat diandalkan. Beberapa
gadis sedang mengerjakan kostum pelayan, dan murid lain, mungkin bagian dari
klub seni, sedang mengerjakan papan reklame, tetapi setiap kali mereka
terhambat atau ada masalah pada sesuatu, mereka akan menghampiri untuk meminta
bantuan Iroha. Setiap kali dia memberikan nasihat atau tips, semua orang
memberikan reaksi terkejut dan kagum. Belum lagi Iroha yang selalu
bersikap sopan terhadap pujian yang berlebihan setelahnya.
Yang kedua, dia orangnya suka ikut campur. Bahkan
tanpa dimintai bantuan, jika Iroha melihat ada murid yang mengalami masalah,
dia selalu memberinya nasihat. Belum lagi dia bahkan berbicara kepada
orang-orang yang tidak benar-benar sesuai dengan kasta kelasnya, mengundang
mereka ke dalam percakapan secara alami, tidak dengan secara paksa.
Yang ketiga, orang dewasa menaruh kepercayaan
padanya. Guru wali kelas mereka, seorang wanita, sering muncul untuk
memeriksa keadaan, atau menawarkan bantuan, dan setiap kali melakukan itu, dia
mengobrol singkat dengan Iroha, yang selalu memperlakukannya dengan
hormat. Hanya dari ekspresi gurunya, aku tahu bahwa Iroha mendapat
kepercayaan yang cukup.
“Aku tahu tentang ini sebelumnya, tapi… dia
benar-benar murid teladan.”
Sekedar mengingatkan saja, sebenarnya aku sudah
tahu hal ini sejak dulu. Tapi, mengamati Iroha sebagai murid teladan
secara langsung seperti ini adalah yang pertama bagiku. Untuk beberapa
alasan, mau tidak mau aku jadi mengaguminya. Sedikit, rasanya aku mengalami deja vu, tapi sensasi apa ini…
Lingkungannya ini anehnya terasa menyerupai sesuatu yang lain… Tapi, aku tidak
bisa mengingatnya sama sekali.
Ah, benar, ada satu hal lagi yang menarik
perhatianku. Setelah sekitar satu jam aku mulai mengawasi… atau lebih
tepatnya, bekerja di ruang perpustakaan, pada dasarnya satu jam sebelumnya, ada
pengunjung lain yang muncul duduk di dekatku di sisi jendela. Jika aku
harus menebak, dia mungkin gadis dari kelas 1.
Dengan rambut coklat, dan penampilan yang
agak bergaya, kupikir dia adalah salah satu dari orang-orang 'populer' di sekolah. Karena
penasaran, aku diam-diam mengamatinya sebentar. Hampir selama ini, dia
terus memelototi satu titik dalam pandangannya sembari bergumam pada dirinya
sendiri.
“Kohinata Iroha… Kohinata Iroha… Kohinata
Iroha… Hari ini aku pasti akan membongkar kelemahanmu…!”
Eh. Apa ini? Apa yang harus aku
lakukan? Maksudku, aku sendiri sudah cukup mencurigakan, jadi aku tidak
bisa banyak bicara, tapi, melihat dirinya… bukannya dia…seperti…..
Penguntit yang asli?
“Kamu sama sekali tidak manis… Tidak, mungkin
kamu sama imutnya denganku… atau bahkan mungkin lebih imut dariku… Tapi meski
begitu, aku tidak bisa menerimanya begitu saja!”
Sungguh cara yang mengerikan untuk cemburu
pada seseorang. Apa mungkin dia [dihapus] yang disewa oleh Presiden
Tsukinomori…? Tidak, ada yang salah di sini. Ketika aku mencoba untuk
melihatnya lebih dekat, dia menyadari tatapanku.
“Hm? Apa yang sedang kamu
lakukan? Kamu ini penguntit, ya? ”
“Kamu dari semua orang seharusnya tidak berhak
mengatakan itu!” Aku jadi tidak tahan untuk membalasnya.
“Apa ...” Wajah gadis itu memerah sedikit,
saat dia mengerutkan alisnya. “Kasar sekali ?! Kenapa aku dibilang
penguntit,haa ?! ”
“Kamu dari tadi mengawasi Iro… Gadis di sana
selama ini, ‘kan?”
“Huuuuuuh? Apa yang kamu maksud? Mengapa
aku hanya… maksudku, aku mmmang sedang melihat Kohinata Iroha, tapi… aku bukan
penguntit… tunggu, kalau dipikir-pikir, bukannya aku benar-benar mirip penguntit…?
”
Meski dia dengan keras menyangkal tuduhanku,
semakin lama dia berbicara, semakin besar pula kepercayaan awalnya
menghilang. Akan lebih meyakinkan jika dia bisa bertahan dengan apa yang
dia katakan. Jangan mengubah perasaanmu beberapa kali di tengah kalimat,
belum lagi ekspresi dan sikapmu, sangat sulit untuk diikuti. Yah, aku sih tidak
peduli.
“Kamu juga. Kenapa kamu tiba-tiba duduk
di sampingku. ”
“Akulah yang pertama duduk di sini, tahu?”
“Huuuh? Masa? Perasaan tidak ada
orang di sini sampai beberapa saat yang lalu.”
“… Oh, benar. Aku lupa karena tidak
banyak terjadi belakangan ini, tapi sebenarnya aku tidak punya banyak hawa
kehadiran, jadi… ”
Rasanya seperti ada pisau yang ditusuk tepat
ke dadaku dan memaksaku untuk mengingat bahwa aku bukan cowok populer dengan
banyak hawa kehadiran. Kecuali Iroha, semua orang di [Aliansi Lantai 5]
adalah karakter mob sepertiku, jadi mereka bisa lebih mudah menangkap
kehadiranku.
“Eh? Ah, maaf, aku tidak berencana
menyakitimu seperti itu… ”
“Ya ... Kamu hanya mengatakan kebenaran, jadi
mana mungkin kamu memiliki niat jahat ...”
“Ngejengkelin banget!” Gadis berambut
coklat itu menahan kepalanya saat dia berteriak.
—Oh, gawat. Ini hampir seperti aku
memainkan peran idiot di sini. Meski aku ingin memastikan kejahatan gadis
ini karena menguntit seseorang, dia menjadi normie yang ceria menghentikanku
untuk menangkap momentumnya.
“… Dan, kenapa kamu menguntit Kohinata Iroha?”
“Jangan seenaknya memutuskan kalau aku
menguntitnya! Aku teman sekelasnya, jadi sedikit menyadarinya dan
memperhatikannya seharusnya tidak masalah, ‘kan ?! ”
“Jika kamu adalah teman sekelasnya, lantas
kenapa kamu ada di sini? Sana bantu teman sekelasmu, oke. ”
“Aku. Tidak. Mau. Melakukannya! Karena
aku bekerja sepanjang waktu ini saat Kohinata Iroha tidak melakukan apa-apa! ”
“Jadi kamu datang ke sekolah untuk
menguntitnya secara efektif? Aku tidak berpikir ini dihitung sebagai
'Sedikit perhatian', tahu… ”
“Diam! Bagaimana denganmu, dasar
gelandangan?! Bekerja di perpustakaan selama liburan musim panas! Kamu
sedang menjadi pesaing yang bagus dalam pertempuran untuk siapa yang paling
mencurigakan di sini! ”
Rupanya, dia menyadari betapa mencuriganya
dia. Bahkan lebih dari itu, dia mengaku sedang menguntitnya. Aku kira
dia tipe yang tidak bisa berbohong? Itu berarti dia tidak benar-benar
terhubung dengan pembunuh yang dikirim oleh Presiden Tsukinomori ...
“Jadi, kamu murid kelas 1?”
“Hmpf, kamu jadi berlaga jadi Senpai
sekarang?”
“Tidak, tidak terlalu… Hmmm.” Aku
melihat lebih dekat gadis itu.
Dia memiliki mata bulat yang besar, dengan
sempurna mengenakan seragam dalam mode kasual, mencoba tampil gaya bahkan di
kompartemen terkecil, memberikan kesan normie… Tapi, aku bisa merasakan
kecerdasan tertentu yang datang darinya. Sepertinya dia gadis yang ramah tapi
bukan orang yang punya kehidupan yang bagus. Sepertinya dia memiliki aura
orang yang menikmati hidupnya, sambil tetap memiliki otak dan kekuatan bertarung…
Benar, mirip seperti Wa*eda atau Kei* Boy atau apa pun (Bias).
Bagaimanapun juga, jika dia sadar akan Iroha,
maka dia bisa menjadi kandidat teman yang baik ... Mungkin?
“Yah, kurasa penguntit akan bertindak sejauh
ini.”
“Jangan mengabaikan arah percakapan untuk membohongiku,
oke ?!”
Mendengarku melontarkan pikiran batinku,
calon teman (ditolak) untuk Iroha berjuang keras untuk menahan air matanya.
“… Hmpf. Hubungan Senpai-Kouhai di
sekolah itu konyol. Kamu bisa bersikap sombong dan angkuh hanya karena kamu
lahir satu tahun lebih awal dariku. Dalam dunia bisbol profesional, ada pemula
yang dua tahun lebih muda, namun membuatnya lebih hebat dari yang lain. ”
“Kenapa kamu mengaitkan semuanya dengan
bisbol profesional? Apa kamu sangat menyukainya? Tunggu, lupakan
itu. Aku setuju dengan itu, setelah masuk ke dalam masyarakat, jarak satu
tahun tidak berarti banyak. ”
“Memang. Bersama dengan ujian masuk,
ujian tengah semester, dan bahkan ujian akhir semester, aku menduduki peringkat
ke-2 di angkatanku. Senpai yang biasa takkan menang melawan nilaiku yang
tinggi. ”
“Fiuh, peringkat 2, ya? Itu sangat luar
biasa. ”
“…! Be-Benarkah? F-Fufu. Yah,
itu yang aku harapkan. ”
Dia memang menjaga postur tubuhnya, tapi
tidak menyembunyikan kebahagiaannya. Ya, dia benar-benar terlalu jujur untuk kebaikannya sendiri. Sepertinya atribut karakter yang belum
terlalu banyak aku tangani, tapi kurasa aku harus melihat ekspresinya untuk
mencari tahu ... Cepat kehilangan kesabaran, tapi tipe orang yang jujur, hm?
“Peringkat kedua… memang masuk akal.”
“Ap-Apanya?”
“Aku baru ingat, tapi Iro… Kohinata-san cukup
terkenal sebagai murid teladan, selalu mendapat peringkat teratas, kan?”
“Ugh…”
“Jadi itu sebabnya kamu iri padanya. Meskipun
aku tidak paham kenapa kamu sampai repot-repot menguntitnya hanya karena itu.”
“Itu… bukan itu!”
Sementara aku mengangguk dengan persetujuan
dan pengertian, gadis jujur yang pemarah itu tersentak. Di
belakangnya, kursi itu jatuh ke tanah, saat suara keras memenuhi ruang
perpustakaan yang tadinya sunyi.
“Dia hanya merepotkan jadi aku mengamati
musuh — Tapi hanya sedikit.”
“Tidak hanya sedikit. Dan berhentilah berteriak
seperti itu. Meski sekarang liburan musim panas, tapi kita masih ada di
dalam— ”
“—Perpustakaan, bukan?”
“Iya. Lihat, kamu benar-benar mengerti…
Eh? Kenapa suaramu tiba-tiba berubah? ”
Suara yang menyelesaikan kalimatku anehnya
bukan milik gadis jujur yang pemarah. Suaranya lebih dalam,
seperti suara naik dalam sepuluh tahun… Juga, aku tahu bahwa usia suara
sebenarnya bukanlah sebuah istilah, tapi aku pribadi sering menggunakannya
ketika aku memberikan arahan kepada Iroha selama aktingnya. Seperti, 'Apa kamu bisa menaikkan sedikit usia
suaramu' atau 'Bisakah kamu
menurunkan usia?'. Otoi-san mengajariku tentang metode ini. Tapi,
sekarang itu tidak penting.
Sumber suara ketiga yang menginterupsi kami
cukup dekat dengan kami. Meski gadis jujur yang pemarah
tidak banyak bergerak dalam hal ekspresi, warna wajahnya berubah menjadi lebih
buruk secara dramatis dengan cepat.
“Eeek…”
“Tak disangka aku akan disambut oleh dua
monyet saat datang ke sini setelah mendapat pengaduan dari anggota komite
perpustakaan. Mungkin aku harus melatih kalian berdua sebelum membiarkan
kalian lolos. ”
Setiap atribut pemarah lenyap dari wajah
gadis itu, mengubahnya menjadi gadis jujur yang ketakutan
— Tidak, sudah cukup, aku akan memanggilnya JK berambut cokelat mulai
sekarang. Pokoknya, orang yang berdiri tepat di hadapan JK berambut coklat
itu adalah seorang guru iblis, memancarkan kekuatan yang cukup untuk mematahkan
tulang. (TN: JK = JoshiKousei, artinya
cewek SMA atau gadis SMA)
“Ka… K-K-Kageishi-sensei ?!” Busa keluar
dari mulut JK yang berambut coklat, saat dia berteriak ketakutan.
Kageishi Sumire, dengan nama julukan 'Ratu Beracun' adalah seorang guru yang
ditakuti karena kekerasan dan tekanannya yang menakutkan. Jika aku mengatakan
takut, maksudnya berarti ada sekitar 70% siswa. Sekitar 29% mengaguminya,
dan ada 1% yang hanya ingin dilecehkan olehnya. Namun, tidak ada yang tahu
bahwa dia sebenarnya ilustrator Murasaki Shikibu-sensei yang tidak dapat
memenuhi 100% dari batas waktunya. Aku bersimpati pada si JK (menambahkan kata rambut coklat terlalu
merepotkan) meskipun karena ketakutan.
“Ngomong-ngomong, jenis pengaduan apa yang
Anda terima?”
Aku tidak bisa membayangkan alasan kami
berdebat terlalu keras. Bagaimanapun, percakapanku dengan JK dimulai hanya
beberapa saat yang lalu. Berpikir tentang waktu yang harus dibutuhkan oleh
anggota komite perpustakaan untuk pergi ke kantor staf, dan kembali… itu
berarti…
“Katanya ada seseorang yang mencurigakan mengintip
ke dalam ruangan anak kelas 1.”
“Kupikir begitu…!”
Tuduhan penguntit kembali menggigit kami.
“Lantas, Kageishi-sensei, Anda bekerja hari
ini?”
“Iya. Karena selalu ada murid di
sekolah, bahkan saat liburan seperti ini. Kami harus memastikan bahwa
setidaknya ada dua guru hadir setiap hari. Hari ini kebetulan sedang giliranku.”
Begitu ya. Itu masuk akal.
“Tapi, aku tidak berharap kalian berdua
menjadi penguntit yang aku dengar. Tomosaka Sasara-san, aku mengharapkan
lebih banyak darimu. ”
“Urk ...”
Karena dipelototi Sumire, si JK — Tomosaka Sasara — semakin menciut. Keheningan
yang canggung terjadi di antara kami.
“… Sa-Saya minta maaf karena melakukan
sesuatu yang aneh! Saya punya urusan yang harus ditangani, jadi saya permisi
dulu! ”
“?! Wah, tunggu sebentar! ”
Menyelinap melewati Sumire, Sasara berlari
keluar dari ruang perpustakaan. Melihat punggungnya semakin jauh, Sumire
menghela nafas.
“Aku pikir dia adalah murid teladan, melihat
dia yang berusaha selama di kelas, dan menunjukkan hasil selama ujian, tapi aku
rasa dia juga memiliki sisi yang aneh, sungguh mengecewakan”
“Barusan wajahnya menabrak kusen pintu, apa
dia akan baik-baik saja?”
“Belum lagi dia melarikan diri saat keadaan
menjadi buruk, itu yang terburuk.”
“Kurasa jika topengnya cukup tebal, dia takkan
kabur begitu, ya ..."
“Jadi, Akiteru-kun, seseorang juga mengeluh
tentangmu. Rencana menarik seperti apa ... Maaf, rencana mengerikan apa
yang sedang kamu pikirkan dengan perbuatan ini?”
Aku merasa seperti melihat matanya bersinar
sesaat. Dia mungkin sedang bosan sampai mati hanya dengan menunggu di
ruang guru, itulah sebabnya dia melihat ini sebagai kesempatan beruntung untuk
beristirahat, ya?
“Ada beberapa keadaan yang tidak dapat aku
ungkapkan di sini, tapi intinya saat ini aku sedang menguntit Iroha.”
“Aku ingin sekali mendengar keadaan yang
dimaksud, tahu ?!”
“H-Hei, mode guru, mode guru.”
“Woahwaeah ?! O-Ooboshi-kun, bisakah
kamu berhenti berusaha menghindari pertanyaan dengan alasan misterius seperti
itu? ”
Ketika aku menyodok sikuku di sisi Sumire
untuk mengingatkannya bahwa dia saat ini adalah seorang guru, dia buru-buru
memperbaiki topengnya yang sudah hancur. Saat ini, ada anggota komite perpustakaan
bersama kami, meski untungnya terlalu jauh untuk menangkap kesalahan
itu. Sumire melirik ke arah anggota komite perpustakaan tersebut,
mendekati wajahku, dan berbicara dengan nada tenang.
“Sepertinya kamu sudah cukup dekat dengan
Iroha-chan, tapi apa kamu yakin tentang ini?”
“Apa yang sedang kamu bicarakan?”
“Tentang Mashiro-chan. Kamu adalah pacar
palsunya, ‘kan? Kamu memberitahuku tentang kontrak dengan Presiden
Tsukinomori ketika dia baru saja pindah ke sini.”
“Ahh, tentang itu ya. Presiden Tsukinomori
sebenarnya sudah memperingatkanku beberapa saat yang lalu, jadi aku mencoba
untuk lebih berhati-hati.”
“Aku merasa kata-kata ini dan pernyataanmu
yang saat ini menguntit Iroha sangat kontradiksi, kamu tahu.”
“Ada alasan bagus untuk ini. Aku
sebenarnya ingin Iroha punya beberapa temannya sendiri. ”
Aku dengan cepat menjelaskan kepada Sumire mengenai
apa yang aku diskusikan sebelumnya dengan Ozu di laut. Supaya dia tidak
kehilangan sisi menyebalkan namun menggemaskannya itu bahkan setelah kita semua
lulus. Aku ingin mempertahankan kelucuan yang ngejengkelin itu, dan
mencapai kesimpulan ini dengan mengajak teman-temannya. Hal ini membuatku
melakukan beberapa kebangkitan kembali mengenai lingkungan sekelilingnya ketika
kita tidak ada. Pada saat yang sama, aku memberitahunya tentang perlunya bertindak
lebih seperti pacar palsu dengan Mashiro karena keraguan Presiden Tsukinomori,
dan menguntit Iroha adalah pendekatan
terbaik untuk melncapai kedua tujuan tersebut. Setelah mendengarkan semua
ini, Sumire menyilangkan lengannya, dan mengangguk setuju.
“Kamu benar-benar cukup pintar untuk membuat
rencana seperti itu, tapi hasilnya sendiri selalu berakhir busuk di luar nalar.”
“A-Aku tahu itu… Ini hanya cara paling
efisien untuk melakukan ini…”
“Jadi, kamu juga menginfeksi Tomosaka-san. Kamu
memang anak nakal.”
“Aku tidak mengenal dia, sungguh.”
Aku benar-benar baru mendengar nama JK itu pertama
kali ketika Sumire menyebutkannya. Aku hampir tidak tahu nama Midori
karena dia adalah tempat teratas di angkatan yang sama denganku, tapi bagaimana
aku bisa tahu siapa tempat kedua dari kelas 1.
“Eh? Jadi kamu benar-benar baru pertama
kali bertemu dengannya? Seriusan? ”
“Berhenti bertingkah seperti ini adalah game
silmulasi kencan. Aku tidak begitu mengerti, tapi sepertinya dia sangat
terpaku pada Iroha untuk alasan lain. ”
“Ahh, itu masuk akal.”
“Kamu punya petunjuk?”
“Aku bertanggung jawab untuk mengajar matematika
di kelas mereka. Pada hari-hari di mana aku memberikan hasil ujian, aku
bisa melihat bahwa Tomosaka-san selalu berjuang dalam hal nilai. ”
“Aku benar-benar bisa membayangkan itu…”
“Iroha-chan terlihat sangat tidak
tertarik. Dia terus menyeringai, tidak keberatan jika dia kalah atau
menang.”
“Itu sangat tidak terduga. Aku pikir
Iroha akan memprovokasinya dan menjadi pemenang yang menyedihkan.”
Dia terus-menerus mencoba bersaing denganku
mengenai hal-hal yang sepele.
“Mungkin hanya denganmu, Aki. Siapapun
itu, dia tidak pernah mencoba untuk mengungguli, dan menjadi posisi teratas di
seluruh angkatannya hanyalah hal lain baginya, kurasa.”
“Itu sangat berbeda dari Iroha yang aku kenal…”
“Kurasa itu menunjukkan betapa istimewanya
dirimu, Aki. Tapi, agak sulit untuk mengatakan mana yang Iroha-chan asli,
dan mana yang palsu. Apa kamu mengerti? Saat kita bermain mahjong di
dalam [Aliansi Lantai 5], dia satu-satunya yang membuang tanki-ku. ” (TN : Istilah mahjong: Menunggu satu bidak
menyelesaikan satu pasang dan satu tangan)
“Meski dampaknya agak kurang dengan episode
mahjong, aku tahu apa yang kamu maksud.”
Ozu dan aku selalu mengamati situasi saat ini
dengan cermat dan tidak mengambil risiko seperti itu. Sebaliknya, Iroha
terus-menerus bermain dengan ceroboh di depan, tapi bagaimana jika ini bukan
hanya karena kurangnya skill, tapi sebenarnya semacam jurus mahjong?
“Dalam permainan di mana hanya ada satu orang
yang bisa menang, dia bahkan tidak melakukannya, tahu? Rasanya dia
perhatian dalam hal itu.”
“Yah, dia terkadang jadi baik pada saat-saat
tertentu.”
Tapi, bagaimana dengan perasaan dia yang
sebenarnya? Persis karena dia perhatian, peka terhadap orang lain, dia
tidak pernah mencoba memberontak terhadap ibunya. Memberikan kemenangannya
kepada seseorang yang lebih menginginkannya, tidak secara terbuka menunjukkan
kebahagiaannya meski sedang merasa senang. Itu sama dengan kemampuannya
untuk memerankan kepribadian yang tak terhitung jumlahnya dengan
sempurna. Mungkin ada banyak hal lain seperti itu yang terjadi di mana aku
tidak melihatnya.
Tapi, jika itu masalahnya, apa ini
benar-benar yang diinginkan hati kecil Iroha? Usai mendengarkan Sumire
serta mendengar tindakan Iroha di dalam kelas, setelah melihat semua itu, aku
masih merasakan dorongan untuk ikut campur, aku ingin dia berteman di mana dia
bisa bersikap menyebalkan sesukanya.
Saat aku memikirkan itu, Sumire
berdehem. Kurasa dia tahu apa yang kupikirkan, setelah sekian lama waktu
yang kami habiskan bersama.
“Aki, kalau kamu berniat ikut campur tangan
penuh sih tidak masalah, tapi jangan sampai melupakan Mashiro-chan juga, oke?”
“Ke-Kenapa kamu malah mengungkit-ngungkit nama
Mashiro? Aku tidak melupakannya, dia bukan subjeknya sekarang.”
Aku yang mengkhawatirkan Iroha itu memang tulus,
meski berbeda dari kasih sayang romantis… Mungkin. Lagian, aku sudah
membagikan fakta bahwa aku sudah ditembak oleh Mashiro kepada Sumire, jadi
mengapa dia perlu memperingatkanku seperti itu?
“Ka-Kamu harus waspada terhadap pertanda
kecil, oke… Dari sudut pandangku, itu menyakitiku tidak peduli sisi mana yang
mungkin kamu pilih…!”
“Mashiro cuma pacar palsu, dan aku tidak
memandang Iroha dengan pandangan seperti itu. Jika kamu ingin membayangkan
medan perang cinta segitiga di dalam kepalamu, maka kamu bisa melakukannya.”
“Ugh… Posisi di mana aku tidak bisa
mengungkapkan semuanya terlalu sulit…!” Sumire memegangi kepalanya.
Dia benar. Jika ini benar-benar akan
berakhir sebagai medan perang cinta, dia, sebagai orang dewasa dan guru kami,
tidak dapat sepenuhnya bergabung untuk mendukung siapa pun. Aku mengerti
betapa sulitnya itu, tapi dia bisa menyelamatkan dirinya dari banyak masalah
jika dia bisa berhenti berfantasi tentang itu terus.
*****
「Hm ...
kesalahpahaman ini pasti nikmat sekali. Suatu hari, kamu akan menyadari
kebenarannya, Aki. Dan aku sangat menantikan itu 」
「Kamu
benar-benar sangat menikmati ini ya, Ozu…」