Chapter 4
Malam pun tiba. Setelah memahami situasi
kasar di sekitaran Iroha, aku mengiriminya pesan LIME dengan 'Aku pulang duluan', dan kembali ke
apartemen. Ada bagian dari diriku yang berpikir bahwa pulang bersama dengan
Iroha juga tidak ada salahnya, tapi dalam acara itu, kami harus menjaga jarak
di antara kami lagi karena penguntitan, dan tidak ada gunanya melakukan. Selama
aku tidak tahu bagaimana Presiden Tsukinomori mengawasiku, aku tidak bisa
lengah.
… Namun alasan besar lainnya adalah pesan
LIME yang aku terima dari Mashiro.
[Mashiro] Aki
tidak ada di apartemen, Iroha-chan juga tidak ada. Apa kalian berdua pergi ke
suatu tempat tanpa memberitahu Mashiro, mana mungkin iya ‘kan? Kita berdua
harus bertingkah seperti orang pacaran demi menipu Ayah. Kamu sendiri yang
kerepotan nanti dan sekarang kamu justru menyelingkuhi Mashiro dan pergi
berkencan dengan gadis lain. Mashiro ingin mempercayaimu tapi jika kamu
benar-benar berkencan maka Mashiro harus mendukung perasaanmu dan kalian berdua
bahkan jika dia tidak menyukainya. Maaf karena menulis sesuatu yang aneh
seperti ini, Mashiro baru saja menyelesaikan rencana kencan tapi sepertinya itu
semua sia-sia (Sisanya dihilangkan)
Juga, notasi (sisanya dihilangkan) sebenarnya
adalah perbuatanku. Ada dua ratus baris lagi pesan setelah itu, karena
tidak punya waktu, jadi itu bisa menjadi cerita lain untuk lain kali. Dan aku
sendiri juga tidak membacanya. Saat aku menelepon Mashiro, dia menjawab…
“Sepertinya beberapa self-hypnosis aneh sedang mengacaukan kepala Mashiro,
karena dia mengira kalau dia benar-benar menjadi pacar Aki, jadi dia mulai
berpikir, tunggu, apa Mashiro sedang diselingkuhi? seperti itu, jadi dia
mungkin bertindak terlalu jauh. Tapi, jangan khawatir, saat Mashiro kedua
mengirim teks itu, dia kembali sadar, dan percaya bahwa kamu tidak akan
selingkuh.”
Dia masih belum kembali ke akal
sehatnya. Latar dirinya sebagai pacarku masih mengakar kuat di dalam
otaknya. Tapi, yang aku kumpulkan dari semua kekacauan ini adalah rencana
kencannya sudah selesai, jadi itu alasan lain aku kembali ke apartemen
sendirian tanpa Iroha. Setelah aku memasuki kamarku, aku mengirim Mashiro
pesan LIME. Aku awalnya berpikir untuk bertemu di kamarnya, tapi itu
segera, dengan gegabah, dan benar-benar ditolak oleh gadis cantik itu, jadi
pertemuannya akan diadakan di kamarku. Jika dia masih dalam settingan menjadi pacarku, maka memasuki
kamarnya seharusnya baik-baik saja, iya ‘kan, tapi itu pasti karena urusan
pelik hati seorang gadis… Atau sesuatu semacam itu,aku sendiri tidak tahu.
“Ma-Maaf mengganggu.”
“Masuklah.”
Hanya sepuluh detik setelah aku mengiriminya
pesan, Mashiro sudah tiba di depan pintu. Dia dengan canggung dan gelisah
saat aku membimbingnya melewati ruang tamu. Berpikir bahwa itu ide yang
bagus, aku membuat kopi.
“Mau tambah susu atau gula?”
“…Tidak. Mashiro bisa meminumnya tanpa
tambahan apa-apa.”
“Fiuh. Ketika kamu masih kecil, kamu
selalu memasukkan susu dan gula ke dalamnya. Jadi kamu sudah dewasa, ya. ”
“Ja-Jangan menggoda
Mashiro. Mengungkit-ungkit tentang masa lalu, dasar parah. ”
“Maaf, maaf.” Sambil tersenyum masam,
aku meletakkan cangkir di depan Mashiro.
Bahkan tidak sebanding dengan pesan LIME yang
kudapat, Mashiro yang ada di depanku masih sama seperti biasanya. Mungkin
dia terlalu bersemangat menulis pesan itu, melihat bahwa dia bercita-cita
menjadi seorang penulis dan sebagainya. Tapi… dia benar-benar sudah tumbuh
dewasa. Aku dengan tenang mengamati Mashiro, saat dia menyesap kopi dengan
tenang.
Dia mengenakan baju one-piece tanpa lengan
yang menawan. Samar-samar aku bisa melihat bekas riasan di pipi dan
bibirnya, karena dia bahkan sedikit merawat kukunya, menekankan kecantikannya
dalam setiap aspek kecil. Setelah membicarakannya dengan Otoi-san pagi
ini, aku sekali lagi menyadari bagaimana dia memiliki pesona dewasa di
sana-sini. Meski cuma mampir ke tetangganya, tingkat kesempurnaannya ini berada
di tingkat yang berbeda. Entah karena perasaannya terhadapku, atau untuk
praktiknya sendiri, aku jadi mengaguminya.
“… Ke-Kenapa kamu lihat-lihat Mashiro terus? Kamu
sedang sangat kasar, tahu.”
“M-Maaf. Aku hanya berpikir kalau kamu
menjadi begitu cantik.”
“Apa… ?! D-Dari mana pujian itu datang…
?! ”
Wajah Mashiro yang seputih salju berubah
menjadi merah ... Ya Tuhan, itu sudah keterlaluan, bukan. Apa yang barusan
aku lakukan, hanya mengatakan apa yang aku pikirkan tanpa mempertimbangkan
perasaannya! Tergantung padanya, kamu bahkan bisa menyebut pelecehan
seksual ini terhadap seorang JK, dan fakta bahwa aku tahu akan perasaannya
terhadaaku membuatnya semakin buruk. Aku memujinya dengan perasaan ringan,
terlalu ringan.
“Ma-Maaf soal itu. Aku tidak bermaksud
yang aneh-aneh.”
“Melakukan PDKT tanpa ada perasaan istimewa
bukanlah hal yang baik. Kamu akan ditikam karena hal seperti itu nanti. ”
“Aku merasa seperti pernah melihat anime
seperti ini sebelumnya ... Tapi, yah, aku benar-benar minta maaf.” (TN : referensi anime School Days?)
“Jika kamu sudah menyadarinya, maka tidak
apa-apa.”
Dia memaafkanku…?
“… Dan, Mashiro sendiri tidak membenci yang
namanya dipuji. Tapi itu akan membuatnya galau jika kamu menaikkan
harapannya, lalu membuatnya jatuh lagi. Jadi, jangan membuatnya terlalu
bahagia.”
“Ak-Aku mengerti. Aku akan berhati-hati
mulai sekarang.”
“Bagus. Jika mengerti, kamu boleh memuji
Mashiro dari waktu ke waktu.”
“Jadi kalau memujimu tidak apa-apa?”
“Mashiro akan marah jika kamu melakukannya,
oke? Jika kamu melakukannya tanpa bertanggung jawab. Tapi, dia masih
ingin kamu memujinya.”
“Jadi apa yang harus aku lakukan tentang
ini…”
“Jika kamu menanggapi ekspektasinya setelah
memujinya, maka tidak apa-apa.”
“Sungguh tidak masuk akal… Tapi, kamu benar,
jadi aku tidak bisa menahannya.”
Dari sudut pandang Mashiro, dipuji oleh cowok
yang dia cintai dan menjadi pacarnya adalah yang terbaik. Hal lain selain
skenario terbaik ini hanya akan membuatnya marah. Belum lagi, setelah
mengenal Mashiro untuk waktu yang lama, dan menyadari bahwa dia adalah tipe
yang mengunci dirinya sepanjang hari, aku merasa terkejut bahwa dia bisa
sekeras ini.
“… Yah, apa boleh buat. Aku sendiri yang
mengizinkan untuk memiliki hubungan yang menggantung ini. Aku hanya akan
tetap dimanjakan oleh itu dan menerima sedikit ketidak masuk akal.”
“Fufu, Mashiro mungkin menyukai sifatmu itu,
Aki.”
“…! Y-Ya.”
Diberitahu perasaannya secara langsung oleh
Mashiro yang terkekeh, aku merasa jantungku berdetak kencang. Aku berharap
dia berhenti memarahiku dengan kewaspadaanku yang menurun, hal itu buruk buat
hatiku.
“… Kalau begitu, mari kita membahas topik
utama.”
“Y-Ya.”
“Pertama-tama, Mashiro ingin kamu membaca
ini.”
Bang.
Aku mendengar suara gedebug keras. Benda
yang muncul di hadapanku, adalah tumpukan kertas ukuran A4, semuanya ditulis
penuh. Karena kewalahan oleh jumlahnya, aku bertanya dengan hati-hati.
“Apa ini…?”
“Rencana kencan.”
“Apa cuma perasaanku saja, atau bukannya ini
terlalu banyak…? Memangnya berapa halaman yang sudah kamu tulis? ”
“Sekitar
240.”
“Memangnya
ini apa, novel?”
Ini sebuah rencana, bukan? Rencana. Siapa juga yang mau
membaca 240 halaman rencana.
“Ah, tapi, 120 halaman pertama adalah
skenario pengantar.”
“Kenapa sebuah rencana membutuhkan skenario
segala?”
“Itu sama untuk TRPG atau misteri pembunuhan,
‘kan? Kita akan bermain peran, jadi bersama dengan pengaturan yang telah
ditetapkan sebelumnya, kita tidak bisa melupakan skenario. Sangat masuk akal.”
“Bisakah kamu berhenti mencoba menjelaskan
semuanya dengan perkataan dan logika penulis? Itu tidak membantu sama
sekali.”
Makigai Namako melakukan hal yang persis sama
dari waktu ke waktu, jadi itu pasti tipikal khas penulis. Serius, hampir saja
aku setuju dengan itu.
“Izinkan aku melihat rencana kencan
sebenarnya.”
“Hmpf. Mashiro berusaha keras untuk
menulisnya, tapi baiklah…… Lalu, baca setelah halaman 148. ”
“Ya ampun ... Baiklah, biar aku lihat dulu.”
Samurai Shark Octopus merangkul [Beberapa item yang membuat jantung
berdebar], dan menunjukkan senyuman menu ubur-ubur.
“Aku sama sekali tidak mengerti satu kata pun
dalam kalimat ini. Sebenarnya apa yang kamu paksa untuk kubaca? ”
“Ah maaf. Halamannya
salah. Seharusnya halaman 184. Mashiro terlalu banyak menulis, jadi dia
kebetulan menulis cerita sampingan untuk sub-karakter.”
“Kenapa juga sampai menambahkan sub karakter
untuk rencana kencan…? Juga, Samurai Shark Octopus sedang makan menu
ubur-ubur…? ”
“Mashiro belum sepenuhnya memutuskan namanya,
jadi dia hanya menggunakan sembarang nama yang terlintas dalam pikirannya. Dia
tinggal mengubahnya nanti. ”
“Bagaimana dengan Beberapa item yang membuat
jantung berdebar kencang?”
“Ada hal itu juga. Mashiro masih belum
memutuskan apa yang ingin dia taruh di sana, jadi masih dibiarkan saja.”
“Huh… Aku ingin tahu apa tidak masalah
membiarkan nama karakternya dan ceritanya dibiarkan terbuka seperti itu… Yah,
mungkin lebih efisien untuk melakukan itu sebelum terus menerus terjebak, ya?”
“Benar, ‘kan? Hehe.”
“Itu memang metode yang hebat ... Jika kita
menghilangkan fakta bahwa rencana kencan tidak seharusnya menjadi sebuah
novel.”
“Ti-Tidak masalah. Renacan kencan yang
asli dimulai pada halaman 184. ”
Asli apanya? Aku membalas dalam hatiku,
ketika aku perlahan membalik halaman, dan membacanya…
Aku selalu berpikir bahwa festival merupakan acara yang membosankan.
Ada begitu banyak orang, dan sulit untuk berjalan. Di tengah semua
gadis yang mengenakan yukata imut ini, rasanya seperti akulah yang dikenakan
yukata, karena tidak terlihat bagus bagiku, dan membuatku malu.
Aku diolok-olok karena penyendok kertasku cepat hancur selama permainan
mengambil ikan mas.
Aku juga tidak bisa mengenai target di permainan menembak.
Balon air selalu langsung meletus, membuatku basah kuyup.
… Nah, takoyaki yang dijual di kios-kios itu agak enak.
Kembang api.
Mendengar suara gemuruh di langit. Tapi, bentuk dan warnanya tidak
terlihat.
Dengan tepuk tangan meriah, dan suara kegembiraan orang-orang, aku
mendapati diriku berpikir bahwa acara festival tidak terlalu buruk juga.
Apa salah menghadiri festival dengan perasaan seperti ini? … Tidak,
tahun ini, musim panas ini terasa berbeda.
Karena itu spesial.
Dengan diriku yang spesial, dan dirimu yang spesial. Dengan kita
berdua, kita bisa mengubah kenangan tak bernyawa ini, dan mengubahnya menjadi
halaman terhebat di musim panas ini.
“Hm, begitu rupanya.”
… Puisi macam apa ini?
“Pada dasarnya, Mashiro ingin kita pergi
bersama… Ke festival musim panas bulan ini.”
“Jadi mengapa ada kebutuhan untuk menulis
seluruh 240 halaman hanya untuk itu?”
“Jangan mengejek Mashiro dulu. Dia
benar-benar memikirkan jadwalnya. Jadwalnya ada di halaman 239 dan 240. ”
“Kalau begitu itu cuma dua halaman saja, dong!”
Jika segala sesuatunya dapat diringkas dalam
dua halaman doang, lakukanlah dari awal, oke. Aku mengerti itu, demi bisa
bertingkah seperti orang pacaran, kita membutuhkan pengaturan tertentu, tapi yang
ini jelas terlalu jauh.
“Tapi, begitu ... festival musim panas, ya.”
“…Apa? Kamu punya masalah dengan itu? ”
“Tidak, tidak sama sekali. Aku hanya
terkejut bahwa kamu, dari semua orang, ingin mengunjungi festival.”
“Mashiro tidak terlalu ingin perdi…... Tapi,
kamu pernah bilang kalau kamu ingin pergi, baka Aki.”
“Eh?”
“Bukan apa-apa. Protagonis yang tidak
peka mending mati saja terbakar api.”
“Kamu membisikkan sesuatu dengan volume yang
hampir tidak bisa kudengar, lalu kamu menyebutku protagonis yang tidak
peka? Bukannya kamu jadi sangat tidak masuk akal di sini?”
“Mashiro tidak menyukai sikapmu itu, jadi
cukup.” Mashiro secara terbuka menunjukkan ketidaksenangannya, dan
memalingkan wajahnya.
Setelah itu, dia hanya menatapku sekilas
sebelum melanjutkan.
“… Atau, kamu sudah punya rencana dengan
Iroha-chan?”
“Yah, dia memang mengajakku.”
“Eh.”
“Tidak, ada alasan mendalam untuk itu, dia
bukan mengajakku dengan niat yang mungkin kamu pikirkan.”
Karena aku tidak bisa memberitahunya tentang
masalah rekaman, akhirnya terdengar lebih samar daripada yang kuharapkan.
“Bersama Iroha-chan ya, hmmm…”
“Jangan khawatir, aku sudah berhati-hati agar
tidak mendapat perhatian yang tidak diinginkan dari Presiden. Aku mungkin
akan menolak ajakannya. ”
“Hmm, begitu ya. Jadi kamu ingin pergi
ke festival musim panas dengan Mashiro, dan bukan dengan Iroha-chan. ”
“Jangan hanya mengartikan hal-hal aneh di
sana… Aku hanya ingin Iroha memperdalam persahabatannya dengan teman-teman
sekelasnya.”
“… Yah, lagipula dia punya banyak
teman. Tidak seperti Mashiro. ”
“Bisa tidak kamu berhenti melakukan itu?”
“Dan juga… Iroha-chan terus-menerus menerobos
masuk ke kamarmu… Yah, itu bahkan sudah masuknya rutin, jadi tidak apa-apa…
Tidak, tidak juga… yah, mau bagaimana lagi. Tapi, mengajakmu ke festival
musim panas itu beda lagi ceritanya, pikir Mashiro. ” Dia cemberut, dan
menjelaskan ketidakpuasannya. “Mendekati orang yang disukai Mashiro, kau tahu.”
“Um… Iroha tidak tahu tentang masalah
pengakuanmu, jadi kupikir…”
“Apa yang sedang kamu bicarakan? Mashiro
dan Aki ‘kan pacaran. Walaupun Mashiro menyukai Iroha-chan juga, tapi
mengajak Aki, yang notabe-nya pacar Mashiro, perbuatannya itu sudah
keterlaluan. ”
“Maksudku, meski kita pacaran, itu cuma
hubungan palsu. Maksudku, aku tahu tentang perasaanmu, dan aku sangat
bahagia, tapi mengabaikan Iroha sedikit… ”
“…? Eh. Aki? ”
“Hm? Hah? ”
Mashiro mengerutkan keningnya dan memiringkan
kepalanya dengan bingung. Aku merasa ada sesuatu yang salah, dan
memiringkan kepalaku seperti dia… Perasaan apa ini, rasanya seperti kita
membicarakan dua hal yang berbeda… Sesuatu menggelitik otakku, memberitahuku
bahwa semuanya buruk.
“Karena Iroha-chan tidak tahu kalau hubungan
kita sebenarnya cuma palsu, kita pastinya terlihat seperti sepasang kekasih di
matanya, jadi dia harus bertindak sesuai, dan memperlakukanmu seperti cowok
yang sudah punya pacar, ‘kan?”
………………………
………………
……Eh?
“Um ... jadi pada dasarnya, karena Iroha
tidak tahu kalau hubungan kita cuma palsu, seharusnya kita berdua adalah
sepasang kekasih di matanya?”
Meski akhirnya terdengar seperti tanggapan
seorang politisi yang dijadikan korban, aku harap Kamu mengerti bahwa aku harus
menilai dengan cermat informasi yang diberikan kepadaku sekarang.
“Memang. Mashiro dan Aki seharusnya
terlihat seperti orang yang berpacaran baginya, namun dia sampai mengajakmu berkencan
segala, bukannya itu melanggar aturan? Atau Mashiro yang salah? ”
“Tidak, jika kita benar-benar terlihat
seperti orang pacaran, maka mengajak pacar orang lain adalah pendekatan yang
paling buruk.”
“Benar. Jadi…..”
“Tapi, tunggu sebentar.”
Aku mengucapkan kata-kata Mashiro di kepalaku
sekali lagi. Aku dapat sepenuhnya memahami alasan Mashiro di
sini. Jika Mashiro dan aku (dihilangkan)
maka masuk akal jika Iroha (dihilangkan). Tapi,
bahkan sebelum itu…
“Iroha tahu kalau hubungan kita ini palsu, ‘kan?”
“…Hah?”
“Eh? Tunggu, kamu belum tahu kalau Iroha
sudah mengetahuinya…? ”
“Mashiro baru pertama kali mendengarnya… Eh,
tunggu. Kamu memberitahu Iroha-chan? Tentang kebenarannya.”
“Maksudku, semua orang dari [Aliansi Lantai
5]… Ah, semua anggota tim yang tinggal di lantai lima apartemen ini sudah mengetahuinya,
jadi…”
Sungguh sial. Karena hubungan palsu
dengan Mashiro ini terkait dengan masa depan [Aliansi Lantai 5], tentu saja aku
akan memberitahu mereka tentang hal itu, karena itu merupakan kelangsungan bagi
[Aliansi Lantai 5]. Padahal fakta bahwa Iroha sebenarnya adalah pengisi
suara misterius X merupakan sesuatu yang harus aku rahasiakan lebih dari itu.
Namun, aku tidak menyangka Mashiro masih
berasumsi kalau semua orang dari
[Aliansi Lantai 5] mengira kami beneran pacaran. Juga, karena pusaran
masalah ini, aku bahkan tidak pernah menyadarinya, tapi hubungan antara aku,
Mashiro, dan [Aliansi Lantai 5] sangat rumit, bukan?
“Eh… eh… kamu yang terburuk…! Lantas,
saat Mashiro bertingkah seperti pacarmu di hadapan mereka semua, sebenarnya
mereka sudah tahu kalau semua itu hanyalah kebohongan? Ugh… ini yang
terburuk… Mashiro ingin mati… Biarkan dia mati…! ”
“Tenang, tenanglah dulu Mashiro! Kamu
bahkan tidak pernah bertingkah seperti pacarku! Kalaupun ada, kamu hanya
memperlakukanku dengan judes seperti yang biasa kamu lakukan!”
“Dan, Mashiro memberikan pernyataan serius
saat di hadapan Sumire-sensei… Jadi sebenarnya dia sudah tahu mengenai hal itu
selama ini? Mashiro sempat penasaran kenapa dia tidak terkejut sama sekali,
jadi itu penyebabnya…! ”
“Sumire-sensei? Mashiro, apa yang kamu
bicarakan—”
“Dasar laknat, Shikibuuuuuuuuuuuuuuu !!!”
Mashiro berteriak sekuat tenaga tentang
sesuatu, tetapi dia melanjutkan bahkan sebelum aku bisa bertanya kepada siapa
dia marah.
“Jadi alasan Iroha-chan sama sekali tidak
menahan diri….. dan dia masih mendekati Aki…… karena dia tahu kalau Mashiro
hanyalah pacar palsu… Uuuuu…!” Wajahnya menjadi merah seperti lobster,
saat dia mengerang kesakitan.
Iroha hanya menggodaku dan mengolok-olokku,
jadi kupikir tidak ada gunanya buat cemburu padanya? Atau begitulah yang
akan aku katakan beberapa waktu yang lalu. Tapi sekarang, setelah aku
menyadari bahwa Iroha itu imut sekaligus menyebalkan, dia pada dasarnya menjadi
saingan berat Mashiro dalam hal percintaan.
“Bagaimana cara mengatakannya… Yah,
maaf. Karena tidak menyadarinya. Aku benar-benar tidak perhatian sama
sekali.”
“Ti-Tidak apa-apa. Ini salah Mashiro
karena tidak memahami kepribadian Aki.”
“Tidak, tidak, tidak, ini karena kecerobohanku. Dengan
semua rahasia yang bertimpangan, kepalaku tidak bisa mengikuti informasi mana yang
aku berikan kepada siapa.”
“Rahasia ... bertimpangan ...” tubuh Mashiro
tersentak.
Dia mengertakkan giginya saat mendengar kata
itu, dan berbicara dengan ragu-ragu.
“Apa ada hal… lainnya? Seperti menjadi
pacar palsu dengan Mashiro…? ”
“Eh? Ah, tidak, itu cuma kiasan.”
“Hm. Tapi, kamu masih memiliki rahasia
yang kamu semunyikan dari semua orang, bukan? … Misalnya, identitas
pengisi suara misterius X.”
“…”
Dia mengungkapkan kartunya dengan
takut-takut, dan dengan canggung, tapi itu menusuk tepat di dadaku. Jika aku
menjelaskannya dalam istilah permainan kartu, sepertinya dia memiliki counter yang sempurna untuk dek yang aku
buat… Aku ingin tahu berapa banyak orang yang bisa memahami peumpamaan
ini? Aku menunjukkan senyum masam pada sebagian kecil pemain TCG di
Jepang.
“Y-Yah, kurasa itu juga termasuk rahasia,
ya. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail karena masalah pengisi suara
dan kontrak kami, tapi itu bukan hal yang menyenangkan untuk diceritakan, oke?
”
Aku sama sekali tidak berbohong. Meski
kami tidak menandatangani kontrak apa pun, kami mempertahankan kesepakatan
verbal antara kami berdua, Iroha dan aku.
“Hmm, begitu ya? Hmmm.”
“Ap-Apa? Jika ada sesuatu yang ingin
kamu bicarakan, katakan saja. ”
“Ti-Tidak, bukan apa-apa.”
“Be-Benarkah? Baiklah kalau begitu.”
Serius, dia terus mengatakan sesuatu yang
membuat jantungku hampir copot. Aku khawatir sejenak bahwa Mashiro mungkin
mengetahui fakta bahwa Iroha sebenarnya adalah pengisi suara misterius X ini,
tapi aku tidak bisa menemukan petunjuk apa pun dari ekspresinya.
“... Mashiro tidak akan kalah.”
“Eh?”
Mashiro bergumam setelah memikirkan
sejenak. Dia mengatakannya dengan suara yang terlalu keicl, aku merasa
seperti protagonis novel harem karena aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Mashiro
kemudian mendorong novel tebal itu ... permisi, rencana kencannya ke arahku
dengan tatapan tajam.
“Festival Musim panas.”
“Boleh aku memberikan jawabannya setelah
memeriksa rencanaku di hari itu?”
“Ini acara yang dipaksakan, kamu tidak punya
hak untuk menolaknya.”
“O-Oke… Baiklah, aku akan melihat apa yang
bisa aku lakukan.”
Hari itu ada rencana perekaman. Pada
saat yang sama, aku harus membututi Iroha untuk mengawasinya selama festival
musim panas, jadi aku mungkin punya alasan lain untuk pergi. Ditambah
kencan palsu dengan Mashiro pada hari itu, mungkin itulah cara yang paling
efisien, ya.
“Kalau begitu, hanya ada kita berdua di hari
itu.”
“Baiklah. Sedangkan untuk pakaian, aku
bisa memakai apa yang selalu aku pakai, ‘kan? ”
Sedangkan bagi riajuu dan para pecinta acara
meriah, mereka mungkin akan memakai yukata warna-warni dan lucu. Tapi,
untuk perwakilan besar dari seluruh budaya ini yang membenci mereka, Mashiro,
dia pasti akan menentangnya. Mengenal sifanya, dia mungkin akan meludahi
racun pada semua norma itu, mengutuk masyarakat karena memperkenalkan sesuatu
seperti yukata dan ideologi kalau bermain keluar lebih baik daripada introvert—
“Hah? Apa kamu ini bodoh? ”
—Atau begitulah yang kupikir, tapi dia segera
membuktikan kalau dugaanku salah dengan ucapannya yang setajam silet.
“Kamu akan menyewa yukata. Itu akal
sehat, tahu.”
“Serius? Aku pikir kamu menentang
pakaian yang sama dengan orang-orang lain.”
“Mashiro membenci orang idiot genit yang
hanya fokus pada penampilan. Tapi, yukata sendiri merupakan bagian indah
dari budaya Jepang. Kamu harus menghormati tradisi kebudayaanmu sendiri.” Mashiro
berbicara dengan penuh minat.
Ah, aku baru ingat. Melakukan pendekatan
yang hebat terhadap budaya dan tradisi adalah hal yang akan dilakukan oleh
otaku seperti dirinya.
“Festival dan yukata adalah satu
kesatuan. Hal lain dari itu sungguh tidak terpikirkan..… Ada toko penyewaan
yukata di dekat stasiun kereta, jadi kamu bisa menyewa dari sana sebelum
festival. ”
Dekat stasiun kereta… tempat itu tidak
terlalu jauh dari tempat Otoi-san…
“Baiklah. Aku ingin tahu berapa
biayanya. Aku berharap anggaran dari [Aliansi Lantai 5] dapat menutupinya.
”
“Jangan khawatir. Mashiro yang akan
membayar.”
“Eh? Tidak, aku benar-benar tidak bisa… Aku
lebih suka membayar dengan uangku sendiri… ”
“Tidak apa-apa. Mashiro punya banyak
uang. ”
“Serius? Aku rasa putri dari presiden
perusahaan memang beda, kamu punya banyak uang saku yang dapat aku impikan… ”
“Jangan mengejek Mashiro. Dia tidak
mendapatkan uang dari orang tuanya. Dia mendapatkannya berkat usaha
sendiri.”
“Ohhh, itu mentalitas yang hebat ... Tunggu,
memangnya kamu bekerja?”
“Ah. Tunggu, tidak… ”Mashiro dengan
panik menutup mulutnya.
Warna mukanya berubah secepat lampu lalu
lintas.
“Ma-Mashiro kebetulan mendapat banyak
uang. Jangan terlalu banyak bertanya. ”
“Kedengarannya seperti sesuatu yang akan
dikatakan seseorang yang terlibat dalam bisnis yang mencurigakan. Apa kamu
baik-baik saja?"
“I-Ini hanya kerja sambilan yang singkat.”
“Misalnya?”
“Me-mencoba uji klinis untuk obat baru…?”
“Kenapa malah berubah jadi pertanyaan?”
“Ngomong-ngomong, Kanaria-san punya program
kurungan penulis baru yang disebut 'Kursus
menulis uji klinis ~'. Setelah pengobatan, penulis akan dirawat di
rumah sakit cukup lama, sehingga mereka dapat sepenuhnya fokus pada naskah.”
“Tolong jangan ceritakan lagi tentang
taktiknya, oke.”
“Po-Pokoknya, darimana Mashiro mendapatkan
uangnya tidak jadi masalah. Kamu seharusnya tidak mencampuri kehidupan
pribadi seorang gadis, itu sangat menjijikkan tahu.”
Cara dia menyangkal pertanyaanku juga terlalu
mencurigakan. Jika ini novel misteri, dia pasti akan menjadi kandidat
pembunuhan yang paling menonjol. Jika ini film fantasi, dia akan menjadi
pedagang yang mengkhianati negaranya sendiri di paruh kedua. Dan, jika ini
doujin, dia akan menjadi pacar yang kena NTR di belakang gedung sekolah.
Bagaimanapun juga, aku tidak bisa melihat apa-apa
selain masalah dari ini, tapi aku percaya bahwa Mashiro takkan melakukan
sesuatu yang aneh. Meski aku tidak bisa bilang kalau aku belum pernah
melihat langsung kiasan seorang JK yang
menghasilkan uang di belakang punggung Papa-nya yang berakhir melakukan
pekerjaan yang mencurigakan, mengetahui kepribadian Mashiro dan rasa malunya
terhadap orang asing kecuali aku, dia takkan memberikan kesempatan pada orang
semacam itu ... Tunggu, bukannya gadis polos sering menjadi korban
...? Tidak, jangan memikirkan itu. Aku sudah lama mengenalnya, aku
bahkan tidak ingin membayangkan adegan semacam itu.
Dimakan oleh rasa bersalah karena membayangkan
Mashiro tenggelam lebih dalam ke dunia yang gelap ini, aku memegangi kepalaku,
ketika Mashiro tersentak dari kursinya dengan momentum yang berat.
“Semua kencan ini direncanakan oleh Mashiro,
jadi dia takkan membiarkan Aki membayar.”
“Mashiro…”
“Mashiro akan menunjukkan kepadamu bahwa dia
adalah seorang gadis yang bisa membimbing Aki dengan baik, menggunakan semua
senjata yang dia miliki ... Kalau begitu, sampai jumpa.”
Setelah menngucapkan kata-kata yang
menyerupai pernyataan perang, Mashiro meninggalkan kamarku. Hanya aku yang
tertinggal — serta 240 halaman dari sebuah rencana (novel) yang dia berikan
padaku.
“Mashiro sedang bertingkah aneh, iya ‘kan…?”
Aku dapat melihat bahwa dia menjadi lebih
agresif setelah mengakui perasaannya, tapi apakah dia selalu setegas
ini? Apa ada beberapa perubahan dalam Mashiro yang menyebabkan perubahan
perilakunya? Aku tidak punya ide. Memeras otak pada sesuatu yang
tidak dapat aku mengerti hanyalah membuang-buang waktu.
“Untuk saat ini, aku akan melakukan apa pun
yang aku bisa."
Aku mengeluarkan smartphone-ku, dan mengirim pesan
ke Iroha.
[AKI] Untuk festival musim panas, aku memutuskan untuk pergi bersama
Mashiro, dan aku perlu menjelaskan alasannya, jadi datanglah ke tempatku malam
ini
[Iroha]… Hah?
*****
“Tentu saja, aku tidak memintamu untuk
memaafkanku begitu saja!”
“Langsung melakukan dogeza?!”
Malam harinya, ketika Iroha datang ke ruanganku,
aku menyapanya dengan sapaan tertua dalam sejarah Jepang. Karena dia baru
menyelesaikan tugasnya di sekolah, dia masih mengenakan seragamnya, dan kaki
yang menjangkau ke bawah dari roknya masih memakai kaus kaki. Dengan
serangan permulaanku (dogeza), bahkan Iroha tidak bisa menduganya.
“Aku tahu kalau kamu duluan yang mengajakku. Aku
juga tahu kalau aku harus mengerahkan segalanya ke dalam [Aliansi Lantai 5],
dan tidak dikecohkan oleh hubunganku dengan Mashiro, tapi kali ini itu benar-benar
tidak bisa dihindari lagi. ”
Presiden Tsukinomori curiga kalau aku mungkin
memiliki gadis lain (Iroha) yang dekat denganku, jadi aku harus memenuhi
kontrak kami untuk bertindak sebagai pacar palsu Mashiro Dan, aku juga
memberitahunya tentang rencana kencan (novel) menjadi 240 halaman, jelas
terlalu berat… Tidak, bagian terakhir hanya terdengar seperti lelucon, tidak
peduli seberapa serius aku mencoba.
“... Dan dengan mengingat keadaan ini, aku
memutuskan untuk mengunjungi festival musim panas bersama Mashiro, jadi jika
kamu bisa pergi dengan teman-temanmu, maka semuanya akan mendapatkan kesimpulan
yang paling positif dan paling efisien ...”
“Y-Yah, aku memahami keadaan Senpai… Wah,
berat sekali!”
Setelah mendengar penjelasanku sampai akhir,
Iroha mengambil rencana kencan (Penulis:
Mashiro) yang ada di sebelahku, dan tersenyum masam. Dia melepas kaus
kakinya, menghempaskan dirinya ke tempat tidurku, dan membalik-balik 240
halaman seperti sedang membaca manga. Setelah selesai, dia mendesah dengan
ekspresi rumit.
“Cinta Mashiro-senpai sungguh berat.”
“Dalam artian fisik sih, iya.”
“Dan pendekatan langsung ini berhasil melawan
Senpai yang Die-hard, mengubahnya
menjadi Ifrit, ya.”
“Semakin lama kalimatnya, semakin rumit
jadinya.”
“Die-hard
itu seperti keras kepala, dan Ifrit berarti hatimu terbakar kuat seperti nyala
roh api, Ifrit! Itulah kesimmpulan dari pelajaran Iroha-chan tentang
bahasa JK!”
“Serius? Aku tidak tahu kosa kata JK
seperti itu ada… ”
Aku secara teknis adalah anak SMA juga, tahu. Namun,
kehidupan sehari-hariku sangat jauh dari kebanyakan JK, rasanya seperti ada
tembok raksasa di antara kami.
“Yah, aku baru saja memikirkannya beberapa
detik yang lalu!”
“Dasar kamu ini…!”
Untuk sesaat, aku benar-benar
takut! Maksudku, bukannya aku ingin menghabiskan masa muda yang tidak
efisien seperti itu. Aku hanya khawatir akan tertinggal dari dunia ini. Saat
bertindak sebagai memproduseri sesuatu atau seseorang, berdiri pada posisi di
mana kamu harus mengirimkan produk ini ke banyak orang, kamu harus sadar akan
dunia di sekitarmu. Ya, izinkan aku mengucapkannya seperti itu.
“Hmmm… Begitu, jadi kamu pergi bersama
Mashiro-senpai…”
Iroha mengangkat tubuhnya, duduk tegak di
tempat tidur, dan membenamkan wajahnya di pahanya.
“Kembang api bersama Senpai,
ya. Bagaimana aku harus mengganggumu kali ini ~ Oh benar, aku tidak
bisa. Padahal aku sangat menantikannya ~ ”
“Ugh… Ak-Aku benar-benar minta maaf. Aku
tidak tahu harus berkata apa… ”
“Padahal aku sangat ingin menciptakan
kenangan dengan Senpai di hari terakhir liburan musim panas ~” Suaranya
terdengar depresi.
Rasanya seperti ada jarum rasa bersalah yang
tak terhitung jumlahnya menusuk tubuhku. Aku masih belum tahu apa yang
sebenarnya Iroha rasakan. Aku sangat meragukan adanya perasaan romantis. Tapi,
fakta bahwa aku mengkhianati harapannya tidaklah berubah.
“… Ahhhhhhh… Maafkan aku. Aku baru saja
memberitahumu, tapi aku tidak berharap kamu memaafkanku dengan mudah. Aku
pasti akan membalasnya untuk ini. Aku akan melakukan apapun yang kamu
inginkan, jadi tolong jangan menjadi—”
“… Sekarang kamu sudah mengatakannya, Senpai
~”
“Hm?”
“Kamu barusan! Minta maaf pada
Iroha-chan! Dan berkata! Kamu akan melakukan apa saja! Iya
‘kan?!”
“Aku tidak bilang begitu kok…… Tidak, aku
memang melakukannya. Ya, aku yakin… ”
“Hehehe. Apa saja, yaa~ Aku ingin tahu
hal konyol apa yang harus kutanyakan padamu… ”
“… Jangan menyiksaku, oke?”
“Serahkan padaku. Kesulitan mencapai Cirque du Soleil seharusnya sempurna~”
“Kamu memberitahuku bahwa ini akan berada
pada level yang sama dengan pertunjukan terhebat dunia…?”
“Baiklah, baiklah, karena Iroha-chan sangat
baik, dia akan memaafkanmu hanya dengan itu. Jadi berbahagialah ~ ”
“Ah… yahh… baiklah.”
Kalau dipikir-pikir, bukannya ini sama saja
dengan memberitahu temanmu kalau kamu tidak bisa ikut nongkrong karena ada
rencana kencan dengan pacarmu? Pada kenyataannya, ini akan membuatku
benar-benar membenci orang lain. Jika dia mau memaafkanku dengan sedikit
kekonyolan, maka itu akan baik-baik saja… Selama itu tetap dalam kategori 'sedikit'.
“Aku akan meminta untuk menebus hutang budi
ini di lain waktu, jadi kamu bisa menikmati waktumu dengan Mashiro-senpai!”
“Baiklah… Dan, apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku akan pergi dengan orang-orang dari
kelasku, jadi tidak perlu khawatir. Aku sangat populer. Aku akan
menunjukkan kepada Senpai yang selamanya tidak punya teman bagaimana
kepopuleran Iroha-chan!” Iroha menyeringai dan mengangkat ibu jarinya.
“Ngomong-ngomong, tentang jadwal kita untuk
hari festival musim panas.” Aku berdehem, dan menjadi sedikit lebih
serius.
Aku mengubah sikapku, dan beralih ke mode
produser, sesuatu yang terlalu sering aku gunakan belakangan ini.
“Pas Siang, kita akan merekam di tempat
Otoi-san. Malam harinya, Mashiro dan aku akan menikmati festival musim
panas, begitu juga dengan teman sekelasmu… Sejauh ini semuanya jelas? ”
“Dimengerti, Produser-san ~”
“Berhenti memanggilku seperti itu, orang-orang
akan salah paham.”
*****
「Jadi
Tsukinomori-san melanjutkan serangan ya ... ini memang bisa menjadi buruk」
「Oh ya,
aku belum bersamamu belakangan ini. Apa yang sedang kamu lakukan
akhir-akhir ini? 」
「Game
simulasi kencan populer baru saja keluar, jadi aku seharian di kamarku terus,
memainkannya setiap hari」
「Itu
terdengar keren. Apa judulnya? 」
「Judulnya
[Untuk orang tertentu seperti dirimu]」
「Kedengarannya
si heroine sangat menyebalkan kalau menurut pandanganku」
__________________________________________________________________________________
Selingan — Perasaan Suram Iroha
“Baka!
Baka! Baka Senpaaaaaaai! ”
Malam
harinya, dengan lampu masih menyala, aku berteriak sambil membenamkan wajahku
di boneka bergaya tomat, yang disebut Tomati-kun. Memangnya aku ini anak SD
atau apa ?! Selain itu, Tomati-kun biasanya memiliki ekspresi yang agak rewel,
sedemikian rupa sehingga menurutku itu sebenarnya agak imut, tapi sekarang dia
terlihat songong buatku, seperti Ia sebenarnya menyadari betapa lucunya dirinya.
Yah, sebenarnya aku berpikir seperti itu, maaf Tomati-kun.
“Kurasa
aku benar-benar egois.”
Sudah
beberapa hari sejak perjalanan ke pantai berlalu. Kami terlibat dalam beberapa ritual
aneh, banyak mengobrol selama kami berduaan di pantai, dan aku bahkan terlibat
dengan pekerjaan [Aliansi Lantai 5], kali ini lebih langsung. Bagiku, itu
terdengar seperti kemajuan besar.
Rasanya
juga jarak antara diriku dengan Senpai semakin berkurang, yang membuat hatiku
berdebar kencang setiap kali aku mengingatnya, dan ini tidak membantu di malam
yang panas di musim panas ini.
Sebelum
bisa mencapai tujuannya untuk [Aliansi Lantai 5], Ia akan mencurahkan segalanya
untuk tujuan tersebut. Ia akan membuang segala macam keinginan seperti masa
muda dan percintaan. Aku tahu Senpai memutuskan itu, itulah sebabnya aku tidak
boleh terlalu berharap. Aku tahu bahwa kecemburuan ini tidak masuk akal, ini
hanya perasaan egoisku yang kotor.
Alasan
Senpai memprioritaskan kencan dengan Mashiro-senpai adalah demi [Aliansi Lantai
5]. Senpai mungkin tidak memiliki perasaan romantis pada Mashiro-senpai, dan aku
dimanjakan oleh kebaikannya yang membuatku lega. Tapi, meski begitu, aku tidak
bisa menghentikannya. Meski otakku mengerti fakta itu, tapi perasaanku tidak
mau memahaminya.
…
Kurasa ini pasti bentuk hukuman untukku. Ketika Mashiro-senpai bertanya padaku
tentang perasaanku yang sebenarnya, aku berbohong padanya karena suasana. Meski
aku melihat pengakuan seriusnya, aku menyembunyikan diri. Dan, aku dengan
nyaman melompat ke posisi Senpai, tidak melakukan apa-apa, dan memalingkan mukaku
dari kenyataan bahwa pada akhirnya aku harus melawan diriku sendiri. Karena aku
menyukai Senpai. Aku ingin menjadi lebih dari sekedar Kouhai, lebih dari
sekedar adik perempuan temannya. Demi mencapai itu, mau tidak mau aku perlu
menghadapi Mashiro-senpai.
Dia
lemah, namun manis, berusaha sekeras mungkin supaya bisa bersama Senpai. Dia
gadis yang terlalu baik, bahkan jika aku tahu kalau dia sainganku dalam cinta,
aku tidak bisa membencinya. Bisa dibilang dia adalah musuh terburuk yang pernah
ada. Diriku di masa lalu pasti akan menyerah. Tidak mau melihat ibuku sedih, aku
menuruti seperti yang dia suruh, mengalihkan pandanganku dari segala jenis
hiburan, bahkan ke sesuatu yang sebenarnya aku minati.
Tapi,
setelah bertemu Senpai, Ia mengajariku betapa pentingnya mengejar hal-hal yang
kamu sukai. Perasaan tidak ingin menyerah terus tumbuh semakin kuat, semakin
kuat, dan bahkan semakin kuat saat mereka mulai muncul di dalam dadaku. Namun, aku
masih belum bisa menyatakan perasaanku yang sebenarnya kepada Mashiro-senpai.
“…
Karena aku mungkin… seorang pengecut.”
Pada
akhirnya, aku takut. Jika aku mengatakan padanya perasaan jujurku,
Mashiro-senpai pasti akan membenciku, dan aku tidak tahu apakah Senpai akan
menerima perasaanku atau tidak. Apa yang kurang dari diriku adalah keberanian
untuk dibenci, keberanian untuk terus maju bahkan saat terluka. Jika
memilikinya, aku takkan merasa murung seperti ini.
“Aghh…
Jangan dipikirin terus! Depresi tidak akan membantuku! Teruslah maju,
Iroha-chan! ” Aku menggaruk-garuk kepalaku, dan mengambil seikat kertas di
sebelah bantalku.
Itu
adalah naskah untuk karakter baru [The
Night The Black Goat Screamed], Kokuryuuinkugetsu, yang dibuat oleh
[Aliansi Lantai 5] selama kami tinggal di kediaman Kiraboshi Kanaria, yang mana
editor untuk Makigai-sensei dan Mashiro, juga sebagai idol super dirinya
sendiri. Aku sudah membacanya berkali-kali hingga sudut-sudut kertasnya mulai
berkerut, dan kata-kata merah tertulis di bawah setiap kalimat. Itu bukti dari
motivasiku.
Meski
ada banyak hal lain yang membebani pikiranku, untuk saat ini aku harus fokus
pada semua yang dapat aku lakukan. Jika Senpai memberikan segalanya untuk
[Aliansi Lantai 5], maka aku juga akan mengerahkan segala kemampuan yang aku
punya!
“Aku
akan menunjukkannya, jadi sebaiknya bersiaplah, Senpai dan Otoi-san!” Aku
menyatakan dengan bangga tanpa ada orang di sekitarku yang mendengarnya.
Setelah
itu, aku mendalami penjiwaan dan karakter Kokuryuuinkugetsu.
__________________________________________________________________________________
Selingan —
Nama dan Shikibu
Ruang
karaoke di malam hari selalu diisi dengan suara-suara para riajuu yang
menyebalkan. Meski Mashiro menyadarinya, dia punya alasan bagus untuk datang ke
sini pada jam 11 malam sebagai gadis SMA seperti dirinya.
“M-Mashiro-chan,
Sensei pikir kamu tidak seharusnya pergi karaoke selarut ini.”
“Kamu
bertingkah seperti walinya, jadi tidak apa-apa.”
“It-Itu
benar, tapi ... Kenapa kamu tidak menunjukkan sedikit rasa hormat terhadap wali
itu?”
Orang
yang berkeringat karena ketidakpuasan adalah Sumire-sensei — Tidak, Shikibu.
Dengan perasaan amarah yang menggebu di dalam Mashiro, dia harus memastikan
untuk mengatasinya dengan orang yang tepat. Tentu saja, hanya ada satu alasan
dia memanggilnya ke sini.
“Jika
kamu sudah tahu kalau Mashiro bukan pacar asli Aki ketika dia mengaku itu ...
kenapa kamu tidak memberitahunya kalau semua orang juga tahu?”
Duduk
di kursi di dalam karaoke, Mashiro menyilangkan kaki, saat dia bertanya pada
Shikibu dengan tekanan sebanyak yang dia bisa. Selain itu, dia memegang
mikrofon di tangannya untuk memperdalam efeknya. Meski itu membuatnya sedikit
malu, dia tetap mengabaikannya.
“Saat
itu, Mashiro mungkin masih bisa bertindak berbeda jika dia tahu hal itu.”
“A-Apa
boleh buat ‘kan. Jika kamu memberitahuku dulu kalau kamu adalah Makigai
Namako-sensei, dan kamu sedang menjadi pacar palsu Aki, maka perhatianku jelas
tertuju pada yang pertama, dan dampaknya menghilangkan ingatan apa pun dari
informasi kedua! ”
“…
Hmm? Jadi kamu membuat alasan? ”
“Maaf,
oke! Itu semua salahku! Aku akan membantumu dengan apa pun yang kamu butuhkan,
jadi bergembiralah!” Shikibu merangkak di tanah, dan menempel di kaki Mashiro
dengan berlinangan air mata.
…
Mengapa rasanya dia sudah terbiasa meminta maaf? Ada batasan seberapa
menyedihkan dirimu. Naluri keibuan Mashiro menyuruhnya untuk memaafkan Shikibu.
Rasanya seperti dia memasukkan terlalu banyak poin keterampilan ke dalam
keterampilan mengemisnya. Ini mungkin bagaimana dia saat Aki memberinya teguran.
“Haaaa…
Baiklah, terserah. Jika kamu memberi Mashiro beberapa informasi lagi, dia akan
memaafkanmu kali ini.”
“Informasi?”
“Tentang
Iroha-chan. Apa yang kamu ketahui tentang dia, Shikibu? ”
“Yang
aku tahu tentang dia…”
“Jangan
coba-coba berbohong, oke.”
“Aku
tahu, aku tahu!” Shikibu terus menangis, saat dia mulai berbicara. “Um… um…
Meski kamu menanyakan itu padaku, tidak banyak yang aku tahu tentang dia. Dia
suka jus tomat, kurasa? ”
“Siapa
yang peduli dengan seleranya… Selain itu, dia juga suka jus tomat, ya.” Sama
seperti Mashiro.
Aki
sering meminumnya sejak lama, yang mana memengaruhi Mashiro juga. Awalnya,
rasanya terlalu asam, jadi dia tidak ingin meminumnya, tapi dia cemburu pada
Aki karena bisa meminumnya begitu saja, jadi dia terus meminumnya dan akhirnya
menyukainya. Mungkinkah Iroha-chan juga dipengaruhi oleh Aki seperti itu? …
Tidak, ada hal yang lebih penting untuk didiskusikan. Pengisi suara misterius
Brigade X misalnya. Apakah Mashiro satu-satunya yang tahu bahwa Iroha adalah
pengisi suara, atau bukan? Tergantung pada jawabannya, Mashiro harus mengubah
rencana serangannya.
“Meski
dia bukan anggota dari [Aliansi Lantai 5], tapi dia selalu bersama Aki. Kenapa
bisa begitu?”
“Eh?”
Sepertinya
itu pertanyaan yang tidak terduga, saat Shikibu berkedip dalam kebingungan.
Menilai dari reaksinya… Tidak, Mashiro belum bisa mengatakan dengan pasti. Dia
tidak ingin melakukan kesalahan lagi karena kehilangan informasi.
“Ini
benar-benar aneh, bukan? Aki selalu memprioritaskan [Aliansi Lantai 5] di atas
segalanya. Tapi Ia membiarkan Iroha-chan masuk ke kamarnya terus-terusan,
bukannya ini sangat tidak efisien? "
“Yah…
itu benar.”
“Ini
hanya hipotesis. Tidak lebih dari itu, tapi… ”
“Yup
yup.”
Supaya
tidak membocorkan ini sebagai informasi yang harus dibuktikan, Mashiro
memperingatkannya. Pada saat yang sama, dia bersiap untuk menggunakan kosakata
penulis untuk mengatakannya secara tidak langsung.
“Bagaimana
jika Iroha-chan adalah salah satu kreator [Aliansi Lantai 5]?”
—Maaf,
itu berubah menjadi blak-blakan. Mashiro tahu dia harus perlahan-lahan
menyelami topik tersebut, tetapi keinginan untuk menemukan kebenaran jauh lebih
besar. Bagaimanapun juga, festival musim panas sudah tepat di depan matanya. Dia
sudah memutuskan bahwa benar atau tidaknya Iroha-chan adalah pengisi suara dari
[Aliansi Lantai 5] tidak lagi dipermasalahkan. Tapi, kekuatannya sebagai musuh
akan bervariasi tergantung pada seberapa banyak anggota yang mengetahui tentang
dirinya. Jika Shikibu tahu tentang kebenarannya, maka…
“Iroha-chan?
Aku tidak begitu yakin tentang itu. Dia rupanya membantu Aki di laut tempo hari,
tapi aku belum pernah mendengar dia yang menjadi asisten manajer… ”Dia
meletakkan satu jari di bibirnya, saat tanda tanya melayang di atas kepalanya.
Itu
benar-benar isyarat tubuh yang bodoh, tapi sepertinya dia tidak sedang
bermain-main.
“…
Kamu serius tidak tahu apa-apa?”
“Kenapa
kamu menanyakan itu padaku? Apa dia benar-benar— ”
“Tidak,
itu bukan apa-apa. Mashiro hanya ingin memeriksa seberapa dekat sebenarnya
saingan cintanya dengan Aki. ” Untuk memblokir penyelidikan lebih lanjut dari
Shikibu, Mashiro mengalihkan wajahnya.
Hal
itu jelas-jelas merupakan isyarat yang tidak wajar, tapi Shikibu tidak
menunjukkan tanda-tanda menyadari hal ini, dan bahkan salah paham. Lihatlah
dia, menunjukkan senyum sombong itu ...
“Apa,
kamu cemburu? Perilaku cemburu?”
“Ji-Jika
iya, kenapa memangnya? Kamu terlihat sangat bahagia karena suatu alasan. ”
“Yah,
baru beberapa saat yang lalu, kupikir Makigai Namako-sensei sebenarnya
laki-laki. Biarpun aku tahu kalau itu sebenarnya Mashiro, pasangan Aki X Nama masih kuat di dalam
kepalaku.”
“Ka-Kamu
yang terburuk…! Setidaknya bayangkan kami sebagai pasangan normal!”
Seberapa
egoisnya dia? Sepertinya dia tersesat dalam fantasinya, tidak ingin menerima
kenyataan di hadapannya… Hm? Apa ini? Rasanya seperti bumerang tak terlihat
baru saja mengenai bagian belakang kepala Mashiro? Yah, mungkin hanya
imajinasinya. Mashiro bukanlah tipe orang yang berkutat dalam fantasi.
“Tapi,
begitu ya. Jadi kamu tidak tahu… ”
Jika
riwayat chat yang dilihat Mashiro di pesan LIME Aki itu benar, maka Iroha-chan
adalah pengisi suara dari [Aliansi Lantai 5]. Dan, jika bukan hanya Makigai
Namako, tapi juga Shikibu tidak mengetahui hal ini… maka keberadaan Iroha-chan
benar-benar sesuatu yang istimewa.
Perasaan
gundah di dalam dada Mashiro semakin kuat. Jika Shikibu mengetahui kebenaran tentang
Iroha-chan, maka dia akan merasa lebih lega. Karena itu berarti Mashiro
menerima perlakuan yang sama dengannya, setelah Aki memberi tahu semua orang
tentang hubungan palsu mereka. Iroha-chan memiliki nilai yang sama dengan
Mashiro. Tapi, bukan itu. Aki tidak memberitahu siapa-siapa mengenai identitas
asli Iroha-chan, yang membuatnya menjadi eksistensi yang istimewa.
“Mashiro-chan?”
“…
Hm?”
Shikibu
masih merangkak di lantai, saat dia mengirimkan tatapan cemas ke Mashiro… Tidak
bagus, menjadi depresi tidak menghasilkan apa-apa.
“Apa
kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat menakutkan sekarang. ”
“Mashiro
baik-baik saja. Dia hanya merasakan karma membalasnya.”
“Menurutku
kamu tidak baik-baik saja ?! …… Nee, Mashiro-chan. ” Sambil membalas, Shikibu
memberinya tatapan serius.
Dia
bersujud dengan ekspresi serius membuatnya tampak seperti lelucon komedi, tapi
Mashiro berpikir untuk mendengarkannya.
“Soalnya,
aku tidak tertarik menghalangi cinta orang lain.”
“Tapi,
kamu suka mononton percintaan orang lain ‘kan.”
“Iya.
Dan hal yang sama berlaku untuk teman. Berharap supaya kamu dan Iroha-chan bisa
bahagia adalah perasaan jujurku. ”
“...
Jadi kamu tidak bisa mendukung Mashiro?”
“Tidak,
aku akan melakukannya. Aku tidak ingin menghalangi Iroha-chan juga, tapi setidaknya
aku ingin mendukungmu.”
“Begitu
ya… Terima kasih, itu meyakinkan.”
Memikirkan
tentang posisi Shikibu, perkataan itu saja adalah sesuatu yang harus disyukuri
oleh Mashiro. Berharap terlalu banyak bukanlah hal yang baik.
“Hei,
beritahu Mashiro satu hal. Menurutmu, orang macam apa yang bisa dicintai Aki? ”
“Aki?
Hmm, itu pertanyaan yang sulit. Aki tidak terlalu menyukaiku. Dia selalu marah
padaku, dan jika ada yang mungkin Ia benci dariku… Ah. ” Shikibu memiliki
ekspresi seolah-olah dia menyadari sesuatu. “Kebalikan dari dibenci adalah
disukai."
“Kebalikan?”
“Iya.
Aki selalu marah padaku saat aku mengeluh, bertindak lemah, atau kabur dari
tenggat waktu. Dia menatapku seolah-olah sedang melihat sampah… meski itu
mungkin akunya saja yang terlalu parno? ”
“Tentu
saja Ia akan marah padamu. Kamu terus melewatkan tenggat waktu, dan justru
menonton anime.”
“Jangan
hancurkan harapan dan mimpiku dengan logika!”
“Kamu
bukan anak kecil! Tapi… itu masuk akal… mungkin? ”
Aki
sendiri adalah pekerja keras sejati, selalu jujur. Ia pasti memiliki banyak
kelemahan dan hal-hal yang tidak Ia kuasai, tapi masih berusaha sebaik mungkin
untuk tidak menunjukkannya, mengatasi kekurangannya, dan bergerak maju. Mashiro
ingin mengubah dirinya yang lemah. Itu sebabnya dia membuat rencana kencan
seorang diri, menunjukkan kepada Aki bahwa dia bisa memimpin. Tapi, itu belum
cukup. Ini uma bentuk lain dari pelarian.
Dengan mencoba sesuatu yang baru, Mashiro memalingkan muka dari kelemahannya.
Apa
yang akan dilakukan Aki? Gadis macam apa yang bisa berdiri di sisi Aki?
“Ahh…
Mashiro seharusnya melakukan itu…”
“Ahhh,
dia tidak mendengar… kan? Apakah kamu baru saja mengatakan sesuatu?”
“Mashiro
hanya berpikir bahwa dia senang kamu memiliki kebiasaan menunda-nunda ini.”
“Um…
sama-sama?”
“Ya…
karena kita sudah di sini, kenapa kita tidak sekalian menyanyikan sesuatu?” Shikibu
menatap Mashiro, keheranan, tapi dia terus maju dan menyanyikan sebuah lagu.
Yang
mulai dimainkan adalah melodi cinta yang tenang — tidak sedikit pun sebenarnya.
“On ~ The ~ Attack ~!”
Itu
adalah lagu pembuka dari anime terkenal, yang berfungsi sebagai adaptasi manga
dari manga shounen populer.
“Ohhh
..! Sekarang butuh sedikit volume! Mashiro-chan, bisakah kamu menyanyikan ini
?! ”
“Tidak
juga!”
“Lalu
mengapa kamu memilih lagu ini ?!”
“Yang
terpenting di ruang karaoke adalah kegembiraan! Jadi, ayolah, kamu juga
bernyanyi! ”
“Fu…
fufufu… Kamu membuatku membawa mikrofon sekarang, bukan? Kamu memberiku
mikrofon malam, kan ?! ”
“Berhentilah
mengatakan candaan jorok larut malam.”
“Baiklaaaaaaaaaaaaahh!
Waktunya bersenang-senaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang”
Sekitar
satu jam berlalu seperti itu. Dengan suara canggung, tenggorokan serak, dan
bersimbah keringat, Mashiro merasa seperti dia telah menggenggam sesuatu. Tidak
masalah. Membiasakan diri dengan hal-hal buruk yang dilakukan Mashiro,
menantang mereka, dan bergerak maju. Karena dia yakin Aki akan ada untuknya.
Meski memalukan, tapi Mashiro mungkin harus mengerjakan ulang beberapa dari 240
halaman rencana kencan tersebut. Kanaria-san selalu memberitahunya bahwa dia
menambahkan terlalu banyak halaman, tapi jika itu sesuatu yang penting, dia
harus menambahkannya. Dia baru menyadari itu berkat Shikibu.
240
halaman saja tidaklah cukup. Agar Mashiro bisa berdiri di samping Aki, rencana
yang dia butuhkan untuk mengubah seluruh dirinya adalah ...
Memutuskan
itu untuk klimaksnya, ini akan
menjadi upaya pertama Mashiro.
=====================================================
Aliansi
Lantai 5 (4)
AKI : Aku baru ingat, bagaimana kencanmu,
Makigai-sensei?
Murasaki Shikibu-sensei : Besok adalah hari
eksekusinya
AKI : Ohh! Waktu yang tepat!
ONS : Jadi, apa kamu memutuskan untuk pergi
ke festival musim panas?
Makigai Namako : Yup yup
AKI : Kebetulan sekali. Aku juga sebenarnya
akan pergi ke festival musim panas besok
Makigai Namako : Hah. Ya, aku rasa ada
festival di mana-mana selama musim ini
Makigai Namako : Tidak terlalu langka, bukan?
ONS : Dan kalian berdua punya rencana kencan
AKI : Memang ini kencan, tapi sebenarnya…
Hei, berhentilah menggodaku
ONS : Maaf, maaf ~
AKI : Akhir-akhir ini, aku merasa kamu dan
Iroha mulai semakin mirip satu sama lain
ONS : Itu keren, tapi apa barusan
Makigai-sensei menghilang begitu saja?
AKI : Sepertinya begitu. Ia sudah membaca
pesannya sih
AKI : Yah, dia mungkin mendapat telepon
mendesak dari editornya atau semacamnya
ONS : Atau mungkin percakapan ini sulit Ia respons?
AKI : Apa maksudnya itu?
Murasaki Shikibu-sensei : Pedang buster
benar-benar sangat romantis!
AKI : Minat lain, ya
Murasaki Shikibu-sensei : Bukan minat lain!
Meskipun aku tidak dapat menyangkal bahwa lebih banyak doujinshi akan
mengikuti!
AKI : Apa yang sedang kamu bicarakan…?
ONS : Pedang Buster ... maksudmu yang ada di
[Grand Fantasy]?
Murasaki Shikibu-sensei : Benar! Remake ke 7
yang dirilis musim semi ini! Karya terbesar yang pernah dibuat oleh HoneyPlay!
Murasaki Shikibu-sensei : Dengan tidak ada
tenggat waktu atau pekerjaan tersisa, aku memfokuskan seluruh waktuku untuk itu!
Murasaki Shikibu-sensei : Bad Luck Strike
Claris-chan sangat keren!
Murasaki Shikibu-sensei : Dan hubungan
Tifa-kun dengan teman masa kecilnya adalah yang terbaik!
AKI : Ya, aku pernah memainkannya sebelumnya,
jadi…
Murasaki Shikibu-sensei : Apa yang sedang kamu
bicarakan! Itu bahkan jauh lebih baik karena kamu tahu ceritanya!
Murasaki Shikibu-sensei : Setidaknya tonton
lagu tema sebelum kamu memutuskannya! Terserah di Ytube!
AKI : Ah, kamu benar
AKI : Mereka mempertahankan tema aslinya, tapi
sekarang mengubahnya menjadi versi orkestra
AKI : Mereka punya akal sehat
Murasaki Shikibu-sensei : Iya ‘kan? Semua
kenangan kembali, tapi sepuluh kali lipat!
Murasaki Shikibu-sensei : Sekarang, lupakan
saja festival dan kencan musim panas, dan selami dunia GraFan 7!
ONS : Mengapa rasanya seperti kamu dengan
paksa mengalihkan pembicaraan mengenai Makigai-sensei?
Murasaki Shikibu-sensei : Hm? Mengapa aku
melakukan itu, ahaha!
Murasaki Shikibu-sensei : Aku hanya
memberikan rekomendasi karena aku merasa game ini sangat epik!
ONS : Hm… kedengarannya cukup mencurigakan.
Apa kamu menyembunyikan sesuatu?
Murasaki Shikibu-sensei : Baiklah semuanya, ayo terjun ke ngarai dalam video game!
<<=Sebelumnya | Selanjutnya=>>