Chapter 7
Beberapa menit setelah itu, Mashiro dan aku membeli
beberapa permen kapas dari kios terdekat, membeli manisan apel, dan menikmati
festival. Rupanya, orang-orang dari manajemen memiliki keinginan untuk
melindungi Mahiro yang imut dan menggemaskan, karena mereka terus-menerus
memberinya layanan khusus, seperti membuat permen kapas lebih besar, atau harga
manisan apel sedikit lebih murah. Setiap kali ini terjadi, mereka akan
memberikan ucapan 'Kalian berdua pasangan yang sangat serasi!' dengan lantang, yang mana membuat
Mashiro tersipu, dan anehnya aku juga tidak membencinya.
Lihat ini, Oji-san. Atau harus aku katakan, Presiden
Tsukinomori. Kami berdua adalah pasangan yang serasi, bukan? Ya. Aku
tidak tahu dari mana Ia melihat kami, atau mata-matanya atau apalah, tapi kami
harus menyempurnakan akting pacaran ini.
Langit semakin gelap seiring waktu berlalu, dan pengumuman
memberitahu kalau pertunjukkan kembang api akan dimulai dalam tiga puluh
menit. Panas yang tak terlihat mulai mengisi di antara para tamu, saat suhu
naik. Itu adalah tegangan yang mengalir melalui atmosfer tepat sebelum
acara utama malam, klimaks mutlak dari musim panas seorang otaku dan
normie. Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan berdiri di
tengah-tengah suasana semacam itu.
Ini adalah pertama kalinya aku berdiri di sisi ini. Aku
kira situasinya tidak masalah untuk normies dan karakter sampingan, melainkan
sikap yang mereka miliki. Tidak peduli seberapa besar Mashiro dan aku
mungkin bertindak seperti pasangan biasa, pergi ke acara normie, kami tetap
berada di sisi terbuang. Aku yakin semua orang yang melihat kita hari ini
bahkan tidak menyadarinya.
Lagipula, tempat ternyaman malam ini, setidaknya bagi
kami, adalah bangku di bawah pepohonan, jauh dari keramaian orang.
“Mashiro capek sekali… Ahaha, membiasakan diri dengan
kerumunan orang sepertinya terlalu sulit…”
“Minumlah ini, itu akan membuatmu segar.”
“Dinginnya..… Makasih.”
Ketika aku mendorong botol ramune dingin ke pipi Mashiro,
dia menunjukkan reaksi lega, dan menerimanya. Meski sudah malam, kami
masih di tengah musim panas. Suhu udara hampir tidak turun di malam hari,
ditambah lagi dengan orang-orang yang berlalu lalang ini. Mashiro tampak
seperti menderita karena itu, karena aku bisa melihat butiran keringat di
wajahnya.
Itu sebabnya aku membelikannya minuman
dingin. Mashiro membuka botol ramune, dan meneguknya. Ujung hidungnya
berkedut, saat alis dan mulutnya berubah menjadi X. Melihat ini, aku hampir
mengeluarkan tawa kecil, tapi jika aku melakukan itu, aku akan dituduh tidak
memahami hati seorang gadis, jadi aku menahannya. Aku seorang cowok yang
mampu belajar dari kesalahan.
“Hah? Bukannya itu Iroha-chan…? ”
Setelah pulih berkat meminum ramune, Mashiro menggumamkan
itu saat dia melihat ke arah kerumunan. Mengikuti tatapannya, aku melihat
sekelompok orang yang berlawanan dengan kami, sekitar tujuh gadis berjalan di
sekitar festival saat mereka mengobrol dan tertawa. Gadis di tengah grup
ini adalah pengisi suara yang barusan bersamaku hari ini di Studio Otoi, adik
perempuan temanku, Kohinata Iroha.
Cara dia tersenyum sekarang sama persis dengan yang dia
tunjukkan di kelas saat aku melihatnya. Yang berbeda sekarang hanyalah
yukata berwarna hangat yang dia pakai sebagai ganti seragamnya. Dia adalah
murid teladan yang sopan, tenang dan baik hati. Dia tidak bertindak
terlalu acuh tak acuh dan sesekali bercanda, tidak terlalu ketat dan judes,
memiliki jumlah kehangatan dan suhu yang tepat untuk masuk ke dalam grup.
“Kamu benar… Jadi, kenapa kamu bersembunyi?”
“Ka-Karena ...” Mashiro angkat bicara, saat dia
menyembunyikan tubuhnya di balik pepohonan.
Aku bahkan tidak menyadari sejak kapan dia bersembunyi di
sana.
“Rasanya bakal canggung… jika dia melihat kita…”
“Sudah kubilang kalau Iroha sudah tahu,
kan? Mengenai kita yang jadi pacar palsu.”
“Justru itulah yang membuatnya canggung… Seakan-akan kita
melakukan sesuatu yang tidak adil…”
“Karena cuma kita satu-satunya yang menikmati festival
musim panas? Aku sudah menjelaskan kepada [Aliansi Lantai 5] kalau kita
akan melakukan kencan palsu karena kontrak. Ozu tidak punya pekerjaan apa
pun, jadi Ia sedang fokus untuk menyelesaikan galge baru, dan Murasaki
Shikibu-sensei memainkan GranFan 7 Remake, jadi kamu tidak perlu khawatir
tentang mereka, mereka sedang menikmati musim panas dengan caranya sendiri . ”
“Tidak, bukan karena itu… Yah, terserah. Mashiro
tidak punya alasan untuk menjelaskannya padamu.”
“Hah?”
“Po-Pokoknya, Mashiro tidak ingin dia melihatnya, jadi
biarkan Mashiro di sini.”
… Apa yang terjadi dengannya? Kupikir dia tidak
perlu bersembunyi segala, aku tidak berencana hanya pergi untuk berbicara
dengan Iroha. Dia akhirnya menikmati waktunya bersama teman-teman
sekelasnya. Terus, aku tidak kurang kerjaan hanya mengganggu kesenangannya
walau cuma sekedar teman kakak laki-lakinya, atau Senpai. Tapi… harus
kuakui teman-teman Iroha berbicara dengan suara keras.
“—Ya jadi, pacarku benar-benar yang terburuk!”
Meski jarak kami cukup jauh, suara gadis SMA itu mencapai
telingaku tanpa masalah apapun. Seolah-olah itu bertindak sebagai pemicu,
gadis-gadis lain mulai berbicara lebih keras, karena aku bisa mendengarkan
percakapan mereka dengan mudah.
“Tinggal di rumah untuk kencan sepulang sekolah dan
sebagainya.”
“Ehhh, memangnya ada masalah dengan itu? Itu adalah
sesuatu yang orang lain cemburui tahu.”
“Tidak semuanya. Duduk di rumah hanya membuatnya
menempel terus padamu.”
“Serius? Kedengarannya bagus bagiku. Aku sangat
membual tentang itu.”
“Membual apanya? Itu hanya akan merusak riasanku
dalam cuaca panas ini.”
“Ah, masuk akal.”
“Aku akan sangat senang jika dia bisa berhenti menempel
terus padaku. Apa kamu tidak pernah merasa pacarmu begitu norak sampai
menyebalkan, Kohinata-san? ”
Percakapan kedua gadis itu tiba-tiba berubah arah,
dilemparkan ke Iroha.
“Aku? Yah, wajahnya cukup menyebalkan, tapi kurasa akulah
yang paling melekat dalam kasus ini? ”
Sungguh cara yang solid untuk menanggapi. Meski dia
sama sekali bukan bagian dari percakapan sampai sekarang, dia memberikan respon
yang natural.
“Oh, jadi kamu akhirnya mengakuinya? Kamu terus
mengoceh tidak punya pacar sampai sekarang ~ Atau apakah itu tujuan liburan
musim panas kali ini? ”
“Itu benar…”
Gadis itu menyenggolkan sikunya ke sisi Iroha, lalu dia
menurunkan wajahnya. Setelah itu, dia mengeluarkan smartphone-nya.
“Jika kamu sangat ingin melihatnya, maka aku akan
menunjukkan kepadamu — Pacarku!”
“… Itu sih Tomati-kun!”
“Itu, sangat lucu! Kamu masih berpura-pura, huh ~ ”
Iroha mencibir.
“Ahaha. Aku tidak bisa mendapatkan pacar semudah
itu. Aku bahkan tidak punya seseorang yang aku suka ~ ”Dia menyangkalnya
lebih jauh.
“Kamu benar-benar punya nyali untuk mengatakan itu meski kamu
ini sangat populer! Pahami perasaan jiwa-jiwa yang malang, dasar
elit! Kamu akan menyesal karena menjomblo terlalu lama!”
“Kamu seumuran denganku, jadi kamu ini bilang apa? Jaman
sekarang, cinta bukanlah segalanya!”
… Akting sempurna yang dilakukan oleh Kouhaiku dari semua
orang. Dia memainkan peran gadis populer yang tak terkalahkan. Meski
dia bisa saja mendapatkan banyak kebencian untuk dirinya sendiri dengan satu
kesalahan kecil, dia menggunakan humornya sendiri untuk tidak menerima perasaan
cemburu seperti itu. Tapi, untuk berpikir dia bisa dengan mudah berbicara
tentang apa yang biasanya dia lakukan di kamarku seperti itu, dan bahkan
mengubahnya menjadi lelucon. Aku penasaran bagaimana reaksi gadis-gadis
ini jika mereka tahu tentang perilaku Iroha yang sebenarnya.
“……!”
Ah. Tatapan Iroha mengarah ke sini, dan bertemu
dengan tatapanku. Tapi, hal itu terjadi cuma sekilas, karena dia dengan
cepat mengalihkan pandangannya dan terus berbicara dengan teman-temannya.
…………
……?
Kenapa ya. Untuk sesaat, aku merasakan sensasi aneh
di sekitar hatiku, seperti menegang. Mungkin tanda-tanda aritmia tahap
awal? Aku harus mencari tahu gejala-gejala ini secara online begitu aku
pulang ke rumah. Kesehatan adalah yang utama.
Dan, saat aku memikirkan itu…
“Mustahil…”
Aku mendengar suara keputusasaan dari Mashiro yang masih
bersembunyi di balik pepohonan.
“Ada apa, Mashiro?”
“Mashiro tidak tahu… Kebenaran yang begitu sederhana dan
jelas… Mengapa dia tidak pernah menyadarinya…”
“He-Hei, apa yang kamu bicarakan…?”
Wajahnya berubah karena syok dan suaranya
bergetar. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menyadarkannya dalam keadaan
seperti itu. Sepertinya dia mendapat akses ke dunia gelap yang
tersembunyi, karena ekspresinya tanpa warna apa pun. Dari antara bibir
birunya yang bergetar terdengar kata-kata yang menyerupai sihir kematian—
“Benarkah… jika kamu menyeka keringatmu, itu akan merusak
riasanmu…?”
Itu hanyala kata yang biasa didengar dalam topik sehari-hari. Mengapa
dia mengucapkan kata-kata ini seakan-akan sesuatu yang menakutkan? Jika
ini adalah sebuah cerita, kalimat seperti itu tidak akan pernah muncul, begitu
logisnya. Dan satu-satunya tipe penulis yang akan menggunakan ini adalah
mereka yang sangat membutuhkan untuk mengisi beberapa halaman lagi.
… Maaf, saat aku membantu Makigai-sensei, aku melakukan
hal yang sama. Aku pasti tidak bisa berbicara buruk tentang orang lain
seperti ini. Menulis sesuatu saat kamu tidak profesional sangatlah
sulit. Tapi, mari kesampingkan itu dulu.
“Kupikir itu sudah jadi pengetahuan umum, tapi kamu
sebenarnya tidak tahu…?”
“Ba-Bagaimana Mashiro bisa tahu? Setengah tahun dia
hanya tinggal di rumah saat dia tidak di sekolah… ”
“Kamu merias wajah setiap hari, jadi kupikir kamu sudah
terbiasa dengan hal semacam itu…”
“Mashiro hanya mempelajari ini dari Ytube. Itulah
sebabnya pengetahuannya sebenarnya sangat terbatas… ”
“Kamu bisa merias wajah dengan kualitas seperti itu hanya
dengan mencari informasi secara online…? Masyarakat jaman sekarang memang
tempat yang menakutkan.”
“Huh… Jadi ketika Mashiro mengelap wajahnya, dia harus
memeriksa wajahnya di cermin… mustahil, jadi… bahkan jika dia tidak tahu,
riasannya mungkin sudah rusak berkali-kali sebelumnya…?” Semakin banyak
dia berbicara, semakin banyak keringat yang bercucuran di wajahnya. “Ba-Bahkan
sekarang, Mashiro berkeringat ... ga-gawat, dia harus memperbaiki
riasannya!"
“Ah, Mashiro! Kamu mau pergi kemana?!”
“Jangan sampai Mashiro mengatakannya! Kamu yang
terburuk! ”
Ahh, toiletnya. Mengetahui hal itu, aku tidak bisa
berkata apa-apa lagi, dan hanya mengawasi punggung Mashiro yang semakin
menjauh. Karena kita bisa menghubungi satu sama lain dengan smartphone, dia
seharusnya tidak bakal tersesat, ‘kan. Terima kasih, kemajuan teknologi. Tapi,
itu menimbulkan pertanyaan tentang apa yang harus aku lakukan sambil menunggu
dia.
“Ah, benar. Harus melapor kembali. ”
Tentu saja, aku berbicara tentang karakter baru dari
[Aliansi Lantai 5], Kokuryuuinkugetsu. Sekarang
kami sudah menyelesaikan rekaman tanpa masalah, dan menyelesaikan semuanya
sesuai jadwal, aku harus memberi tahu mereka. Aku membuka aplikasi LIME-ku,
dan pertama-tama mengirim pesan ke Ozu, dengan permintaan khusus.
[AKI]
Apa kamu bisa menangani pop-up pengumuman tentang Kokuryuuinkugetsu?
[OZ]
Dimengerti. Aku akan membuatnya sehingga perbedaan waktu sesuai dengan ID
pengguna
Balasan datang hanya dalam beberapa detik. Ia akan
selalu merespon dengan segera, tidak peduli waktu atau hari, membuatku
bertanya-tanya kapan dia benar-benar tidur. Yah, dia adalah seorang
programmer super yang bercita-cita tinggi, jadi mungkin Ia membuat AI yang secara
otomatis merespon… Meski itu mungkin terdengar sangat mustahil, tapi itu
menunjukkan seberapa pintar namun menakutkannya Ton* Stark dari [Aliansi Lantai
5], seorang Kohinata Ozuma.
Di samping catatan, untuk mempersiapkan perbedaan waktu
dengan pengumuman, kami menyiapkannya di server pinjaman yang agak lemah, tapi
dengan jumlah pengguna, kami mungkin juga mendapatkan server yang lebih kuat
segera. Aku sedang mencari server dengan kinerja baik, tapi aku masih
berjuang untuk menemukan kondisi yang tepat…
“Hm?”
Saat melamun, aku melihat ke bawah sisiku. Di atas
bangku, aku melihat kotak aksesori yang sudah dikenal. Itu adalah tas yang
dipegang Mashiro beberapa saat yang lalu.
Jangan bilang ... merasa ada firasat buruk, aku menyentuh
kotak aksesori dari luar. Hal pertama yang aku rasakan adalah sensasi
lembut, dengan benda bulat padat di dalamnya, membuatku menebak bahwa ini
mungkin dompetnya yang telah kehilangan banyak isinya. Setelah itu adalah
sensasi keras berbentuk persegi panjang. Itu pasti smartphone-nya.
“Yang benar saja? Dia pergi sambil
meninggalkannya? Sekarang aku bahkan tidak bisa menghubunginya.”
Dan, karena dia tidak pernah kepikiran prinsip merias
wajah setelah pergi keluar, dia juga tidak membawa alat make-up bersamanya, aku
yakin itu.
“Dia terlalu ceroboh ...!”
Sambil membawa tas aksesori Mashiro, aku berdiri dari
bangku, dan menuju ke kerumunan untuk mengejar Mashiro.
*****
Pada akhirnya…
“…Aku tersesat.”
Kurasa aku juga bodoh. Ada aturan ketat tentang apa
yang harus dilakukan saat kehilangan satu sama lain. Begitu satu orang
meninggalkan tempat tertentu, pihak lain tidak boleh melakukan hal yang sama
dalam keadaan apa pun. Jika dipikir-pikir lagi, itu seharusnya menjadi
pemikiran logis, tapi hal itu tak pernah terlintas di pikiranku karena
kepanikanku.
Aku melihat ke kiri, aku melihat ke kanan, di mana-mana
hanya orang, orang, orang. Mungkin karena waktu pertunjukkan kembang api
semakin dekat, jumlah orang jadi meningkat drastis. Bahkan ketika aku mencoba
untuk kembali ke jalan dimana aku datang, aku terhanyut di jalan yang berbeda,
tidak mengizinkanku untuk kembali ke tempat persembunyian yang aman dari sebuah
bangku. Betapa tidak efisiennya lingkungan ini.
Aku terus mengomel pada diriku sendiri, mengarahkan
amarahku pada diriku sendiri dan dunia, ketika aku menyerahkan harga diriku
untuk menanyakan arah toilet kepada seseorang, dan menuju ke sana. Dalam
perjalanan ke sana, seseorang menepuk pundakku.
“Hai, Nak, apa kamu berhasil menemukan orang yang
hilang?”
“Tidak, belum sama sekali…”
Aku mendengar suara seorang pria yang lebih
tua. Berpikir itu adalah pemilik kios ikan mas sebelumnya, aku berbalik
sambil tersenyum. Tapi… tunggu, aku tidak pernah memberitahunya tentang
hilangnya Mashiro, ‘kan?
“…Bah!”
Saat aku berbalik ada wajah menjengkelkan yang sangat
familiar, dengan lidah yang menjulur.
“Ap, apa ?!”
“Reaksi yang bagus! Seratus poin untuk itu! Adapun
hadiahnya, cobain permen kapas ini! ”
“Aku tidak butuh semua itu, aku cuma makan sedikit.”
“Astaga, sayang sekali. Kurasa kamu sudah menghabiskan
cukup banyak waktu manis dengan pacarmu, ‘kan? Aku mengerti, dengan senang
hati aku akan mengambil kalorimu juga… Senpai ~”
Orang yang mengisi pipinya dengan permen kapas adalah
adik perempuan temanku, Kohinata Iroha. Begitu ya, jadi suara itu barusan
adalah dia yang berpura-pura. Pengisi suara dari [Aliansi Lantai 5] memang
hebat, yang bisa menyuarakan setiap karakter dari tua sampai yang muda, pria
atau wanita.
“… Apa yang terjadi dengan teman-temanmu?”
“Maksudmu gadis-gadis dari kelasku?”
“Mengapa kamu mengulanginya?”
“Yah, sebelum aku menyadarinya, aku terpisah dari
mereka.” Iroha berbicara dengan acuh tak acuh saat mengabaikan komentarku.
Apa dia tidak memiliki rasa bahaya? Aku tidak bisa
melihat gadis-gadis yang dari tadi bersamanya, tapi dia juga tidak terlihat
kesepian.
“Apa kamu bertengkar dengan Mashiro-senpai? Kamu
berjalan sendirian terus dari tadi. ”
“… Kamu memperhatikanku?”
“Cuma sebentar, sih! Aku melihatmu di sana-sini,
bertanya-tanya apa yang sedang kamu lakukan. ”
“Kalau begitu bicara padaku lebih awal!”
“Yah, karena gadis-gadis dari kelasku masih ada di
sekitarku, hehe!” Iroha menggaruk bagian belakang kepalanya, dan
menunjukkan senyum masam.
Hm? Jadi itu berarti…
“Kamu terpisah dari teman-temanmu saat kamu mengikutiku
dengan matamu?”
“Ohh! Peka sekali! Apa itu berarti kamu siap untuk
mengambil tanggung jawab?”
“Mana sudi. Kenapa aku harus disalahkan karena kamu
tidak memperhatikan sekitarmu.”
“Mustahil…… Kamu membuatku tergila-gila padamu, tanpa berniat
bertanggung jawab? Dasar kejam! Bahkan perutku sudah membesar
sekarang!”
“Jangan mengatakan omong kosong yang akan membuat orang
lain salah paham! Alasan perutmu membesar karena semua makanan yang kamu
makan, aku yakin! ”
“Ngomong-ngomong, meski aku terus makan, aku tidak akan
gemuk, jadi semuanya tetap pas!”
“Kalau begitu kamu terang-terangan
berbohong. Berhenti menyebarkan berita palsu. ”
“Aduh! Hei! Aku mengikat rambutku, jadi bisakah
kamu menghentikannya!”
Aku menjitak kepala Iroha, yang dia pegang kepalanya
karena rasa sakit, dan memprotes. Melihat reaksi itu, aku menyesal sudah melakukan
itu.
“Maaf. Aku seharusnya lebih perhatian terhadap
penampilan gadis yang sudah mereka upayakan dengan susah payah, kan. ”
“Betul sekali! …Tunggu apa? Kenapa kamu jadi
jujur begini?”
“Yah, aku menemukan sesuatu yang penting beberapa saat
yang lalu…”
Aku memberitahunya tentang apa yang terjadi kenapa
Mashiro dan aku berpisah. Dan aku menyusulnya karena dia ingin memperbaiki
riasannya, tapi dia bahkan tidak membawal alat riasannya. Dan bagaimana aku
akhirnya tersesat dalam proses mencarinya. Setelah mendengarku sampai
akhir, Iroha mengangguk pada dirinya sendiri sembari menyilangkan tangannya.
“Ada kalanya Senpai benar-benar bisa menjadi bodoh juga,
ya.”
“Apa yang kamu katakan? … Tidak, tunggu,
Sumire-sensei memberitahuku hal serupa beberapa waktu lalu, kupikir… Jadi apa
aku sebenarnya bodoh? ”
Satu orang sih bukan apa-apa, tapi kalau ada dua orang mengatakan
yang sama, bisa berarti benar adanya. Dan, mereka bahkan memandangnya
secara obyektif juga. Sejujurnya, selama kencan palsu dengan Mashiro, segala
macam emosi baru memengaruhiku, sehingga proses berpikirku semakin melemah sebagai
hasilnya. Aku rasa inilah yang terjadi ketika aku menenangkan diri untuk
mengumpulkan pengalaman yang sangat dibutuhkan.
Itu mengingatkanku kembali saat Iroha dan aku berada di
pantai, di mana dia mengeluh kalau aku menilai diriku terlalu rendah. Berkat
itu, aku mulai lebih percaya diri pada posisiku di dalam [Aliansi Lantai 5],
dan juga pada diriku sendiri. Tapi, jika aku tidak ingin tetap canggung
selamanya dalam hal cinta, masa muda, dan hubungan pria-wanita, aku harus
berusaha lebih keras lagi. Sedetik aku lupa, rasanya Tuhan yang tak
terlihat di langit mengingatkanku.
Mari fokus untuk meningkatkan keterampilanku di sana
mulai sekarang ... Sehingga itu tidak terlalu mempengaruhi statusku yang lain
tentunya, serta pekerjaan [Aliansi Lantai 5].
“Yah ~ Kamu yang bodoh ini cukup imut, jadi aku akan
menerimanya ~”
“Caramu merendahkanku benar-benar membuatku kesal.”
“Ahahaha! Bahkan wajah kesalmu juga sangat
imut! hore hore! Rasakan ini hore rore ho~re! ” Iroha menjadi
berlebihan lagi, seperti yang selalu dia lakukan, dan menyolekkan jarinya yang
ramping ke pipiku.
Meski menyebalkan seperti biasanya, tapi juga
mengingatkanku pada anak anjing yang lengket, dan itu sangat lucu. Dan,
sungguh tidak memuaskan bagi aku untuk mengetahui bahwa hanya aku yang menyadari
kelucuan ini. Itu adalah hilangnya keuntungan besar bagi masyarakat secara
keseluruhan, situasi yang sangat tidak efisien. Nah, mengesampingkan
masyarakat secara keseluruhan, aku ingin Iroha mendapatkan teman yang
memungkinkan dia tersenyum seperti sekarang.
“Hmm… Tapi, tersesat tanpa membawa smartphone memang agak
merepotkan. Meski, jika semuanya jadi sia-sia, kamu mungkin harus bertemu
lagi di apartemen. ”
“Benar ... Tapi, sebagai pacarnya, aku merasa tidak enak
membiarkannya sendirian dan kesepian.”
“Ohhhh? Senpai, kamu memperlakukan ini dengan serius
~”
“Aku berusaha keras untuk meyakinkan Presiden
Tsukinomori… Aku tidak tahu siapa yang mungkin mengawasi kami.”
“Dan akan buruk jika mereka melihat kita bersama, ‘kan
~? Hehe.”
“Kurasa tidak masalah jika kita berdua mencari Mashiro
bersama.”
“Mungkin ~!”
Aku merasa intonasi anehnya itu melambangkan suasana hati
gembira yang hampir tidak bisa dia sembunyikan. Dua teman (dan dirinya
sendiri) akhirnya tersesat, tapi pada festival musim panas. Karena kita berada
di kota yang relatif aman dan teratur, seperti yang dikatakan Iroha, sebenarnya
bukan masalah besar. Masuk akal mengapa Iroha menjadi sedikit bersemangat,
melihat bahwa dia sudah terbiasa denganku, dan begitulah akhirnya.
Ketika aku menolak ajakan Iroha, sejujurnya aku memiliki
banyak penyesalan. Rasanya seperti aku harus mendorong anak anjing kecil,
yang dengan gembira mengibas-ngibaskan ekornya memikirkan bermain denganku. Tapi
sekarang, rasa bersalah itu telah hilang sedikit.
… Meski begitu, aku tidak berencana meninggalkan Mashiro
begitu saja, tapi setidaknya menikmati waktu bersama Iroha saat kami
mencarinya.
Bahkan beberapa menit setelah kami mulai berlarian
mencari teman sekelas Mashiro dan Iroha, kami tidak mendapatkan kemajuan
apapun. Kami pergi untuk memeriksa toilet terdekat, dan bahkan kembali ke
bangku sebelumnya, tapi Mashiro belum bisa ditemukan. Apa dia marah dan
pulang ke apartemen? Aku harap tidak, rasa bersalah tersebut akan
membunuhku.
“Belum ada hasil… ya.”
“Aku ingin tahu kemana Mashiro-senpai pergi. Mungkin
dia marah dan pulang begitu saja? ”
“Serius? Padahal dia sendiri yang membuat rencana
kencan itu… ”
“Tapi, kamulah anak hilang yang lari dari tempat yang
seharusnya kamu tunggu. Dia berhak untuk marah.”
“Ugh… Ada benarnya juga.”
Aku tidak bisa membantahnya….… Tapi, dia bahkan tidak
lupa untuk bertingkah menyebalkan di saat seperti ini, ini pasti keahliannya.
“Yah, karena ini tentang Mashiro-senpai, dia tidak akan
meninggalkanmu begitu saja.”
“Memangnya kamu punya bukti untuk itu?”
“Hmm… insting seorang gadis!”
“Jadi hanya asal menebak, ya.”
“Pokoknyaaaa! Yang bisa kita lakukan hanyalah terus
mencarinya. Dia itu pacarmu yang berharga, jadi ayo cepat dan temukan dia,
oke! ”
“Ya, aku harus bekerja lebih keras dari ini, kurasa.”
Dengan intonasi menyebalkannya yang biasa, Iroha menarik
lenganku saat mulai berjalan… Tapi,
tepat setelah itu, aku terlambat menyadari bahwa apa yang kita lakukan saat
ini… jika ada orang luar yang melihat ini…
“Ahhh !!! Kohinata sedang berkencan dengan pacarnya!
”
Ya, persis seperti itu. Begitu aku mendengar itu, situasinya
sudah di luar kendali. Aku berbalik sambil terkejut dan menemukan gadis berambut
cokelat dengan ujung yang berputar-putar, seorang gadis bergaya dengan
penampilan normie. Dia mengenakan yukata yang mencolok, saat mulutnya terbuka
dan tertutup karena terkejut, jari telunjuknya menunjuk ke arah
kami. Bukannya dia orang mengawasi Iroha di ruang perpustakaan…?
Koreksi, dia penguntit sejati. Aku pikir namanya
Tomosaka Sasara, iya ‘kan. Dari kelihatannya, dia datang ke sini bersama
pacarnya, karena ada seorang cowok yang berdiri di sampingnya. Ia bertubuh
tinggi, juga berambut cokelat, cukup tampan, dengan telinga yang ditindik,
aksesori tengkorak perak tergantung di lehernya, dan cincin di jari-jarinya,
meskipun terlihat murahan. Dia memakai pakaian pribadinya sendiri, bukan
yukata, tapi di bajunya ada gambar tengkorak.
Meskip aku belum pernah melihat yang seperti ini sejak aku
mulai masuk sekolah SMA, ini mungkin contoh sempurna dari anak nakal SUPER yang
sering kamu lihat di SMP. Dengan perawakannya, wajahnya, Ia seharusnya
seorang mahasiswa, atau anak kelas 3 SMA. Aku benar-benar tidak berpikir
Ia lebih muda dariku.
Sejujurnya, mereka tampak sangat serasi.
“Ugh ...” Saat Iroha melihat Sasara, geraman yang sangat
tidak menyenangkan keluar dari mulutnya.
Suaranya hampir cukup keras sehingga aku bisa
mendengarnya. Melihat ke arah Iroha, aku menyaksikan momen di mana
ekspresi aslinya runtuh sesaat, karena dia kesulitan mempertahankan muka
santainya.
“T-Tomosaka-… san. Ke-Kebetulan sekali. “
“Ya, ini festival besar, jadi tentu saja ada kemungkinan
besar kita akan bertemu satu sama lain. Tapi yang lebih penting lagi… Aku
melihatnya! Aku benar-benar melihatnya! Kamu membawa cowok! Seperti
yang aku pikirkan!”
“Cowok? Senpai hanyalah Senpaiku.”
“Hmmmm? Bisakah kamu benar-benar mengatakan itu
dalam situasi seperti ini?”
“Kalau itu…”
Sasara menyeringai sambil menatap wajah
Iroha. Menanggapi itu, Iroha menundukkan wajahnya. Terbukti, Iroha
bertingkah berbeda dari biasanya. Biasanya, dia akan berusaha sekuat
tenaga untuk menggangguku dengan bersikap lengket, secara aktif bertindak untuk
membuat orang mengira aku punya pacar.
Tapi, sekarang, Iroha membantah hubungan semacam
itu. Jika ada, yang paling bermasalah adalah Iroha sendiri. Itu
mengingatkanku, ketika dia mempersiapkan acara festival budaya bersama
kelasnya, dia juga membantah punya pacar. Meski ada saat ketika dia datang
ke kelasku sebelumnya, dengan keras menyatakan bahwa 'Kami berpacaran!', Selalu berusaha menggangguku dengan
itu. Jadi, apa ruangan anak kelas dua tergolong aman, tapi tidak untuk
kelas satu? Apa akan menjadi buruk jika beberapa gosip beredar antara
anak-anak kelas atau semacamnya? Atau, apa ada alasan mengapa dia harus
menahan diri untuk tidak mengumumkannya lebih jauh?
Bagaimanapun, sepertinya dia tidak ingin Sasara berpikir
bahwa aku adalah pacarnya. Kurasa aku harus memberinya uluran tangan.
“Seperti yang dikatakan Iroha. Aku bukan pacarnya,
dan dia bukan pacarku.”
“Lagi-lagi dengan itu ~ Padahal kalian terlihat… begitu…
dekat…” Sasara tertawa, lalu suaranya menghilang, dan ekspresinya
membeku. “Ah… Ahhh! Kamu cowok penguntit Nomad-senpai itu ?! ”
“Sungguh cara mengerikan untuk mengingatku…”
“Ohhh, jadi kamu pacar Kohinata, ya. Tidak heran
kamu ada di perpustakaan. ”
“Menyebalkan sekali. Kesimpulannya cukup dekat,
tetapi perkiraanmu sampai di sana masih jauh. "
“Ja-Jangan ingatkan aku pada nona yang ceroboh itu…
Tinggal selangkah lagi saja, aku bisa mencapai Kohinata…”
Rupanya hal itu menimbulkan trauma. Tapi,
ketidakstabilan emosional yang dia miliki ... dia tampak seperti spesimen yang
cukup menarik.
“…Hah! Siapa yang peduli dengan nilai ujian! ” Sasara telah berhenti menderita, dan malah
mengarahkan pandangannya ke Iroha.
“Level seorang cowok menentukan 'status' seorang gadis, ‘kan? Bagaimana
mungkin Senpai polos yang membosankan itu menang melawan CHARO-ku ~?
” Sasara mengarahkan dagunya ke cowok itu.
CHARO? … Ah, jadi itu namanya? Kedengarannya
seperti nama anggota dari beberapa grup cowok. Kurasa Ia benar-benar salah
satu dari para riajuu. Membandingkan diriku secara obyektif dengan penyuka
pesta dengan tubuh kekar, aku benar-benar tidak bisa berharap untuk menang
dengan baik. Tapi, hal yang lebih mengejutkanku justru Iroha-lah yang
langsung membantah kata-kata Sasara.
“Hmpf… Kamu bahkan tidak tahu Senpai, bukannya itu agak
kasar untuk mengatakan itu?”
Dia berhasil memasang kembali senyum murid teladannya, tapi
mulut dan pipinya berkedut karena marah, seolah-olah dia mau meledak.
“Ahh, gitu ya! Kurasa kamu tidak suka kalau aku berbicara
jelek tentang pacarmu ~ Tapi, kamu tahu, cowok yang bersamamu benar-benar tidak
serasi denganmu ~ Aku hanya memberimu peringatan dengan niat baik supaya
statusmu takkan menurun ~”
“Tidak ada yang memintamu melakukan itu. Dengan
siapa aku berjalan-jalan bukanlah
urusanmu, iya ‘kan? ”
“Huuuuh? Aku hanya khawatir— … Bukan itu! Meski
itu mungkin hanya karena nilai, kamu masi berdiri di atasku, jadi
berhati-hatilah dengan cowok yang kamu pilih! Lebih baik jangan bersama
cowok yang membosankan seperti dia!”
… Sekarang aku yakin akan hal itu. Dia benar-benar
spesimen yang menarik, dan agak gila juga. Kurasa bisa disebut sebagai
tsundere, melihat kalau dia segera menyembunyikan segala jenis kebaikan atau rasa
manis yang secara tidak sengaja keluar dari mulutnya. Dia punya atribut
tsundere, sedikit pemarah, dan sikap menyebalkan… Tsundere yang pemarah dan
menjengkelkan!
Aku ingin membuat karakter baru berdasarkan dia, tetapi aku
agak khawatir bahwa para player
bahkan tidak mau meladeni sikap tsundere-nya ini. Aku bahkan merasa tidak
bisa menemukan dialog yang bagus untuknya. Sama seperti Kanaria, ada
banyak orang aneh berkeliaran di dunia ini, meskipun kita hidup dalam realitas
normal, dan bukan dunia fantasi.
“Siapa yang membosankan? Senpai benar-benar baik,
pintar, dan cowok terbaik yang bisa kamu miliki, tahu?”
Adu mulut antara Iroha VS Sasara terus berlanjut. Untuk
beberapa alasan, Iroha terdengar seperti dia perlahan tapi pasti marah pada
Sasara. Padahal, daripada senang dia melindungiku di depan orang lain, aku
justru merasa malu, jadi kuharap dia mau berhenti. Iroha tidak pernah
mengatakan hal seperti itu langsung ke wajahku ...
“Baik sebelah mananya?! Ia benar-benar tipe penyendiri! Mungkin
tipe orang yang bermain game sepanjang hari dan menonton anime!”
“Tepat sekali!” Aku menjentikkan jariku dan langsung
memulai percakapan.
“Jangan langsung setuju!”
“Senpai, diamlah sebentar.”
Meski begitu, kedua gadis itu segera memaksaku untuk tutup
mulut… Kalian sedang membicarakan tentang aku, jadi kupikir aku berhak
mendapatkan lebih banyak kebebasan berbicara… ‘kan? Oke… Jika aku harus
menebak, Sasara mungkin berniat menjelek-jelekkanku, tapi karena sebagian besar
ucapannya benar, aku bahkan tidak merasa sakit hati karenanya. Jika ada,
reaksi Iroha lebih mengejutkanku.
Tapi, saat aku mungkin salah paham, orang yang menjadi
personifikasi 'Udara', pacar Tomosaka Sasara, membuka mulutnya untuk pertama
kalinya.
“Hei, bagaimana kalau kamu berhenti. Kamu terlalu
kasar, Nee-chan. ”
“Berisik. Kamu tidak punya hak untuk… Eh, ahhhhhhhh
?! ” Sebuah jeritan yang menyerupai Mandrake keluar dari mulut Sasara. (TN : Tanaman sihir yang kalo dicabut bakal
menjerit keras, search aja di google)
Tapi, sebelum peduli dengan teriakan ini, Iroha dan aku
bereaksi pada kata yang lebih menarik.
“… Nee-chan?”
“… Nee-chan?”
Kami berdua bergumam pada saat yang sama, saat pacar
(palsu) Sasara — CHARO — menunjukkan senyuman hangat dan mengulurkan tangan
dengan satu tangan.
“Aku ketinggalan waktu untuk memperkenalkan diriku
sebelumnya, maaf soal itu. Aku adik Nee-chan, Tomosaka
Chatarou. Nee-chan terus-menerus memberiku nama panggilan yang aneh, tapi
aku orang Jepang asli.”
“Oh, sopan sekali. Senang bertemu denganmu.” Aku
menanggapi sapaannya, dan menjabat tangannya.
Juga, tangannya sangat besar. Siapa dia, pemain
baseball?
“Adik laki-laki… berarti kamu anak SMP?”
“Yup, kelas 2 SMP.”
“Woah… Aku sama sekali tidak menyadarinya.” Aku
sedikit tercengang.
“Aku sering mendengarnya. Banyak orang yang tampak
cemburu tentang hal ini, tetapi bagi aku ini lebih kompleks… Ketika aku mencoba
untuk bersikap keren, mereka hanya menyebutku orang bodoh, itulah mengapa aku
memakai hal-hal seperti ini. ” Kata Chatarou, sambil bermain dengan aksesori
perak yang tergantung di lehernya.
Sekarang Ia menyebutkannya, dengan semua aksesori tengkorak
di penampilannya, itu benar-benar terasa seperti gaya busana anak SMP.
“CHARO! Sudah kubilang jangan panggil aku 'Nee-chan' di luar! Kenapa kamu
malah mengungkapkannya ?! ”
“Diamlah, GRAMMA. Sudah kubilang aku tidak ingin
datang ke sini, tapi kamu memancingku dengan membayarku!”
“Gra… Siapa yang GRAMMA, dasar bocah tengil! Kamu
mendapatkan sebagian dari uangku, jadi setidaknya beraktinglah seperti pacarku!
”
“Itulah yang aku rencanakan, tapi kamu menjelek-jelekkan
tentang manga, game, anime dan apapun. Jadi itu membuatku kesal. Aku
sangat menghormati hal-hal otaku seperti itu.”
“Kalau begitu kembalikan uangku, uang seribu yenku!”
Pertengkaran antar saudara dimulai di depan
kami. Pada saat yang sama, Iroha dan aku ditinggalkan
sendirian. Kemungkinan besar, kami memikirkan hal yang persis sama.
“Eh, kamu membayar
adikmu untuk menjadi pacar palsu?”
Iroha memandang Sasara dengan jijik, saat dia mundur
beberapa langkah.
“Meski kamu menolak tawaran teman sekelas kita?”
“Ak-aku tidak berbohong, oke! Aku sedang
berjalan-jalan di sekitar festival dengan seorang cowok tampan!”
“Tapi, sampai membayar adikmu untuk ikut denganmu secara
paksa… Apa kamu tidak merasa malu…?”
Sasara mencoba berbicara untuk bisa keluar dari situasi
ini, tapi Iroha tidak menunjukkan rasa ampun. Dengan itu, Sasara harus
mengertakkan gigi, tidak menemukan kata-kata pas untuk membalas.
“Nee-chan benar-benar suka pamer. Dia tidak ingin
kelasnya tahu kalau dia itu jomblo. ”
“Ghuraaaah! Kenapa kamu terus mengungkapkan semuanya
?! ”
“Diam. Kamu harus tahu kalau aku tidak pandai
berbohong GRAMMA! … Oh? ” Chatarou menjauhkan kakak perempuannya saat
Sasara dengan putus asa memeluknya, lalu Ia memasukkan tangannya ke dalam
sakunya.
Ia mengeluarkan smartphone-nya, dan mengeluarkan suara
gembira.
“Ohhh! Pembaruan untuk [Black Goat] !! Karakter
baru ?! Heck yeah! ”
““?!””
Kejutan seperti kilat menghantamku dan Iroha. Kami
saling bertukar pandang dengan cepat, dan berbicara satu sama lain dengan mulut
tertutup.
(Ia
berbicara tentang pembaruan Kokuryuuinkugetsu, kan?)
(Ya,
aku yakin. Aku baru saja menyuruh Ozu memposting pemberitahuan. Pembaruannya pasti
baru saja keluar.)
(Jadi
ini… pertemuan dengan penggemar sejati!)
(Untuk
berpikir kita akan bertemu dengan player di sini ... Sial, aku mulai
berkeringat ...)
Bahkan setelah [The Night The Black Goat Screamed] sudah
menembus satu juta unduhan, jumlah tersebut masih tidak berhenti. Saat
ini, sekitar dua juta orang telah mengunduh aplikasi tersebut. Tentu saja,
di jejaring sosial dan web, kami dapat melihat umpan balik dari para pemain,
tetapi selain mereka yang terlibat, kami belum pernah bertemu seseorang secara
langsung yang benar-benar memainkan permainan tersebut.
… Pengguna biasa… tepat di depan kita… Jika kamu
penasaran mengapa ini menjadi hal yang besar, biar aku jelaskan. Meski
orang-orang online memujinya di berbagai forum dan forum, perasaan realitas ini
tidak benar-benar masuk. Jumlahnya mungkin satu hal, tapi ada kemungkinan kalau
mereka bot, atau orang yang sebenarnya tidak memainkannya, membuat rasanya
tidak nyata, dan palsu… Atau mungkin itu cuma perasaanku, siapa tahu.
“Ahhh! Kamu memainkan game itu lagi! Itu membuatmu
jadi otaku, jadi hentikan!”
“Hah?! Apa kamu mengolok-olok mahakarya tercintaku? Lebih
baik jaga mulutmu, atau aku tidak mau pergi denganmu lagi.”
Di saat yang sama, kedua bersaudara itu melanjutkan
ejekan mereka. Tapi, aku bahkan tidak mendengarkan mereka lagi.
“Tercinta… mahakarya…”
Suara kata-kata ini bergema di dalam dadaku… Ah, tidak
bagus. Aku merasa senang, sangat bahagia, tapi aku tidak bisa hanya mengabdalkan
pujian ini. Terima saja, dan hiduplah terus…
“Oh, apa Senpai juga tertarik?”
“Eh? A-Ah, ya… ”
Aku tidak berbohong. Aku memang tertarik dengan itu
(yaitu opini dari penggemar).
“Hanya untuk referensi, apanya yang bagus dari game itu?”
“Aku senang kamu bertanya! Butuh beberapa waktu
untuk menjelaskannya secara mendetail, tapi… ”
Ah, aku pernah mengalami hal ini sebelumnya. Tetap
fokus, akan ada esai berikut. Murasaki Shikibu-sensei sering melakukan
itu.
“Pertama-atama, atmosfer dan latar belakang dunia dari
game tersebut! Aku mendengar bahwa penulis super terkenal Makigai
Namako-sensei menulis skenario untuk itu, dan mencobanya untuk itu, tapi itu
benar-benar tebal dan padat dengan banyak detail di mana-mana! Itu
memiliki karakter Namako, di mana satu untai cerita terbagi menjadi berbagai
area dan tahapan kecil, menyimpang ke arah yang tidak terduga—”
Ulasan pertama adalah skenarionya, ya. Ia memberi
kesan tentang latar belakang dunia, ulasan paling menonjol yang kami dapatkan
untuk [Black Goat] dari apa yang kamu sebut player
musiman.
“Kemudian, ada ilustrasi Murasaki Shikibu-sensei! Aku
belum pernah mendengar tentang dia sebelumnya, tetapi sekarang aku adalah
penggemar beratnya! Karakternya terlihat sangat imut, dan memiliki pesona
realistis yang aneh. Sebutannya estetika? Hanya melihat mereka
membuatku merinding, aku belum pernah melihat ilustrasi yang lebih baik dari
itu—”
Penilaian kedua ternyata adalah ilustrasi, dan kesan tentang
desain karakter dan CG. Ia mungkin jatuh cinta pada pesona gambar Murasaki
Shikibu-sensei bukan karena alasan, tapi karena intuisi.
“Programmer OZ-san juga membuat beberapa hal yang sangat
canggih secara teknis! Peristiwa penjelajahan yang berubah waktu nyata di
mansion pada tingkat yang sama sekali berbeda. Penumpukan kasih sayang
karakter terhadap gameplay dan peristiwa yang berhubungan erat selalu
diimplementasikan dengan sempurna. Variasi acara dan kejadiannya sendiri
mudah dijangkau, dan dengan pembaruan rutin, tidak akan pernah membosankan— ”
Selanjutnya adalah program, dan kesannya terhadap sistem
permainan. Alasan utama untuk membuat game seperti ini adalah untuk
memberi tahu dunia tentang keterampilan pemrograman Ozu yang luar biasa, dan
tanpa diduga, itu berubah menjadi topik besar di jejaring sosial.
“Ada juga suara dari karakter, dengan kemampuan akting
yang terbaik yang pernah aku saksikan. Setiap suara sangat memberi jiwa
karakternya dengan sempurna, dan mendengarkannya saja adalah yang
terbaik! Terutama adegan di mana si Heroine berbicara tentang perasaan
putus asa dan depresinya sangat menusuk tepat di hati ... Mana mungkin orang
biasa bisa melakukannya. Bahkan para profesional menyatakan pendapat
mereka di jejaring sosial, dan para otaku seiyuu terus mencari aktor suara
ini. Aku berharap bisa bertemu dengan salah satu dari mereka setidaknya
sekali dalam hidupku—”
Bagian selanjutnya adalah pengisi suara, kesan pada suara
karakter. Tanpa alasan yang pasti, kamu serasa tersedot ke dunia [Black
Goat]…
“… Tapi, orang yang mengatur semua itu adalah yang paling
menakjubkan menurutku. Produser mereka, AKI, benar-benar menyatukan tim
jenius ini. Aku sangat mengaguminya!”
Penilaian terakhir pun tiba. Meskipun biasanya, Ia
seharusnya berhenti sampai penilaian keempat kategori itu, dia tetap memujiku
seperti ini, mau tidak mau aku menganggapnya sebagai pujian besar, yang
membuatku terhuyung-huyung karena terkejut.
“O-Oke…? Begitu ya…"
“AKI berhasil mendapatkan ilustrator super terampil
seperti Murasaki Shikibu-sensei yang belum pernah muncul di penerbit atau game
mana pun sebelumnya, membuat OZ-san bekerja sendiri di sistem meskipun tidak
ada yang tahu mengenai dirinya, dan berhasil memenangkan Makigai Namako-sensei
sehingga dia akan menulis naskah untuk mereka. Belum lagi para pengisi
suara yang tidak pernah tampil resmi di tempat lain. Ia mengumpulkan
semuanya untuk membuat game yang luar biasa. Orang normal mana pun takkan
bisa melakukan itu! Ada desas-desus yang beredar kalau produser super ace
dari industri anime yang melakukan satu sisi ini, tapi aku tidak tahu bagaimana
kebenarannya. ”
“Y-Ya.”
Orangnya tepat di depan matamu.
“Tapi, itu tidak mengubah fakta bahwa aku sangat berterima
kasih kepada mereka karena sudah membuat game yang sangat menyenangkan!”
“Ahhhhhhh… bagaimana cara mengatakan ini…
ya. Chatarou-kun, kamu sungguh orang baik. ”
“Apa, apa yang terjadi, Senpai?!”
Festival musim panas, mengisi dadaku yang membara dengan
kuat, suara kipas — Aku begitu terharu, aku kebetulan berpikir dengan haiku
meter 5-7-5 di kepalaku. Aku selalu berpikir bahwa mendengarkan pendapat
player seharusnya dilakukan dalam jumlah wajar-wajar saja, karena itu dapat
menyebabkan perubahan sikapku, berpikir bahwa aku tidak perlu berkembang lebih
jauh lagi. Itulah mengapa aku tidak pernah mencoba menghubungi pengguna
mana pun secara langsung, tapi…
Melihat seorang penggemar terbakar dengan semangat tepat
di hadapanku membuatku sangat bahagia.
“Fu… fufufu…”
Di sampingku, dipenuhi rasa kegembiraan, ada Iroha yang
menyeringai pada dirinya sendiri. Dia pasti kesulitan menahan
kebahagiaannya juga. Sementara nyaris tidak berhasil mempertahankan mode
murid teladannya, Iroha angkat bicara.
“Kamu benar-benar anak yang baik, bukan ~… Tidak seperti
Tomosaka-san.”
“Hah?! Yang Ia lakukan hanyalah membicarakan hal-hal
otaku, kan? ”
“Apa kamu tidak tahu? Memuji sesuatu membuatmu
disukai ... Jauh lebih baik daripada selalu mencari-cari kesalahan orang
lain... tahu?”
“Ugh…!” Sasara gemetar karena marah.
Di saat yang sama, Iroha menyaksikan ini dengan senyum
puas… Begitu ya, jadi Iroha bahkan bisa berbicara dengan gadis-gadis seusianya
seperti ini. Melihat ini untuk pertama kalinya, aku dipenuhi dengan
sensasi nyaman yang tak terduga.
“Tch, dasar CHARO bodoh! Karena kamu, Kohinata
memperlakukanku seperti orang idiot! ”
“Siapa yang peduli, kamu kena karmamu sendiri, kan ?!”
“Sudah cukup! Sebaiknya kamu ingat ini, Kohinata! ”
“Nee-chan, lihat-lihat ke depan saat kamu berjalan—”
“Kyaaaun ?! Ah, ma-maafkan aku! Itu salahku
karena menabrakmu, maafkan aku!”
“Haaaa…”
Sasara mencoba melarikan diri dari tempat ini setelah
kalah melawan Iroha, ketika dia bertemu dengan pelanggan lain, dan Chatarou
menyembunyikan wajahnya karena malu. Ia pasti mengalami banyak hal sulit,
karena punya kakak perempuan seperti dia. Aku turut berduka cita, saudara
seperjuangan.
“Baiklah, aku harus pergi bersama Nee-chan atau dia akan
tersesat. Um… Ah, Senpai, siapa namamu tadi? Aku rasa aku mengenalmu,
karena Nee-chan selalu berbicara tentangmu. Kohinata-senpai, bukan? ”
“Yup, aku Kohinata Iroha ~ Dan, yang sebelah sini adalah
Senpaiku…”
“Ooboshi Akiteru.”
“Ooboshi-senpai! Aku bersekolah di SMP Kouzai dekat
sini, jadi jika kita bertemu lagi, mari berbicara lagi! Dan ceritakan
tentang kesanmu dengan game [Black Goat] kalau Senpai sempat memainkannya! ”
“Y-Ya… Sampai jumpa.”
Aku merasa dia bisa membicarakannya selama 72 jam lagi,
tetapi aku tidak punya rencana untuk meladeni, jadi aku akan memberikan
tanggapan kosong. Jika aku memiliki sekitar dua jam waktu luang, aku takkan
keberatan.
“Kenapa kamu melamun seperti itu, anak nakal! Ayo
pergi!”
“Hah? Diamlah, GRAMMA! Aku akan datang
sekarang. ”
Kakak-beradik itu pergi dengan saling ejek mereka yang
biasa. Setelah melihat mereka dengan melambaikan tangan dengan lembut,
Iroha tersenyum ceria sambil menjulurkan lidahnya.
“Jangan. Pernah. Datang.
Ke. Sini. Lagi!”
“Bisa-bisanya kamu mengatakan sesuatu seperti itu dengan
ekspresi yang sangat berlawanan.”
“Bagaimanapun juga, aku adalah seorang aktris pengisi
suara. Tehe!”
“Berhentilah bersikap berlebihan setiap saat.” Aku
memberi Iroha peringatan, melihat bahwa dia sudah mulai besar kepala setelah
dipuji oleh Chatarou.
Aku tahu bagaimana perasaannya, tapi terlalu percaya diri
adalah inti dari kesombongan. Mulai saat ini, dan beberapa bulan
mendatang, kami harus terus bekerja keras agar player kami dapat terus
menikmati permainan kami. Aku akan dengan senang hati mengambil pendapat
ini sebagai referensi, tapi lebih dari Ya,
tolong katakan sekali lagi! … Tunggu sebentar, aku merasa kesadaranku
sedang terbelah di sini.
Aku menarik napas dalam-dalam, dan kembali ke topik
utama. Mereka benar-benar dua bersaudara yang istimewa. Tak kusangka
kalau Sasara akan menolak ajakan di grup kelas LIME-nya, hanya untuk membayar
adik laki-lakinya untuk bertindak sebagai pacar palsu. Bagaimana dia bisa
memikirkan itu? Kurasa orang tanpa akal sehat benar-benar ada di dunia
ini.
Yah, bertindak sebagai pacar palsu dengan orang lain,
Mashiro dan aku melakukan hal yang sama, kurasa. Aku ingin tahu apa kami
berdua terlihat aneh dari sudut pandang orang luar? … Ya, aku tidak ingin
memikirkan tentang itu. Aku akan menyimpan pemikiran itu untuk nanti, ya.
“Apa hubunganmu buruk dengan gadis yang namanya Tomosaka
itu?”
“Mm, kurasa begitu?”
“Jadi, kamu juga punya hubungan buruk dengan teman
sekelasmu, ya.”
“Yah, aku memiliki posisiku di sekolah, jadi aku tidak
ingin bersikap seperti itu di sana, kurasa. Rupanya aku musuhnya atau
apapun. " Iroha menunjukkan ekspresi yang rumit. “Bahkan jika
aku mencoba untuk bersikap normal dengan semua orang di kelasku, dia terus
melabarakku dan mendekatiku… Sungguh sulit untuk berurusan dengannya, kurasa?”
“Begitu rupanya, aku sangat mengerti perasaanmu.”
“Ini cuma imajinasiku saja atau aku memang mendengar
maksud tersebunyi dari perkataan tadi?”
“Maksud tersebunyi apanya, aku jelas-jelas berpikir kalau
kamu melakukan hal yang sama persis dengannya.”
“Ehhh ?! Jangan samakan aku dengannya! Tomosaka-san
itu menyebalkan, dan aku adalah adik perempuanmu yang menggemaskan. ”
“Kamu adalah adik perempuan temanku, katakan dengan
benar.” Aku langsung mengoreksinya.
Hanya dengan menghilangkan satu bagian dari kalimat,
artinya bisa berubah total, jadi harap diingat, semuanya.
“Nah, begitulah adanya. Aku cuma tidak ingin
terlibat dengannya, cuma itu saja. ”
“Begitu ya ...” Aku memberikan jawaban hampa saat
menengok ke Iroha.
Dia tampak marah, tapi tidak terlalu menggerutu di balik
itu. Mesk dia biasanya tak memiliki masalah dalam bertindak seperti murid
teladan, saat berurusan dengan Tomosaka Sasara, dia memiliki masalah dalam
melakukannya. Mungkin ada petunjuk tentang bagaimana membantu Iroha
mendapatkan beberapa teman jika aku terus mencarinya, sehingga ini bukan hanya
hubungan dengan kasih sayang yang murni positif.
Mungkin ada kesempatan untuk menemukan kandidat sebagai
teman Iroha dalam diri mereka yang sulit dia hadapi, atau bahkan yang dia
benci. Kebalikan dari menyukai seseorang adalah bersikap acuh tak acuh, tapi
kebalikan dari 'Suka' adalah 'Benci'.
“Ah, Kohinata-san! Kami sudah Konosuke kemana-mana karena kamu ~ ”
Setelah kami berpisah dengan saudara Tomosaka, beberapa
waktu telah berlalu. Bahkan dalam kerumunan yang sangat besar ini, kami
bisa mendengar suara tersebut dengan keras dan jelas. Saat berbalik, kami
melihat beberapa teman sekelas Iroha melambaikan tangannya kepada
kami. Juga, 'Kōnosuke' ini adalah salah satu penemu Jepang paling terkenal
sepanjang masa, jadi aku rasa ini pasti lelucon yang tidak masuk
akal. Mungkin bahasa gaul ala JK yang aneh lagi.
“Semuanya ~ Maaf aku terpisah ~” Iroha memberikan respon
yang ceria, menunjukkan bahwa dia kembali dalam mode murid teladan.
Saling bertepuk tangan, cekikikan, seperti melihat contoh
buku bergambar budaya JK. Bagiku, yang sudah terbiasa menjadi katrakter
sampingan, pemandangan tersebut terlalu terang untuk dilihat.
“Ah, Ia siapa?”
“Ia Senpai dari klubku saat SMP dulu. Aku kebetulan
bertemu dengannya, jadi kita baru saja mengenang tentang masa lalu ~ ”
“Keren ~ Heyho, Senpai-san~”
“Y-Ya, hei.” Kebetulan aku gagap dalam menanggapi
mereka.
Ada sesuatu yang buruk dengan itu? Aku tidak punya
banyak pengalaman dengan seorang gadis yang tiba-tiba berbicara kepadaku
seperti itu. Terus, bagaimana dia bisa blak-blakan berbicara padaku seperti
itu? JK memang sangat menakutkan.
“Jangan bilang, Senpai-san ini pacarmu ya, Kohinata ~?”
“Jangan menggodaku terus~ Bukan seperti itu,
kok. Sudah berapa kali aku harus bilang begitu?”
“—Ya, kelihatan banget!”
“Benar ‘kan~”
Oi, jangan menerimanya begitu saja ...... Maksudku,
bukannya aku ingin mereka keliru menganggapku pacar Iroha atau apa, hanya
saja dia yang menerimanya tanpa ragu bisa sangat menyakitkan bagi seseorang.
'Para
pengunjung yang terhormat, maaf sudah membuat Anda menunggu lama. Pertunjukkan
kembang api akan segera dimulai. '
Aku mendengar suara di atas kepalaku. Suaranya
berasal dari berbagai speaker yang dipasang di sekitar kita. Seperti itik
yang menanggapi ibu mereka, JK mulai berbicara dengan suara bernada tinggi.
“Ohhh, waktunya kembang api?”
“Aku benar-benar menantikan kembang api! Aku
kekurangan kosakata untuk mengatakannya.”
“Senpai-san, apa ada kesempatan satu kali dimana kamu
akan menyesap tapioka kembang api juga?”
Apa dia berbicara denganku? Itu sangat jauh dari
bahasa Inggris standar, aku pikir dia menggunakan beberapa bahasa
asing. Iroha rupanya tidak bisa melihatku menderita lagi seperti itu, saat
dia membisikkan solusi untuk formula itu kepadaku.
“Dia bertanya apa kamu ingin menonton kembang api bersama
kami, Senpai.”
“Jadi itu yang dia tanyakan? Aku tidak paham sama
sekali… ”
Seorang gadis mengajakku, begitu saja. Dia mengajak
cowok yang belum pernah dia lihat sebelumnya tanpa ragu-ragu sama
sekali. Aku tidak begitu kenal banyak gadis normie, tapi kurasa tidak
semuanya orang jahat? Atau ini hanya bukti bahwa dia seorang gadis lonte
yang terbiasa mengajak cowok? Bagaimanapun, itu tidak masalah. Karena
aku tidak bisa menerima ajakannya.
“Maaf aku…”
“Aku tahu, kamu masih mengkhawatirkan
Mashiro-senpai. Jika kamu mau, aku bisa— ”
“Tidak, aku baik-baik saja dalam hal itu. Lebih baik
kamu menikmati kembang api bersama teman-temanmu, Iroha. ”
“... Baiklah, mengerti ~” Dia measang senyum
menjengkelkan rahasia kembali padaku, ketika dia kembali menjadi JK
normal. “Kalian tidak boleh begitu. Senpai sedang berkencan dengan
pacarnya, jadi kita tidak bisa mengganggunya.”
“Ap… hei, Iroha—”
“Kamu sedang berkencan,
‘kan? Senpai.” Iroha lebih menekankan pada kata-katanya, saat dia
menatapku dengan tajam.
…Ya itu benar. Kali ini, aku benar-benar bajingan
paling brengsek, tugasku ialah menyelesaikan kencan palsu ini dengan
Mashiro. Jika aku tidak memberikan respon langsung di sini, aku tidak
cocok menjadi pacar palsunya.
“—Ya, memang. Kami berpisah beberapa waktu yang
lalu, tapi aku datang ke sini dengan pacarku. Aku mencarinya agar kita
bisa menonton kembang api bersama.”
“Begitu ya ~ Sorry
karena tidak tahu, aku kadang-kadang sedikit jadi KY, seeyas!” (TN : KY (kuuki yomenai) sebutan bagi orang yang
ngga bisa baca suasana)
“… Aku sudah lama penasaran, tapi apa itu bahasa JK yang
asli?”
“Asli, lol! Itu berubah tergantung suasana hatiku,
tahu!”
Jadi begitu cara kerjanya? Nah, melihat pilihan
kata-katanya, itu masuk akal. Itu tidak jelas, menyendiri, ceroboh. Ke
tingkat di mana para mobs dan karakter sampingan seperti Mashiro dan aku bahkan
tidak bisa memahaminya. Aku yakin hidup seperti itu jauh lebih nyaman
daripada apa yang kita lakukan. Kemudian lagi, aku tidak bisa begitu saja
mengubah cara hidupku seperti game.
“Lalu, sampai jumpa lagi. Kalian semua bergaulah
dengan baik pada Iroha — Kohinata, oke? ”
“Okie Dochie!”
“Jaga Mashiro-senpai juga ya, Senpai~”
Si JK tersenyum ketika dia mengucapkan kata-kata yang
mungkin dia pikirkan sedetik yang lalu, dan Iroha melambaikan tangannya ke
arahku, saat melihatku pergi.
*****
Pertunjukan kembang api akan segera dimulai, tapi Mashiro
masih tidak bersamaku. Aku menatap langit berbintang sendirian, dan
bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang kulakukan. Sampai hari ini tiba,
aku sangat asyik bekerja. Maksudku, itu hanya pekerjaan kecil dan sepele
seperti menjadwalkan rekaman, membuat spanduk pengumuman, atau membuat jadwal perilisan,
tapi tetap saja. Ada juga aku yang bekerja untuk sekolah dan belajar, jadi
dalam pengertian umum, aku memang 'sibuk'.
Pada saat yang sama, rasanya aku juga menutup mata
terhadap efisiensi. Ozu memainkan gal-game itu sepanjang hari, dan
Murasaki Shikibu-sensei melakukan hal yang sama dengan GranFan 7
Remake. Itu pada dasarnya adalah buktinya. Alasan terbesarnya adalah,
tentu saja, minggu itu di Kanaria Residence. Di sana, kami menyelesaikan
pekerjaan dasar untuk karakter baru kami Kokuryuuinkugetsu. Biasanya, itu
akan memakan waktu lebih dari dua minggu, tapi sekarang kami menyelesaikannya
hanya dalam waktu satu minggu, jadi kami mempunyai banyak waktu luang.
Rasanya seperti ada ruang putih besar muncul di kanvas
hidupku, menutupi semua jenis warna lain. Diingatkan bahwa aku tidak tahu
apa yang harus aku lakukan dengan situasi ini, aku hanya berjalan melawan arus
orang.
Mashiro masih belum bisa ditemukan. Aku kembali ke
bangku tempat kami sebelumnya beristirahat, tapi tidak ada yang datang ke sana
juga. Hal yang sama terjadi pada toilet. Aku berjalan sendirian pasti
pemandangan yang aneh, karena orang-orang dari kios menatapku sepanjang waktu. Di
tengah-tengah itu ada kios penyendok ikan mas milik pak tua tadi. Aku
rasa, bagi mereka, yang telah melihat adegan kencan kami sebelumnya, sepertinya
aku ditolak. Padahal akulah yang menolak Mashiro.
“Ya… aku yang menolaknya…”
Aku berpikir tentang Mashiro. Aku hanya menganggap
acara kencan palsu ini sebagai jaminan masa depan [Aliansi Lantai 5], tapi bagi
Mashiro, ini adalah kencan dengan cowok yang sudah menolaknya. Apa yang aku
rasakan ketika melihat Tomosaka Sasara membayar adiknya untuk bertingkah
sebagai pacar palsunya, semata-mata untuk harga dirinya? Bukankah aku
menganggap hal itu terlihat konyol dan menyedihkan?
Pada saat yang sama, aku memikirkan Mashiro hari ini,
setiap tingkah lakunya. Tentang adegan kencan, detailnya, semuanya berputar
kembali di dalam kepalaku. Tapi, kali ini, aku tidak melihatnya dari sudut
pandangku sendiri. Sebaliknya, aku melihatnya dari sudut pandang orang luar, pandangan
umum. Itu… konyol, benar… Namun, Mashiro seharusnya menyadari hal itu juga,
lebih sensitif terhadap hal itu daripada orang lain.
'Bahkan
Mashiro punya harga diri, tahu. Dia tahu kalau dia sama sekali tidak
berharga, dan dia tidak dapat bersaing dengan gadis-gadis yang ramah dan selalu
bahagia ini. Tapi, dikeroyok seperti itu masih menyakitkan. '
Ini adalah cerita sekitar dua sampai tiga bulan yang
lalu. Mashiro memberitahuku hal ini di dalam bioskop hitam pekat itu, saat
dia mengingat hari-harinya sebelum dipindahkan ke sekolah kami. Karena
Iroha melawannya, bertarung melawan gadis-gadis ini, dia tidak bisa bergerak
maju. Dia tidak bisa menyelesaikan apapun dengan kekuatannya
sendiri. Bukankah dia sekarang mencoba untuk mengatasi semua yang tidak
bisa dia lakukan saat dia masih kecil?
Hiss…
.Wuusssh… ..Bang! … ..Kreket kreket…
Kembang api pertama terbang ke udara, saat suara-suara
tercengang mengikuti. Itu adalah hujan lampu, terbagi dalam tujuh
warna. Sebelumnya, kami hanya bisa mengagumi bunga ini di puncak yang
tinggi, di atas pohon, tapi sekarang tidak diperlukan lagi. Padahal,
langit masih terlalu jauh untuk bisa digenggam secara langsung.
—Ah, itu benar, pernah ada sekali. Peristiwa di mana
Mashiro tidak mencoba menjangkau dengan tangannya. Bagaimana jika tema
kencan hari ini adalah untuk menyelesaikan semua peristiwa ini, tidak peduli
betapa menyedihkan dan menggelikannya peristiwa tersebut?
“Tempat yang gelap dan tinggi, ya…”
Saat Mashiro baru saja pindah ke sekolah kami, aku
menemukannya di bioskop di kursi tertinggi. Berdasarkan informasi ini, aku
yakin dia akan ada di sana. Tapi, sebelum pergi, aku harus memikirkan
jawabanku sendiri. Bagi Mashiro, yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk bergerak
maju, demi bisa mencapai sesuatu, apa yang bisa diriku, pacar palsunya, lakukan
untuknya? Dan, itu tidak hanya demi [Aliansi Lantai 5], tapi demi seorang
gadis, Tsukinomori Mashiro, karena dia memberikan semuanya untukku.
Aku terus berpikir dan berpikir, menggunakan sel otakku
dengan cara yang paling efisien, karena kenangan hari ini melintas di depan
mataku. Dan, hasil yang sampai di depanku membuat aku puas. Aku
menyadari kebenaran konyol ini.
—Apa-apaan
ini. Bodoh sekali.
Hanya ada satu hadiah yang bisa aku berikan kepada
Mashiro. Aku mengeluarkan smartphone-ku, memanggil seseorang, dan mulai
berlari menuju lokasi Mashiro — lokasi terbaik untuk menonton kembang api.
*****
「Kurasa
pertunjukkan kembang api sudah dimulai sekarang. Tapi, akankah protagonis kita berhasil tepat waktu? 」
「Aku
akan membuatnya tepat waktu. Lagipula
itu sudah menjadi tugasku sebagai pacarnya 」
<<=Sebelumnya | Selanjutnya=>>