The Result when I Time Leaped Chapter 169 Bahasa Indonesia

 

"Masa Depan" dan Masa Kini Melebur Jadi Satu

 

Aku lalu bergabung dengan perusahaan HRG. Aku sudah bekerja sambilan cukup lama di sana dan karena sudah melakukan lebih banyak pekerjaan daripada beberapa karyawan mereka yang lain, jadi tidak perlu mengikuti tes masuk atau persyaratan lainnya.

Saat sesi wawancara juga bukan untuk menentukan apakah aku diterima atau tidak, melainkan sebagai konfirmasi atas niatku.

Setelah bergabung dengan perusahaan, aku bekerja keras. Semuanya demi bisa merealisasikan rencana itu.

Termasuk Rei-chan, aku sering dekat dengan gadis lain. Natsumi-chan yang melihatnya menjadi sangat kesal.

“… Aku masih menyukainya sampai hari ini. Tidak hanya sekarang, mungkin perasaanku tetap sama sampai aku mati.”

Aku memberitahu begitu kepada Natsumi-chan saat dia kesal. Sepertinya dia tidak bisa menahannya karena melihatku tersipu jika didekati gadis lain.

Natsumi-chan yang terlalu memikirkan kakaknya terlihat agak khawatir.

Meski begitu, dia tidak memaksaku. Apa karena dia sudah mendengar dari Hiiragi-chan tentang keadaan di mana kami putus. Setidaknya, dia sepertinya menghormati kemauanku.

Aku berniat untuk hidup hanya dengan kenangan di masa itu.”

Dia masih mengingatku, dan menghargai kenangan yang kami buat saat itu—

Aku diberitahu hal itu oleh Natsumi-chan, jadi perasaanku pada Hiiragi-chan tidak pernah luntur.

Hal yang dikhawatirkan Hiiragi-chan adalah kurangnya pilihanku dalam memilih gadis. Sejak saat itu, aku mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk bertemu wanita lain di perguruan tinggi dan di tempat kerja, dan berulang kali membuat berbagai pilihan.

Dengan pengalaman itu, setelah aku menjadi dewasa, aku bisa percaya diri bertemu dengannya kembali. Aku tidak tahu apa dia mau bertemu denganku lagi atau tidak. Namun, jika aku terus memikirkannya, aku akan menjadi cemas, jadi aku memutuskan untuk melakukan yang terbaik di tempat kerja. Dengan alasan untuk bekerja keras, itu menjadi sedikit lebih menyenangkan.

Aku akhirnya menjelaskan kepada Natsumi-chan rencana yang sudah aku buat saat masih SMA.

“Apa yang sudah kita lakukan sejauh ini memang penting, tapi jika ada yang salah, perusahaan akan jatuh merosot. Itulah sebabnya kita harus mencoba sesuatu yang baru mumpung masih memiliki kapasitas— ”

Setelah memberikan pidato yang berapi-api itu, Natsumi-chan setuju denganku.

“Ahahah. Tumben sekali. Sampai Seiji-san berbicara dengan penuh semangat. Kamu memiliki loyalitas yang luar biasa kepada perusahaan HRG. "

“Lagipula aku sudah bekerja di sini sejak SMA. Aku punya rasa keterikatan. Selain ... yah, tidak apa-apa. ”

Dia tidak akan pernah percaya padaku jika aku memberitahunya kalau perusahaan ini akan bangkrut jika dibiarkan begitu saja.

“Yah, tidak masalah. Ayo lakukan.”

Kejadian tersebut terjadi saat musim panas ketika aku berusia 25 tahun. Aku pikir rencana yang telah aku lihat di akhir selama "masa depan", mungkin disajikan saat ini. Gim ini akan membutuhkan setidaknya satu tahun untuk dirilis.

Ada putri CEO di pihakku cukup menguntungkan.

Natsumi-chan berbicara langsung dengan presiden — Takakage-san, dan proyek pun berjalan, dan mengarah pada pembentukan divisi baru.

Seorang karyawan muda yang menjanjikan kemudian dipilih menjadi manajer baru. Putri presiden menjadi atasan baru aku dan mendorong proyek itu dengan mantap.

Karena aku sudah bekerja sambilan di sini untuk jangka waktu yang lama, mantan atasanku, yang kemudian dipromosikan, sangat menghargai keterampilanku. Berkat itu, tidak ada perselisihan antar karyawan yang terjadi.

“Senpaaai ~ Aku pulang jam 7 malam. Apa kamu mau makan sesuatu ?

Aku menolak undangan dari mahasiswi perhitungan yang baru-baru ini mulai bekerja sambilan, dan bergegas untuk menjalankan bisnis baru pada jalurnya.

“Aku masih di bawah umur, tapi aku ingin menuangkan Sake untuk Senpaiku ~”

Dia berkeliaran di sekitar meja dengan senyum penuh perhitungan dan nakal.

Aku tahu bahwa atasanku, yang bekerja di meja di seberang, mulai gelisah.

“Rei-chan, Natsumi-chan berbahaya, jadi—”

Bam! Aku mendengar suara keras dari keyboard yang dipukul.

“Jika kamu mau bermesraan, lakukan saja di luar!”

“Yaaa ~ n, serem banget~!”

Melayangkan 2 atau 3 ciuman ke arahku, Rei-chan meninggalkan tempat kerja. Karena kami masih menjadi satu-satunya orang di divisi konten seluler, kami berada dalam kondisi di mana kami masih meminjam tenaga dari divisi lain.

“Seiji-san, jika kamu benar-benar tidak tertarik, katakan saja langsung padanya!”

“Tidak apa-apa, jangan khawatir, dia sudah begitu sejak dulu.”

Natsumi-chan menghela nafas dengan muka tidak puas. Dia masih ingat saat Rei-chan masih seperti anak anjing, jadi sangat sulit untuk memaksanya menjauh.

Aku tidak mengatakannya keras-keras, tapi setiap kali aku dekat dengan gadis lain, tidak terbatas pada Rei-chan, Natsumi-chan akan selalu melotot. Itu adalah perilaku khas Natsumi-chan karena dia mengharapkan kebahagiaan kakak perempuannya.

Beberapa pertemuan sosial diadakan dengan perusahaan ASW, pihak yang bekerja sama dengan kami dalam pengembangan game.

Anggota geng yang dulu berkumpul kembali. Sana, Kanata, Natsumi-chan, Rei-chan, dan aku.

Dengan adanya meja yang penuh alkohol, rasanya seperti sedang reunian.

“Ah, Senpai gelasmu kosong lagi. Apa kamu mau bir? ”

Gadis perguruan tinggi yang perhitungan dengan keras kepala menempel di sisi kananku. Di sisi kiriku, Natsumi-chan memainkan peran sebagai pendamping dengan memelototiku dengan segelas anggur di satu tangannya.

Sana duduk di hadapanku, dengan Kanata di sebelahnya.

“Aku jadi sedikit kagum padanya. Nii-san, kamu telah dikejar olehnya selama hampir 10 tahun.”

Saat Sana mengatakan itu dengan ekspresi kagum, Kanata mengangguk sambil memegang jus jeruknya di satu tangan.

“… Cinta bertepuk sebelah tangan. Tetap saja, waktu sepuluh tahun memang menakjubkan.”

“Jangan puji aku seperti itu~. Ah, ngomong-ngomong.”

Rei-chan bertepuk tangan, lalu mengambil foto dari tas kecilnya.

“Berkat ini, meski keadaan menjadi sulit, aku bisa terus menjalani hidup.”

Itu adalah foto selfie yang kami ambil saat Natal di masa SMA.

“Kamu mengambil sesuatu seperti itu?”

Tatapan Natsumi-chan terlihat menyakitkan.

“… Sana punya foto grup.”

“… Saa-chan, jangan berbohong terus. Kamu juga selalu mengandalkan foto itu.”

“Jangan mengatakan hal yang tidak perlu.”

Foto grup dari waktu itu. Setiap orang difoto dengan wajah gembira. Sebenarnya, itu menyenangkan.

““ ““… ”” ””

Mereka berempat membuat ekspresi canggung.

“Senpai, kapan kamu akan…”

“Hei nak, jangan membahas topik sensitif seperti itu.”

“Tapi… Senpai…”

“—Orang luar jangan sok ikut campur.”

Natsumi-chan menggembrak meja.

Sana membuat ekspresi seolah mengatakan, "aku bilang apa" dan menegur Rei-chan.

“Tidak masalah. Aku baik-baik saja, Rei-chan. ”

Aku menepuk kepalanya saat dia terlihat benar-benar tertekan.

“Senpai yang cakap adalah salah satu peringkat teratas di antara orang paling populer di perusahaan ... Sungguh sia-sia ...”

“... Itulah sisi bagus dari Seiji-kun.”

Kanata bergumam. Itu mengingatkanku, aku belum bertanya kepada Kanata apa yang ingin aku tanyakan.

“Apa kamu sudah punya pacar, Kanata?”

Sebaliknya, apa dia bahkan punya pengalaman berpacaran dengan seseorang?

“… Setidaknya, aku punya .”

“Siapa? Tipe pria macam apa? ”

“... Seseorang yang seumuran denganku.”

Kedengarannya samar-samar. Oh baiklah, tidak apa-apa.

“Pasanganku akan selamanya menjadi Senpai. Kamu akan selalu diterima

Aku bisa merasakan emosi jengkel dari sisi kiriku dan di seberangku.

Dan dengan suasana begitu, aku menikmati alkohol bersama orang lain untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

Aku sedikit khawatir, namun Sana berusaha keras pada pekerjaannya, dan perkembangan proyeknya berjalan lancar.

Sekitar waktu itu, aku mendapatkan bawahan termasuk tiga junior dan sekretarisku yang bekerja sambilan. Divisi konten seluler berkembang menjadi enam orang.

Musim panasku yang ke-36 — dengan kata lain, musim panas saat aku menginjak usia 27. Kami merilis aplikasi game untuk smartphone. Seperti yang aku perkirakan, game tersebut menjadi tren dan menghasilkan banyak uang.

Aku sangat senang sampai-sampai aku minum banyak di pesta peluncuran. Aku tidak ingat banyak setelah itu, tapi mungkin itu menghibur.

Berbagai hal terus berjalan dengan mantap, dan event Natal yang direncanakan menjadi topik hangat di SNS. Game tersebut menjadi aplikasi industri terlaris.

“Senpai ~ Pesta akhir tahun dengan ASW, di mana kamu menginginkannya? Jika kamu mau, aku bisa menyiapkannya.”

Gadis yang ngaku-ngaku sekretaris yang bertanggung jawab atas pekerjaan lain-lain datang ke mejaku.

…Hah? Aku merasa seperti pernah melihat pemandangan ini sebelumnya— Apakah ini déjà vu?

“Ah, Senpai, apa kamu kembali lagi?”

Rei-chan membuat ekspresi terkejut.

Aaaah, itu benar. Ini dia. Pemandangan inilah saat terakhir kali aku melihat "masa depan".

“Senpai, di musim gugur terakhir kali, kamu mabuk berat di bar sambil mengatakan hal-hal seperti 'kita berhasil, Rei-chan… ini keuntungan tertinggi yang pernah kita miliki dalam kuartal tahun ini.' Seharusnya itu sukses besar. ”

Aku terus berjalan di sepanjang jalan sampai aku mencapai 'masa depan' yang terakhir aku lihat.

“Aku pikir pada saat itu kamu mungkin akan membawaku pulang. Tapi senpai, kamu dengan mudah pergi begitu saja. Rasanya benar-benar mengecewakan.”

Dia menggembungkan pipinya dan menoleh ke samping.

“Tapi, itulah yang aku suka darimu…”

Aku meliriknya, menyebabkan tatapan mata kami bertemu. Seolah memprediksi bahwa Rei-chan berkata "Kya ~" sebelum mengalihkan wajahnya.

“Yang paling membuatku gelisah, bukan karena aku menyukai senpai tersayang. Aku mencintai Senpaiku yang mencintai Hiiragi-chan.”

Aku mengelus kepalanya dengan kasar.

“Yaan, Senpai, kamu kasar sekali~.”

[Cepat selesaikan sisa pekerjaanmu! Bagaimanapun juga, hari ini ada pesta akhir tahun.]

Saat meladeni kegenitan Rei-chan, pesan Natsumi-chan tiba.

“Saat itu, Sana-san dan aku sama-sama marah. "Kenapa?" "Kenapa baru sekarang?" itulah yang kami pikirkan. Namun, saat mencapai usia sekarang… kita sudah menjadi orang dewasa yang baik, dan berpikir dari posisi yang sama, aku jadi lebih memahami perasaan Sensei. ”

Sepertinya Rei-chan mengira aku adalah aku yang kembali ke masa sekarang.

“Kamu memahaminya?”

“Betul sekali. Ini mungkin terdengar klise, tapi ada jawaban semacam itu karena kamu sangat menyukainya… Jika Sensei tahu kalau Senpai mengalami lompatan waktu, maka dia akan tahu kalau di dalam dirimu adalah orang dewasa, tapi bukan itu permasalahannya. Dari sudut pandangnya, Senpai hanya pelajar SMA biasa. Sebagai orang dewasa dan guru, dia memandangmu dari sisi wali. Jika memikirkan tentang kebahagiaan Senpai, ada satu poin yang akan menonjol, dan hal itu adalah perbedaan usia di antara kalian ...”

Menurutku tidak baik kita putus, tapi jika itu sesuatu yang mengangkat beban dari hati Hiiragi-chan, maka itu adalah sesuatu yang aku harapkan. Guru dan murid, dewasa dan anak kecil — sudah bukan seperti itu lagi, sekarang kita sama-sama orang dewasa yang telah mengalami berbagai hal.

“Senpai, kamu sudah mengubah masa lalu beberapa kali, menggeser masa depan ke arah yang kamu inginkan. Mendengarnya darimu, sepertinya kamu berupaya keras untuk mencapai tujuanmu bersama Sensei. Bahkan saat perusahaan ini terancam gulung tikar, kamu meningkatkannya untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun, kamu tidak bisa menghindari situasi putus dengan Sensei — Menurutmu kenapa begitu? ”

Ini adalah jawaban atas pertanyaan yang belum pernah aku dengar sebelumnya.

“Itu pasti hanya sesuatu yang tidak dapat dihindari — Ini bukan dalam arti negatif, melainkan sebaliknya.”

Benar sekali, kata Rei-chan.

“Ini adalah tindakan yang diperlukan untuk kebahagiaan Hiiragi-chan—”

Jika dia telah membuat keputusan untuk tidak putus denganku, hubungan kami akan terus berlanjut sambil berpura-pura bahwa duri yang menancap di hatinya tidak pernah ada — Bolehkah dia menjadi pasanganku? Itulah yang akan pertanyaan di suatu tempat di dalam hatinya.

Mungkin ada sedikit rasa bersalah terhadapku. Kecemburuan atau penghinaan karena perbedaan usia dan keinginan untuk memonopoliku karena itu.

“Sekarang dan kembali ke masa SMA, harap ingat apa yang selalu Menjadi motivasimu.”

Tentu saja sekarang. Mengapa, yah, aku — 'Kami', kembali ke masa lalu dan mengubahnya untuk kebahagiaan Hiiragi-chan saat ini.

Hari-hari di masa sekolah SMA hanyalah batu loncatan. Kami hanya memiliki apa yang kami miliki sekarang karena itu.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi mulai sekarang, karena aku tidak pernah mengalami lompatan waktu setelah itu. Bahkan dalam ingatan asliku, aku tidak tahu apa pun yang terjadi setelah musim semi tahun ini.

… Mungkin itu artinya, aku boleh menemuinya sekarang.

Bahkan navigasi mobil akan berhenti setelah mencapai suatu tempat yang dekat dengan tujuanmu. Seakan-akan ingin menunjukkan, 'Sudah sampai di sini. Kamu tahu apa yang harus dilakukan sekarang, bukan? "

Masa lalu selesai dimodifikasi. Lompatan waktu yang tidak bereaksi lagi. Mengikuti rute tersebut, aku sampai pada masa kini. Garis waktu masa lalu bertemu dengan masa kini.

Aku tidak pernah ditunjukkan akhir yang bahagia dengan Hiiragi-chan di 'masa depan'. Ada segunung masalah, dan semakin aku perbaiki masalahnya, semakin banyak pula masalah lain yang muncul.

Adapun masalah terakhir, mungkinkah diselesaikan dengan waktu?

Apa ini berarti aku harus berjalan dengan kedua kakiku sendiri mulai sekarang?

Pada saat aku bersih-bersih setelah selesai bekerja, hari sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Ada telepon dari bosku, dia memarahiku, “Bukankah sudah kubilang ada pesta akhir tahun? Kami seharusnya mendapat banyak pujian.”

Dia sepertinya cukup senang, karena suara Natsumi-chan sedikit riang. Dia tampak mabuk, tidak seperti biasanya. “Semuanya dimulai di sini, Dorobo-kun.” Cara nostalgia memanggilku, saat dia terus berbicara tentang berbagai hal.

Menahan itu, aku memastikan untuk hanya menanyakan informasi yang aku butuhkan dan menuju ke tempat parkir. Aku masuk ke mobilku dan mengarahkannya menuju ke lokasi yang sangat aku kenal.

 

 

<<=Sebelumnya   |   Selanjutnya=>>

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama