Our Dating Story Vol.1 Chapter 04.5 Bahasa Indonesia

 

Chapter 4.5 — Panggilan Telepon Antara Luna dan Nikoru

 

“Hari ini sangat mencengangkan, yaa…. Luna, apa kamu baik-baik saja dengan ini? ”

“Ya, aku beneran baik-baik saja dengan itu. Sejak awal aku tidak berencana untuk menyembunyikannya.”

“Bukan itu, maksudku masalah dengan adik perempuanmu. Apa kamu tahu dia menyebarkan rumor palsu tentang kamu? ”

“Aah…. Sebenarnya, aku tadi mendapat telepon dari Maria, dia meminta maaf padaku. Jadi, sekarang sudah tidak apa-apa.”

“Eh? Dia menyebarkan rumor jelek tentang kamu, tapi kamu malah memaafkannya begitu saja?”

“Nn, kupikir Maria juga kemungkinan besar salah paham tentang sesuatu, jadi ..”

“Hmm yah, itu persis seperti Luna…. Jadi, apa kamu masih akan merahasiakan kalau kalian itu saudara kembar? ”

“Um…. Maria mungkin tidak ingin hal itu diketahui. Sampai aku dapat berbicara secara normal dengan Maria, aku takkan memberitahu temanku yang lain kecuali Nikoru.”

“Apa kamu pikir kamu dapat berbicara secara normal dengannya? Maksudku sisi lain.”

“…. Yah, aku rasa itu apa boleh buat. Maria adalah putrinya papa. Aku pikir dia masih memiliki dendam terhadapku.”

“Begitu ya…. Yah, tapi tetap saja. Hari ini semua orang sangat terkejut, bukan. Mereka sama sekali tidak bisa membayangkan kalau Ryuuto adalah pacarmu.”

“Aku juga heran kenapa. Padahal Ryuuto adalah orang yang baik, tahu? ”

“Benar. Menurutku kalian berdua cocok, lho”

“Benarkah? Aku senang ~! ”

“Untuk sekarang, oke.”

“… .Uhuh, oh ya, Nikoru.”

“Hmm?”

“Lain kali kalau mau bertemu dengan Ryuuto, beritahu aku dulu, oke? Karena aku sangat terkejut saat mendapatkan foto itu dari Yuna.”

“Hah? Foto? apa itu dari saat kita berada di Mcd*nald?”

“Yep.”

“Begitu rupanya. Jika Yuna ada di sana, dia harusnya menyapaku atau ngobrol dikit kek.”

“Dia menahan diri karena kamu berduaan dengan cowok, katanya. Yuna juga bersama pacarnya, jadi .. ”

“Uhuh, bagaimanapun kamu melihatnya, tidak ada mood kencan, tahu. Dan jika Ia adalah cowok gatelan, aku juga siap untuk mengalahkannya sampai babak belur.”

“Ja-Jadi begitu ya….?”

“… .Eh? Luna, apa mungkin, kamu cemburu? ”

“Eeh !?”

“Mana mungkin aku mencuri cowokmu, ‘kan. Aku juga tahu kalau kalian berdua itu pacaran.”

“Kamu salah! Aku tidak bermaksud begitu, tapi…. ”

“Hmm?”

“Hanya saja, aku berpikir jika kamu memberitahuku dulu, aku mungkin tidak akan begitu terkejut.”

“Hmm benar juga, maaf. Aku hanya ingin bertindak segera setelah kepikiran sesuatu.”

“Aku tahu. Aku juga sama, jadi aku tidak terlalu mempermasalahkannya.”

“Yah, aku yakin seseorang yang benar-benar berpikir 'Aku tidak keberatan' tidak sampai repot-repot meminta hal seperti itu, tahu.”

“Eh? Maksudmu apa?”

“Luna, bukankah menurutmu kamu semakin menyukai pacarmu yang sekarang lebih dari yang kamu pikirkan?”

“Ke-Kenapa?”

“Kamu jengkel saat tahu kalau aku menemuinya tanpa izinmu, ‘kan?”

“…..”

“Bukankah itu hal jarang buatmu. Ini bahkan bukan pertama kalinya aku memanggil pacarmu untuk memarahi mereka. ”

“Ah…. Itu benar.”

“Aku harap yang ini akan menjadi yang terakhir kali. Nah, cowok itu sepertinya tidak akan mengkhianatimu, bukan?”

“Ya. Aku percaya begitu.”

“Sebaliknya, jika Ia berani menyelingkuhimu, aku akan benar-benar memukulinya sampai mati, jadi kamu tidak perlu risau.”

“Ahaha, ini akan baik-baik saja, dengan Ryuuto. Maksudku, jika kamu benar-benar akan memukulinya sampai mati, aku tidak bisa merasa tenang. ”

Dia mengatakan itu sambil tertawa, Luna kemudian terdiam untuk beberapa saat. Dia memeluk lututnya di atas tempat tidurnya, dan menoleh ke benda yang ada di mejanya.

Benda yang tergeletak adalah  peta tempat kafe yang menjual boba milk tea.

“… .Berbeda dari sebelumnya, hanya bersama Ryuuto terkadang membuatku merasa gugup tapi juga nyaman. Mungkin, aku penasaran, apa seperti ini yang namanya cinta sejati….?”

 

 

<<=Sebelumnya  |    |  Selanjutnya=>>

 

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama