Chapter Spesial – Rahasia Kotori Saat Sendirian
Hatsushiro Kotori… Koreksi, Shimizu Kotori sedang
berjalan pulang dari sekolah bersama Yuuki.
“Kalau begitu, Kotori, sampai jumpa di kamarku.”
“Iya. Aku akan membuat acar mentimun lagi yang kamu
bilang enak beberapa waktu lalu.”
“Ooh, sekarang aku sangat menantikannya. Baiklah, kalau
begitu aku akan bekerja keras supaya bisa menikmati masakanmu hari ini juga”
Kemudian Yuuki berjalan ke arah yang berbeda dari jalan
menuju apartemennya.
Melihat sosok punggungnya yang semakin menjauh, dia
melihat Yuuki dengan kegirangan melompat-lompat kecil dan semacamnya.
“… Astaga, Yuuki-san”
Seringkali, seorang pria yang sduah mempunyai istri dan anak-anak
akan mengatakan sesuatu seperti, "Aku
bisa melakukan yang terbaik karena aku punya istri," tapi jujur,
Kotori berpikir bahwa banyak orang mengatakan itu cuma janji manis di mulut
doang .
Namun, saat melihat pacarnya sendiri, ya, dia sangat menantikan untuk memakan masakanku, bukan? Aku tidak
percaya dia sangat membutuhkanku…, Kotori merasa begitu.
Hingga sekarang, Kotori telah melakukan yang terbaik
untuk mendukung ayahnya, yang sekarang dalam rehabilitasi, menggantikan ibunya.
Tapi, aku
benar-benar tidak bisa menggantikan ibu…
Pada akhirnya, Ayahnya tidak pernah sekalipun menunjukkan
senyum dari lubuk hatinya.
Itulah mengapa dia benar-benar bahagia, mengetahui bahwa
Yuuki dengan tulus merasa bahagia ketika dia melakukan sesuatu untuknya.
…Dengan pemikiran seperti itu saat berjalan, dia tiba di
depan apartemen tempat dia dan Yuuki tinggal.
Dia mengorek-ngorek isi tasnya.
Kotori membawa dua kunci.
Salah satu dari kunci tersebut adalah kunci kamar
apartemennya sendiri.
Kotori menggunakannya untuk membuka pintu apartemennya,
meletakkan barang-barangnya di dalam, dan kemudian segera pergi.
Ini adalah kamar apartemen, yang telah dia tinggali sekitar
sebulan yang lalu. Namun, sejujurnya, dia hampir tidak pernah menggunakannya
kecuali untuk tidur di malam hari atau menyimpan barang-barangnya.
Tempat dia menghabiskan hampir seluruh waktunya adalah
ruangan yang membutuhkan kunci lain.
Tentu saja, kunci itu adalah kunci duplikat ke kamar
apartemen Yuuki.
Kotori membuka pintu depan, dan kemudian melangkah ke
kamar Yuuki.
Setelah melepas sepatu sekolahnya dan merapikannya, dia
membersihkan seluruh lantai menggunakan kain pel Magic Clean yang ditempatkan di
ujung ruang tamu. Dia juga menyeka bagian atas rak, tepi jendela, dan
tempat-tempat lain di mana debu mungkin menumpuk dengan pel. Dia melakukan ini
setiap hari, jadi melakukannya dengan ringan saja sudah cukup untuk membuatnya
bersih.
Setelah itu, dia dengan hati-hati membersihkan toilet,
kamar mandi, dan area lainnya dengan air.
Meski itu pekerjaan biasa, Kotori agak menyukai pekerjaan
kecil seperti itu.
Di atas segalanya, Yuuki berusaha keras untuk mencari
nafkah sekarang. Jadi ada juga fakta bahwa dia akan kehilangan muka jika dia
tidak bisa menangani tugas kecil seperti ini.
“…Terlebih lagi..”
Kotori masih mengingat betul bagaimana Yuuki
memberitahunya bahwa mandi jadi terasa enak karena selalu bersih berkilau, dan
Ia sepertinya menikmati menggosok dinding bak mandi dengan jari-jarinya, yang
mana membuat suara mencicit.
Bibir Kotori berubah menjadi senyuman secara alami.
Yap… Jika ini
bisa membuatnya merasa baik, maka itu mudah, sejujurnya
dia berpikir begitu.
"Ya. dengan ini selesai.”
Setelah sekitar 30 menit, Kotori selesai membersihkan
semuanya.
Kotori mengisi bak mandi yang baru saja dia bersihkan
dengan air panas, lalu melepas seragamnya dan masuk ke bak mandi untuk
membersihkan badannya.
“…Fiuh”
Dia menghela napas lega.
Kotori suka mandi.
Ada rasa aman yang tak terlukiskan dalam menghabiskan
waktu sendirian, bersantai di ruang tertutup. Itu juga bisa ada hubungannya
dengan fakta bahwa, meskipun ayahnya keras, dia tidak pernah mengatakan apa pun
ketika dia mandi.
Ngomong-ngomong, apartemen ini memiliki toilet dan kamar
mandi terpisah.
Pada dasarnya, Yuuki memilih apartemen dengan pola pikir
bahwa tidak masalah selama dia bisa tidur, tapi satu-satunya hal yang Ia
khususkan adalah memiliki kamar mandi dan toilet harus dipisah.
Akibatnya, dia berakhir di tempat yang agak jauh dari
sekolah dan memiliki harga sewa yang tinggi (tapi, biaya sewanya dibayar oleh
pihak sekolah sehingga tidak melukai kantongnya), tapi tetap saja, Kotori
merasa bahwa Yuuki membuat pilihan yang bagus.
Lagi pula, rasa aman khusus yang bisa dirasakan
seolah-olah terpisah dari kehidupan sehari-hari ketika berendam di bak mandi,
hampir tidak bisa dirasakan di kamar mandi modular, di mana itu berbagi ruang
yang sama dengan toilet.
Huff…
Setelah berendam beberapa saat dan tubuhnya cukup hangat,
dia keluar dari bak mandi. Dia kemudian meletakkan sabun tubuh di tangannya,
dan mulai membersihkan tubuhnya mulai dari ketiak.
Rupanya, gadis-gadis biasa akan memiliki botol kecil
produk kecantikan berjejer di kamar mandi. Namun, Kotori hanya menggunakan
sabun tubuh dan sampo 2 in 1 yang
sama dengan Yuuki.
Karena Ootani menggunakan berbagai macam produk, Kotori
bertanya apa dia harus melakukan hal yang sama. Namun jawaban yang didapat, 'Sama seperti seseorang yang melakukan
banyak olahraga secara teratur, aku pikir gadis sepertimu, yang tidak memakan
junk food sama sekali dan hanya makan makanan Jepang secara teratur, tidak
membutuhkan trik kecil ini. Rawat saja kulitmu dengan perlindungan UV,’ ,
jadi dia melakukan hal itu.
Setelah selesai membersihkan dirinya, dia membilas
tubuhnya dengan shower dan kemudian meninggalkan kamar mandi.
…Dengan begini, tugas yang harus dilakukan Kotori setelah
kembali ke rumah kurang lebih sudah selesai.
Selanjutnya adalah mulai menyiapkan makan malam sekitar
satu jam sebelum Yuuki kembali. Masih ada hampir tiga jam sampai saat itu.
“Sekarang …”
Faktanya, mulai saat ini adalah waktu yang diam-diam
dinanti oleh seorang gadis bernama Shimizu Kotori. Bahkan hal ini dirahiasakan
kepada Yuuki.
Yang dia nantikan ialah…
“…Hmph!!”
Pomf! Kotori menjatuhkan diri di kasur dimana Yuuki biasanya tidur.
“Sniff Sniff,
fuaaa ...wanginya..."
Dia mengendus aroma Yuuki di bantal dan menghela nafas.
Betul sekali. Kenikmatan rahasia Kotori adalah tidur di
ranjang tempat Yuuki biasanya tidur, yang terbungkus oleh aroma Yuuki.
“Hn, hn”
Kotori berguling-guling sambil memeluk bantal yang ternoda
oleh aroma Yuuki di dadanya.
Dan kemudian, dia masuk ke dalam selimut yang biasanya
digunakan Yuuki juga, dan menutupi hingga ke kepalanya.
Sedikit bau keringat, tapi aroma menenangkan seperti anak
laki-laki membungkus seluruh tubuhnya.
“Funya…”
Suara yang benar-benar lemah, yang tidak terdengar
seperti bahasa manusia, keluar dari bibir Kotori.
Seolah-olah dipeluk oleh Yuuki langsung, dan hal itu
memberinya rasa aman yang luar biasa. Dia merasa seolah-olah rasa lelah hari
itu perlahan-lahan mencair ke dalam selimut.
Dan kemudian, tentu saja, itu bukan hanya rasa lega. Yang
membungkusnya adalah aroma pacar yang dicintainya
“… Nn.”
Jadi, singkatnya, yah, hal itu membuatnya merasa sedikit
terangsang.
Dia meremas selimut Yuuki di antara pahanya.
“…Uuun”
Sebuah desahan centil keluar dari bibirnya.
“…Seperti yang kuduga, kelakuan ini membuatku terlihat
seperti orang cabul, iya ‘kan”
Berbicara tentang terlihat seperti cabul, dia mmeang akan
seperti orang cabul jika melakukan ini yang bukan pacarnya.
“Tapi, aku tidak bisa berhenti melakukan ini ...”
Perasaan aman, lesu, gairah, dan berbagai perasaan
menyenangkan lainnya semua bercampur aduk seolah-olah untuk menghilangkan rasa
lelah yang menumpuk di dalam dirinya… Momen ini merupakan penyembuh yang tak
tergantikan bagi Kotori.
Di atas segalanya, terbungkus dalam aroma Yuuki seperti
dipeluk, dan dia tidak bisa merasa cukup.
“Aku ingin dipeluk erat lagi…”
Dia hanya dipeluk oleh Yuuki dua kali. Sejak hari mereka
pergi mengunjungi ayahnya, dia masih belum mendapat pelukan lagi.
Untuk mengatakannya sendiri adalah... Sesuatu yang dia
tahu penting.
Meski ini adalah keegoisan di pihaknya, ada bagian
dirinya yang ingin Yuuki sendiri yang memintanya.
Mungkin, membuatnya meminta seperti itu akan... Cukup
membuatnya bahagia. Sebagai seorang gadis.
Kalau terus begini, dia mungkin tidak tahan lagi dan akan
mengatakannya sendiri, tapi…
“…Bukan hanya pelukan… Bahkan lebih dari itu… Jika itu
dengan Yuuki-san, maka aku…”
Memikirkan bahwa suatu hari hal itu akan terjadi saja
membuat hatinya terasa hangat dan kabur, dan itu membuatnya bahagia.
Saat kepalanya dipenuhi dengan pikiran seperti itu, rasa
kantuk menyerang dirinya.
Kotori mengatur jam alarm yang diletakkan di tempat tidur
selama satu jam sebelum Yuuki kembali. Dia kemudian menarik selimut menutupi kepalanya
lagi, dan memeluk bantal.
Dan akhirnya, sembari terbungkus dalam aroma lembut dan kehangatan
pacarnya, dia perlahan memejamkan matanya, memimpikan hari ketika itu akan
datang.
<<=Sebelumnya | Daftar isi
| Selanjutnya=>>
Catatan : Volume 2 dari LN Tobioriyou JK ini bakal rilis pada tanggal 1 September nanti