Our Dating Story Vol.2 Epilog Bahasa Indonesia


Epilog

 

“Aaaah~~ PR-nya enggak pernah ada habisnya!!”

Minggu terakhir bulan Agustus, di musim panas yang masih menyengat.

Luna berteriak saat duduk di meja lipat di seberangku dengan AC menyala. PR bahasa Inggris diletakkan di atas meja, meninggalkan segunung tumpukan kertas putih.

Karena hubungan kami telah sepenuhnya berubah menjadi hubungan yang direstui orang tua karena aku menginap selama dua minggu di Chiba, kami sedang mengadakan sesi belajar seperti ini setiap hari untuk menyelesaikan tugas PR yang menumpuk.

Mengingat bahwa aku tinggal di apartemen, segera setelah dinding kamarku adalah ruang tamu di mana ada ibuku, jadi mana mungkin kami bisa melakukan sesuatu yang tidak senonoh.

“Di Chiba benar-benar menyenangkan, iya ‘kan …”

Luna menghela nafas dan melarikan diri dari kenyataan.

“Nenek Sayo bilang kita bisa datang lagi tahun depan jika kita mau” imbuhnya.

“Termasuk aku juga?”

“Ya. Bahkan saat mempersiapkan ujian, kita harus pergi ke festival musim panas untuk bersantai, katanya”

“Begitu ya…”

Aku menghargai perasaan Sayo-san. Terlebih lagi, hal itu membuatku senang ketika berpikir bahwa dia mungkin telah mengenaliku sebagai pria yang boleh memacari cicitnya bahkan setahun dari sekarang.

“Tahun depan, ya…”

Aku juga menghela nafas ketika aku membayangkan musim panas yang gelap dan tidak ada hiburan apa-apa selain belajar keras.

Dan kemudian, Luna dengan santai bergumam.

“Saat itu… aku yakin kita…”

Dengan tatapan memelas, dia melirikku seolah-olah memeriksaku. Dan pipinya berubah menjadi merah merona.

“Akan lebih dekat dari sekarang, ‘kan?”

“Eh… I-Itu benar.”

Aku akhirnya membayangkan sesuatu yang nakal, tapi jika aku mengartikannya secara harfiah, tidak ada yang perlu merasa malu segala.

Namun, Luna tidak melewatkan ekspresi yang muncul di wajahku.

“Aah, Ryuuto wajahmu merah semua! Apa yang kamu pikirkan tadi?”

“Lihat… bahkan wajah Shirakawa-san juga merah semua!”

“Ah! Kamu kembali memanggil dengan nama keluargaku!”

“Maaf, Shiraka… ah, Luna”

“Dan kamu hampir memanggil nama lengkapku”

Luna tertawa sambil menyindir.

“Ya-yah, selain itu ... Ayo, kembali kerjakan PR-mu”

“Tapi aku tidak mengerti… Ah! Tapi aku tahu yang ini!”

Dengan bernada ceria, Luna tiba-tiba mengarahkan penanya ke kertas.

“Ah, bukankah itu hebat”

Untuk memastikannya, aku mengintip PR-nya.

Dan yang tertulis adalah.

Ia adalah orang terakhir yang berbohong.

“…Ini tentang Ryuuto, jadi aku tidak akan melupakannya lagi”

Luna tersenyum bahagia di hadapanku.

“Luna…”

Pacarku punya banyak pengalaman.

Tapi, itu tidak penting.

Akhir-akhir ini, sedikit demi sedikit aku mulai bisa berpikir begitu dari lubuk hatiku.

“Ah, tapi aku benar-benar tidak mengerti yang bagian ini”

“Yang mana?”

Dia menunjuk pertanyaan yang berbeda, dan aku mengintip isi tugasnya lagi.

Lalu…

“Kamu lengah!”

Luna bergerak cepat mendekatiku, lalu sesuatu yang hangat menyentuh pipiku disertai suara ciuman.

“…Ehehe, aku mencintaimu, Ryuuto”

“~~~~!”

Dia tersenyum dengan ekspresi “kena kamu”. Wajahku menjadi merah padam dan aku bahkan tidak bisa mengajukan protes padanya.

Tugas musim panasku sepertinya tidak bisa selesai untuk sementara waktu.

 

 

<<=Sebelumnya  |    |  Selanjutnya=>>

close

5 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama