Cerpen — Diapit oleh Adik Tiri dan Senpai di Tempat Kerja
*Krekkk* *Suara pintu terbuka*
“Permisi.
Asamura-kun... sedang tidur. Ia tidur siang selama istirahat singkatnya. Ia
pasti sangat kelelahan. Kupiki bisa makan sesuatu sambil berbicara dengannya, tapi…
hee hee. Yah, terserah. Aku merasa tidak enakan membangunkannya cuma untuk itu.
Aku harus segera membiasakan diri pada pekerjaan ini supaya Asamura-kun tidak
kelelahan seperti sekarang. Biarpun aku bisa menangani pelanggan dan memandu
mereka, Asamura-kun bisa melakukannya dengan dua orang dalam waktu yang sama,
jadi wajar saja jika Ia lelah. Sejujurnya, aku sangat menghormatinya. ”
……
“Kamu
tidak mendengarkanku bicara, ‘kan? Yah, baiklah. Aku cuma makan sesuatu saja.”
*Suara pintu terbuka*
“Kerja
bagus~ Oh? Sepertinya kita sudah punya beberapa pengunjung di sini. Kamu
bekerja penuh semangat selama shift, jadi itu masuk akal. ”
“Kerja
bagus.”
“Oh,
Kouhai-kun sedang tidur, ya? Kamu punya nyali besar juga tidur sampai tak
bergeming di sebelah adik perempuanmu. ”
“Ia
sudah tertidur saat aku masuk ke sini.”
“Hmmm~
Wah, tidurnya nyenyak banget.”
"...
Kenapa kamu duduk seperti kita menjepitnya?"
“Kupikir
aku akan memberinya pengalaman tentang apa artinya mempunyai gadis cantik di
masing-masing tangan dalam mimpinya~”
“Aku
yakin dia akan bahagia.”
“Kamu
berbicara seolah-olah itu tidak ada hubungannya denganmu~ Kamu sendiri punya
paras menawan, jadi setidaknya kamu bisa merasa percaya diri kalau kamu akan
muncul dalam mimpinya.”
“Apa
kamu yakin Ia takkan bangun karena mencium bau makanan?”
“Haha,
bermimpi tentang disuapi makan dari kedua sisi, ya? Itulah yang disebut kemewahan.”
……
“Apa
kamu sudah terbiasa bekerja di sini?”
“Iya,itu
semua berkat bantuanmu.”
“Benar,
dilihat dari seberapa efisien kamu bekerja, pada dasarnya kamu bisa dihitung
untuk dua orang, Saki-chan.”
“Jika
aku menghitung dua orang, lalu kamu dihitung setidaknya empat orang,
Yomiuri-san.”
“Jangan
cuma menggandakannya begitu saja. Kamu memberiku terlalu banyak pujian. ”
“Tapi
itulah kenyataannya.”
“Bahkan
jika memang benar begitu, aku tidak ingin orang berharap banyak dariku. Aku
tidak bisa menangani semua tekanan itu. Langkah pertama untuk gagal adalah
terlalu berlebihan mengevaluasi kemampuanmu, ingat? ”
“Jadi
... kalau begitu aku tetap dihitung menjadi satu orang yang berharga.”
“Itu
tidak akan berhasil ~ Lagipula, itulah kenyataannya.”
“Ehhh…
Kamu terlalu memujiku. Aku masih belum pandai menjawab pertanyaan tentang buku.
Aku masih butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menjawabnya.”
“Semua
itu bakalan saat kamu menjadi lebih berpengalaman. Jika kamu langsung
memahaminya, aku akan kehilangan posisiku sebagai seniormu. ”
“Hmmm…
Meski begitu, aku perlu mempelajari lebih banyak trik untuk membantuku menjadi
lebih cepat.”
“100
poin! Jika kamu mempertahankan mentalitas itu, kamu akan segera menjadi pekerja
sambilan profesional.”
“Ahaha…
Terima kasih banyak.”
“Ah,
jika kita terus membicarakan ini dengan suara lantang, kita mungkin akan
membangunkan Kouhai-kun. Kita harus menurunkan volumenya sedikit... Jika aku
berbisik ke telinganya, dia mungkin mendapat semacam reaksi dalam mimpinya.”
“Kurasa
itu bukan ide yang bagus..”
“Masa?”
“Ada
yang bilang kalau kamu tidak boleh menanggapi igauan orang yang sedang tidur,
jadi Asamura-kun mungkin merespons dalam tidurnya. Belum lagi bahwa prioritas kita
akan mundur jika kami membangunkannya dalam prosesnya.”
“Hmm…
meski kamu bilang begitu, Saki-chan, tapi aku penasaran yang mana yang paling
disukai Kouhai-kun?”
“Um…”
“Ini
cuma sedikit imbalan untuk Kouhai-kun yang pekerja keras, dari Senpai
tercintamu. Buka mulutmu. Di sini, aaaaan.”
“Tapi
kurasa tidak ada jaminan bahwa Ia akan benar-benar bermimpi tentang makanan.”
“Aku
mencoba memanipulasi mimpinya dengan menceritakan banyak hal.”
“Ia
mungkin sudah bermimpi indah sekarang…”
“Lalu…
Bagaimana kalau menjadikannya mimpi yang lebih baik lagi? ...Maaf tiba-tiba
memanggilmu ke sini, Kouhai-kun. Aku tidak menyangka kamu sampai mau menemaniku
ke daerah pegunungan ini pada akhir pekan ~ Kita ada listrik di sini, tetapi
anginnya sangat kuat ...”
*ShioriMenghembuskanNafasDidekattelingamu.mp3*
"A-Apa
yang kamu lakukan?”
“Aku
berpikir untuk membuatnya sedikit lebih realistis~ Jika kamu berada di suatu
tempat jauh di pegunungan, anginnya bisa sangat kencang, kan?”
“Ahh…
Itu benar.”
*ShioriMenghembuskanNafasDidekattelingamu.mp3*
“Aku
pikir anginnya sedikit terlalu kencang.”
“Ara~?
Terima kasih sudah datang juga, Saki-chan.”
“Ini
seharusnya jauh di pegunungan, kan?”
“Memang,
sama seperti—yah, bukan kita berdua lagi—tapi pokoknya. Kenapa kamu datang
kemari?”
“Kupikir
ini sangat berbahaya jika cuma kalian berdua, jadi kupikir semakin banyak orang
maka semakin bagus.”
“Yup,
benar sekali. Kamu benar sekali tentang itu. Dengan gadis kembang di
masing-masing tangannya, belum lagi jauh di pegunungan, rasanya seperti Ia
mendapat kembang yang tak terjangkau untuk dirinya sendiri. Sungguh beruntung
sekali pemuda ini.”
“Kurasa
Asamura-kun akan lebih bahagia jika aku tidak ada.”
“Tidak,
tidak, jangan ilang begitu. Tapi bagaimanapun… Kita berhasil, Kouhai-kun~ Ayo
berikan pengalaman yang takkan pernah kamu lupakan~”
“Apa
yang kamu ingin rencanakan?”
“Sesuatu
yang sangat istimewa. Pengalaman pertama kali memang membutuhkan banyak
keberanian, tapi jika kamu terlalu buru-buru melangkahi ke tempat yang tidak
diketahui, itu akan berakhir dalam sekejap.”
“Meskipun
itu ada di dalam mimpinya, aku tidak berpikir kamu harus mengatakan hal-hal
aneh seperti itu ...”
“Bahkan
jika kamu mengetahui bahayanya, terkadang kamu harus mengambil langkah pertama
dan membiarkan dirimu jatuh. Sekarang setelah kamu datang sejauh ini, kamu
tidak bisa kembali lagi. Iya ‘kan, Kouhai-kun? Sekarang… lompat… Dan nikmati wahana
bungee jumping-nya.”
“Hah?”
“Aku
sedang berbicara tentang bungee jumping! Hmm? Memangnya apa yang kamu
bayangkan? Apa kamu pikir aku akan menciumnya atau semacamnya~?”
“Bukankah
berbahaya melakukan bungee jumping pada cuaca dengan angin kencang?”
“Pada
kenyataannya, ya. Itu sebabnya kita melakukannya di dalam mimpi. Siapa tahu?
Mungkin Ia melompat dengan gadis kembang di kedua tangannya~?”
“Oh.”
“Ah,
ups. Kurasa aku terlalu banyak bermain-main.”
“Asamura-kun
sepertinya Ia hampir terbangun.”
“Ia
mungkin akan marah padaku jika tahu kalau aku mempermainkannya dalam tidurnya,
ahaha~ Bagaimanapun, aku akan permisi sekarang!”
*Pintu terbuka*
“Dia
benar-benar cepat melarikan diri ...”
*Pintu tertutup*
“Apa
dia segitu takutnya…? Jangan khawatir. Ayo kembali. Ah, kamu sudah sedikit
tenang, ya? Terima kasih atas makanannya. Kurasa aku harus pergi juga. Aku mengikuti
lelucon Yomiuri-san, dan mungkin akan sedikit canggung jika Ia tahu kalau aku
melihatnya tertidur. Terima kasih untuk semuanya, Asamura-kun.”
*Pintu terbuka dan tertutup*
<<=Sebelumnya |
Daftar isi | Selanjutnya=>>