Otonari no Tenshi-sama Vol.3 SS 1 Bahasa Indonesia

SS 1

 

Amane kebetulan menyalakan TV dan melihat program yang ditayangkan memperkenalkan ‘alasan mengapa hubungan di antara pasangan retak’, menyebabkan Ia secara naluriah mengintip ke arah Mahiru.

Ia bertanya-tanya apa itu aman-aman saja buat Mahiru untuk menonton acara tersebut, mengingat betapa sensitifnya dia tentang hubungan keluarga, tapi tidak enakan juga untuk mendadak ganti saluran TV ... Namun tampaknya dia tidak terlalu keberatan.

Amane diam-diam menghela napas lega, “Ternyata ada banyak jenis keluarga”, Mahiru bergumam.

Ada beberapa rekaman video yang diputar di TV. Beberapa pasangan merasa bahwa pasangan mereka terlalu malas, membeli makanan dari luar yang mengakibatkan hubungan memburuk. Beberapa bercerai karena pasangan mereka tidak bersedia untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sama sekali.

“Ya. Untuk keluargaku sekalipun, kedua orang tuaku bekerja, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan bahkan mengambil inisiatif. Mereka juga berbagi tugas memasak, dan memahami penderitaan masing-masing. Mereka takkan menggerutu bahkan jika itu makanan dari luar.”

Keluarga Amane takkan memiliki pertengkaran semacam itu, sehingga Ia merasa percaya ada alasan dibalik hubungan langgeng orang tuanya.

“Sungguh pasangan yang ideal ...”

“Ya. Aku takkan mengatakan ini kepada mereka secara langsung, tapi aku ingin menjadi pasangan seperti ibu dan ayahku. Meski aku belum punya pasangan sih.”

“Kamu pasti bisa.”

“Mana mungkin bisa semudah seperti yang kamu katakan. Kamu terlalu melebih-lebihkanku, tahu?”

“Tidak juga kok. Kamu adalah orang yang jujur ​​dan baik, Amane-kun.”

“Itu pendapat untuk seseorang yang tidak memiliki poin baik lainnya.”

‘Kejujuran’ mungkin salah satu sifat kebaikan, tetapi mengingat bahwa itu yang diharapkan, Amane tidak merasakan apa-apa meskipun Ia dipuji dengan tulus.

Untuk beberapa alasan, Mahiru menghela nafas di Amane, dan mata berbinarnya kehabisan kata-kata, namun penuh dengan sukacita.

“…Ya ampun. Karena kamu ingin aku memujimu, apa aku perlu menyanjungmu secara rinci?”

“Eh tidak, tidak usah.”

“Kamu mungkin tidak menyadari hal ini Amane-kun, tetapi dalam hal melakukan pekerjaan rumah tangga, jarang-jarang ada seseorang yang begitu peduli kepada yang lain. Kamu tidak berpikir kalau wajar-wajar saja kalau orang lain melakukan pekerjaan rumah tangga untukmu,’kan?”

“Aku tidak sekurang ajar begitu. Aku akan merasa berterima kasih karena sudah mendapat bantuan.”

“Kamu tahu ... kamu mungkin buruk di pekerjaan rumah tangga, Amane-kun, tapi kamu kadang-kadang membantu dan selalu berterima kasih padaku. Kamu selalu peka dan berterima kasih untuk hal-hal terkecil, kamu selalu menyuarakan pendapatmu tentang masakanku. Bukannya kamu secara sukarela langsung membantu setiap kali aku dalam kesulitan? Ketika aku merasa tidak enak badan, kamu langsung menyadarinya dan merawatku, Amane-kun ..., pasangan pernikahan yang ideal adalah seseorang yang bisa menghormati yang lain, saling mendukung, dan menjalani kehidupan bersama-sama. Aku pikir kamu mungkin tidak populer selama masih menjadi pelajar, tetapi kamu adalah kandidat yang ideal untuk bersama-sama hidup dengan ... uu.”

Amane tahu bahwa dirinya sedang dipuji, tapi Ia merasa sangat malu, dan secara tidak sengaja menutup mulut Mahiru dengan tangannya.

“Ak-Aku paham, aku memahaminya. Jadi tolong hentikan.”

Amane tidak menyangka akan dipusji sampai segitunya, dan tubuhnya menjadi begitu panas karena rasa malu yang menyebar.

Mahiru tampak tidak senang dan menjauhkan mulutnya yang ditutup oleh Amane, karena tampaknya dia memiliki lebih banyak untuk mengatakan. Amane tahu bahwa Mahiru memiliki penilaian tinggi untuknya, tapi Amane tidak menyukai kenyataan bahwa cuma Ia sendiri yang merasa malu, dan memutuskan untuk melakukan pembalasan sedikit

“Ya-Yah, kupikir kamu juga sama, Mahiru. Kamu itu cantik, kamu suka kebersihan, mampu pekerjaan rumah tangga dan sering berhemat, dan tidak hanya baik. Kamu akan memberitahuku apa yang salah, dan akan bekerja sama denganku untuk memperbaiki itu. Kamu selalu berhati-hati, menghormati orang lain, menghargai orang lain, dan kamu akan melakukan hal yang membantu orang lain. Kamu adalah seorang gadis baik dan tulus terhadap orang lain. Kamu merawatku saat aku sakit, menghiburku, dan memasak makanan yang begitu lezat sampai-sampai aku ingin memakannya setiap hari. Tidak ada yang kekurangan mengenai dirimu, Mahiru, dan aku merasa seperti memilikimu sebagai seorang istri ... uuu.”

Kali ini, giliran Mahiru yang menutup mulut Amane.

Mereka berdua saling berusaha menutup mulut masing-masing, dan wajah mereka sama-saa memerah. Tatapan mata mereka bertemu, dan Mahiru memalingkan pandangannya karena malu.

Alis Mahiru ini berkedut saat dia menyipitkan matanya, wajahnya memerah sedikit.

Amane melepas tangannya dengan lembut, dan begitu pula Mahiru, mengambil bantal terdekat untuk memukul Amane.

“... ini adalah hal yang buruk darimu, Amane-kun.”

“A-Apa maksudmu ... !?”

“Inilah sebabnya aku tidak suka sifatmu yang begini, Amane-kun.”

Mahiru bergumam pada dirinya sendiri, terdengar sangat senang dan belum puas. Amane hanya bisa membiarkan Mahiru terus memukulnya dengan bantal.

 

 

Sebelumnya  ||  Daftar isi  ||  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama