Otonari no Tenshi-sama Vol.4 SS 1 Bahasa Indonesia

Side Story 1 — Penyempurnaan Diri dan Aroma Favorit

 

Amane mulai rajin berolahraga sejak memutuskan untuk melatih kepercayaan dirinya.

Sebelum dan sesudah tidur, setiap kali Ia punya waktu luang setelah kembali ke rumah, atau selama hari liburnya, Amane akan menghabiskan waktunya untuk berolahraga atau berlari. Ia biasanya memperhatikan perawakannya. Ia pasti memiliki lebih banyak otot dan lebih banyak stamina daripada sebelumnya.

Namun, Amane merasa dirinya masih jauh dari bentuk tubuh ideal, dan masih harus berusaha keras setiap hari.

Suatu hari sepulang sekolah, Amane menghabiskan sekitar satu jam untuk berlari. Ia kembali ke rumah dan terkejut ketika menemukan Mahiru sedang beristirahat di sofa, Mahiru lalu berlari ke arahnya.

“Selamat datang di rumah, dan kerja bagus hari ini juga, Amane-kun.”

“Aku pulang……ah. Cukup, jangan dekat-dekat.”

Melihat Mahiru hendak mendekatinya, Amane memanggilnya untuk menghentikannya. Mahiru berhenti beberapa langkah darinya saat Amane memintanya, tapi dia memiliki ekspresi terkejut di wajahnya.

Amane enggan membiarkan Mahiru mendekatinya. Bahkan saat ini, tubuhnya dipenuhi keringat deras meskipun tidak sedang bergerak, apalagi setelah berolahraga. Amane mungkin akan kehilangan keberanian untuk hidup jika gadis yang disukainya mencium bau keringatnya.

“......Atau sebenarnya, aku harap kamu tidak mendekatiku.”

Saat Amane berkata begitu, Mahiru melebarkan matanya, tampak kecewa. Amane menyadari bahwa kurangnya penjelasannya telah menyebabkan kesalahpahaman, dan Ia buru-buru melanjutkan,

“A-Aku tidak bermaksud membencimu. Aku dipenuhi bau keringat… rasanya sedikit memalukan kalau kamu terlalu dekat-dekat. Jika menurutmu aku berkeringat, Mahiru, maka…”

“Begitu rupanya. Tapi aku tidak keberatan, kok. Aku tahu kamubaru saja selesai berolahraga, Amane-kun, jadi aku tidak keberatan, tau? Selain itu, kamu masih  wangi walaupun setelah berolahraga. ”

Amane bermaksud menjelaskan kepadanya bahwa dia tidak boleh dekat-dekat, tetapi toleransi Mahiru menyimpang dengan cara lain dan menyebabkan Amane sedikit sakit kepala.

Bagaimana bisa bau keringat beraroma wangi? Amane tidak bisa memahami pikiran Mahiru.

“......Mahiru, hidungmu baik-baik saja, kan?”

“Maksudmu aku harus menjalani pemeriksaan di rumah sakit? Enak saja, tidak sopan, tau … di sisi lain, aku tidak keberatan jika aku berada di posisimu, Amane-kun.”

“Tidak tidak tidak. Sedari awal kamu selalu beraroma wangi, Mahiru …..”

Lagipula, Mahiru akan mengambil tindakan untuk menghilangkan bau keringat setelah berolahraga, dan faktanya jika posisi mereka benar-benar terbalik, Amane merasa kalau Mahiru pasti takkan membiarkannya mendekat. Selain itu, tubuh Mahiru memang berbau harum. Tampaknya fakta ini tidak akan berubah.

“Jadi, bagiku, Amane-kun juga wangi, jadi tolong mengertilah.”

Amane merasa kalau pemahaman di antara mereka berdua tidak selaras, tapi karena Mahiru tidak mau mengalah, Amane hanya bisa menghela nafas dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima.

“......Aku mengerti, tapi aku merasa kalau keduanya merupakan hal yang berbeda. Jadi aku mau mandi dulu.”

“Ya. Aku sudah menyiapkan bak mandinya. Kamu bisa masuk kapan saja. ”

“Terima kasih” ujar Amane pada Mahiru, yang telah mempersiapkan diri dengan baik. Ia melepas sepatunya, memasuki rumah, dan bersiap-siap untuk segera membilas keringat dari tubuhnya. Namun, Mahiru tiba-tiba mendekatinya dan membenamkan kepalanya ke dadanya.

Gedebug. Ada benturan lembut di dadanya. Amane tidak bisa bereaksi, dan hanya menatap pusaran rambut Mahiru. Mahiru mengusap pipinya ke dadanya, lalu mendongakkan kepalanya dan tersenyum.

“Lagipula aku menyukai aroma tubuhmu, Amane-kun.”

Ucap Mahiru dengan ekspresi gembira, dia lalu dengan cepat membalikkan punggungnya, dan kembali ke ruang tamu. Amane cuma bisa melongo untuk waktu yang lama, dan akhirnya mengerang.

 

 

Sebelumnya Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama