KATA PENUTUP
Hai, kembali lagi bersama
SunsunSun di sini. SunsunSun yang lagi galau dengan isi dari salam penutup ini.
Aku tidak ingin dikritik karena mengatakan “terima
kasih” setelah semua masalah yang kualami. Umumnya, kami memilih yang
sederhana setelah banyak kesulitan. Dengan kata lain, salam singkat ini
merupakan kesaksian atas pertimbanganku. Aku yakin akan hal itu, karena aku
merenungkannya selama sepuluh detik.
Baiklah, aku harus meminta maaf
kepada para pembaca semua kali ini. Itu karena, kata penutup dari jilid ketiga
terakhir itu membosankan. Aku sangat senang dengan fakta bahwa Yoshikawa
Miki-sensei merekomendasikan karya ini, tapi tidak terlalu sombong tentang hal
itu. Seharusnya tidak demikian. Karena aku adalah seorang novelis. Tugas novelis
adalah menggerakkan hati pembaca melalui goretan tulisan. Jika demikian, aku
harus berusaha membuat pembaca tertawa sebanyak mungkin dalam kata penutup ini.
Terlebih lagi, aku belum pernah melihat novelis lain melakukan itu.
Yah, semua novel ringan yang kubaca
adalah karya terkenal... Kalau berbicara tentang penulis hebat, aku yakin kalau
mereka semua sangat serius. Kurasa tidak ada yang menulis kata penutup
sepertiku, yang menulis banyak kalimat secepat yang bisa kupikirkan dan
kemudian melemparkannya ke editor dan berkata, “Oke, aku sudah selesai~”. Aku yakin bahwa setelah banyak
pertimbangan dan perhatian, mereka telah memutuskan sesuatu yang sederhana. Ya,
disinilah kita mengarah dengan salam di awal kata penutup ini. Ini bisa disebut
“petunjuk”. Nama lainnya juga disebut “Regangan”.
Oh ya, ada satu hal lagi yang
perlu direnungkan. Itu mengenai komentar sampul samping. Dalam komentar di
sampul samping Volume 3, aku menulis konten yang menyatakan “Itu bukan halang rintang, tetapi tali jemuran,
jadi kamu harus meletakkannya kembali pada ketinggian yang sesuai.” Namun,
aku mulai menyadarinya setelah menulis. Ya… secara umum, fakta mengejutkan
bahwa tali jemuran lebih tinggi dari rintangan. Rintangan yang aku lompati
dalam lomba haling rintang ketika aku masih pelajar cukup tinggi sehingga aku
bisa melewatinya jika aku mau. Namun, aku tidak bisa melompati tali jemuran.
Jika kamu ingin melompat itu, kamu harus melakukan belly roll. Ngomong-ngomong tentang belly roll, kedengarannya seperti kue gulung dengan blueberry atau
raspberry, tapi dalam hal ini belly yang
dimaksud bukanlah berry, yang berarti
buah, melainkan perut. (TN : Funfact, orang jepang tidak bisa bicara huruf L,
mereka akan bicaranya “Eru”, jadi candaan author tadi yang bilang belly roll.
Bisa disalah artikan jadi berry roll karena kedua kata tersebut kedengarannya
sama.)
Semua siswa SMP dan SMA dari
seluruh negeri harus mencoba membicarakan pengetahuan sepele ini dengan wajah
songong dalam pelajaran olahraga mereka ketika ada bagian lompat tinggi. Jika
kamu melihat seseorang di kelasmu yang mengatakan itu dengan wajah songong, orang
itu adalah kawan. Cobalah diam-diam berbisik dan bertanya, “Menurutmu Alya-san itu gimana?”. Seorang
kawan sejati akan langsung menjawab, “Imut
banget”. Kemudian, segera berjabat tangan yang kuat. Namun, jika dia
menjawab, “Saya penggemar Yuki,” dia
adalah musuhmu. Segera pukulkan tinjumu
ke perut lawan. Terkadang kita harus berbicara melalui tinju kita. Jangan
khawait. Setelah bertukar tinju, persahabatan akan muncul dengan sendirinya.
Omong-omong, sebagai akibat dari mempraktikan itu, aku jadi kehilangan
segalanya dari dosen, teman, dan bahkan keluarhaku. Aneh sekali, iya ‘kan? Apanya
yang salah? Mungkin, tidak seperti manga remaja, adu tinju tidak menciptakan
persahabatan di kehidupan nyata. Bagaimanapun, lain kali aku akan berhenti
berbicara melalui kepalan tinjuku dan mulai dengan lututku (※Buat
anak-anak yang baik, jangan ditiru ya).
Ngomong-ngomong, halamannya
sudah terisi saat aku membicarakan tentang omong kosong. Terakhir, aku ingin
mengucapkan terima kasih kepada editor kami, Miyagawa-sama, atas bantuannya
yang luar biasa dalam menerbitkan karya ini. Selama kesibukannya, kali ini juga
gambarnya sungguh ero… uhuk-uhuk!
...... menggambarkan ilustrasi yang indah dari illustrator, Momoko-sensei. Saba
Mizore-sensei yang menggambar ilustrasi Hari Valentine dengan ekspresi tsundere
yang menakjubkan di wajah Alya. Dan tak disangka-sangka ilustrasi tamu digambar
oleh ... sang ilustrator legendaris, Itou Noizi-sensei. Dan akhirnya, terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam produksi
karya ini dan kepada para pembaca yang mengambil buku ini. terima kasih banyak!
Aku berharap bisa melihat
kalian lagi di volume berikutnya. Baiklah kalau begitu, sampai berjumpa lagi!
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya