Roshi-dere Vol.4 Kata Penutup

KATA PENUTUP

 

Hai, kembali lagi bersama SunsunSun di sini. SunsunSun yang lagi galau dengan isi dari salam penutup ini. Aku tidak ingin dikritik karena mengatakan “terima kasih” setelah semua masalah yang kualami. Umumnya, kami memilih yang sederhana setelah banyak kesulitan. Dengan kata lain, salam singkat ini merupakan kesaksian atas pertimbanganku. Aku yakin akan hal itu, karena aku merenungkannya selama sepuluh detik.

Baiklah, aku harus meminta maaf kepada para pembaca semua kali ini. Itu karena, kata penutup dari jilid ketiga terakhir itu membosankan. Aku sangat senang dengan fakta bahwa Yoshikawa Miki-sensei merekomendasikan karya ini, tapi tidak terlalu sombong tentang hal itu. Seharusnya tidak demikian. Karena aku adalah seorang novelis. Tugas novelis adalah menggerakkan hati pembaca melalui goretan tulisan. Jika demikian, aku harus berusaha membuat pembaca tertawa sebanyak mungkin dalam kata penutup ini. Terlebih lagi, aku belum pernah melihat novelis lain melakukan itu.

Yah, semua novel ringan yang kubaca adalah karya terkenal... Kalau berbicara tentang penulis hebat, aku yakin kalau mereka semua sangat serius. Kurasa tidak ada yang menulis kata penutup sepertiku, yang menulis banyak kalimat secepat yang bisa kupikirkan dan kemudian melemparkannya ke editor dan berkata, “Oke, aku sudah selesai~”. Aku yakin bahwa setelah banyak pertimbangan dan perhatian, mereka telah memutuskan sesuatu yang sederhana. Ya, disinilah kita mengarah dengan salam di awal kata penutup ini. Ini bisa disebut “petunjuk”. Nama lainnya juga disebut “Regangan”.

Oh ya, ada satu hal lagi yang perlu direnungkan. Itu mengenai komentar sampul samping. Dalam komentar di sampul samping Volume 3, aku menulis konten yang menyatakan “Itu bukan halang rintang, tetapi tali jemuran, jadi kamu harus meletakkannya kembali pada ketinggian yang sesuai.” Namun, aku mulai menyadarinya setelah menulis. Ya… secara umum, fakta mengejutkan bahwa tali jemuran lebih tinggi dari rintangan. Rintangan yang aku lompati dalam lomba haling rintang ketika aku masih pelajar cukup tinggi sehingga aku bisa melewatinya jika aku mau. Namun, aku tidak bisa melompati tali jemuran. Jika kamu ingin melompat itu, kamu harus melakukan belly roll. Ngomong-ngomong tentang belly roll, kedengarannya seperti kue gulung dengan blueberry atau raspberry, tapi dalam hal ini belly yang dimaksud bukanlah berry, yang berarti buah, melainkan perut. (TN : Funfact, orang jepang tidak bisa bicara huruf L, mereka akan bicaranya “Eru”, jadi candaan author tadi yang bilang belly roll. Bisa disalah artikan jadi berry roll karena kedua kata tersebut kedengarannya sama.)

Semua siswa SMP dan SMA dari seluruh negeri harus mencoba membicarakan pengetahuan sepele ini dengan wajah songong dalam pelajaran olahraga mereka ketika ada bagian lompat tinggi. Jika kamu melihat seseorang di kelasmu yang mengatakan itu dengan wajah songong, orang itu adalah kawan. Cobalah diam-diam berbisik dan bertanya, “Menurutmu Alya-san itu gimana?”. Seorang kawan sejati akan langsung menjawab, “Imut banget”. Kemudian, segera berjabat tangan yang kuat. Namun, jika dia menjawab, “Saya penggemar Yuki,” dia adalah musuhmu. Segera pukulkan tinjumu ke perut lawan. Terkadang kita harus berbicara melalui tinju kita. Jangan khawait. Setelah bertukar tinju, persahabatan akan muncul dengan sendirinya. Omong-omong, sebagai akibat dari mempraktikan itu, aku jadi kehilangan segalanya dari dosen, teman, dan bahkan keluarhaku. Aneh sekali, iya ‘kan? Apanya yang salah? Mungkin, tidak seperti manga remaja, adu tinju tidak menciptakan persahabatan di kehidupan nyata. Bagaimanapun, lain kali aku akan berhenti berbicara melalui kepalan tinjuku dan mulai dengan lututku (Buat anak-anak yang baik, jangan ditiru ya).

Ngomong-ngomong, halamannya sudah terisi saat aku membicarakan tentang omong kosong. Terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada editor kami, Miyagawa-sama, atas bantuannya yang luar biasa dalam menerbitkan karya ini. Selama kesibukannya, kali ini juga gambarnya sungguh ero… uhuk-uhuk! ...... menggambarkan ilustrasi yang indah dari illustrator, Momoko-sensei. Saba Mizore-sensei yang menggambar ilustrasi Hari Valentine dengan ekspresi tsundere yang menakjubkan di wajah Alya. Dan tak disangka-sangka ilustrasi tamu digambar oleh ... sang ilustrator legendaris, Itou Noizi-sensei. Dan akhirnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam produksi karya ini dan kepada para pembaca yang mengambil buku ini. terima kasih banyak!

Aku berharap bisa melihat kalian lagi di volume berikutnya. Baiklah kalau begitu, sampai berjumpa lagi!   

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi   |  Selanjutnya

 

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama