Kimi wa Hatsukoi no Hito, no Musume Vol.3 Ekstra [TAMAT]

Ekstra — Lima Tahun Kemudian ….

 

“……..”

Seolah-olah terbangun dari tidurnya panjang— Ia membuka kedua matanya yang sedang terpejam.

Di bidang penglihatannya, Ia bisa melihat jendela kaca patri yang bersinar terang di bawah pancaran sinar mentari, dan tampak seperti kotak perhiasan yang indah.

Namun, cahaya yang menyilaukan itu bukanlah sesuatu yang bisa dilihat secara terus­menerus, dan tentu saja pandangan matanya menurun ke bawah.

Ada salib yang dipajang.

Jika dilihat lagi ke bawah, seseorang bisa melihat altar dan seorang pendeta berdiri di sana.

Ini adalah gereja yang penuh dengan keheningan yang khidmat dan suci.

Ichigo yang mengenakan jas pengantinnya memngingat suatu kenangan yang jauh.

Pertemuannya dengan gadis itu.

Hari­hari dipenuhi dengan keributan, menggemaskan sekaligus berharga.

Hari di mana mereka saling bertukar tekad satu sama lain.

Dan jalan panjang yang telah mereka lalui sejak saat itu, hingga sampai hari ini.

Ada banyak peristiwa yang terjadi.

Tentu saja, tidak semuanya merupakan kenangan yang menyenangkan. Sering kali, Ia merasa hatinya seperti ingin menyerah.

Namun, Ichigo dan kekasihnya saling mendukung, saling membantu, dan mengatasi banyak ketidakpastian dan rintangan ini ...

Dan mereka pun akhirnya tiba pada hari ini.

Di belakangnya —pintu gereja terbuka.

Berbalik ke belakang, Ichigo memandangi pengantin wanita yang mengenakan gaun pengantinnya sambil berjalan menyusuri lorong.

Orang yang berjalan juga bersamanya sambil  bergandengan tangan adalah ayahnya Sakura— Ojii-san.

Tatapan mata Ichigo bertemu dengan matanya, dan mereka saling tersenyum.

Aku tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang …. Mungkin karena mereka bisa merasakan perasaan satu sama lain dengan begitu jelas.

Setelah melihat area sekelilingnya, Ichigo bisa melihat wajah orang-orang yang duduk di bangku.

Di antara mereka adalah beberapa rekan kerja yang telah dibimbing oleh Ichigo.

Ada Sonozaki, Sagisaka…..  Ishidate, Sasaki dan Horinouchi, mantan trio gadis kampus yang berusaha keras untuk mengambil foto pengantin wanita.

Ichigo hanya bisa tertawa kecil saat mengingat kalau mereka bertiga  membual bahwa mereka pasti akan menerima lemparan buket pada hari upacara pernikahan.

Ichigo kemudian melihat sosok Wakana bersama mereka.

Ia merasa sangat tersentuh oleh kenyataan bahwa acara ini ikut dirayakan olehnya. Seorang gadis yang telah repot­repot datang untuk berada di sana pada hari ini.

Semua orang memandang hangat ke arah pengantin wanita ketika dia berjalan menyusuri lorong dan mengucapkan selamat kepadanya.

Akhirnya, sang wali dan pengantin wanita itu mencapai altar.

Pengantin wanita itu lalu melangkah maju menuju pasangan barunya, yakni Ichigo.

“….”

Sebuah gaun pengantin slim-­fit yang bagian roknya panjang disertai dengan hiasan bordir. Ada sarung lengan sutra yang menutupi lengannya sementara hiasan kepala menutupi rambut hitamnya yang diikat.

Sudah kuduga, dia masih terlihat sangat cantik …..Ichigo benar-benar berpikir begitu

Lima tahun yang lalu—gaun ini merupakan gaun yang pernah dia kenakan di gereja ini.

Pada saat itu, dia sudah memutuskan untuk menghilang dari pandangan Ichigo.

Itulah sebabnya dia mencoba untuk tidak melakukan atau memikirkan hal­-hal yang membuatnya membayangkan masa depan yang bahagia....

Kemudian, dia juga mengatakan kalau dia merasa malu mengenakan gaun pengantin untuk pertama kalinya, sehingga itu bukanlah kenangan yang sangat indah.

Namun, kata­kata pujian yang diterimanya dari Ichigo pada waktu itu— “Kamu terlihat sangat cantik”—membuatnya benar-­benar bahagia, dan dia menyimpan perasaan bahagia itu di dalam lubuk hatinya.

Oleh karena itu, dia memilih gaun yang sama untuk pernikahannya hari ini.

Dan itu adalah pilihan yang tidak dikeluhkan oleh Ichigo.

Sementara Ichigo mengagumi penampilannya, upacara berlangsung tanpa hambatan.

Pendeta berbicara dan ucapan sumpah dipertukarkan.

Mereka bersumpah untuk saling mengasihi dan terus menyayangi baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Bagi mereka yang sudah menghabiskan begitu banyak waktu untuk saling mendukung dan mengisi kehidupan satu sama lain, bisa dibilang kalau janji tersebut sudah sangat terlambat.

Mungkin perasaannya tersampaikan, sama seperti Ichigo yang tersenyum, pengantin wanita itu pun ikut tersenyum di balik penutup muka.

Selanjutnya ialah acara tukar cincin.

Mereka meletakkan cincin perak yang sudah mereka pilih untuk kesempatan ini di jari manis kiri masing-­masing, berharap akan cinta yang abadi.

Dan kemudian, waktunya untu melakukan ciuman sumpah.

Ichigo mengangkat penutup di atas wajah pengantin wanitanya.

“Akhirnya…. sudah waktunya, ya, Ichi?”

Dia berbisik.

Lima tahun telah berlalu, dan wajahnya pun telah beranjak dewasa.

Namun, dia masih memiliki ekspresi jahil, kekanak­kanakan, dan penuh keisengan di wajahnya, apalagi dia terlihat sangat bahagia.

Ichigo menjawab dengan suara yang mengandung sejumlah harapan yang sama sepertinya.

“Ya.”

Ada tiga pilihan untuk melakukan ciuman sumpah.

Ia bisa menciumnya di dahi, pipi, bahkan di mulut.

Akan tetapi, Ichigo sudah memutuskan di mana akan menciumnya.

Lima tahun yang lalu, Ia sudah berjanji padanya.

Lagipula, dia sudah menantikannya untuk waktu yang lama.

“Mulai sekarang, aku akan terus menjagamu. Aku akan membuatmu bahagia, Luna.”

“Ya….. kumohon, tolong jaga aku dan buat aku bahagia.”

Seolah­-olah ingin menikmati momen yang mereka nantikan, mereka saling menempelkan bibir satu sama lain sembari berpelukan dengan erat.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi 

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama