Ore no Onna Tomodachi ga Saikou ni Kawaii Vol.2 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Sesi pemotretan ronde cosplay keenam dan ketujuh yang dilakukan juga terasa sangat menyenangkan. Ibunya Kotobuki melebihi harapan mereka dan rela begadang demi membuat tujuh kostum lengkap per orang pada waktunya untuk pemotretan. Mereka melakukan cosplay sepenuh hati dan mengambil setiap foto promosi yang mungkin dibutuhkan perusahaan. Pada saat mereka mulai berkemas, hari sudah malam. Mereka benar-benar bermain seharian.

Ibu Korobuki menjemput mereka bertiga dan membawa mereka ke restoran keluarga untuk makan malam sembari merayakannya. Meski tentu saja tidak ada keterlibatan alkohol, mereka semua berbicara dan tertawa dengan gembira. Mereka tidak kekurangan topik untuk didiskusikan, seperti bagaimana Kai terus melirik dada Kaguya, atau bagaimana Kai terus melirik oppai Kanroji, atau bagaimana Kai terus melirik payudara Shion.

Kai memiliki beberapa kesalahan untuk direnungkan.

Sesampainya di rumah, rasa kegembiraan yang tersisa membuatnya sulit untuk tertidur, tetapi rasa sakit yang memuaskan mengalir di tubuhnya secara bertahap membawanya ke dunia tidur. Hari berikutnya adalah hari Minggu jadi Kai tidak ada jadwal sekolah dan tidur sampai siang, tetapi sayangnya, Ia mempunyai jadwal  shift kerja yang dia lakukan di pagi hari, jadi mustahil buat bisa tidur sampai siang. Ia berbagi shift yang sama dengan Kotobuki, dan begitu mereka buka, mereka harus bekerja keras seharian. Mengatakan kalau mereka lelah dari hari sebelumnya takkan dianggap sebagai alasan.

 

◆◆◆◆

 

Kemudian, sudah waktunya istirahat siang mereka. Kai mengikuti Kotobuki ke Mitsuba, sebuah restoran kecil yang berjarak sekitar lima menit. Kotobuki sudah menyarankannya pagi itu melalui LINE.

“Aku harus berterima kasih lagi mengenai kemarin, Nakamura.”

“Tidak, tidak, sebaliknya, seharusnya akulah yang harus berterima kasih padamu.”

“Orang tua aku cukup senang dengan hasil kami. Mereka memberitahu kalau setiap foto itu hidup dan indah.”

“Lega sekali mendengarnya. Sangat penting untuk menyenangkan sponsor.”

“Heh, kamu benar sekali. Namun, masih ada tugas untuk memilih foto mana yang akan digunakan.”

“Izinkan aku untuk ikut membantu. Aku yakin itu pasti perlu upaya besar.”

“Oh, kalau begitu mohon bantuannya, Nakamura.”

“Yup, serahkan saja padaku. Aku yakin itu akan menjadi pekerjaan yang akan sangat aku nikmati.”

Mereka berdua berjalan berdampingan di trotoar yang sempit, memotong jalan-jalan besar dan gang-gang kecil. Mereka mengobrol santai untuk mengisi waktu saat melakukan perjalanan dengan langkah santai, demi menyeimbangi kecepatan langkah Kotobuki.

“Nakamura, selain permintaan itu… aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan.”

Karena perbedaan tinggi badan mereka, Kotobuki harus mendongak ke arah Kai saat dia mengganti topik pembicaraan.

Begitu rupanya, Kai menyadari. Itu pasti sesuatu yang tidak bisa dia bicarakan di tempat kerja. Dia pasti mengundangku ke Mitsuba cuma untuk membawa kami pergi dari sana.

“Baiklah,” katanya sambil menegakkan posturnya. “Lanjutkan apa yang ingin kamu bicarakan.”

“Aku sangat senang kemarin. Benar-benar senang.”

“Dan... ini pembicaraan serius yang kamu maksud?”

“Tolong, biarkan aku menyelesaikan dulu apa yang ingin kukatakan. Belum lama ini, kita bermain game bersama Miyakawa, kan? Aku benar-benar tidak bermaksud bilang kalau aku tidak menikmati hari itu sama sekali...tetapi jiika boleh jujur, rasanya agak melelahkan. Tentu saja itu bukan karena kesalahanmu. Bahkan lebih jauh dari itu; kamu melakukan lebih dari yang pernah aku minta untuk membuat aku merasa diterima... Aku ingin tahu apakah video game bukan untukku.”

“Yah, kita semua memiliki kesukaan masing-masing.” Kai menganggapnya memalukan, tapi hobi bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan pada orang lain.

“Jadi, bisakah kita bertiga cosplay lagi kapan-kapan? Aku pikir akan lebih baik jika kita bisa melakukannya sebulan sekali. Ibuku akan berusaha keras untuk kostum yang cukup menantang.”

“Wah, itu terdengar seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Aku yakin Jun juga ikut merasa senang.”

“Dan aku ingin melihat lebih banyak anime bersama-sama. Serta pergi menonton film. Belakangan ini, Promare telah menerima pujian yang tinggi, loh. ”

“Apa kamu keberatan jika Jun bergabung dengan kita untuk itu juga?”

“Sama sekali tidak. Bahkan, rasanya agak sepi tanpa kehadirannya.”

Tatapan mata Kai berkedip, bertanya-tanya apa yang merasuki Kotobuki.

“Maksudku apa yang aku minta. Permintaanku tidak lagi memiliki motif tersembunyi. ”

“Yang mana artinya, permintaanmu sebelumnya punya motif tersembunyi?”

“Te-he~.” Kotobuki dengan main-main menjulurkan lidahnya. Dia adalah iblis kecil yang nakal. “Ngomong-ngomong, menurutku Miyakawa orang yang agak menarik. Rasanya jadi asyik kalau ada dia.”

“Iya, ‘kan?”

“Oleh karena itu, aku bisa sepenuhnya memahami perasaanmu.”

“Kalau boleh tanya, perasaan yang mana?”

“Perasaan bahwa lebih menyenangkan bermain bersama tanpa memedulikan apapun ketimbang memaksakan diri berpacaran dengan seseorang. Perasaan bahwa seorang teman jauh lebih berharga daripada seorang kekasih. Dan aku memiliki beberapa hal yang harus aku lakukan. ”

Kotobuki kemudian berhenti, seolah-olah mengarah ke pertanyaan terakhirnya. Kai punya firasat kalau Ia tahu apa yang akan terjadi, tapi Ia tetap mendengarkan. Akhirnya, Kotobuki mulai membuka mulutnya dan mengatakan.

 

“Kai, aku tidak bisa menjadi pacarmu. Bagaimana kalau kita bisa berteman saja?”

 

Seperti yang sudah Kai duga.

“Hm. Apa ini berarti akulah yang dicampakkan?” Kai bercanda sebelum tertawa terbahak-bahak. “Tapi harus kukatakan, aku tidak bisa menahan tawaku saat melihat betapa klisenya metode penolakanmu.”

“Ap-Apa boleh buat, ‘kan? Tidak ada cara lain untuk mengungkapkannya. Fakta bahwa kalimat ini telah bertahan selama beberapa generasi berarti hal itu bisa dianggap sebagai kebenaran universal. ”

“Pastinya.” Kai tertawa gembira sekali lagi. Ia merasa seperti beban yang ada di pundaknya mulai terangkat. Ia memutuskan bahwa apa pun yang Ia pesan untuk makan siang akan menjadi ekstra besar. Gang yang sepi menuju ke Mitsuba tiba-tiba tampak sedikit lebih terang dari beberapa saat yang lalu.

Saat itu, Kotobuki memegang tangan kanannya, memegangnya saat mereka terus berjalan. Karena terkejut, Kai menoleh ke arahnya untuk mengetahui apa yang dia pikirkan, tapi Kotobuki hanya melihat lurus ke depan dan pura-pura tidak menyadarinya. Faktanya, Kotobuki bahkan berbuat lebih jauh dengan menjalin jari-jarinya dengan jari-jemari Kai. Itu merupakan pegangan ala kekasih yang sangat terkenal.

“Bolehkah aku bertanya apa maksudnya ini, Kotobuki?” Kai menyerah dan mengajukan pertanyaan. Matanya menyipit dengan tajam. Tapi Kotobuki tetap menatap cakrawala yang luas dan memberikan jawaban tegas.

“Aku cuma memegang tanganmu sebagai teman. Memangnya ada masalah?”

Ini yang kamu lakukan sebagai teman?”

“Ya. Kamu melakukan hal yang sama dengan Jun, bukan? Aku sudah mendengar sebanyak itu.”

“Aku tidak pernah sekalipun berjalan sambil memegang tangan Jun!”

“Dan hal lain apa saja yang kamu lakukan sebagai teman?"

“…”

 “Dan hal-hal lain apa saja yang kamu lakukan?”

“Aku belum pernah berjalan sambil memegang tangan Jun, tapi ini mungkin cukup normal di antara sesama teman.”

“Tentu saja.”

Rekan kerja Kai yang menyebalkan berbicara dengan sikap songongnya yang menjengkelkan. Ia bahkan tidak bisa menolak; telapak tangannya begitu halus, dan jari-jari yang melingkari telapak tangannya begitu ramping. Mereka sangat feminin. Sensasi di tangan kanannya begitu kuat sehingga Kai tidak sanggup menatap matanya.

Ya, situasinya sudah terbalik. Kali ini, giliran Kai yang tidak tahan menghadapi Kotobuki.



 

 

Sebelumnya || Daftar isi

Catatan :

Berdasarkan informasi yang Mimin dapat, LN ini kena kapak alias axed. Alasan kena kapaknya sih belum jelas, mungkin karena penjualan yang kurang memenuhi target atau gimana, tapi yah begitulah, yang jelas series ini gak bakal ada lanjutannya lagi. Itu saja yang ingin Mimin sampaikan. 

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama