Our Dating Story Vol.3 Chapter 03.5 Bahasa Indonesia

Chapter 3.5 —  Panggilan Telepon Antara Luna Dan Nikoru

 

“... Jadi ya begitulah, karena aku kebetulan bertemu dengan teman sekelasku di SMP, aku jadi mengingat Senpai.”

“Begitu ya……”

“Aaahh~, kenapa aku tidak bisa bertemu dengan Senpai ketika bisa bertemu dengan teman sekelas yang tidak kupedulikan? Aku cukup yakin kalau Ia belum pindah, rumahnya juga cukup dekat, jadi rasanya pasti menyenangkan kalau aku bisa kebetulan bertemu dengannya di suatu tempat.”

“Benar sekali……”

“Kalau sekarang, aku bisa mengatakannya... [Tolong jadilah pacarku sekali lagi.] Aku tidak keberatan jika aku ditolak. Karena aku merasa kalau kali ini aku bisa move on darinya.”

“Ketika kalian putus tiga tahun lalu, alasannya agak berantakan, bukan?”

“Bener banget. Alasan Ia ingin putus karena [Aku tidak ingin menyakitimu, jadi aku ingin putus denganmu] Haa? Apa maksudnya itu? begitulah yang kurasakan.”

“Ya…”

“Tapi aku tidak ingin dibenci oleh Senpai, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan keras. Jika aku berkata, [Aku tidak ingin putus denganmu], Ia akan menganggapku sebagai gadis yang menyebalkan.”

“……Aku tahu.”

“Aku tidak bisa menyerah padanya karena Senpai tidak mengatakan kalau Ia membenciku, tetapi aku  tidak memiliki keberanian untuk menghubunginya ...... lalu akhirnya, smartphone-ku rusak dan data informasi kontakku hilang semua, jadi aku tidak bisa menghubunginya lagi meskipun aku mau. Aku merasa sangat bodoh karena terlalu lama mengulur-ngulur masalah ini.”

“Itu tidak benar kok……”

“... kamu kenapa, Luna? Entah kenapa kok kedengarannya murung begitu?”

“Eh? A-Apa iya?”

“Apa terjadi sesuatu?”

“... Ya ... Sebenarnya, ada sesuatu ...”

“Memangnya terjadi sesuatu di acara kumpul-kumpul itu?”

“... Dalam perjalan pulang, aku mampir untuk mengantarkan croffle ke rumah Maria, dan aku melihat Maria pulang bersama Ryuuto.”

“Hah!? Cowok keparat itu... apa Ia masih belum kapok juga!?”

“Bu-Bukan begitu. Setelah acara kumpul-kumpul, Ryuuto pergi ke perpustakaan terdekat, Ia kebetulan bertemu Maria dan bergabung bersamanya. Lalu ketika hari sudah mulai gelap, Ia mengantarnya pulang sampai ke rumah ...”

“Hmm... meski begitu, bukannya Ia harus lebih berhati-hati setelah ada kejadian itu terjadi, kan?”

“Tapi kami sama-sama anggota panitia bagian pengurusan pamflet ... aku bahkan meminta Ryuuto untuk bekerja sama denganku mengenai “rencana pertemanan” dengan Maria.”

“Tapi tetap saja, kamu masih mengkhawatitkan hal itu, ‘kan?”

“Ya... tapi bukannya aku meragukan Ryuuto. Bukan begitu...”

“Hmm?”

“... Entah kenapa, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan baik, tapi aku merasa sedikit khawatir.”

“... Jika ada yang bisa kulakukan untukmu, kamu tinggal bilang saja padaku. Entah cowok itu atau adikmu, aku akan memberi mereka pelajaran sepuasmu.”

“Ahaha, sudah kubilang kamu tidak perlu melakukan itu~! ... Tapi makasih banyak ….karena selalu membantuku…”

“Enggak apa-apa, jangan terlalu dipikirin. Lagian, tidak ada yang bisa Luna lakukan untuk membantuku karena aku masih belum bisa move on dari Senpai.”

“Hal seperti itu……”

Luna mendongak dan melihat tempat pulpen yang ditempeli foto dari photobox. Dia menatap wajah cowok yang tersenyum malu-malu di sebelah Nikoru yang berambut hitam, seolah-olah bisa melihat langsung ke arah matanya.

 

 

Sebelumnya |    | Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama