Tanin wo Yosetsukenai Chapter 81 Bahasa Indonesia

Chapter 81 – Saling Tukar Kontak

 

Sekitar sebulan sejak aku bekerja sebagai anggota komite perpustakaan, ada rapat bulanan antar komite perpustakaan.

Setelah memastikan kalau semua anggota sudah berkumpul, Noguchi-san langsung memulai pertemuan.

“Aku minta maaf karena sudah meminta kalian untuk berkumpul di sini saat istirahat makan siang. Sayangnya, kita seharusnya mengadakan pertemuan ini sebulan sekali. Kita akan rutin melakukannya di masa depan, jadi kalian perlu mengingatnya.”

Aku mulai terbiasa dengan caranya berbicara. Orang-orang lainnya sedikit terkejut, tapi hanya itu saja reaksi mereka.

Cowok di depanku, orang yang terlihat seperti golongan ‘riajuu’, mengangkat tangannya.

“Noguchi-san. Kalau bisa, akan lebih baik kalau kami bisa mengetahui jadwal hal semacam ini sebelum pertemuan diadakan. ”

Noguchi-san mengangguk berlebihan, “Aa, tentu”.

“Jangan khawatir tentang itu. Kali ini agak mendadak, tapi aku akan membagikan jadwal rutinnya nanti. Selain itu, aku tidak berniat untuk mengadakan pertemuan yang lama. Yah, aku akan mencoba untuk membuatnya tidak lebih dari setengah jam. ”

“Dipahami.”

Setelah memastikan bahwa keadaan sudah tenang, Noguchi-san melihat ke arah kami lagi.

“Seperti yang sudah pernah kujelaskan secara singkat sebelumnya, pertemuan ini diadakan untuk membahas hal-hal yang perlu diputuskan secara keseluruhan. Ada tiga topik utama. Apa yang harus dilakukan dengan buku yang baru dibeli, cara memperbarui tata letak, dan berbagi masalah baru-baru ini. Jika kalian bisa memberi pendapat kepada pihak sekolah, pihak sekolah akan membuat keputusan sendiri dan memberimu instruksi.”

Aku mendengarkan pembicaraan sambil mengambil makan siangku. Fujisaki, yang duduk di sebelahku, melakukan hal yang sama juga.

“Hal paling mendesak yang perlu dilakukan sejauh ini adalah pembelian buku. Siswa yang paling bersemangat bersikeras membeli beberapa buku yang cukup menarik. Adapun tata letak dan masalah, aku akan melihat apa yang bisa aku lakukan. Terkadang semuanya berakhir dalam sekejap.”

Yah, lagipula kami tidak sering mengubah tata letaknya, ‘kan? Butuh banyak upaya untuk memindahkan buku-buku itu, dan sangat diragukan kalau merubah tata letak bisa memberi banyak manfaat. Masalahnya takkan terlalu besar jika kami melakukannya secara normal.

Cowok riajuu tadi mengangkat tangannya lagi.

“Apa tidak masalah untuk membeli sesuatu yang baru? Bahkan manga juga?”

Aku tentu penasaran dengan hal itu. Namun, saat ini, cuma manga biografi saja yang ada di dalam perpustakaan.

“Sejujurnya, tidak ada batasan dalam pembelian buku. Namun, kami harus mendapatkan persetujuan kepala sekolah sebelum melakukan pemesanan, tapi kebanyakan sering ditolak. Pada akhirnya, kita hanya bisa membeli buku yang serius.”

“Ah, benarkah?”

Aku pernah mendengar kalau di beberapa sekolah lain, ada buku-buku seperti LN dan manga shonen, tapi hal tersebut tampaknya sulit untuk dibeli di sekolah kami.

“Tapi jika kalian bisa meyakinkan kepala sekolah, itu mungkin saja bisa, asalkan sesuai dengan anggaran yang diberikan.”

Aku pikir itu mungkin karena tidak ada siswa yang mau repot-repot melakukannya sejauh itu sebelumnya, jadi di dalam perpustakaan tidak ada manga shounen maupun LN.

Noguchi-san lalu terus melanjutkan.

“Mari kita kembali ke topic pembcaraan. Aku ingin membahas secara spesifik sekarang. Pertama, mari kita bicara tentang buku-buku baru. Apa ada yang ingin mengusulkan buku apa saja yang ingin dibeli?”

Tapi tidak ada tangan yang terangkat. Kurasa tidak ada yang memikirkan itu.

“Aku akan menanyakan pertanyaan yang sama bulan depan, jadi tolong pikirkan buku seperti apa yang kamu inginkan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi keinginan kalian. Dan kemudian—”

Tidak ada komentar tentang perubahan atau masalah tata letak.

“Bagus. Aku melihat tidak ada masalah saat ini. Jika ada sesuatu yang dirasa tidak nyaman untuk didiskusikan di sini, silakan berkonsultasi denganku secara individual. Pada dasarnya, aku selalu membuka tangan lebar-lebar untuk konsultasi.”

Rapat dibubarkan tanpa diskusi lebih lanjut.

Rapat tersebut tidak berubah menjadi percakapan yang bermanfaat. Saat aku memikirkan itu, Fujisaki di sebelahku mulai berbicara padaku.

“Ookusu-kun.”

“Hmm, ya? Ada apa?”

Aku bisa saja terus duduk di sini dan menyantap makan siangku, tapi aku baru saja akan meletakkan kotak makan siangku untuk bertemu Saito dan yang lainnya.

“Hei, apa kamu sudah memikirkan buku seperti apa yang kamu inginkan?”

“Hmmm, aku belum benar-benar memikirkannya saat ini. Bagaimana denganmu, Fujisaki?”

“Sama, aku juga. Aku ingat mengatakan sesuatu seperti itu pada hari pertama juga. ”

Sejujurnya, aku tidak bisa mengingatnya. Bahkan jika aku mengingatnya, akan sulit untuk menanyakan apakah ada buku yang sangat dia inginkan sehingga dia akan menjelaskannya kepadaku.

“Tapi mumpung diberi kesempatan, aku jadi ingin mengusulkan sebuah buku. Akan sangat keren jika buku yang aku pilih di perpustakaan akan tetap berada di sini setelah kita lulus. ”

“Ya! Itu sebabnya aku ingin memikirkannya sedikit lebih serius. ”

“Kurasa lebih cepat untuk melihat-lihat bukunya secara langsung. Mungkin lain kali aku akan mencarinya di toko buku.”

“Oh. Aku memikirkan hal yang sama.”

Fujisaki dan aku saling bertukar pandang dan tertawa. Ketika membicarakan mengenai topic semacam ini, aku tahu apa yang harus kukatakan sesudahnya.

“Yah, kalau begitu kenapa kita tidak pergi ... bersama-sama?”

Fujisaki langsung mengangguk pada kata-kataku.

“Ya, ayo lakukan itu.”

Setelah itu, kami bertukar ID Line kami. Ini baru pertama kalinya aku memiliki kontak seorang gadid di dalam daftar kontak Line-ku.

Lagipula, bukannya ini mirip seperti janji kencan? Mau tak mau aku jadi kepikiran tentang itu.

“Aku akan menghubungimu lagi nanti”

Fujisaki berkata begitu saat aku berdiri dengan makan siangku.

“Ya. Kalau gitu, sampai jumpa lagi.”

“….Sampai ketemu lagi.”

…Aku menyembunyikan rasa tersipuku dengan segera pergi dari tempat itu.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama